3. Pendekatan ketiga adalah modifikasi dari teknik terbuka yaitu metode fiksasi
skeletal eksternal. Pada penatalaksanaan fraktur mandibula selalu diperhatikan
prinsip-prinsip dental dan ortopedik sehingga daerah yang mengalami fraktur akan
kembali atau mendekati posisi anatomis sebenarnya dan fungsi mastikasi yang
baik.
Reposisi tertutup (closed reduction) patah tulang rahang bawah yaitu,
penanganan konservatif dengan melakukan reposisi tanpa operasi langsung pada
garis fraktur dan melakukan imobilisasi dengan interdental wiring atau eksternal
pin fixation. Indikasi untuk closed reduction antara lain:
a. Fraktur komunitif selama periosteum masih utuh sehingga dapat diharapkan
kesembuhan tulang,
b. Fraktur dengan kerusakan soft tissue yang cukup berat dimana rekontruksi soft
tissue dapat digunakan rotation flap dan free flap bila luka tersebut tidak terlalu
besar.
c. Edentulous mandibula,
d. Fraktur pada anak-anak,
e. Fraktur condylus.
REPOSISI TERTUTUP (CLOSED REDUCTION)
Tehnik yang digunakan pada terapi fraktur mandibula secara closed reduction adalah fiksasi
intermaksiler. Fiksasi ini dipertahankan 3-4 minggu pada fraktur daerah condylus dan 4-6 minggu pada
daerah lain dari mandibula.
Keuntungan dari reposisi tertutup adalah lebih efisien, angka komplikasi lebih rendah dan waktu
operasi yang lebih singkat. Tehnik ini dapat dikerjakan di tingkat poliklinis.
Kerugiannya meliputi fiksasi yang lama, gangguan nutrisi, resiko ankilosis TMJ atau
temporomandibular joint dan masalah airway.
Beberapa teknik fiksasi intermaksiler antara lain;
a. Teknik eyelet atau ivy loop, penempatan ivy loop menggunakan kawat 24-gauge antara dua gigi
yang stabil dengan menggunakan kawat yang lebih kecil untuk memberikan fiksasi maksilomandibular
(MMF) antara loop ivy. Keuntungan teknik ini, bahan mudah didapat dan sedikit menimbulkan
kerusakan jaringan periodontal serta rahang dapat dibuka dengan hanya mengangkat ikatan
intermaksilaris. Kerugiannya kawat mudah putus waktu digunakan untuk fiksasi intermaksiler
b. Teknik arch bar, indikasi pemasangan arch bar adalah gigi kurang atau tidak cukup untuk
pemasangan cara lain, disertai fraktur maksila dan didapatkan fragmen dentoalveolar pada salah satu
ujung rahang yang perlu direduksi sesuai dengan lengkungan rahang sebelum dipasang fiksasi
intermaksilaris. Keuntungan penggunaan arch bar adalah mudah didapat, biaya murah, mudah
adaptasi dan aplikasinya. Kerugiannya ialah menyebabkan keradangan pada ginggiva dan jaringan
eriodontal, tidak dapat digunakan pada penderita dengan edentulous luas.
REPOSISI TERTUTUP (CLOSED REDUCTION)
REPOSISI TERBUKA (OPEN REDUCTION)
Reposisi terbuka (open reduction); tindakan operasi untuk melakukan koreksi deformitas
maloklusi yang terjadi pada patah tulang rahang bawah dengan melakukan fiksasi secara
langsung dengan menggunakan kawat (wire osteosynthesis) atau plat (plat osteosynthesis).
Indikasi untuk reposisi terbuka (open reduction):
a. Displaced unfavourable fraktur melalui angulus,
b. Displaced unfavourable fraktur dari corpus atau parasymphysis,
c. Multiple fraktur tulang wajah,
d. Fraktur midface disertai displaced fraktur condylus bilateral.
Tehnik operasi open reduction merupakan jenis operasi bersih kontaminasi, memerlukan
pembiusan umum. Keuntungan dari open reduction antara lain: mobilisasi lebih dini dan
reaproksimasi fragmen tulang yang lebih baik. Kerugiannya adalah biaya lebih mahal dan
diperlukan ruang operasi dan pembiusan untuk tindakannya.
Setelah melakukan perawatan fraktur mandibula dengan reposisi, fiksasi dan immobilisasi
dilajutkan dengan perawatan; pemeliharaan kesehatan umum meliputi; a. pemberian
antibiotika, analgetika, roborantia dan makanan yang bergizi, b. menyelenggarakan hygiene
mulut, c. pemeliharaan alat fisasi, d. menyelenggarakan fisioterapi.
Tindak lanjut setelah dilakukan operasi adalah dengan memberikan analgetika serta
memberikan antibiotik spektrum luas pada pasien fraktur terbuka dan dievaluasi kebutuhan
nutrisi, pantau intermaxilla fixation selama 4-6 minggu. Kencangkan kabel setiap 2 minggu.
Setelah wire dibuka, evaluasi dengan foto panoramic untuk memastikan fraktur telah union.
REPOSISI TERBUKA (OPEN REDUCTION)
KOMPLIKASI FRAKTUR
MANDIBULA
Komplikasi setelah dilakukannya perbaikan fraktur mandibula umumnya jarang terjadi.
Komplikasi yang paling umum terjadi adalah infeksi atau osteomyelitis yang menyebabkan
komplikasi lainnya. Tulang mandibula merupakan daerah yang paling sering mengalami
gangguan penyembuhan fraktur, baik itu malunion ataupun nonunion. Keluhan yang
diberikan dapat berupa rasa sakit dan tidak nyaman yang berkepanjangan pada sendi
rahang atau temporomandibular joint oleh karena perubahan posisi dan ketidakstabilan
antara sendi rahang kiri dan kanan. Hal ini tidak hanya berdampak pada sendi tetapi otot-
otot pengunyahan dan otot sekitar wajah juga dapat memberikan respon nyeri.
Ada beberapa faktor resiko yang secara spesifik berhubungan dengan fraktur mandibula
dan berpotensi terjadi malunion ataupun nonunion. Faktor resiko yang paling besar adalah
infeksi, kemudian aposisi yang kurang baik, kurangnya imobilisasi segmen fraktur, adanya
benda asing, tarikan otot yang tidak menguntungkan pada segmen fraktur. Malunion yang
berat pada mandibula akan mengakibatkan asimetris wajah dan dapat juga disertai
gangguan fungsi. Kelainan-kelainan ini dapat diperbaiki dengan melakukan perencanaan
osteotomi secara tepat untuk merekonstruksi bentuk lengkung mandibula.
FRAKTUR MAXILLA
MENURUT SJAMSUHIDAJAT (2010)