Anda di halaman 1dari 31

FRAKTUR MANDIBULA

Oleh: Agatha Rezky F, S.Ked


Pembimbing: drg. Meiske, Sp.BM
Mandibula
Tulang rahang bawah manusia
yang berfungsi sebagai tempat
menempelnya gigi geligi.
Otot-otot yang berorigo/berinsersio pada
mandibula:
Otot elevator, otot depressor, dan otot
protusor.

Mandibula dipersarafi oleh:


Saraf mandibular, alveolar inferior, pleksus
dentral inferior, nervus mentalis.

Sistem vaskularisasi :
Arteri maksilari interna, arteri alveolar
inferior, arteri mentalis.
Putusnya kontinuitas tulang
mandibula yang diakibatkan
Fraktur trauma oleh wajah ataupun
Mandibula keadaan patologis, dan
berakibat fatal jika tidak
datangani dengan benar.
Kecelakaan lalu
lintas
Kecelakaan
Kekerasan Fisik industri

Etiologi
Perkelahian Kecelakaan kerja

Mabuk Kecelakaan rumah


tangga
Tipe Fraktur:
1. Fraktur Simple
KLASIFIKASI 2. Fraktur Kompoun
Berdasarkan 3. Fraktur Komunisi
4. Fraktur Greenstick
terminologi: 5. Fraktur Patologis

Lokasi Fraktur:
Dentoalveolar,
Kondilus, Koronoideus, Pola Fraktur:
Ramus, Sudut 1. Fraktur Unilateral
mandibula, Korpus 2. Fraktur Bilateral
mandibula, Simfisis, 3. Fraktur Multipel
parasimfisis.
GEJALA

Dislokasi
Perubahan posisi rahang Maloklusi
Nyeri bila menggerakkan rahang
Pembengkakan lokasi fraktur
Krepitasi
Laserasi gusi, mukosa mulut
Penyempitan pembukaan mulut
Hipersalifasi
DIAGNOSIS
Anamnesis

Setiap fraktur Riwayat trauma


Posisi waktu kejadian tipe fraktur
Pertanyaan-pertanyaan harus jelas &
terarah penderita orang yang lebih
mengetahui.
DIAGNOSIS
Pem. Fisik
Inspeksi: deformitas angulasi medial, lateral,
posterior,atau interior, diskrepensi, rotasi,
perpendekan atau perpanjangan, bengkak
atau kebiruan, luka fraktur terbuka.
Palpasi: nyeri tekan, nyeri bila digerkkan,
krepitasi (sangat nyeri, pemeriksaan gentle
ditiadakan)
Gerakan: gerakan sendi sekitarnya terbatas.
Pem.trauma di tempat lain: kepala, thoraks,
abdomen, traktus, urinarius, pelvis.
Pem.komplikasi: pulsus arteri, warna kulit,
temperatur kulit.
DIAGNOSIS
Pem. Penunjang
Pemeriksaan sinar-X A-P, lateral.
Foto waters.
Identitas penderita
Tanggal pemeriksaan sesudah tindakan
untuk menentukan kalus, posisi fragmen, dll.
Paling inforatif; panoramik melihat seluruh
mandibula dalam 1 radiograf.

CT scan
Menunjukkan lokasi & luas fraktur.
Fraktur wajah daerah lain.
PENATALAKSANAAN

Langkah awal bersifat kedaruratan:


1. Airway
2. Breathing
3. Circulation
4. Penanganan luka jaringan lunak dan
imobilisasi sementara evaluasi
kemungkinan cedera otak.

Tahap kedua penanganan fraktur:


1. Reduksi/reposisi (close/open reduction)
2. Fiksasi fragmen fraktur dan imobilisasi
PENATALAKSANAAN
Terapi Medis
Tekhnik dari reduksi tertutup dan fiksasi
frkatur mandibula memiliki berbagai variasi.
Penempatan ivy loop kawat 24-gouge antara
2 gigi yang stabil & penggunaan kawat yang
lebih kecil fiksasi maxillomandibular (MMF)
berhasil.

Arch bar kabel 24 & 26 gauge yang fleksibel


sering digunakan. Arch bar dapat
ditempatkan & intermaxillary fixation (IMF)
tercapai.
PENATALAKSANAAN
Terapi Medis
Luka pada dentoalveolar harus dievaluasi
& diobati bersamaan dengan fraktur
mandibula.

