Anda di halaman 1dari 30

TUGAS PATOFISIOLOGI KASUS KEBIDANAN

KASUS PERSALINAN DENGAN MOLAHIDATIDOSA

DOSEN MATA KULIAH :


DEWI NOPISKA LILIS,M.Keb

DISUSUN OLEH :

SUSI OKTARITA
PO71242230408

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri tumor jinak (benigna) dari
chorion penyebab embrio mati dalam uterus tetapi plasenta melanjutkan sel-sel trophoblastik
terus tumbuh menjadi agresif dan membentuk tumor yang invasif, kemudian edema dan
membentuk seperti buah anggur, karakteristik mola hidatiosa bentuk komplet dan bentuk parsial,
yaitu tidak ada jaringan embrio dan ada jaringan embrio.
Sebagian dari villi berubah menjadi gelembung-gelembung berisi cairan jernih. Biasanya
tidak ada janin, hanya pada mola parsialis kadang-kadang ada janin. Gelembung itu sebesar butir
kacang hijau sampai sebesar buah anggur. Gelembung ini dapat mengisi seluruh cavum uteri. Di
bawah mikroskop nampak degenerasi hydrotopik dari stoma jonjot, tidak adanya pembuluh
darah dan proliferasi trofoblast. Pada bagian pemeriksaan kromosom didapatkan poliploidi dan
hampir pada semua kasus mola susunan sex chromatin adalah wanita.
Mola hidatidosa terjadi pada 1 dari 200 kehamilan di Amerika Serika, kambuh pada 2%
wanita pernah mengalami kasus ini. Wanita diatas 45 tahun memiliki insiden 10 kali lebih besar
biladibandingpadausiareproduksi 20 – 40 tahun, sebesar 2-8% kehamilan mola adalah ganas.
Kejadianmola di rumahsakitbesar di Indonesia kira-kiradiantara 80 persalinan
(ObstetriPatologi, bagianobsgin.FK.UNPAD, 1984).
Pada mola hidatidosa, ovaria dapat mengandung kista lutein kadang-kadang hanya pada satu
ovarium, kadang-kadang pada kedua-duanya. Kista ini berdinding tipis dan berisi cairan
kekuning-kuningan dan dapat mencapai ukuran sebesar sarung tinju atau kepala bayi. Kista
lutein terjadi karena perangsangan ovarium oleh kadar gonadotropin chorion yang tinggi, kista
ini hilang sendiri setelah mola dilahirkan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apakah definisi mola hidatidosa?

2. Bagaimanakah etiologi mola hidatidosa?

3. Bagaimanakah patogenesis mola hidatidosa?

4. Apa sajakah faktor resiko terjadinya mola hidatidosa?

5. Apa sajakah klasifikasi mola hidatidosa?


6. Bagaimanakah tanda dan gejala mola hidatidosa?

7. Bagaimanakah diagnosis mola hidatidosa?

8. Bagaimanakah penatalaksanaan mola hidatidosa?

9. Apa sajakah komplikasi mola hidatidosa?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dan manfaat penulisan dari makalah ini adalah:

1. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi mola hidatidosa

2. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami etiologi dari mola hidatidosa

3. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami patogenesis mola hidatidosa

4. Agar mahasiswa mampu mengetahui faktor resiko molahidatidosa

5. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis mola hidatidosa

6. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mengenai tanda dan gejala mola

hidatidosa

7. Agar mahasiswa mampu mengetahui diagnosis mola hidatidosa

8. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penatalaksanaan mola hidatidosa

9. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami komplikasi yang disebabkan oleh mola

hidatidosa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mola Hidatidosa

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin

dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik,

molda hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi

cairan jernih dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimieter sampai 1 atau 2 cm (Sarwono

Prawirohardjo, 2014).

Suatu kehamilan yang tidak wajar, yang sebagian atau seluruh vili korialisnya mengalami degenerasi

hidrofik berupa gelembung yang menyerupai anggur (Martaadisoebrata, 2005). Mola Hidatidosa (MH)

secara histologis ditandai oleh kelainan vili korionik yang terdiri dari proliferasi trofoblas dengan derajat

bervariasi dan edema stroma vilus. MH biasanya terletak di rongga uterus, namun kadang-kadang MH

terletak di tuba fallopi dan bahkan ovarium (Cunningham FG, 2010).

2.2 Etiologi Mola Hidatidosa

Walaupun penyakit ini sudah dikenal sejak abad keenam, tetapi sampai sekarang belum diketahui

dengan pasti penyebabnya. Oleh karena itu, pengetahuan pengetahuan tentang faktor resiko menjadi

penting agar dapat menghindari terjadinya mola hidatidosa, seperti tidak hamil di usia ekstrim dan

memperbaiki gizi (Martaadisoebrata, 2005).

2.3 Patogenesis Mola Hidatidosa

Ada beberapa teori yang dianjurkan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblas.

Pertama, missed abortion yaitu mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu, karena itu terjadi gangguan

peredaran darah sehingga terjadi penimbunan cairan dalam jaringan mesenkim dari vili dan akhirnya

terbentuklah gelembung-gelembung. Menurut Reynolds, kematian mudigah itu disebabkan kekurangan

gizi berupa asam folat dan histidin pada kehamilan hari ke 13 dan 21. Hal ini yang menyebabkan

gangguan angiogenesis.

Kedua, teori neoplasma dari Park yang menyatakan bahwa yang abnormal adalah sel-sel trofoblas

yang mempunyai fungsi yang abnormal pula, dimana terjadi resorpsi cairan yang berlebihan kedalam vili,
sehingga timbul gelembung. Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian mudigah.

Ada juga teori sitogenetika, yaitu mola hidatidosa komplit berasal dari genom paternal (genotype 46 XX

sering, 46 XY jarang, namun 46 XX-nya bersal dari reproduksi haploid sperma dan tanpa kromoson dari

ovum). Mola parsial mempunyai 69 kromoson terdiri dari kromoson 2 haploid paternal dan 1 haploid

maternal (triploid, 69 XXX atau 69 XXY dari 1 haploid ovum dan lainnya reduplikasi haploid paternal

dari satu sperma atau fertilisasi dispermia.

Secara ringkas, patologi mola hidatidosa sebagai berikut:

1. Uterus mengalami distensi oleh karena adanya gelembung mola yang translusen, berdinding tipis,

berbentuk seperti buah anggur dalam berbagai ukuran.

2. Adanya degenerasi hidrofik dari villi khorionik. Avaskuler dari villi khorionik menyebabkan kematian

dini dan absorbsi embrio.

3. Dijumpai proliferasi trofoblas dengan aktivitas miosis pada lapisan sinsitio dan sitotrofoblas.

4. Terjadinya sekresi hCG, khorionik tirotropin, dan progesteron yang berlebihan. Dilain pihak, produksi

estrogen menurun karena suplai prekursor dari fetal tidak ada. Sekitar 50% kasus, dimana kadar hCG

yang tinggi dapat menyebabkan kista luteum multipel di ovarium. Kista dapat mencapai ukuran yang

besar (10 cm atau lebih). Kista akan menghilang dalam beberapa bulan (2-3 bulan) setelah evakuasi

mola. Kadar hCG yang tinggi juga dapat diketemukan diawal kehamilan normal.

2.4 Faktor Resiko Mola Hidatidosa

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya mola hidatidosa adalah :

1. Usia ibu

Peningkatan resiko untuk MHK karena kedua usia reproduksi yang ekstrim (terlalu muda dan

terlalu tua) (Daftary, 2006). Menurut Kruger TF, hal ini berhubungan dengan keadaan patologis ovum

premature dan postmature (Kruger TF, 2007). Ovum patologis terjadi karena gangguan pada proses

meiosis, sehingga ovum tidak memiliki inti sel (Martaadisoebrata, 2005).

Jika ovum patologis tersebut dibuahi oleh satu sel sperma maka karyotipe yang dihasilkan adalah

46,XX homozigot dan ini adalah karyotipe tersering yang ditemukan pada mola hidatidosa komplit

(90%) (Berek, 2007).


Menurut Berek, ovum dari wanita yang lebih tua lebih rentan terhadap pembuahan yang abnormal.

Dalam sebuah penelitian, resiko untuk mola hidatidosa komplit meningkat 2 kali lipat untuk wanita

yang lebih tua dari 35 tahun dan 7,5 kali lipat untuk wanita yang lebih tua dari 40 tahun (Berek, 2007).

2. Status gizi

Dalam masa kehamilan keperluan akan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan keadaan sosial ekonomi yang

rendah maka untuk memenuhi zat-zat gizi yang diperlukan tubuh kurang sehingga mengakibatkan

gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Saleh, 2005).

Berkowitz et al menyatakan bahwa kekurangan prekusor vitamin A, karoten, atau lemak hewan

sebagai faktor penyerapan vitamin A, yang mungkin menjadi faktor penyebab mola hidatidosa.

Kekurangan vitamin A menyebabkan penyusutan janin dan kegagalan pembangunan epitel pada

hewan betina dan degenerasi epitel semineferous dengan penurunan perkembangan gamet yang pada

hewan jantan (Berek, 2009).

3. Riwayat obstetri

Resiko untuk mola hidatidosa komplit dan mola hidatidosa parsial meningkat pada wanita

dengan riwayat aborsi spontan sebelumnya (Brinton LA, 2005. Ibu multipara cenderung beresiko

terjadi kehamilan mola hidatidosa karena trauma kelahiran atau penyimpangan tranmisi secara genetik

(Saleh, 2005).

4. Genetik

Faktor resiko lain yang mendapat perhatian adalah genetik. Hasil penelitian sitogenetik Kajii et al

dan Lawler et al, menunjukkan bahwa pada kasus MH lebih banyak ditemukan kelainan Balance

translocation dibandingkan dengan populasi normal (4,6% dan 0,6%). Ada kemungkinan, pada wanita

dengan kelainan sitogenetik seperti ini, lebih banyak mengalami gangguan proses meiosis berupa

nondysjunction, sehingga lebih banyak terjadi ovum yang kosong atau intinya tidak aktif

(Martaadisoebrata, 2005).

5. Kontrasepsi oral dan perdarahan irreguler

Resiko untuk mola parsial dihubungkan dengan penggunaan kontrasepsi oral dan riwayat

perdarahan irregular (Berek, 2007). Kontrasepsi oral, peningkatan resiko MH dengan lamanya

penggunaan. Sepuluh tahun atau lebih meningkatkan resiko lebih dari 2 kali lipat (Berek, 2009). Pada
salah satu penelitian efek ini terbatas pada pengguna estrogen dosis tinggi, meskipun pada penelitian

yang lain menyebutkan pil tidak berefek pada komplikasi pascaMH (Hoskins WJ, 2005).

6. Golongan darah

Ibu dengan golongan darah A dan ayah dengan golongan darah A atau O memiliki resiko

meningkat dibandingkan dengan semua kombinasi golongan darah lain . Penemuan ini mendukung

faktor genetik atau faktor imunologik berkaitan dengan histokompatibilitas ibu dan jaringan trofoblas.

(Hoskins WJ, 2005).

2.5 Klasifikasi Mola Hidatidosa

Mola hidatidosa terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Mola hidatidosa komplet, yaitu penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan yang tidak

disertai janin dan seluruh vili korialis mengalami perubahan hidropik.

Gambar 1.1

Bentuk makoskopis Mola Hidatidosa Komplit

2. Mola hidatidosa parsialis, yaitu sebagian pertumbuhan dan perkembangan vili korialis berjalan normal

sehingga janin dapat tumbuh dan berkembang. (Manuaba, 2009). Secara makroskopis tampak

gelembung mola yang disertai janin atau bagian dari janin. Pada mola parsial sering dijumpai

komponen janin. Penderita sering dijumpai pada usia kehamilan lebih tua, yaitu 18-20 minggu.
Gambar 1.2

Bentuk makoskopis Mola Hidatidosa Parsialis

2.6 Tanda dan Gejala Mola Hidatidosa

Tanda dan gejala kehamilan mola hidatidosa antara lain :

1. Amenore dan tanda-tanda kehamilan

2. Mual dan muntah

3. Peningkatan tajam kadar Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) karena proliferasi cepat sel

placenta, yang mengekskresikan HCG.

4. Perdarahan tanpa nyeri yang tidak teratur paling banyak terjadi pada 12 minggu kehamilan. Mungkin

terus-menerus atau intermiten, biasanya berwarna kecoklatan, dan tidak banyak.

5. Uterus kerap bertambah besar dari usia kehamilan karena pertumbuhan mola yang cepat (terjadi

kurang lebih pada sepertiga kasus).

6. Sesak napas.

7. Ovarium biasanya nyeri tekan dan membesar (techa lutein cysts).

8. Tidak ada bunyi denyut jantung janin.

9. Tidak ada aktivitas janin.

10. Pada palpasi tidak ditemukan bagian-bagian janin.

11. Hipertensi akibat kehamilan, pre-eklamsi atau eklamsi sebelum usia kehamilan 24 minggu.

2.7 Diagnosis Mola Hidatidosa

Diagnosis mola hidatidosa dapat ditegakkan berdasarkan :

1. Gejala hamil muda yang sangat menonjol, yakni:

a) Emesis gravidarum/Hipermisgravidarum

b) Terdapat komplikasi

 Tirotoksikosis (2-5%)

 Hipertensi/Preeklamsia
 Anemia akibat perdarahan

2. Pemeriksaan palpasi

a) Uterus

 Lebih besar dari usia kehamilan (50 – 60%)

 Besarnya sama dengan usia kehamilan (20-25%)

 Lebih kecil daripada usia kehamilan (5-10%)

b) Palpasi lunak seluruhnya

 Tidak teraba bagian janin

 Terdapat bentuk asimetris, bagian menonjol agak padat

3. Pemeriksaan USG

a) Mola tampak seperti TV rusak

b) Tidak terdapat bagian janin

c) Tampak sebagian plasenta normal dan kemungkinan dapat tampak janin (Manuaba, 2007).

2.8 Penatalaksanaan Mola Hidatidosa

Penatalaksanaan pada pasien Mola Hidatidosa dapat terdiri atas 4 tahap, yaitu:

1. Perbaikan Keadaan Umum

Yang termasuk usaha ini misalnya, pemberian transfusi darah untuk memperbaiki syok atau

anemia dan menghilangkan atau mengurangi penyulit seperti preeklampsia atau tirotoksikosis.

2. Pengeluaran Jaringan Mola

Ada 2 cara, yaitu:

a) Vakum Kuretase

Setelah keadaan umum diperbaiki, maka dapat dilakukan vakum kuretase tanpa pembiusan. Untuk

memperbaiki kontraksi diberikan pula uterotonika. Vakum kuretase dilanjutkan dengan kuretase

dengan menggunakan sendok kuret biasa yang tumpul.Tindakan kuret ini dilakukan sekali saja,

asal bersih. Kuret kedua hanya dilakukan bila terjadi pendarahan yang banyak.

b) Histerektomi

Tindakan ini dilakukan pada perempuan yang telah cukup umur dan cukup mempunyai anak.

Alasan untuk melakukan histeroktomi ialah karena umur tua dan paritas tinggi merupakan faktor

predisposisi untuk terjadinya keganasan. Batasan yang dipakai adalah umur 35 tahun dengan anak
hidup 3. Tidak jarang bahwa pada sediaan histerektomi bila dilakukan pemeriksaan hispatologik

sudah tampak adanya tanda-tanda keganasan berupa mola invasif/kariokarsioma.

3. Pemeriksaan Tindak Lanjut


Hal ini perlu dilakukan mengingat adanya kemungkinan keganasan setelah mola hidatidosa. Tes

hCG harus mencapai nilai normal 8 minggu setelah evakuasi. Lama pengawasan berkisar 1 tahun.

Untuk tidak mengacaukan pemeriksaan selama periode ini, pasien dianjurkan untuk melakukan

penundaan kehamilan paling sedikit 1 tahun dengan menggunakan kondom, diafragma atau pil

kontrasepsi.

2.9 Komplikasi Mola Hidatidosa

Menurut Yulaikhah (2008), komplikasi yang mungkin terjadi pada kehamilan mola yaitu:

1. Perdarahan hebat sampai syok, jika tidak segera ditangani dapat berakibat fatal.

2. Perdarahan berulang-ulang dapat menyebabkan anemia.

3. Infeksi sekunder

4. Perforasi karena keganasan dan tindakan

5. Menjadi ganas pada kira-kira 15-20% kasus, yang akan menjadi mola desreuens atau

koriokorsinoma.
BAB III
STUDI KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
DENGAN MOLAHIDATIDOSA
DI PUSKESMAS TANAH SEPENGGAL LINTAS
TANGGAL 12 AGUSTUS 2023

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R USIA 25


TAHUN GI P0A0 USIA KEHAMILAN 20 MINGGU

Tanggal Masuk : 12-08-2023 Tanggal Pengkajian : 12-08-2023

Jam Masuk : 09.45 Wib Jam Pengkajian : 09.50 Wib

Tempat : Pusk Taseplin Pengkaji : Susi

Oktarita

I. PENGUMPULAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1.Biodata
Nama : Ny.R Nama : Tn.S
Umur : 25 tahun Umur : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku /bangsa :Melayu /Indonesia Suku/Bangsa :Mela/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Irt Pekerjaan :Tani
Alamat : Sungai Lilin
B.ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

2. Alasan kunjungan ini : Ibu mengatakan Ingin Memeriksakan


Kehamilannya
3. Keluhan utama : Perut terasa sakit,keluar bercak darah serta ada
bulat berwarna putih seperti gelembung udara dan perut membesar
tidak sesuai usia kehamilannya,tidak ada merasakan gerakan janin.
4. Riwayat Menstruasi :

Menarche :14 tahun Siklus :28 hari,teratur


Lama : 5 hari Banyak :±3xganti pembalut/hari
Sifat darah : Encer Disminorea :Tidak ada
Keluhan :Tidak ada

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : GI P0A0

An Tgl U Jenis Temp Penl Komplik Bayi Nifas


ak lahi K persal at ong asi
ke r/u inan persli Ib Ba PB/ Ke Ke La
mur nan u yi BB/ ad ad kta
JK aa aa si
n n

1. H A M I L I N I

6. Riwayat kehamilan ini :

GI P0 A0

a. HPHT : 20-4-2023

b. TTP : 27-12-2023

a. UK : 20 minggu.

b. Pergerakan janin pertama kali: -

c. Imunisasi TT :- TT1 : Tidak Ada

-TT2 : Tidak Ada

d. Tanda-tanda bahaya : Tidak ada

e. Tanda-tanda persalinan : Tidak ada


7. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita

2. Jantung : Tidak ada

3. Ginjal :Tidak ada

4. Asma/TB Paru : Tidak ada

5. Hepatitis : Tidak ada

6. DM :Tidak ada

7. Hipertensi : Tidak ada

8. Epilepsi :Tidak ada

9. Lain –lain : Tidak ada

8. Riwayat penyakit keluaraga

2. Jantung : Tidak ada

3. Hipertensi : Tidak ada

4. DM : Tidak ada

9. Riwayat KB : Tidak pernah

10. Riwayat Sosial

2. Status Perkawinan : sah

3. Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan : cemas

4. Pengambil Keputusan dalam keluarga: Musyawarah (SuamiIstri)

5. Tempat yang di inginkan menolong persalinan:Puskesmas Taseplin

6. Tempat rujukan jika ada komplikasi:rumah sakit

7. Persiapan menjelang Persalinan:Belum ada


11. Activiti Daily
Living

2. Pola makan dan minum

1) Makan

a) Pagi: 1 piring nasi + 1potong ikan+1posi sayur+air putih

b) Siang: : 1 piring nasi + 1potong ikan+1posi sayur+buah+air


putih
c) Malam: 1 piring nasi + 1potong ikan+1posi sayur+air putih

2) Minum

a) Frekuensi : 8-9 gelas/hari

b) Keluhan/pantangan:Tidak ada

3. Pola istirahat

1. Tidur siang : 1 jam

2. Tidur malam : ± 6 jam

4. Pola eliminasi

1. BAK : 8-9 kali/ hari

2. BAB :1 Kali /hari

5. Personal hygiene

1. Mandi :2 Kali/hari
2. Ganti pakaian : 3-4 kali

6. Pola aktivitas

Pekerjaan sehari-hari : IRT

7. Kebiasaan hidup

1. Merokok :Tidak ada


2. Minum - minuman keras :Tidak ada
3.Obat terlarang : Tidak ada
4.Minum jamu : Tidak ada
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)

1. Keadaan emosi : Baik , kes: CM , k. Emosional: labil

2. Tanda-tanda vital

a. Temperature :36.5oC

b.Pals : 82x/menit

c. RR : 22x/menit

d. TD : 110/80 mmHg

3. pengukuran BB dan TB

a. Berat badan sebelum hamil :50 kg

Berat Badan Setelah Hamil :53 kg

b.Tinggi badan : 155 cm

c.LILA : 26 cm

4. Pemeriksaan fisik

a. Postur tubuh : Lordosis


b. Kepala :
c. Rambut
1).Jenis Rambut :Lurus
2).Distribusi :Lebat
3).Kebersihan :Bersih
4).Kelainan :Tidak Ada
1).Cloasma Gravidaru : Ada Tapi Samar
2).Oedema : Tidak Ada Oedema
3).Kelainan Tidak Ada : Tidak Ada
5. Mata
1).Sklera : Tidak Ikhterus

2).Konjungtiva : Tidak Pucat

3).Kelopak Mata : Tidak Oedema

4).Kelainan : Tidak

Ada Hidung

1).Lubang Hidung : Simetris

2).Polip :Tidak Ada Peradangan

3).Sekret :Bersih

4).Kelainan :Tidak Ada

Mulut Dan Gigi


1).Lidah : Bersih

2).Tonsil :Tidak Ada Pembengkakan

3).Kebersihan : Bersih

4).Kelainan : Tidak Ada


Telinga

1).Keadaan : Simetris

2).Kebersihan :Bersih

3).Kelaianan :Tidak Ada

C. Leher

1).Kelenjar Tiroid :Tidak Ada Pembengkakan

2).Pembuluh Limfe :Tidak Ada Pembengkakan

3).Keadaan Kulit : Baik

4).Kebersihan : Bersih

5).Kelainan :Tidak Ada


D. Dada

1).Bentuk Payudara : Asimetris Kekanan


2).Aerola Mamae : Mengalami Hiperpigmentasi
3).Puting Susu : Menonjol
4).Colostrum : Ada
5).Kebersihan : Bersih

E. Abdomen

Inspeksi
1).Pembesaran :Pembesaran Tidak sesuai usia

kehamilan

2).Bekas Luka Oprasi :Tidak Ada


Keadaan Kulit
1).Linea Alba : Tidak Ada
2).Linea Nigra :
Ada Palpasi abdomen :

Leopold 1 : abdomen teraba lunak

Leopold 2 :Tidak dilakukan

Leopold 3 :Tidak dilakukan

Leopold 4 :Tidak dilakukan

TFU :26 cm

TBJ :-

Kontrakasi :Tidak
ada Auskultasi
Djj : Terdengar suara Bising usus

Frekuensi :- Punctum maximum :+


f.Ekstremitas Atas Dan Bawah
1).Odem Pada Tangan Dn Jari :Tidak Ada
2).Oedema Tibia :Tidak Ada
3).Varices :Tidak Ada
4).Refleks Patela Kaki :Tidak dilakukan

5.Pemeriksaan Panggul

Distansia spinarum : Tidak dilakukan


Distansia cristarum : Tidak dilakukan
Konjugata Eksterna : Tidak dilakukan
Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Genetalia :
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak ad
Pengeluaran :Darah berwana

cokelat kehitaman disertai dengan adanya buih-buih seperti gelembung.

Pemeriksaan Penunjang :

Reduksi : (-)
Protein : (-)
HCG : (+)

I. INTERPRETASI DATA DAN DIAGNOSA MASALAH

Diagnosa : Ny.R usia 25 Tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 20 minggu dengan

Molahidatidosa.

Dasar :

- Ibu mengatakan menstruasi terakhir tanggal 20 April 2023

-Ibu mengatakan HPHT :27 Desember 2023

-Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan janin

-Ibu mengeluh masih mual muntah dan pusing hebat

-Ibu mengeluh keluar darah dari kemaluan

-K/U : Lemah

BB : 50 kg
TB : 155 cm
TD : 110/80 mmhg
Pols : 80x/m
RR : 24x/m
Temp : 36,5 c

Masalah : Gangguan Psikologi

(Cemas) Dasar :

1. Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya.Ibu Mengatakan sering


Menengeluarkan darah dari Vaginanya
2.Kebutuhan
1. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu

2. Berikan informasi tentang molahidatidosa kepada ibu

3. Berikan dukungan psikologis pada ibu untuk


mengurangi
4. Lakukan Rujukan

II. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Tumor semakin Ganas (KORIOKARSINOMA)
III.TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter dan lakukan Rujukan
IV.INTERVENSI
Tanggal :12 Agus 2023 Pukul:09.45 wib Oleh : Susi Oktarita

Intervensi Rasionalisasi

Beritahu ibu dan keluarga Agar ibu dan keluarga mengetahui hasil
hasil pemeriksaan dan pemeriksaan dan kondisinya saat ini.
keadaan ibu saat ini.

Beritahu ibu tentang Agar ibu dapat mengerti tentang


molahidatidosa molahidatidosa dan ibu dapat mengerti apa
yang terjadi padanya saat ini.
Beri ibu dukungan psikologis Agar ibu tetap semangat dan ibu dapat
menerima keadaannya saat ini.
Lakukan Rujukan dan Agar ibu bisa di tangani dengan baik dan
kolaborasi dengan dokter segera dilakukan tindakan curettage oleh
spesialis untuk melakukan dokter.
tindakan curettage

IMPLEMENTASI
Tanggal :12 Agsutus 2023 Pukul: 09:45 wib

Implementasi Paraf
o
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan: Susi
Keadaan Umum : baik Oktarita
Keadaan emosional : Stabil
TTP :12 April 2018
Usia Kehamilan : 20 minggu
Observasi Vital Sign : Tekanan Darah : 110/80 mmHg Suhu
: 360 C Nadi:82kali/menit Pernafasan : 22kali/menit
Penukuran BB dan TB
- Berat badan : 50 kg,
- Tinggi badan : 155 cm
Palpasi abdomen : teraba ballottement
TFU : 26 cm
TBJ : -
Kontrakasi :Tidak ada
Auskultasi :
DJJ :Tidak :-
EV: Ibu sudah mengetahui dan mengerti tentang keadaannya
saat ini.
Memberitahu ibu tentang Molahidatidosa,pengertian,Tanda Susi
tanda kehamilan mola,dan penangan Molahidatidosa.
a) Pengertian molahidatidosa
Mola hidatidosa ialah kehamilan abnormal,dengan cirri-
ciri stroma villus korialis langka vaskularisasi, dan
edematous. Jaringan trofoblast pada villus kadang-kadang
berproliferasi ringan kadang-kadang keras, dan
mengeluarkan hormone, yakni human chorionic
gonadotrophin (HCG) dalam jumlah yang lebih besar
daripada kehamilan biasa (prawirohardjo 2005: 262)
b) Tanda dan gejala kehamilan Molahidatidosa
Mual muntah yang parah yang menyebabkan 10% pasien
masuk rumah sakit, pembesaran rahim yang tidak sesuai
dengan usia kehamilannya(lebih besar), perdarahan yang
keluar dari vagina disertai dengan adanya gelembung-
gelembung mola,tidak adanya djj dan hasil usg berbentuk
seperti jaringan yang mirip tumpukan buah anggur (V
Tiara,dkk 2016)
c) Komplikasi
Komplikasi pada ibu dengan molahidatidosa adalah
perdarahan yang hebat sampai syok,kalau tidak segera
ditolong dapat berakibat fatal,perdarahan berulang-ulang
yang dapat menyebabkan anemia,infeksi skunder,
perforasi karena keganasan dan karena tindakan,dan
menjadi gansa pada kira-kira 18-20% kasus,akan menjadi
mola destruens atau koriokarsinoma) (V Tiara,dkk 2016)
d) Penanganan
Penanganan yang biasa dilakukan pada mola hidatidosa
adalahpengosongan jaringan mola dengan segera dengan
cara kuretase, antisipasi komplikasi (krisis tiroid,
perdarahan hebat atau perforasi uterus) (Tiara,dkk 2016)

EV: ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan


tentang Kehamilan Molahidatidosa.
Memberikan dukungan psikologi dan memberi semangat agar ibu Susi
bisa menerima keadaannya saat ini dan tetap selalu semangat.

EV: Ibu terlihat sudah menerima keadaannya saat ini dan


mengatakan mau untuk dirujuk dan dilakukan kuretase.
Melakukan Rujukan dan kolaborasi dengan dokter spesialis untuk Susi
penanganan tindak lanjut pada pasien.

EV: agar keadaan pasien tidak semakin parah dan dapat


di tangani dengan cepat.

