Oleh
RACHMAT HUDA
OLEH :
PEMBIMBING :
DISETUJUI OLEH
PEMBIMBING
(……………………..)
I. PENGERTIAN
Fraktur Maksila
Fungsi berubah
Bengkak
Kripitasi
Deformitas muka
Diplopia
Fraktur Mandibula
Gejala yang timbul dapat berupa dislokasi, yaitu berupa perubahan posisi
rahang yang menyebabkan maloklusi atau tidak berkontaknya rahang bawah
dan rahang atas. Jika penderita mengalami pergerakan abnormal pada rahang
dan rasa yang sakit jika menggerakkan rahang. Pembengkakan pada posisi
fraktur juga dapat menentukan lokasi fraktur pada penderita. Krepitasi
berupa suara pada saat pemeriksaan akibat pergeseran dari ujung tulang
yang fraktur bila rahang digerakkan, laserasi yang terjadi pada daerah gusi,
mukosa mulut dan daerah sekitar fraktur, discolorisasi perubahan warna
pada daerah fraktur akibat pembengkakan, terjadi pula gangguan fungsional
berupa penyempitan pembukaan mulut, hipersalivasi dan haloitosis, akibat
berkurangnya pergerakan normal mandibula dapat terjadi stagnasi makanan
dan hilangnya efek self cleansing karena gangguan fungsi pengunyahan.
Gangguan jalan nafas pada fraktur mandibula juga dapat terjadi akibat
kerusakan hebat pada mandibula menyebabkan perubahan posisi, trismus,
hematom, edema pada jaringan lunak. Jika terjadi obstruksi hebat saluran
nafas harus segera dilakukan trakeostomi, selain itu juga dapat terjadi
anastesi pada satu sisi bibir bawah, pada gusi atau pada gigi dimana terjadi
kerusakan pada nervus alveolaris inferior.
V. PENATALAKSANAAN
Maksila
1. Fiksasi Maksilomandibular
arch bars serta kawat interdental pada arkus dental atas dan bawah. Prosedur
ini memerlukan anestesi umum yang diberikan melalui nasotracheal tube.
2. Akses Fiksasi
Fiksasi dengan plat kecil dan sekrup lebih disukai. Pada Le Fort I, plat mini
ditempatkan pada tiap buttress nasomaxillary dan zygomaticomaxillary.
Pada Le Fort II, fiksasi tambahan dilakukan pada nasofrontal junction dan
rima infraorbital. Pada Le Fort III, plat mini ditempatkan pada artikulasi
zygomaticofrontal untuk stabilisasi.
Tulang yang rusak parah atau hilang saat fraktur harus diganti saat
rekonstruksi awal. Cangkok tulang diambil dari kranium karena
aksesibilitasnya (terutama jika diakukan insisi koronal), morbiditas tempat
donor diambil minimal, dan memiliki densitas kortikal tinggi dengan volum
yang berlimpah. Pemasangan cangkokan juga dilakukan dengan plat mini
dan sekrup.
Mandibular
Prinsip dasar umum dalam perawatan fraktur mandibula ialah sebagai berikut.
Evaluasi klinis secara keseluruhan dengan teliti, pemeriksaan klinis fraktur dilakukan
secara benar, kerusakan gigi dievaluasi dan dirawat bersamaan dengan perawatan fraktur
mandibula, mengembalikan oklusi merupakan tujuan dari perawatan fraktur mandibula.
Apabila terjadi fraktur mulitple di wajah, fraktur mandibula lebih baik dilakukan
perawatan terlebih dahulu dengan prinsip dari dalam keluar, dari bawah keatas. Waktu
penggunaan fiksasi intermaksiler dapat bervariasi tergantung tipe, lokasi, jumlah dan
derajat keparahan fraktur mandibula serta usia dan kesehatan pasien maupun metode yang
akan digunakan untuk reduksi dan imobilisasi. Penggunaan antibiotik untuk kasus
compound fractures, monitor pemberian nutrisi pasca operasi.