Gigi di garis fraktur harus dievaluasi


ekstraksi (kalau perlu)

Antibiotik; pre & post operatif


mengurangi resiko infeksi
PENATALAKSANAAN
Terapi Bedah
Open reduction resiko morbiditas.
1. Displace tidak baik pada angle, body, fraktur
parasimfisis
2. Fraktur multiple pada wajah
3. Fraktur condylar bilateral
4. Fraktur pada edentulous mandibula

Close reduction:
1. Fraktur non displace
2. Fraktur kommunitive
3. Fraktur pada anak dalam masa pertumbuhan gigi
4. Fraktu coronoid dan fraktur condilar
PENATALAKSANAAN
Terapi Bedah
Imobilisasi fraktur mandibula secara
interdental:
1. Menggunakan kawat
Kawat dibuat seperti mata mata dipasang
disekitar dua buah gigi atau geraham dirahang
atas/bawah. Rahang bawah yang patah difiksasi
pada rahang atas melalui mata di kawat atas &
bawah.
PENATALAKSANAAN
Terapi Bedah

2. Imobilisasi fraktur mandibular dengan batang


lengkung karet

Batang lengkung dipasang pada gigi maxilla dan


juga semua gigi mandibula yang patah. Mandibula
ditambatkan seluruhnya pada maxilla dengan
karet pada kait di bidang lengkung atas & bawah.
Fraktur Maksila
DEFINISI

Maksila tulang bagian atas dari dagu


yang tersusun bersama tulang incisivi atau
seringkali disebut premaxilari.
Fraktur maksila putusnya kontinuitas
tulang maksila.
ANATOMI

Maksila atau rahang atas tulang berpasangan.


Maksila memiliki sepasang rongga berupa sinus
maksilaris, ke atas berhubungan dengan tulang
frontal dan tulang nasal, ke lateral dengan tulang
zygoma dan inferior medial pada prosesus
frontalis maksila.
Maksila tulang yang tipis, pada bagian lateral
lebih tebal dan padat, pada bagian ini disangga
oleh zygomatikomaksilari.
ETIOLOGI

kecelakaan lalu lintas


kecelakaan industri atau kecelakaan kerja,
kecelakaan rumah tangga,
mabuk dan perkelahian atau kekerasan fisik dan
patologis
GEJALA KLINIS

Fraktur maksila umumnya bilateral


Nyeri spontan
Maloklusi
Wajah tampak bengkak (wajah balon) dan asimetris
Mata tertutup karena hematoma
Ingus berdarah
Sering disertai dengan gangguan kesadaran
KLASIFIKASI
A. Fraktur Le Fort I (Fraktur B. Fraktur Le Fort II C. Fraktur Le Fort III
Guerin,Transversal ) (piramidal) (craniofacial disjunction)
Fraktur Le Fort I dapat terjadi sebagai suatu Merupakan 35-55% dari fraktur Merupakan tipe terberat karena dapat
kesatuan tunggal atau bergabung dengan fraktur
maksilofasial, arah dapat juga dari memisahkan bagian bawah maksila dengan basis
fraktur Le Fort II dan III
horizontal. kepala, namun tipe ini jarang dijumpai sekitar 5-
Garis fraktur pada maksila bagian bawah dapat
15%.
memisahkan palatum dari korpus maksila. Bila Bila komplit garis fraktur pada tulang
komplit garis fraktur dapat meliputi septum nasi nasal, prosesus frontalis maksila, tulang Arah trauma dapat oblik maupun horizontal.
bagian bawah, dasar hidung, bagian lateral apertura
lakrimal, daerah infra orbita (mendekati
piriformis, fosa kanina, dasar sinus maksilaris dan Bila komplit garis fraktur terletak pada sisi atas
dinding anterolateral maksila. garis sutura zygomatiko maksilaris) dan
hidung (sutura fronto nasal) yaitu fraktur
lateral inferior dinding sinus maksilaris.
Fraktur ini memungkinkan maksila dan palatum tulang nasal, prosesus frontal maksila, tulang
durum bergerak secara terpisah dari bagian atas lakrimal, lamina papirasea, sinus ethmoid dan
wajah sebagai sebuah blok yang terpisah tunggal
fisura orbitalis inferior.
Pembagian bentuk fraktur dapat juga disebut sebagai komplit, inkomplit,
hemi Le Fort atau hanya berdasar lokasi spesifik seperti fraktur maksila
secara khusus disebut fraktur maksila medial, sagital atau para sagital
fraktur palatum durum.
Trauma wajah jarang muncul hanya dalam satu klasifikasi saja namun dapat
berupa kombinasi tipe fraktur, tapi penggolongan menurut Le Fort ini
masih dapat digunakan sebagai pertimbangan dan komunikasi.
DIAGNOSIS

