PENDAHULUAN
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Angka kematian ibu merupakan salah satu indikasi yang menentukan derajat
kesehatan suatu bangsa. Di Indonesia masalah ibu dan anak merupakan prioritas
MDG’s 2015 (Millenium Development Gold), angka kematian ibu 102 per
bahwa setiap tahun sejumlah 500 orang perempuan meninggal dunia akibat
kematian setiap menit dan diperkirakan 99% kematian tersebut terjadi di Negara-
negara berkembang yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran
bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di Sembilan Negara maju
Pada tahun 2009, AKI di Jawa Barat adalah 258 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurun dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 583 per 100.000
1
kelahiran.Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia kabupaten Garut pada
Tahun 2009 Angka Kematian Ibu mencapai 219 per 100.000 kelahiran hidup.
kesakitan dan kematian ibu hamil dan bersalin. Adapun penyebab langsung dari
kematian ibu di Indonesia adalah trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, toksemia
(keracunan kehamilan) 25%, infeksi 12%. Salah satu dari ketiga ketiga faktor
persalinan dan masa nifas. Perdarahan yang terjadi pada kehamilan, bisa terjadi
pada awal kehamilan maupun kehamilan lanjut, dengan besar angka kejadiannya
3% pada kehamilan lanjut dan 5% pada awal kehamilan. Perdarahan yang terjadi
pada awal kehamilan meliputi abortus, mola hidatidosa dan kehamilan ektopik.
Pada kehamilan lanjut antara lain meliputi Solutio Plasenta dan Plasenta Previa.
Dari kasus perdarahan diatas ternyata didapatkan besar kasus paling tinggi adalah
perdarahan pada awal kehamilan yang dari salah satu perdarahan awal kehamilan
dan edematous, janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar
dan edematous itu hidup dan tumbuh terus menerus, sehingga gambaran yang
kehamilan Mola hidatidosa belum diketahui pasti, namun ada beberapa faktor
sosio-ekonomi yang rendah, paritas tinggi, defisiensi protein, infeksi virus dan
2
faktor kromosom yang jelas, dan riwayat kehamilan mola sebelumnya. Jenis pada
keadaan umum ibu, pengeluaran jaringan mola dengan cara Kuretase atau
dengan mengukur kadar β-HCG dan mencegah kehamilan selama 1 tahun. Tindak
lanjut serta penatalaksanaan saat ini berpusat pada pengukuran serial kadar β-
Penyakit ini, baik dalam bentuk jinak atau ganas, banyak ditemukan di
Negara Asia, sedangkan di Negara bagian Barat lebih jarang. Angka di Indonesia
umumnya berupa angka Rumah Sakit yaitu RSCM, untuk Mola Hidatidosa
berkisar 1:50 sampai 1:141 kehamilan. Angka ini jauh lebih tinggi disbanding
tahun 2009 sebanyak 37 kasus dari jumlah kehamilan sebanyak 1730 dan
1.2 Tujuan
3
1.2.2 Tujuan khusus
kasus molahidatidosa.
1.3 Manfaat
tangSel.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil
tetapi vilus-vilus yang membesar dan edematous itu hidup dan tumbuh terus,
perubahan hidrofobik.
trofoblas plasenta atau calon placenta dan disertai dengan degenerasi kistik vili
abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan
5
Sedangkan menurut beberapa ahli pengertian mola hidatidosa adalah sebagai
berikut :
cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu
disebut juga hamil anggur atau mata ikan. (Mochtar, Rustam, dkk, 1998 :
23).
akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan
Embrio mati dan mola tumbuh dengan cepat, membesarnya uterus dan
265).
Mola hidatidosa adalah kelainan villi chorialis yang terdiri dari berbagai
6
Mola hidatidosa adalah pembengkakan kistik, hidropik, daripada villi
Embrio mati dan mola tumbuh dengan cepat, membesarnya uterus dan
penyebabnya adalah :
1. Faktor ovum Pembuahan sel telur dimana intinya telah hilang atau tidak aktif
disebabkan oleh kesalahan respon imun ibu terhadap invasi oleh trofoblas.
dalam vilus tidak terbentuk dengan baik sehingga embrio ‘ kelaparan’, mati,
dan diabsorpsi, sedangkan trofoblas terus tumbuh dan pada keadaan tertentu
3. Usia Faktor usia yang dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat terjadi
awal atau akhir usia subur relatif tinggi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
pada usia berapa pun dalam usia subur terdapat kehamilan mola.
7
4. Keadaan sosio-ekonomi rendah, Dalam masa kehamilan keperluan akan zat-
rendah maka untuk memenuhi zat-zat gizi yang diperlukan tubuh kurang
janinnya.
5. Paritas tinggi : Pada ibu yang berparitas tinggi, cenderung beresiko terjadi
molahidatidosa.
buah dada ibu, keperluan akan zat protein pada waktu hamil sangat
7. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas. Infeksi mikroba dapat
mengenai semua orang termasuk wanita hamil. Masuk atau adanya mikroba
dalam tubuh manusia tidak selalu menimbulkan penyakit ( desease ). Hal ini
sangat tergantung dari jumlah mikroba ( kuman atau virus ) yang termasuk
pada sekitar 1-2% kasus. Dalam suatu kejadian terhadap 12 penelitian yang
8
total mencangkup hampir 5000 Kelahiran, frekwensi mola adalah 1,3%.
9. Patofisiologi molahidatidosa.
bahkan sampai aterm.Keadaan ini disebut mola parsial. Ada beberapa kasus
gelembung.
9
Bahwa yang normal adalah sel trofoblast yang mempunyai fungsi
Villi korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari
Secara kasat mata jaringan mola hidatidosa komplit tampak seperti seonggok
buah anggur. Mola hidatidosa merupakan hasil pembuahan dari sel telur ( Ovum )
yang kehilangan intinya atau intinya tidak aktif. Fertilisasi terjadi oleh satu
kelamin wanita.
Walaupun lebih jarang dapat pula fertilisasi terjadi oleh 2 sperma, yang
menghasilkan sel anak 46 XX atau 46 XY. Pada kedua kejadian di atas konseptus
10
disertai hiperplasia baik dari sel sel sinsisiotrofoblas maupun dari sel sel
sitotrofoblas. Tidak tampak embryo karena sudah mengalami kematian pada masa
kehamilan normal. Pernah dilaporkan pula adanya kehamilan kembar yang salah
satunya mola komplit (46 XX) dan yang lain berupa janin yang normal (46 XY) .
aterm.Bila ada kehamilan kembar yang salah satunya adalah mola penting sekali
untuk membedakannya apakah itu suatu mola komplit atau mola parsial ; karena
2) Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.
Masih tampak gelembung yang disertai janin atau bagian dari janin.
Umumnya janin masih hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang
tempat villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu
parsialis bisa normal ,triploidi atau trisomi seringkali 69 ,XXX atau 69 XXY.
Ditemukan juga adanya fetus dan pembengkakan pada villi yang sifatnya tidak
11
ditemukan pada konseptus yang triploid.Secara biokimiawi dan sitogenetik
adalahdiandri (terdiri atas satu set kromosom maternal dan dua set kromosom
paternal). Gambaran histologisd yang khas pada mola parsialis adalah adanya
pada trimester pertama. Koriokarsinoma lebih jarang terjadi pasca mola parsialis
Pemeriksaan Diagnosis :
Anamnesa / keluhan
c) terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur warna merah
seharusnya.
e) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan ( tidak selalu
ada).
12
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a) Muka dan kadang – kadang badan kelihatan pucat kekuning – kuningan yang
Palpasi
b) Tidak teraba bagian – bagian janin dan ballotemen, juga gerakan janin.
c) Adanya fenomena harmonica: darah dan gelembung mola keluar dan fundus
tiroktoksikosis.
Auskultasi
Periksa Dalam
Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian janin, terdapat
perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, seerta evaluasi
keadaan servik.
Pemeriksaan penunjang
Reaksi Kehamilan
13
Kadar HCG yang jauh lebih tinggi dari kehamilan biasa. Pada kehamilan biasa
kadar HCG darah paling tinggi 100.000 IU/L, sedangkan pada molahidatidosa
Uji Sonde
Sonde dimasukan secara pelan – pelan dan hati – hati kedalam serviks kanalis dan
Foto Rontgen
USG
Karena molahidatidosa adalah suatu kehamilan patologi dan tidak jarang disertai
a) Koreksi dehidrasi
b) Transfusi darah bila ada anemia (Hb 8 gr% atau kurang), juga untuk
memperbaiki syok.
14
c) Bila ada gejala preeklamsia dan hiperemesis gravidarum diobati sesuai
protocol penanganannya.
1) Definisi : kuret adalah pembersihan sisa – sisa jaringan yang ada dalam
rahim.
2) Faktor risiko
c. Riwayat infertilitas
h. Kelainan kromosom
dengan kuretase.
b. Masukan tang abortus sepanjang besar uterus, buka dan putar 900 untuk
15
c. Sisa abortus dikeluarkan dengan tumpul, gunakan sendok terbesar yang
bisa masuk.
d. Pastikan sisa konsepsi telah keluar semua, dengan eksplorasi jari maupun
kuret.
a. Perdarahan
dinding rahim
c. Gangguan haid
a. Informed consend
kadar beta Hcg dan foto toraks) keculai bila jaringan mola sudah keluar
sepontan .
16
b) Pilihlah kanula yang paling besar dan dapat dimasukkan kedalam kanalis
servikalis.
drip sehingga saction akan selalu diiikuti dengan makin kecilnya uterus
e) Tangan kiri diletakkan pada fundus uteri dengan tujuan untuk mengikuti
turunnya fundus uteri dan merasakan bahwa tidak teerjadi perforasi karena
kanula.
f) Setelah suction kuretase, ikuti dengan kuret tajam dan besar sehingga
c) Hiterektomi
a. Pertimbangan usia yang sudah lanjut, diatas usia 40 tahun dan usia anak
cukup.
penderita
17
c. Pertimbangan usia yang sudah lanjut, diatas usia 40 tahun dan usia anak
cukup.
3) Teknik operasi
Teknik operasi sampai saat ini belum dijumpai secara utuh diberbagai pustaka.
b.Lakukan langkah histerektomi dengan mencari dulu pembuluh darah yang besar
c. Lakukan vaginal alcohol tampon padat sehingga tercecernya sel trofoblas dari
untuk mestastase
d. Jika dapat dilakukan, serviks dijahit sehingga kanalis servikalis tertutup dan
18
b. Lindungi organ penting pelvis dari trauma, yaitu : ureter, pembuluh darah dan
Vesika urinaria
c. Kurangi komplikasi operasi, infeksi, perdarahan, dan trauma organ pelvis atau
dengan hilangnya darah minimal sangat penting karena darah adalah RED (Rare,
Expensive, Dangerous).
kebetulan dapat masuk kepembuluh darah atau tercecer pada vagina, untuk
Tujuan utama tindakan lanjut adalah deteksi dini setiap perubahan yang
meliputi:
19
3. Tunda terapi selama kadar serum tersebut terus berkurang. Kadar yang
pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan, lalu setiap 2 bulan untuk total 1 tahun.
6. Karena itu, tindak lanjut serta penatalaksanaan saat ini berpusat pada
pengukuran serial kadar β hCG serum untuk mendeteksi tumor trofoblas persisten.
1. DATA SUBYEKTIF :
Identitas Istri/Suami :
Nama : Ny. S
Umur : 21
Suku/Bangsa : jawa/indonesia
Agama : islam
20
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Umur : 30 th
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alasan datang
Ibu datang ke RS. PELITA BUNDA rujukan dari Klinik WDH dengan diagnosa
perdarahan.