III. EVALUASI

Tanggal : 12 Agutus 2023 Pukul : 09.50 WIB

S: - ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya saat ini


-Ibu mengatakan sudah mengerti tentang molahidatidosa
-Ibu mengatakan mau untuk dilakukan rujukan dan dilakukan tindakan

kuretase

O: -k.u : Lemah
-kesadaran : Compos Mentis
-TTV : -TD : 110/80mmhg -Pols : 82x/m
-RR : 22x/m -T : 36.5 derajat celcius
- Abdomen :
Palpasi abdomen :
Leopold 1 : Abdomen teraba bulat
Leopold 2 : Tidak teraba bagian bagian janin.
Leopold 3 : Tidak dilakukan
Leopold 4 : Tidak dilakukan

-Pemeriksaan Genetalia:

Varices : Tidak ada


Oedema : Tidak ada
Pengeluaran :Darah berwarna cokelat kehiitaman
disertai buih-buih seperti gelembung.
A:Diagnosa : Ny R usia 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 20 minggu dengan
molahidatidosa.
Masalah : Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya
Kebutuhan : -memberi dukungan psikologis pada ibu
-memberi informasi tentang molahidatidosa pada ibu
- Lakukan Rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
4.2. Pembahasan Masalah

Asuhan kebidanan pada Ny.R Usia 25 tahun dengan retensio plasenta. Adapun

beberapa hal yang penulus uraikan pada pembahasan ini dimana penulis akan

membahas kesenjangan antara teori dengan hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan

kebidanan pada Ny.R dengan Molahidatidosa akan dibahas menurut langkah-

langkah yang telah disebutkan antara lain:

1. Pengkajian Data
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara

lengkap. (Varney, 2013)

Pada studi kasus ini penulis melakukan pengkajian terhadap pasien,

dengan hasil sebagai berikut : Ny.R usia 25 tahun G1P0A0 usia kehamilan 20

minggu dengan molahidatidosa.

Hasil Anamnesa : ibu cemas dengan kehamilannya saat ini,ibu mengatakan keluar

darah berwarna merah kecokelatan disertai dengan adanya buih2 berwarna putih

keluar dari vagina sejak 4 hari yang lalu, ibu mengatakan belum pernah

merasakan gerakan janin, ibu mengatak sudah melakukan USG dan pada hasil

USG terdapat jaringan-jaringan bulat yang menumpuk seperti buah anggurdan

tidak ditemui bagian-bagian janin. ibu mengatakan usianya 25 Tahun. Hasil

Pemeriksaan : TD :110/80 mmHg, P :82 x/menit, RR :22 x/menit, T : 36,5°c.

inspeksi uterus tidak sesuai pembesaran dengan usia kehamilan ibu, pada palpasi

abdomen uterus terasa lembek,tidak terabanya balotemendan bagian-bagian

janin,tidak adanya terasa gerakan janin. Pada pemeriksaan auskultasi tidak

terdengarnya DJJ. Pemeriksaan pada vagina tampak ada pengeluaran darah pada

vagina berwarna kecokelatan disertai buih-buih berwarna putih..

Pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek di dalam

pengumpulan data.
Identifikasi Masalah, Diagnosa dan Kebutuhan

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan

semua data dasar yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau

masalah. Diagnosis yang dirumuskan adalah diagnosis dalam lingkup praktik

kebidanan yang tergolong pada Nomenklatur standar diagniosis.(Varney, 2013)

Diagnosa Pada Ny.R adalah : Ibu hamil dengan Molahidatidosa dan

ditemukan masalah Pada Ny.R adalah Ibu Cemas dengan keadaannya saat ini.

Dan kebutuhan yang diberikan pada Ny.R adalah informasi tentang keadaannya

saat ini,informasi tentang Molahidatidosa,dukungan psikologis untuk

pengurangan rasa cemas,tindakan Kuretase.

Jadi pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan

praktek lapangan.

2. Antisipasi masalah potensial

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan diagnose

atau masalah yang sudah diidentifikasi. Menurut Manuaba (2012)

mengidentifikasikan masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan

pegumpulan data, pengamatan yang cermat dan observasi yang akurat kemudian

dievaluasi apakah terdapat kondisi yang tidak normal, dan apabila tidak

mendapatkan penanganan segera dapat membawa dampak yang lebih berbahaya

sehingga mengancam kehidupan penderita.

Dalam mengantisipasi masalah potensial penulis mengambil kesimpulan

bahwa masalah potensial yang terjadi yaitu : Perdarahan hebat, Anemis, Syok,

Infeksi, Perforasi uterus, Keganasan (PTG) ( Norma, 2017).

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian, tidak ada perbedaan

masalah potensial antara tinjauan pustaka dengan apa yang ditemukan pada studi
kasus. Dengan demikian apa yang dijelaskan pada tinjauan pustaka dan yang

ditemukan pada studi kasus tidak ditemukan kesenjangan

3. Tindakan Segera
Pada langkah ini, yang dilakukan bidan adalah mengidentifikasi perlunya

tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani

bersama dengan anggota Tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.Ada

kemungkinan, data yang kita peroleh memerlukan tindakan yang harus segera

dilakukan oleh bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa menunggu waktu

beberapa waktu lagi. (Varney, 2013)Pada studi kasus Ny. R tindakan segera yang

dilakukan adalah Melakukan Rujukan. Dengan demikian apa yang dijelaskan pada

tinjauan pustaka dan yang ditemukan pada studi kasus tidak ditemukan

kesenjangan.