Anamnesis Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan penunjang
Riwayat trauma. Inspeksi intra maupun ekstra oral. Pemeriksaan Fraktur maksila sulit terlihat secara jelas dengan
juga dilakukan secara menyeluruh dan melihat
Posisi terjatuh saat trauma. pemeriksaan radiologi biasa tapi mudah terlihat
kerusakan di tempat lain baik yang dekat
melalui CT scan kraniofasial potongan koronal
Trauma pada daerah yang lain. maupun yang jauh terutama kerusakan otak.
dan aksial.
Pada inspeksi asimetri muka, udem,
Keadaan kardiovaskuler maupun sistem hematoma, trismus, nyeri spontan, serta CT scan sangat dibutuhkan khususnya untuk
respirasi, dan riwayat penyakit serta riwayat maloklusi. daerah orbita.
pengobatan perlu ditanyakan.
Pada fraktur maksilofasial biasanya disertai
Pemeriksaan radiologi biasa yang masih dapat
udem dan hematoma muka sangat bengkak
digunakan adalah Waters, skull lateral.
(wajah balon).

Palpasi dilakukan serentak, seksama dan


sistematis.

Palpasi rahang atas tangan kiri memfiksasi


kepala, tangan kanan memeriksa adanya gerakan
abnormal.

Palpasi bimanual pada kedua belah pinggir orbita


untuk membandingkan kiri dan kanan
Foto klinis pasien, tampak edema Foto waters tampak adanya fraktur CT Scan Tampak fraktur pada
pada sisi kiri wajah dan hematosinus maksilaris kiri dinding anterior sinus maksilaris kiri
PENATALAKSANAAN

Fraktur maksila yang ekstensif direduksi dan ditatalaksana secara bedah terkait sekuele estetis &
fungsional yang signifikan, kecuali jika fraktur maksila yang terjadi benar-benar terlokalisir sehingga tidak
ada deformitas atau gangguan fungsi yang signifikan.
Oklusi normal kawat interdental dan maxillomandibular fixation (MMF).
Reduksi interna miniplate dan sekrup dapat mengurangi durasi penggunaan MMF higien oral dapat
ditingkatkan, nutrisi lebih baik, jalan napas terjaga, penurunan BB dapat dicegah dan kemungkinan infeksi
berkurang.
Fiksasi interna menjaga fragneb tulang yg sudah tereduksi tetap pada posisinya, resorbsi bone-graft
berkurang an fungsi dpt kembali normal lebih cepat.
Fiksasi dan imobilisasi berlangsung selama 6-8 minggu.
PENATALAKSANAAN

Fraktur Le Fort I Fraktur Le Fort II Fraktur Le Fort IIi

Menggunakan arch bar, fiksasi Serupa dengan fraktur Le Fort I. Hanya Menggunakan arch bar, fiksasi
maksilomandibular, dan suspensi perbedaannya adalah perlu dilakukan maksilomandibular, pengawatan langsung
kraniomandibular yang didapatkan dari perawatan fraktur nasal dan dasar orbita bilateral, atau pemasangan pelat pada
pengawatan sirkumzigomatik. juga sutura zigomatikofrontalis dan suspensi
kraniomandibular pada prosessus
Apabila segmen fraktur mengalami impaksi, Fraktur . nasal biasanya direduksi dengan
zigomatikus ossis frontalis.
maka dilakukan pengungkitan dengan menggunakan molding digital dan splinting.
menggunakan tang pengungkit, atau secara
tidak langsung dengan menggunakan tekanan
pada splint/arch bar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai