OLEH :
FELIX ROYNALDO FALIRAT
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan tugas “Makalah Mola Hidatidosa”.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah askep kegawatdaruratan yang telah membantu
dan membimbing saya dalam menyelesaikan tugas ini. Dan saya juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman yang telah mendukung dan membantu saya sehingga dapat
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan, oleh sebab itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menjadi acuan bagi
saya agar menjadi lebih baik lagi dalam menyusun tugas yang ada.
Semoga makalah mola hidatidosa ini, dapat menambah wawasan para pembaca dan
Penyusun
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Klasifikasi
E. Tanda dan gejala
F. Factor-faktor yang mempengaruhi retensio plasenta
G. Komplikasi
H. Penanganan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mola hidatidosa didefinisikan sebagai suatu tumor jinak (benigna) dari korion.
Penyakit ini biasanya dikaitkan dengan; sosioekonomi rendah, letak geografis berbeda
(Asia Tenggara dan Mexico dengan insidensi yang banyak), malnutrisi (konsumsi protein
rendah, asam folat rendah, dan karoten rendah), dan usia 40 tahun. Prevalensi mola
hidatidosa 1/1500 di USA dan 1/25 terdistribusi di Mexico. Kejadian pada wanita Asia
lebih tinggi (1 kasus dari 120 kehamilan) daripada wanita di negara-negara barat (1 kasus
dari 2000 kehamilan). (Benson & Pemoll's, 1994; Hanifa W, 1999). Banyaknya penyulit
pada kasus mola hidatidosa, memperburuk prognosis dari penyakit ini, seperti:
preeklampsia, tirotoksikosis, anemia, dan hipotensi (Anna dkk, 2001). Apabila
penanganan pada penyakit ini kurang baik tidak jarang menimbukan kematian. Dengan
adanya penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, mola hidatidosa beserta pola penyakitnya
dapat diketahui dan diharapkan masyarakat mengetahui juga lebih waspada terhadap
gejala-gejala yang menyertainya dan melaksanakan pemeriksaan rutin terhadap
kandungannya. Dengan deteksi dini maka angka kematian dapat ditekan semaksimal
mungkin.
Mola hidatidosa adalah salah satu contoh kegagalan dalam kehamilan. Insidensi
kehamilan di Indonesia yakni 1 dari 40 kehamilan normal. Mola hidatidosa adalah suatu
kehamilan abnormal yang di sebabkan karena berproliferasinya sel-sel trofoblas vili
chorealis plasenta. Pada kehamilan mola hidatidosa ini biasanya janin mengalami
kematian namun vili-vili chorealis tetap berkembang membentuk seperti gugusan buah
anggur. Pada saat jaringan trofoblas tersebut berproliferasi juga mengeluarkan hormon β-
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin).Hormon HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin) merupakan hormon yang dihasilkan trofoblas plasenta demi
mempertahankan fungsi corpus luteum sebagai penyokong kehamilan dini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Apakah definisi mola hidatidosa ?
2. Apa etiologi mola hidatidoa?
3. Bagaimana patofisiologi mola hidatidosa ?
4. Jelaskan klasifikasi mola hidatidosa
5. Jelaskan tanda dan gejala mola hidatidosa
6. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi mola hidatidosa
7. Jelaskan komplikasi mola hidatidosa
8. Bagaimana penatalaksanaan mola hidatidosa?
C. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Untuk memenuhu tugas mata kuliah askep kegawatdaruratan III
2. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui definisi mola hidatidosa
b. Untuk mengetahuai etiologi mola hidatidosa
c. Untuk mengetahui patofisiologi mola hidatidosa
d. Untuk mengetahui klasifikasi mola hidatidosa
e. Untuk mengetahui tanda dan gejala mola hidatidosa
f. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi mola hidatidosa
g. Untuk mengetahui komplikasi mola hidatidosa
h. Untuk mengetahui penatalaksanaan mola hidatidosa
D. Manfaat
1. Bagi Pasien
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang mola hidatidosa.
2. Bagi perawat
Karya ilmiah diharapakan dapat memberi pengetahuan mengenai mola hidatidosa
dan juga sebagai pedoman dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
3. Bagi Universitas
Karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi referensi mengenai mola hidatidosa.
A. Definisi
Mola hidatidosa (atau hamil anggur) adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak
yang terbentuk akibat kegagalan pembentukan janin.
Kehamilan Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang di tandai dengan hasil
konsepsi yang tidak berkembang menjadi embrio setelah fetilisasi, namun terjadi
proliferasi dari vili karialis disertai dengan degenerasi hidropik uterus melunak dan
berkembang lebih cepat dari usia gestasi normal, tidak dijumpai adanya janin,dan kavum
uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur, kelainan ini merupakan
neoplasma trofoblas yang jinak (Yulaikhah,2008).
Mola hidatidosa adalah perubahan pertumbuhan embrionik dini yang menyebabkan
gangguan pada plasenta, proliferasi sel-sel abnormal yang cepat, dan menghancurkan
embrio (Stright,2004).
B. Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui pasti, namun ada factor-faktor yang
menyebabkan antara lain :
1. faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tapi terlambat
dikeluarkan
2. imunoselektif dari trofoblas
3. keadaan sosio ekonomi yang rendah
4. paritis tinggi
5. kekurangan protein
6. infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas
7. genetika
C. Patofisiologi
Jonjot-jonjot korion tumbuh berganda dan mengandung cairan merupakan kista-kista
kecil seperti anggur. Biasanya di dalamnya tidak berisi embrio. Secara histo patologic
kadang-kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi normal. Bisa juga
terjadi kehamilan ganda mola adalah: Satu janin tumbuh dan yang satu menjadi mola
hidatidosa. Gelembung mola besarnya bervariasi.mulai dari yang kecil sampai
berdiameter lebih dari 1 cm.
Mola parsialis adalah bila dijumpai dan gelembung-gelembung mola.
Secara mikroskopik terlihat trias:
1. Proliferasi dari trofoblas
2. Degenerasi hidropik dari stroma vili dan kesembaban
3. Terlambat atau hilangnya pembuluah darah dan stroma
Sel-sel langhans tampak seperti sel polidral dengan inti terang dengan adanya sel
sinisial giantik (Syncytial Giant Cells). Pada kasus mola banyak kita jumpai ovarium
dengan kista lutein ganda berdiameter 10 cm atau lebih (25-60%). Kista lutein akan
berangsur-angsur mengecil dan kemudian hilang setelah mola hidatidosa sembuh.
D. Klasifikasi
Mola hidatidosa komlit (klasik)
Terlihat gelembung vesikula jernih
Tidak ditemukan janjin amnion
Mola hidatidosa inkomplit (parsial)
bersifat fokal
Masih terdapat janin
Vili bersifat avascular dan pembengkakannya berjalan lambat
G. Komplikasi
Komplikasi pada mola hidatidosa menurut Nugroho, 2011
a. Perdarahan hebat.
b. Anemia.
c. Syok hipovolemik.
d. Infeksi sekunder.
e. Perforasi uterus.
f. Keganasan (PTG).
g. Preeklampsi atau eklampsia.
h. Tirotoksikosis
H. Penatalaksanaan
1. Terapi.
a. Keluar pendarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi syok dan perbaiki
keadaan umum penderita dengan pemberian cairan dan transfuse darah. Tindakan
pertama adalah melakukan manual digital untuk pengeluaran sebanyak mungkin
jaringan dan bekuan darah barulah dengan tenang dan hati-hati evaluasi sisanya
dengan kuretase.
b. Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil:
1) Pasang beberapa gagang laminari untuk memperlebar pembukaan selama 12
jam.
2) Setelah pasang infus Dectrosa 5 % yang berisi 50 satuan oksitosin (pitosin
atau sintosinon); cabut laminaria, kemudian setelah itu lakuakn evakuasi isi
kavum uteri dengan hati-hati. Pakailah cunam ovum yang agak besar atau
kuret besar : ambillah dulu bagian tengan baru bagian - bagian lainya pada
kavum uteri. Pada kuretase pertama ini keluarkanlah jaringan sebanyak
mungkin, tak usah terlalu bersih.
3) Keluar perdarahan banyak, berikan tranfusi darah dan lakukan tampon utero-
vaginal selama 24jam.
c. bahan jaringan dikirim untuk pemeriksaan histo – patologik dalam 2 porsi:
1) Porsi 1: yang dikeluarkan dengan cunam ovum.
2) Porsi 2: dikeluarkan dengan kuretase.
d. berikan obat – obatan, antibiotik, uterustonika dan perbaikan keadaan umum
penderita.
e. 7-10 hari sesudah kerokan pertama, dilakukan kerokan ke 2 untuk membersihkan
laboratorium.
f. Keluar mola terlalu besar dan takut perforasi bila dilakukan kerokan, ada beberapa
institute yang melakukan histeromia untuk mengeluarkan isi Rahim (mola).
g. histerektomi total dilakukan pada mola resiko tinggi (high risk mola) : usia lebih
dari 30 tahun, paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar (mola besar) yaitu
setinggi pusat atau lebih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mola hidatidosa (atau hamil anggur) adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak
yang terbentuk akibat kegagalan pembentukan janin.
Mola hidatidosa adalah perubahan pertumbuhan embrionik dini yang menyebabkan
gangguan pada plasenta, proliferasi sel-sel abnormal yang cepat, dan menghancurkan
embrio (Stright,2004).
Klasifikasi mola hidatidosa ada 2 yaitu, mola hidatidosa komplit dan mola hidatidasa
inkomplit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mola hidatidosa yang diketahui adalah status sosio
ekonomi rendah, keguguran sebelumnya, dan usia yang sangat ekstrim pada masa subur.
Efek usia yang sangat jelas terlihat adalah pada wanita yang berusia 45 tahun, Ketika
frekuensi lesi yang terjadi adalah 10 kali lipat dari pada lesi yang dapat terjadi pada
wanita yang berusia 20-40 tahun.
B. Saran
Kepada ibu hamil disarankan untuk selalu melakukan pemeriksaan kandungan. Hal
ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala patologis yang sering terjadi saat
sedang mengandung. Apabila terjadi gejala patologis, ibu harus segera melaporkan
kepada tenaga medis agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap
kandungannya.
DAFTAR PUSTAKA