Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH MOLA HIDATIDOSA

Di susun Oleh :

Kelompok 11

1. Meissy Cristi Fanesia


2. Mutiara Ayu Friska
3. Mutmainnah
4. Nunuk Nuraziza
5. Nur Isra Kasri

PROGRAM STUDI S.Tr KEBIDANAN ALIH JENJANG

POLTEKKES KEMENKES PALU

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
Kelompok 11 dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Molahidatidosa
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran “Askeb Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal”. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
Molahidatidosa bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kelompok 11 mengucapkan terima kasih kepada Ibu Asrawaty M.Tr. Keb.


Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua anggota kelompok yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Kami anggota kelompok 11 menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 1 Agustus 2021

Kelompok 11

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.............................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................4
C. TUJUAN.................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................6


A. Konsep Teori.................................................................................6
1. Defenisi...................................................................................6
2. Etiologi...................................................................................6
3. Predisposisi.............................................................................6
4. Klasifkasi................................................................................7
5. Tanda dan gejala.....................................................................9
6. Manifestasi klinik....................................................................9
7. Patofisiologi............................................................................10
8. Tesdiagnostik..........................................................................11
9. Penanganan.............................................................................12
10. Komplikasi..............................................................................13
B. Manajemen Kebidanan..................................................................13
1. Pengertian asuhan kebidanan..................................................13
2. Pengertian manajemen kebidanan...........................................13
3. Peroses manajemen kebidanan...............................................14
4. Catatan perkembangan............................................................15
C. Asuhan kebidanan.........................................................................19
BAB III PENUTUP..............................................................................40
A. Kesimpulan.......................................................................40
B. Saran..................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................41

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mola hidatidosa didefinisikan sebagai suatu tumor jinak (benigna) dari
korion. Penyakit ini biasanya dikaitkan dengan; sosioekonomi rendah, letak
geografis berbeda (Asia Tenggara dan Mexico dengan insidensi yang banyak),
malnutrisi (konsumsi protein rendah, asam folat rendah, dan karoten rendah),
dan usia 40 tahun.
Prevalensi mola hidatidosa 1/1500 di USA dan 1/25 terdistribusi di
Mexico. Kejadian pada wanita Asia lebih tinggi (1 kasus dari 120 kehamilan)
daripada wanita di negara-negara barat (1 kasus dari 2000 kehamilan).
(Benson & Pemoll's, 1994; Hanifa W, 1999).
Banyaknya penyulit pada kasus mola hidatidosa, memperburuk
prognosis dari penyakit ini, seperti: preeklampsia, tirotoksikosis, anemia, dan
hipotensi (Anna dkk, 2001). Apabila penanganan pada penyakit ini kurang
baik tidak jarang menimbukan kematian.
Dengan adanya penyusunan makalah ini, mola hidatidosa beserta pola
penyakitnya dapat diketahui dan diharapkan masyarakat mengetahui juga
lebih waspada terhadap gejala-gejala yang menyertainya dan melaksanakan
pemeriksaan rutin terhadap kandungannya. Dengan deteksi dini maka angka
kematian dapat ditekan semaksimal mungkin.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana patogenesis mola hidatidosa?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyulit mola hidatidosa?
3. Bagaimana penatalaksanaan mola hidatidosa?

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa kebidanan diharapkan mampu untuk mengerti dan menjelaskan
molahidatidosa dan asuhan kebidanan pada pasien dengan kasus
molahidatidosa
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari molahidatidosa

4
2. Mengetahui dan memahami etiologi dari molahidatidosa
3. Mengetahui dan penyebab, gejala klinis, serta penatalaksanaan dari
molahidatidosa
4. Mengetahui dan menerapkan asuhan kebidanan kepada pasien dengan
kasus molahidatidosa

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Defenisi Molahidatidosa
Mola Hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (chorionic villi) yang
tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung
banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan. Karena
itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. Kelainan ini merupakan
neoplasma trofoblas yang jinak (benigna). (Mochtar, 2005)
Sedangkan menurut prawirohardjo, 2007 yang dimaksud dengan
mola hidatidosa ialah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di
mana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami
perubahan hidropik. Dalam hal demikian disebut mola hidatidosa atau
complete mole, sedangkan bila disertai janin atau bagian dari janin disebut
mola parsialis atau partial mole.
2. Etiologi
Menurut Purwaningsih, 2010 penyebab terjadinya mola hidatidosa
adalah pembengkakan pada vili (degenerasi pada hidrofik) dan poliferasi
trofoblas. Faktor yang dapat menyebabkan mola hidatidosa antara lain:
a. Faktor ovum: ovum patologik sehingga mati dan terlambat dikeluarkan
b. Imunoselektif dari trofoblas
c. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
d. Paritas tinggi
e. Kekurangan protein
f. Infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas.
3. Presdiposisi
Faktor resiko lainnya yang diketahui adalah status sosio ekonomi
rendah, keguguran sebelumnya, neoplasma trofoblastik gestasional
sebelumnya, dan usia yang sangat ekstrim pada masa subur. Efek usia
yang sangat jelas terlihat adalah pada wanita yang berusia lebih dari 45
tahun, ketika frekuensi lesi yang terjadi adalah 10 kali lipat dari pada lesi
yang dapat terjadi pada wanita yang berusia diantara 20-40 tahun.
(Reeder, 2011).

6
Faktor lain yang mempengaruhi wanita untuk kehamilan mola yaitu
berkaitan dengan genetika dan riwayat reproduksi. Berikut faktor resiko
untuk kehamilan mola hidatidosa menurut Fauziyah, 2012 :
a. Etnis Asia
Ada insiden yang lebih tinggi untuk angka kejadian kehamilan
mola hidatidosa di kawasan Asia. Perempuan dari etnis Asia beresiko
dua kali lipat lebih tinggi dari pada wanita non-etnis Asia.
b. Riwayat kehamilan mola hidatidosa sebelumnya
Wanita yang pernah mengalami kehamilan mola hidatidosa
memiliki resiko 2 kali lipat dibandingkan dengan yang belum pernah
mengalami kehamilan mola hidatidosa.
c. Riwayat genetik
Terdapat penelitian yang membuktikan bahwa kehamilan mola
hidatidosa memiliki penyebab genetik terkait dengan mutasi gen pada
kromosom 19.
d. Faktor makanan
Asupan rendah karotene dan rendah lemak hewani dikaitkan
dengan peningkatan resiko kehamilan mola hidatidosa sempurna,
termasuk juga kekurangan vitamin A.
4. Klasifikasi
Mola hidatidosa terdiri dari dua jenis menurut Myles, 2009 yaitu :
a. Mola hidatidosa komplet
Pada mola jenis ini, tidak terdapat adanya tanda-tanda embrio, tali
pusat, atau membran. Kematian terjadi sebelum berkembangnya
sirkulasi plasenta. Villi korionik berubah menjadi vesikel hidropik
yang jernih yang menggantung bergerombol pada pedikulus kecil, dan
memberi tampilan seperti seikat anggur. Ukuran vesikel bervariasi,
dari yang sulit dilihat sampai yang berdiameter beberapa sentimeter.
Hiperplasia menyerang lapisan sinsitiotrofoblas dan sitotrofoblas.
Massa mengisi rongga uterus dan dapat cukup besar untuk menyerupai
kehamilan.
Pada kehamilan normal, trofoblas meluruhkan desidua untuk
menambatkan hasil konsepsi. Hal ini berarti bahwa mola yang sedang
berkembang dapat berpenetrasi ke tempat implantasi. Miometrium
dapat terlibat, begitu pula dengan vena walaupun jarang terjadi. Ruptur
uterus dengan perdarahan massif merupakan salah satu akibat yang
dapat terjadi.

7
Mola komplet biasanya memiliki 46 kromosom yang hanya
berasal dari pihak ayah (paternal). Sperma haploid memfertilasi telur
yang kosong yang tidak mengandung kromosom maternal. Kromosom
paternal berduplikasi sendiri. Korsiokarsioma dapat terjadi dari mola
jenis ini.