VI. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain adanya infeksi, dengan kuman patogen
yang umum adalah staphylococcus, streptococcus dan bacterioides. Terjadi malunion dan
delayed healing, biasanya disebabkan oleh infeksi, reduksi yang inadekuat, nutrisi yang
buruk, dan penyakit metabolik lainnya. Parasthesia dari nervus alveolaris inferior, lesi r
marginalis mandibulae n. fasialis bisa terjadi akibat sayatan terlalu tinggi. Aplikasi
vacuum drain dapat membantu untuk mencegah timbulnya infeksi yang dapat terjadi oleh
karena genangan darah yang berlebihan ke daerah pembedahan. Fistel orokutan bisa
terjadi pada kelanjutan infeksi terutama pada penderita dengan gizi yang kurang sehingga
penyembuhan luka kurang baik dan terjadi dehisensi luka.
TEKNIK INSTRUMENTASI
I. Tujuan
1. Mengatur alat secara sistematis di meja mayo
2. Mempertahankan kesterilan alat – alat sebelum operasi.
3. Memperlancar handling instrument.
II. Persiapan Pasien
1. Persetujuan tindakan operasi, anestesi, lembar penandaan dan lembar serah
terima pasien.
2. Pasien puasa 6-8 jam sebelum operasi
3. Pasien disiapkan dalam kondisi bersih dan memakai pakaian khusus untuk masuk
kamar operasi.
4. Pasien diposisikan pada posisi supinasi di meja operasi.
5. Dilakukan tindakan pembiusan dengan GA.
6. Dokumentasi identitas pasien di buku register dan membuat asuhan keperawatan
pasien oleh perawat sirkuler.
2. Memberi perlak dan duk pada meja operasi dan meMberi under pad pada meja
operasi..
1. Duk klem 8
2. Desinfeksi klem 1
3. Pinset chirurgis 1
4. Pinset anatomis 1
b. Instrumen tambahan
2. Sen Miller 2
4. Spatel lidah 2
5. Gunting wire 2
6. Mouth guard 1
7. Twister 1
8. Ding Man 2
9. Knife tang 1
10. Binder 2
11. Gillis 1
16. Elevatorium 1
20. Bayonet 1
c. Instrumen penunjang
1 Canula suction 2
2 Kabel couter 1
Set Linen
2 Mess no. 15 2
7 Vicryl no.4-0 2
10 Cateter no 14 1
11 Urobag 1
21 Sikat gigi 1
22 Selang suction 1
23 Towel 1
24 Sufratule Sesuai kebutuhan
V. Teknik Instrumentasi
1. Melakukan Sign in yang dihadiri oleh, dokter operator, dokter anestesi dan
perawat sirkuler :
2. Bantu pasien memindahkan di meja operasi yang sudah diberi under pad on
dibawah kepala.
3. Berikan gunting wire on kepada dokter untuk melepas ikatan pada achbar di gigi
pasien.
9. Berikan desinfeksi klem dan deppers dalam cucing yang berisi bethadine 10%
kepada operator atau asisten untuk mendesinfeksi area operasi. Lalu dibersihkan
dengan savlon 4 menggunakan deppers dalam bengkok kecil→ sampai semua
wajah di tampakkan.
10. Draping:
a) Berikan 1 underpad steril + 2 duk kecil dibawah kepala untuk dibulatkan ke
kepala lalu difiksasi dengan duk klem (1).
b) Tambahkan (1) duk kecil segitiga di bawah dagu menutupi leher dan
membungkus ETT, lalu digabung dengan duk dibawah kepala dan difiksasi
dengan duk klem.
c) Kemudian berikan duk besar dibawah dagu menutupi sampai kaki, (kalau
kurang, bisa ditambah dengan duk sedang. Kemudian duk besar untuk
dilingkarkan dari bagian kepala sampai bahu kanan dan kiri difiksasi dengan
duk klem agar lebih rapi.
11. Dekatkan meja mayo dan meja instrument, pasang selang couter, selang suction
dan difiksasi dengan kasa dan duk klem. Cek kelayakan alat.
2. Perawat sirkuler membacakan Time out :
13. Berikan suntikan spuit 10cc + pehacain yang dioplos dengan NS 0,9%. 1: 1 pada
operator untuk dilakukan injeksi diarea mandibula bagian dalam untuk
mengurangi hemostasis + mengembangkan area oprasi karena ETT akan
dikeluarkan di bagian bawah mandibular untuk sementara. (lapor pada anestesi
sebelum tindakan). Tuggu 5- 15 menit hingga efek injeksi bekerja.
14. Dokter anesthesia, dokte operator dan asisten siap untuk mengeluarkan ETT pada
bagian bawah mandibular, berikan hanvat mess no 3 dengan mess no 15 pada
operator untuk melakukan insisi intra oral dan ekstra oral pada mandibular dan
berikan pean manis+kassa kepada asisten. ETT di masukkan pada area insisi
kemudian dikeluarkan di bawah mandibular.
15. Berikan nald voeder, benang mersilk 2-0 cutting dan pinset chirurgis pada
operator untuk fiksasi ETT dan berikan gunting benang pada aisten untuk
memotong benang. Berikan kassa untuk membersihkan darah.
16. Berikan methilen blue dan tusuk gigi kepada operator untuk menandai area insisi.
17. Berikan spuit 10 cc + pehacain yang dioplos dengan NS 0,9%. 1: 1 pada operator
untuk dilakukan injeksi diarea mandibula untuk mengurangi hemostasis +
mengembangkan area oprasi (lapor pada anestesi sebelum tindakan). Tuggu 5-
15 menit hingga efek injeksi bekerja.
18. Berikan operator hanvat mess no 3 dengan mess no 15 untuk melakukan insisi
ekstra oral pada mandibular.
19. Berikan kasa kering dan mosquito klem pada asisten untuk rawat perdarahan.
20. Kemudian insisi diperdalam sampai bagian tulang yang mengalami fraktur
terlihat, instrumentator memberikan spuit 20 cc dengan jarum yang sudah
dipotong berisi NS 0.9% dan suction pada asisten untuk melakukan spoeling.
24. Berikan ding man (2) kepada operator untuk memfiksasi tulang yang fraktur
bagian mandibular tengan agar simetris dan berikan dobel san miller pada asisten
agar membuka lapang pandang operasi.
25. Berikan mini plate 5 hole ukuran 2.0/ sesuai kebutuhan pada operator untuk
mengukur fraktur pada mandibula (bila terlalu panjang bisa dipotong
menggunakan knife tang).
26. Berikan bor listrik yang sudah terpasang mata bor 1,6 mm pada operator untuk
membuat lubang 2 korteks sesuai dengan hole pada plate.
27. Berikan pada asisten spoeling NS 0,9% dengan spuit 10cc, sambil disuction.
28. Berikan screw no 12 dengan screw driver pada operator untuk fiksasi mini plate
pada tulang yang fraktur.
29. Lakukan langkah 26-28 sampai semua hole terisi kecuali garis fraktur, Operator
mengecek ulang dan memastikan bahwa semua hole telah terisi dan mengunci
kembali dengan screw driver.
30. Selanjutnya bagiang mandibular anterior lakukan langkah no. 22 - 29 dengan
menggunakan mini plate 5 hole ukuran 2.0 dan screw no 8 dan10.
31. Berikan kassa basah untuk menutup lubang mandibular sementara karena akan
mengerjakan bagian maksila.
32. Berikan kawat wire yang sudah di potong dengan knif tang sesuai ukuran untuk
memfiksasi gigi bagian atas dan berikan twister kepada operator untuk mengikat
kawat wire dan berikan tongue spatel pada asisten.
33. Berikan methilen blue dan tusuk gigi kepada operator untuk menandai area insisi.
34. Berikan spuit 10 cc + pehacain yang dioplos dengan NS 0,9%. 1: 1 pada operator
untuk dilakukan injeksi intra oral bagian maksila untuk mengurangi hemostasis +
mengembangkan area oprasi (lapor pada anestesi sebelum tindakan). Tuggu 5-
15 menit hingga efek injeksi bekerja.
35. Berikan operator hanvat mess no 3 dengan mess no 15 untuk melakukan insisi
intra oral pada maksila bagian kanan dan kiri.
36. Kemudian insisi diperdalam sampai bagian tulang yang mengalami fraktur
terlihat, instrumentator memberikan spuit 20 cc dengan jarum yang sudah
dipotong berisi NS 0.9% dan suction pada asisten untuk melakukan spoeling.
37. Kemudian berikan langenback kepada asisten untuk memperlebar lapang
pandang operasi.
38. Setelah tampak tulang berikan raspatorium pada operator untuk membersihkan
sisa muskulus yang menempel di tulang.
39. Berikan operator scalple apple untuk membersihkan tulang dan bine hack atau
gillis + spuit 10cc yang berisi NS 0.9% dan + suction pada asisten untuk
melakukan spoeling dan suctioning. Perawat instrumen memegang kasa dan
menerima jaringan yg dibuang.