Keluhan utama
21
Ibu mengaku hamil 4 minggu 2 hari, mengeluh keluar darah seperti ati ayam
dari jalan lahir, ada gelembung seperti telur ikan, darah membasahi 1
Riwayat haid
Ibu mengatakan pertama kali mendapatkan haid pada saat usia kehamilan 14
tahun, siklusnya teratur, lamanya 7 hari, banyaknya darah biasa dan tidak ada
TP : 25 November 2013
penyakit ginjal, penyakit liver, penyakit DM, penyakit tiroid, Epilepsi, Hipertensi,
22
Status Perkawinan: Ibu mengatakan ini pernikahannya yang pertama, lama
menikah 1 tahun. Usia ibu saat menikah 20 tahun dan usia suami saat
menikah 29 tahun.
sebelumnnya.
Tanda-tanda Vital:
Mata
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tirod, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Dada
Abdomen
23
Ekstremitas
Genetalia
Pemeriksaan dalam : Vulva dan Vagina tidak ada keluhan, pembukaan tertutup.
III. ASESSMENT/DIAGNOSA
Ny. S, 21 Tahun, G2 P1A0 umur kehamilan 8 minggu 2 hari, keadaan umum baik
dengan molahidatidosa.
IV. PLANING
pemeriksaan dan pengobatan kepada ibu. (ibu menyetujui dan bersedia untuk
2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu akan di rawat inap selama beberapa
hari demi kesembuhan ibu. (Ibu setuju untuk dilakukan rawat inap).
3. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu akan dilakukan kuretase demi
keselamatan jiwa ibu. (Ibu dan keluarga menyetujui dengan tindakan yang
akan dilakukan).
24
4. Memasang infus RL
6. Memantau perdarahan
b. Hematokrit = 37 %
c. Leukosit = 8.200/mm3
d. Trombosit = 335.000/mm3
25
BAB III
3.1 Kesimpulan
Mola hidatidosa adalah suatu bentuk tumor jinak dari sel-sel trofoblas (yaitu
bagian dari tepi sel telur yang kelak terbentuk menjadi ari-ari janin) Hasil
bahkan bisa berkembang secara cepat.Hal ini yang membuat perut seorang ibu
GM titrasi) atau dapat dilihat dari hasil laboratorium beta sub unit HGG pada ibu
hamil tinggi. Pemeriksaan USG kandungan akan terlihat keadaan kehamilan yang
kosong tanpa ada janin dan tampak gambaran seperti badai salju dalam bahasa
Hamil anggur atau Molahidatidosa hanya dapat dialami oleh wanita yang
pernah melakukan hubungan suami istri. Jadi tidak benar bahwa hamil anggur
bisa terjadi begitu saja tanpa ada pertemuan sel sperma dan sel telur melalui
hubungan seksual.
Hingga sekarang faktor penyebab langsung kejadian hamil anggur ini masih
26
kondisi sosial ekononi yang rendah, kurang gizi, ibu yang sering hamil dan
hormon Hcg dalam tubuh ibu dan memastikan bahwa sudah sungguh-sungguh
bersih. Pada keadaan yang dianggap berbahaya bagi kesehatan ibu dapat pula
mempertimbangkan faktor umur ibu dan jumlah anak yang sudah dimiliki.
3.2 Saran
bulan sesuai jadwal, supaya dapat mendeteksi sedini mungkin bila terjadi
Molahidatidosa.
27
3.2.3 Untuk STIKes Widya Dharma Husada
28
DAFTAR PUSTAKA
264
http://dokunimus.blogspot.com/2011/07/mola-hidatidosa.html#ixzz2QQuNSLTG
http://www.lusa.web.id/kehamilan-mola-hidatidosa-mola-hydatidosa/
http://meyceria.wordpress.com/2012/04/14/hamil-anggurmola-hidatido
29