id 1
Oleh :
Preseptor :
dr. Dolly Irfandy, Sp.THT-KL
Etiologi
Terjadinya fraktur pada daerah 1/3 tengah
wajah adalah karena trauma yang hebat, tetapi
kebanyakan oleh karena kecelakaan lalu lintas.Fraktur
maksilofasial dapat diakibatkan karena tindak
kejahatan atau penganiayaan, kecelakaan lalu lintas,
kecelakaan olahraga dan industri, atau diakibatkan
oleh hal yang bersifat patologis yang dapat
menyebabkan rapuhnya bagian tulang (Fonseca,
2005).
Dalam empat dekade terakhir, kejadian
fraktur maksilofasial terus meningkat disebabkan
Gambar 4. Fraktur kompleks nasoethmoidal, dengan terutama akibat peningkatan kecelakaan lalu lintas
gambaran defromitas nasal dan telekantus traumatik.4 dan kekerasan. Hubungan alkohol, obat-obatan,
mengemudi mobil, dan peningkatan kekerasan
merupakan penyebab utama terjadinya fraktur
maksilofasial . Kecelakaan lalu lintas merupakan teknik yang dipakai pada foto polos diantaranya
penyebab tertinggi dari fraktur maksilofasial. Di India, waters, caldwell, submentovertex, dan lateral view.
97,1% fraktur maksilofasial disebabkan oleh Radiograf panoramik, atau bisa disebut film panorex,
kecelakaan lalu lintas dengan penyebab lain yaitu sangat bagus untuk melihat fraktur mandibula. Selain
terjatuh dari ketinggian, kekerasan, dan akibat senjata foto polos, Pemeriksaan seperti CT scan dapat
api . Penelitian lain di India menunjukkan bahwa dilakukan untuk melihat fragmen tulang yang terpisah,
74,3% fraktur maksilofasial disebabkan oleh adanya perdarahan dan fraktur basis kranii dengan
kecelakaan lalu lintas.7,8 lebih jelas.11
tindakan reposisi dan rekonstruksi jaringan kulit/lunak lain dari maksila. IMF dapat mengembalikan posisi
hidung.16 maksila dengan akurat. Jika mandibular juga
Fraktur Tulang Zigoma mengalami fraktur, maka reduksi dan fiksasi
Indikasi untuk dilakukan tindakan bedah pada mandibular dilakukan lebih dahulu, kemudian baru
fraktur tulang zigoma antara lain: dilakukan IMF dan tindakan definitive fraktur maksila.
1. Pendataran tulang zigoma atau tulang zigoma Jangka waktu immobilisasi fraktur Le Fort bervariasi 4-
tampak datar dari luar 8 minggu, tergantung sifat fraktur dan kondisi pasien.15
2. Gangguan pada bola mata karena fraktur tulang Le Fort I biasanya hanya memerlukan tindakan IMF
orbita saja. Fiksasi dapat menggunakan mini plate. Le Fort II
3. Keterlibatan coronoid process karena overlying penatalaksanaanya hampir sama dengan Le Fort I.
tulang zigoma.15 Perbedaanya adalah Le Fort II memerlukan perawatan
Trauma tulang zigoma dari depan menyebabkan fraktur nasal dan dasar orbita. Fraktur nasal biasanya
perubahan tempat tulang zigoma kearah posterior, direduksi dengan teknik dengan menggunakan
medial atau kearah lateral. Frakur ini tidak mengubah molding dan splinting. Le Fort III dirawat dengan
posisi rima orbita inferior kearah bawah atau kearah menggunakan arch bar/alat lain, fiksasi
atas. Perubahan posisi dari orbita menyebabkan maksilomandibular, pengawatan bilateral, atau
gangguan pada bola mata. Trismus yang terjadi pemasangan plat pada sutura zigomaticofrontalis dan
biasanya akan kembali normal dengan sendirinya suspense craniomandibularis pada prosessus
karena trismus biasanya bukan disebabkan oleh faktor zygomaticus ossis frontalis.17
mekanik tetapi oleh adanya perdarahan pada daerah
otor maseter. Dasar tatalaksan fraktur tulang zigoma Fraktur tulang mandibula
masih menggunakan prosedur Gillies. Penanganan Penanganan fraktur tulang mandibular sama
fraktur tulang zigoma dapat dilakukan dengan kawat pentingnya seperti penanganan fraktur tulang maksila
baja atau mini plate.15,16 yaitu, untuk mendapatkan efek kosmetik yang baik
dan oklusi gigi yang sempurna. Penggunaan mini plate
atau mikro plate dapat digunakan dalam penanganan
fraktur mandibular. Penggunaan mini plate lebih
menguntungkan karena tidak menimbulkan kallus.
Mini plate dipasang dengan menggunakan skrup,
sehingga lebih stabil, tidak menimbulkan reaksi
jaringan, dapat bertahan lama, dan mudah dikerjakan.
Namun, harganya yang mahal dan sulit didapatkan,
menjadi kekurangan cara ini.16
Fraktur mandibular secara tidak langsung
direduksi dan difiksasi menggunakan metode
intermaxillary fixation (IMF). IMF dilakukan dengan
cara mempertemukan gigi atas dan bawah. IMF
dilakukan selam kurang lebih 6 minggu.15
DAFTAR PUSTAKA
1. Ovchinsky A, Turk JB. Trauma Tulang dan
Jaringan Lunak Pada Wajah. In Lucente FE, Har-
EL G, Editor. Ilmu THT Esensial edisi 5.Jakarta:
EGC.2012:457-475
2. Standring S. Gray’s Anatomy The Anatomy Basic
of Clinical Practice. Amsterdam: Elsevier. 2016
3. Moore KL, Dalley AF. Anatomi Berorientasi Klinis
Edisi ke 5. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2013: 5-7
4. Bangun K, Klarisa C. Trauma Wajah. In Tanto C,
Liwang F, hanifati S, Pradipta EA, editor. Kapita