MAKSILOFASIA
L
Muhammad Reza Saputra
Ekky Wibisono
Anatomi
DEFINISI
Fraktur adalah hilangnya atau putusnya kontinuitas jaringan keras tubuh. Fraktur
maksilofasial adalah fraktur yang terjadi pada tulang-tulang wajah yaitu tulang
nasoorbitoetmoid, tulang zigomatikomaksila, tulang nasal, tulang maksila, dan
juga tulang mandibula
ETIOLOGI
a lainnya
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
•Telecanthus
•Depresi nasal
radix dan dorsum
•Perdarahan hidung
Palpasi
•Mobility
•Crepitus
•Depressibility
Penatalaksanaan
Tujuan
1. Memperbaiki nasal projection
2. Memperbaiki telecanthus
3. Estetika
Gambaran Klinis
Udem, epistaksis, deviasi hidung, nyeri
tekan, krepitasi, dan teraba garis fraktur
Klasifikasi fraktur tulang nasal terbagi
menjadi lima yaitu:23
1.Tipe I: Fraktur unilateral ataupun
bilateral tanpa adanya deviasi garis
tengah
2.Tipe II: Fraktur unilateral atau
bilateral dengan deviasi garis tengah
3.Tipe III: Pecahnya tulang nasal
bilateral dan septum yang bengkok
dengan penopang septal yang utuh
4. Tipe IV: Fraktur unilateral atau
bilateral dengan deviasi berat atau
rusaknya garis tengah hidung,
terhadap fraktur
sekunder
berat atau dislokasi septum septum
5. Tipe V: Cedera berat meliputi
laserasi dan trauma dari jaringan
lunak, saddling dari hidung,
cedera terbuka, dan robeknya
Fraktur Maksila
Terjadinya diskontinuitas parsial maupun total pada sebagian atau
seluruh bagian maksilla dari tulang midface.
PF FRAKTUR MAXILLA
1. Riwayat trauma midface
2. Perdarahan dan obstruksi nafas
3. Nyeri
4. Periorbital edema dan ekimosis
5. Maloklusi
6. Nasal flattening
7. Traumatic telecantus
8. Deformitas, depresi maxilla, dish face
9. Floating maxilla
Lefort I : Fraktur transversal yang
melalui lantai rongga sinus
maksila di atas gigi, sehingga
memisahkan prosesus alveolaris,
palatum dan prosesus pterigoid.
Lefort II : Berbentuk piramid.
Berjalan diagonal dari lempeng
pterigoid melewati maksila menuju
tepi inferior orbita dan ke atas
melewati sisi medial orbita hingga
mencapai hidung.
Lefort III: Fraktur melewati sutura
zigomatikofrontalis. Berlanjut ke
dasar orbita hingga sutura
nasofrontalis. Pada tipe ini tulang
terpisah dari cranium.
Anamnesis :
riwayat trauma pada midface ▹ Intranasal :
Darah segar
Pemeriksaan Fisik Hematoma septum
• Inspeksi
Soft tissue swelling/edema midface
▹ Intraoral
Epitaksis Darah segar
Hematoma/ekimosis periorbita Hematoma dan robekan
Flattened face palatum
Maloklusi/open bite deformity
• Palpasi ▹ Pemeriksaan mata
Diskontinuitas tulang, step-off,
Visus
krepitasi Gerakan bola mata
Gangguan sensorik Posisi bola mata
Mobilitas midface/floating
Penatalaksanaan
• Tujuan Pilihan Terapi
• 1. Mengemballikan fragmen fraktur ketempat semula 1. ORIF miniplate dan screw + MMF
• 2. Mengembalikan oklusi 2. Suspension wire + MMF
• Prinsip 3. Wiring + MMF
• 1. Manajemen Airway
• 2. Mengendalikan perdarahan
• 3. Reduksi
• 4. Oklusi
• 5. Fiksasi
• 6. imbobilisasi
Fraktur Mandibula
Fraktur mandibula adalah rusaknya kontinuitas tulang mandibular yang
dapat disebabkan oleh trauma baik secara langsung atau tidak langsung.
Fraktur mandibula dapat terjadi pada bagian korpus, angulus, ramus
maupun kondilus.
• Klasifikasi fraktur mandibula berdasarkan letak anatomis
terdiri dari:
1. Simfisis : antara incisivus 1
2. Parasimfisis : antara incisivus 1 dan caninus
3. Corpus : antara caninus dan molar 2
4. Angulus : di molar 3
5. Ramus : antara angulus dan condyle/coronoid
6. Coronoid : pada prosesus coronoid
7. Condyle : pada condyle
(head,neck,subcondyle)