40. Berikan mini plate 3 hole ukuran 2.0/ sesuai kebutuhan pada operator untuk
mengukur fraktur pada maksila kiri lateral (bila terlalu panjang bisa dipotong
menggunakan knife tang).
41. Berikan screw no 5 dengan screw driver pada operator untuk fiksasi mini plate
pada tulang yang fraktur.
42. Lakukan langkah 40 - 41 sampai semua hole terisi kecuali garis fraktur, Operator
mengecek ulang dan memastikan bahwa semua hole telah terisi dan mengunci
kembali dengan screw driver.
43. Selanjutnya bagiang maksila kiri kontra lateral lakukan langkah no.40 - 42
dengan menggunakan bor listrik yang sudah terpasang mata bor 1,6 mm untuk
melubangi 1 korteks, mini plate 5 hole ukuran 2.0 dan screw no 5.
44. Berikan kassa basah untuk menutup lubang sementara karenan akan mengerjakan
bagian maksila kanan.
45. Berikan Berikan operator scalple apple untuk membersihkan tulang dan bine
hack + spuit 10cc yang berisi NS 0.9% dan + suction pada asisten untuk
melakukan spoeling dan suctioning. Perawat instrumen memegang kasa dan
menerima jaringan yg dibuang.
46. Berikan mini plate 5 hole ukuran 2.0/ sesuai kebutuhan pada operator untuk
mengukur fraktur pada maksila kanan (bila terlalu panjang bisa dipotong
menggunakan knife tang).
47. Berikan bor listrik yang sudah terpasang mata bor 1,6 mm pada operator untuk
membuat lubang 1 korteks sesuai dengan hole pada plate.
48. Berikan pada asisten spoeling NS 0,9% dengan spuit 10cc, sambil disuction.
49. Berikan screw no 5,6, dan 8 dengan screw driver pada operator untuk fiksasi mini
plate pada tulang yang fraktur.
50. Lakukan langkah 47-49 sampai semua hole terisi kecuali garis fraktur, Operator
mengecek ulang dan memastikan bahwa semua hole telah terisi dan mengunci
kembali dengan screw driver.
51. Setelah semua selesai, luka dicuci dengan NS 0,9% untuk membersihkan luka
operasi dan asisten melakukan suctioning sampai bersih dan dikeringkan dengan
menggunakan kasa kering.
52. Berikan serbuk antibiotikpada operator, untuk ditaburkan pada luka operasi
53. Kemudian berikan nald voeder dan vicryl 4-0 dan pinset chirurgis pada operator
untuk menjahit bagian maksila dan berikan gunting benang+ kasa kepada asisten.
54. Berikan nald voeder dan vicryl 4-0 dan pinset chirurgis pada operator untuk
menjahit bagian ekstra oral mandibula dan berikan gunting benang+ kasa kepada
asisten.
55. Berikan kepada operator naldfoeder + benang premilen 6-0 untuk menjahit kulit
dan gunting benang + kasa kepada asisten.
56. Berikan gunting wire kepada operator untuk merapikan kawat wire.
57. Berikan sufratul yang sudah dijahit masing-masing 3 sufratule untuk masing-
masing lubang hidung, kemudian berikan pinset anatomi pada operator untuk
memasukkan sufratule ke lubang hidung.
58. Operator dibantu dokter anesthesia akan memasukkan kemabali ETT, berikan
gunting benang untuk menggunting ikatan ETT dan berikan pean panjang untuk
membantu menarik ETT.
59. Berikan kepada operator naldfoeder + benang premilen 6-0 untuk menjahit kulit
bekas lubang ETT dan gunting benang + kasa kepada asisten.
60. Bersihkan luka operasi dengan kasa basah dan dikeringkan dengan kasa kering
lalu berikan sufratule untuk bagian mandibular. Tutup luka dengan kassa basah
yang diperas kemudian lapisi lagi dengan kassa kering dan fiksasi dengan hipafik.
61. Membantu operator memasang gyps pada hidung.
62. Rapikan dan decontaminasi alat/ instrument ,lalu mencuci , mengeringkan dan
diset kembali untuk dilakukan sterilisasi.
63. Cek bahan habis pakai ( lembar depo ) untuk diserahkan keruang depo farmasi.
Melengkapi ssc dan pasien dikirim ke RR
64. Bersihkan ruangan dan operasi selesai.
DAFTAR PUSTAKA