Anda di halaman 1dari 26

BLOW-OUT FRACTURE

Stephania S. Inguliman
11.2015.231

PENDAHULUAN

Trauma tumpul pd mata & orbita

kerusakan dinding tulang orbita yg relatif tipis

blow-out fracture

ORBITA

Rongga orbita berbentuk seperti buah pear dengan


volume + 30 ml pada orang dewasa.

Batas

Os pembatas

Atas / superior

Os. Frontalis, Ala parva Os. Sphenoidalis

Lateral

Os. Frontal, Os. Zigomatikum,


Ala magna Os. Sphenoid

Inferior

Os. Zigomatikum, Os. Maksila, Os. Palatina

Nasal / medial

Os. Ethmoid, Os. Lakrimalis, Os. Maxila

N. cranialis III : m. levator palpebra superior, m.


rektus superior, m. rektus inferior, m. rektus
medialis, m. oblik inferior.
N. cranialis IV : m. oblik superior.
N. cranialis VI : m. rektus lateralis.

Orbita : a. ophtalmika, dibantu a infraorbitalis.


v. opthalmika superior & inferior yg melintas melewati
fissura orbitalis superior, langsung memasuki sinus
cavernosus.

SINUS PARANASAL
= hasil pneumatisasi tulang2 kepala,
shg terbentuk rongga di dlm tulang.
Kel. Anterior : di bawah konka media/
dekat infundibulum, : sinus frontal,
sinus maksila & anterior sinus etmoid.
Kel. Posterior : di atas konka media
terdiri dari, posterior sinus etmoid &
sinus sphenoid.

Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)


Sebagai penahan suhu (thermal insulators)
Membantu keseimbangan kepala
Sebagai peredam perubahan tekanan udara
Membantu produksi mukus

DEFENISI

Blow-out fracture fraktur tulang dasar orbita yg


disebabkan peningkatan tba2 dari tekanan
intraorbital.

ETIOLOGI & EPIDEMIOLOGI

disebabkan : trauma tumpul pd orbita

Sering terjadi pd mereka yg tdk mengenakan


sabuk pengaman saat mengendarai mobil,
terutama terjadi pada negara berkembang.

Fraktur Zygomatikum

disebut fraktur trimalar : fraktur zygomatik frontal,


zygomatik maxilaris & garis sutura zygomatik temporal.
bila zygomatik sphenoid jg terkena fraktur
quadramalar
Kerusakan n. infraorbital
Klinis: nyeri terlokalisir sekitar mata , baal ipsilateral pd
pipi, diplopia, trismus, perdarahan subkonjungtiva,
enophtalmus
Palpasi: ketidaksimetrisan lengkung zygomatik,
krepitasi, edema.
Radiologi : tear drop

Teknik klasik : plat mini rigid/kabel (kabel Kirschner)


ke dalam fraktur garis frontal zygomatik & garis
sutura zygomaticomaxilaris pada rima infraorbital
stabilisasi yg adekuat.

Fraktur Maxila (Le Fort fracture)

Sering oleh trauma tumpul akibat KLL.


Benturan mematahkan tulang maxila dan tulang
pterygoid dari sphenoid
Penting : menjaga jalan nafas

Tatalaksana:
Le Fort I : insisi
sublabial
Le Fort II : fiksasi
dengan miniplates L
atau X
Le Fort III : fiksasi

Fraktur Naso Orbito Ethmoid (NOE)

Klinis: hilangnya proyeksi nasal & terangkatnya


ujung hidung ke atas.

Tatalaksana:
Tipe I : miniplates,
pembedahan dilakukan
melalui penutup
koronal intraoral dan
insisi subsiliar.
Tipe II dan III :
miniplates namun
diperlukan canthopexy
transnasal

PATOFISIOLOGI
akibat peningkatan mendadak tekanan hidrolik
intraorbital
Teori Buckling

Teori Hydraulic

TANDA & GEJALA

Berkurangnya kemampuan visual.


Hyperthesia ipsilateral
Epistaksis.
Pembengkakan pada kelopak mata
Edema dan eckimosis periorbita yang
disertai dengan rasa sakit
Enophtalmus
Pembengkakan juga akan membatasi
gerak otot ekstraokuler.
Tenderness

PEMERIKSAAN FISIK

Enophthalmos atau eksophthalmos.


Motilitas mata terbatas.
Nyeri
Pembengkakan kelopak mata.
Parestesis infraorbital, hypesthesia
gusi dan bibir atas.
Daerah yang lunak.

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Foto AP Orbita

CT Scan

FORCED DUCTION TEST

PENATALAKSANAAN
sebagian besar tidak
memerlukan tindakan
operasi, biasanya
diobservasi 5-10 hari
Pemberian steroid oral 1
mg/kgBB/hari selama 7
hari pertama
disarankan tdk meniup
hidung mereka selama
beberapa minggu untuk
mencegah emfisema
orbita dekongestan

Indikasi pembedahan :
Terjadi diplopia yang terus menerus atau menetap
dengan pergeseran posisi bola mata > 30 derajat
dari posisi seharusnya.
soft tissue yang terjebak.
Fraktur yang besar
Pasien pediatri
KI pembedahan : kondisi pasien yg belum stabil,
pasien tdk dpt mentoleransi anasthesi

PEMBEDAHAN

Transkonjungtival
Kutaneus
Transatral
Teknik endoskopi dengan transmaxilla dan
transnasal

KOMPLIKASI

karena trauma awal : pergeseran bola mata, selulitis


orbita, kebutaan.
Operasi : penurunan tajam penglihatan atau
kebutaan, diplopia, hipoesthesia nervus infraorbita,
infeksi.

PROGNOSIS
Dubia ad bonam

KESIMPULAN

Blow-out fracture merupakan fraktur tulang dasar


orbita yang disebabkan peningkatan tiba-tiba dari
tekanan intraorbital tanpa keterlibatan rima orbita.
Diagnosis ditegakkan bdk anamnesa, PF dan PP.
Penderita mengeluh nyeri intraokular, mati rasa
pada area tertentu di wajah, tidak mampu
menggerakkan bola mata, melihat ganda bahkan
kebutaan.
PF didapatkan edema, hematoma, enophtalmus,
restriksi gerakan bola mata, anasthesia infraorbital,
trauma nervus cranialis.
Hasil rontgen memperlihatkan gambaran alis mata
hitam, CT scan memperlihatkan tulang dasar orbita
atau dinding medial yang mengalami fraktur, ukuran

Anda mungkin juga menyukai