Muka
Banyak
Periode
akut (immediate)
(-) tindakan khusus kecuali
- mempertahankan jalan napas
- mengatasi perdarahan
- memperbaiki sikulasi darah dan
cairan tubuh
Tindakan reposisi dan fiksasi definitif
bukan merupakan tindakan life-saving
Fraktur
Diagnosis
: inspeksi
palpasi
rinoskopi anterior
Rinoskopi
anterior
pembengkakan mukosa hidung,
robekan dan bekuan pada mukosa
septum, hematoma septum,
dislokasi, deviasi septum.
Pemeriksaan
penunjang :
- foto os nasal
- foto sinus paranasal posisi water
- CT-scan
Tampon
Tampon
Ketiga
Tindakan
trauma
Alat-alat
reduksi :
1. Elevator tumpul yang lurus (Boies
2. Cunam Asch
3. Cunam Walsham
4. Spekulum hidung pendek dan
panjang (Killian)
5. Pinset bayonet
Deformitas
Deviasi
Cara
Sesudah
Fiksasi
Kerusakan
Fraktur
Komplikasi
neurologik :
1. Robeknya durameter
2. Keluarnya CSF dengan kemungkinan
timbulnya meningitis
3. Pneumosefalus
4. Laserasi otak
5. Avulsi dari nervus olfaktorius
6. Hematoma epidural atau subdural
7. Kontusio otak dan nekrosis jaringan otak
Komplikasi
pada mata:
1. Telekantus traumatika
2. Hematoma pada mata
3. Kerusakan nervus optikus
kebutaan
4. Epifora
5. Ptosis
6. Kerusakan bola mata
Komplikasi
pada hidung:
1. Perubahan bentuk hidung
2. Obstruksi rongga hidung
3. Gangguan penciuman
4. Epistaksis posterior
5. Kerusakan duktus nasofrontalis
dengan menimbulkan sinusitis
frontal atau mukokel
Klasifikasi
- Tipe I
Mengenai satu sisi noncomminuted
fragmen sentral tanpa robeknya tendo
kantus media
- Tipe II
Mengenai fragmen sentral tanpa
robeknya tendo kantus media
- Tipe III
Mengenai fragmen sentral berat dengan
robeknya tendo kantus media
Penatalaksanaan
Fraktur
nasoorbitoetmoid kompleks
tidak dapat diperbaiki dengan
tampon hidung atau fiksasi dari luar.
Rekonstruksi
dilakukan dengan
menggunakan kawat (stainless steel)
atau plate dan screw.
Fraktur Zigoma
Gejala
:
1. Pipi menjadi lebih rata
2. Diplopia dan terbatasnya gerakan
bola mata
3. Edema periorbita dan ekimosis
4. Perdarahan subkonjungtiva
5. Enoftalmus
6. Ptosis
7. Hipestesia atau anestesia karena
kerusakan saraf infraorbitalis
8. Terbatasnya gerakan mandibula
9. Emfisema subkutis
10. Epistaksis
Penatalaksanaan
6%
Laserasi
Fraktur
Fraktur
Pada
Insisi
Perdarahan
Klasifikasi
:
- fraktur maksila Le Fort I
- fraktur maksila Le Fort II
- fraktur maksila Le Fort III
Unilateral/bilateral
Fraktur
Gerakan
Fraktur Le Fort II
(fraktur piramid)
Garis
Garis
Penatalaksanaan
Penanggulangan
fraktur maksila
ditekankan agar rahang atas dan
rahang bawah dapat menutup.
Dilakukan
fiksasi inter-maksilar
sehingga oklusi gigi menjadi sempurna.
Tindakan
: - Enoftalmus
- Exoftalmus
- Diplopia
- Asimetri pada muka
- Gangguan saraf sensoris
V. FRAKTUR TULANG
MANDIBULA
Fraktur
Gejala
Pembengkakan,
ekimosis, laserasi
pada kulit yang meliputi mandibula
Nyeri rusak n.alveolaris inferior
Anestesia pada satu sisi bibir bawah,
gusi, gigi
Gejala
Maloklusi
Gangguan
krepitasi
Malfungsi berupa trismus, rasa nyeri
waktu mengunyah
Gangguan jalan napas
Penatalaksanaan
Tergantung
: - lokasi fraktur
- luas fraktur
- keluhan yang diderita
menimbulkan kalus.
Dipasang dengan menggunakan skrup
(screw)
Lebih stabil
Reaksi jaringan (-)
Dapat dipakai untuk waktu yang lama
Mudah dikerjakan
Kekurangan
- mahal
- sulit didapat
Thank You