4. Rencana Asuhan

Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan

berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. (Varney, 2013).

Rencana asuhan untuk Ny. R dengan Molahidatidosa adalah adalah

Memberitahu informasi tentang keadaan pasien,memberi informasi tentang

Molahidatidosa, memberi dukungan mental dan melakukan Rujukan Ke Rsud H

Hanafie

Dalam rencana tindakan atau kegiatan yang dibuat, penulis tidak mendapat

kesulitan karena rencana tindakan yang dibuat sesuai dengan masalah dan
kebutuhan dari setiap masalah yang dimiliki Ny.R dan dapat dilaksanakan karena

keluarga dari Ny.R juga ikut bekerja sama. Dengan demikian apa yang dijelaskan

pada tinjauan pustaka dan yang ditemukan pada studi kasus tidak ditemukan

kesenjangan.

5. Pelaksanaan

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakuakan adalah melaksanakan rencana

asuhan yang sudah dibuat pada langkah kelima secara aman dan efisien (Varney,

2013).

Pada kasus Ny.R pelaksanaan yang dilakukan adalah memberitahu

informasi tentang keadaan pasien,memberi informasi tentang Molahidatidosa,

memberi dukungan mental dan melakukan Rujukan Ke Rsud H Hanafie Pada

studi kasus rencana tindakan yang sudah dibuat pada Ny.R sudah dilaksanakan

seluruhnya di Pusk Tanaha Sepenggal Lintas Yaitu Memberitahu informasi

tentang keadaan pasien,memberi informasi tentang Molahidatidosa, memberi

dukungan mental dan melakukan Rujukan Ke Rsud H Hnafie. Berdasarkan data

kasus yang diperoleh dapat dilihat bahwa tidak ada kesenjangan teori dan praktek.

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan sebuah perbandingan atau rencana asuhan yang

menyeluruh dari perencanaan. Pada langkah terakhir, dilakukan keefektifan

asuhan yang sudah diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan

bantuan apakah benar – benar telah terpenuhi seagaimana diidentifikasi didalam

diagnosis dan masalah, Hasil evaluasi setelah dilakukan perawatan di Pusk

Tanah Sepenggal Lintas


: Ny.R dibawa ke Rumah Sakit H Hanfie dengan membawa surat rujukan untuk

dilakukan pemeriksaan tindak lanjut.

Dengan melihat tindakan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan

bahwa tujuan yang ingin dicapai pada Kasus Ny.R sebagian besar dapt

terevaluasii dengan yang diharapkan. Dengan demikian pada tinjauan dan stusi

kasus pada Ny.R Di lahan praktek secara garis besar Nampak adanya persamaan

karena masalah dapat teratasi dengan baik.


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin

dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik,

molda hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi

cairan jernih dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimieter sampai 1 atau 2 cm. Penyebab mola

hidatidosa sampai saat ini belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor resiko yang dapat

memicu tejadinya mola hidatidosa, diantaranya: usia ibu, status gizi, riwayat obstetri, golongan darah,

genetik, kontrasepsi oral dan perdarahan irregular.

Adapun penatalaksaan mola hidatidosa yaitu dengan:

1. Memperbaiki keadaan umum


Yang termasuk usaha ini misalnya, pemberian transfusi darah untuk memperbaiki syok atau
anemia.
2. Pengeluaran Jaringan Mola, dengan cara:
 Vakum Kuretase
 Histerektomi
3. Pemeriksaan Tindak Lanjut

Pemeriksaan tindak lanjut dilakukan dengan test hCG. Dimana test harus mencapai nilai normal 8
minggu setelah evakuasi. Dimana, lama pengawasan berkisar 1 tahun.

4.1 Saran

Diharapkan semua pihak yang berperan dalam pelayanan kesehatan untuk memberikan penanganan

yang lebih baik lagi, untuk meminimalkan kejadian kematian ibu akibat perdarahan khususnya yang

diakibatkan kehamilan Molahidatidosa dan kejadian keganasan akibat Molahidatidosa.


DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Paputungan, V Tiara, Freddy W.Wagey dan Rudy A.Lengkong. 2016. “Profile Penderita Mola Hidatidosa di

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dalam Jurnal: e-Clinic Volume 4, Nomor 1. Manado: Bagian Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

Soflyta, Margie. 2014. “Wanita 36 Tahun Dengan Mola Hidatidosa”.


https://dokumen.tips/documents/makalah-molahidatidosa.html. Diakses tanggal 15 September Jam: 19.45

Márton Keszthelyi  1,  Marcell Bakos  1,  István Szabó  1,  Marianna Török  1,  Lotti Lőczi  1,  Lilla Madaras  2,  Nándor
Ács  1,  Szabolcs Várbíró  1

Magdaléna Daumová,  Šárka Hadravská,  Martina Putzová

Devi Liani Octiara, Ratna Dewi Puspita Sari| Mola Hidatidosa

Anda mungkin juga menyukai