Gambar 2.1 Mola Hidatidosa Komplet

b. Mola hidatidosa partial


Tanda-tanda adanya suatu embrio, kantong janin, atau kantong
amnion dapat ditemukan karena kematian terjadi sekitar minggu ke-8
atau ke-9. Hiperplasia trofoblas hanya terjadi pada lapisan
sinsitotrofoblas tunggal dan tidak menyebar luas dibandingkan dengan
mola komplet. Analisis kromosom biasanya akan menunjukan adanya
triploid dengan 69 kromosom, yaitu tiga set kromosom: satu maternal
dan dua paternal. Secara histologi, membedakan antara mola parsial
dan keguguran laten merupakan hal yang sulit dilakukan. Hal ini
memiliki signifikansi klinis karena walaupun risiko ibu untuk
menderita koriokarsinoma dari mola parsial hanya sedikit, tetapi
pemeriksaan tindak lanjut tetap menjadi hal yang sangat penting.

Gambar 2. 2 Mola Hidatidosa Parsial

8
5. Tanda dan Gejala
Menurut Mochtar, 2005 terdapat beberapa tanda dan gejala pada
mola dilihat dari keluhan dan beberapa pemeriksaan khusus obstetri yang
dilakukan pada penderita:
a. Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata
dari kehamilan biasa.
b. Kadang kala ada tanda toksemia gravidarum.
c. Terdapat pendarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna
tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak.
d. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan tua kehamilan
seharusnya.
e. Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu
ada), yang merupakan diagnosa pasti.
f. Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan,
yang disebut muka mola (mola face).
g. Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen, juga gerakan janin.
h. Adanya fenomena harmonika: darah dan gelembung mola keluar, dan
fundus uteri turun; lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru.
i. Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin.
j. Terdengar bising dan bunyi khas.
k. Perdarahan tidak teratur.
l. Penurunan berat badan yang berlebihan. (Purwaningsih, 2010)
6. Manifestasi Klinik
Mola hidatidosa adalah tumor plasenta yang terbentuk saat telah
terjadi kehamilan. Untuk beberapa alas an yang belum jelas, embrio mati
dalam uterus, tetapi plasenta tetap berkembang. Pada tahap awal penyakit,
manifestasi yang terjadi sulit dibedakan dengan manifestasi yang terjadi
pada kehamilan normal. Abnormalitas genetik yang terjadi pada saat
pembuahan tampak menjadi penyebab penyakit tersebut.
Gambaran klinis pada kehamilan akan terlihat normal awalnya,
walaupun pada sekitar sepertiga sampai setengah wanita yang mengalami
mola komplit, uterus akan membesar lebih dari massa gestasi yang
diperkirakan. Perdarahan merupakan gejala yang umum terjadi dan dapat
bervariasi dari perdarahan bercak-bercak merah kecoklatan sampai
perdarahan hebat berwarna merah segar. Muntah yang berlebihan dan
parah akan muncul pada tahap awal. Denyut jantung janin tidak terdengar
walaupun terdapat tanda-tanda kehamilan yang lain. Preeklampsia dapat

9
terjadi sebelum gestasi minggu yang ke-20. Wanita yang mengalami mola
hidatidosa sebagian biasanya memiliki diagnosis klinis aborsi spontan
missed abortion. Vesikel akan terlihat pada rabas vagina saat terjadinya
abortus.
Kadar β – hCG darah atau urine akan sangat positif (sangat
meningkat saat dibandingkan dengan kadarnya pada kehamilan yang
normal). Pada kehamilan mola, kadar β – hCG serum masih sangat tinggi
dalam seratus hari setelah menstruasi terakhir, ketika kadarnya seharusnya
telah mengalami penurunan. Walaupun demikian, nilai ini juga harus
dievaluasi dengan cermat, karena kadar yang sangat tinggi juga dapat
dikaitkan dengan gestasi multipel dengan lebih dari satu plasenta. Kadar
hCG awal mungkin relatif pada pasien yang mengalami mola sebagian
daripada pasien yang mengalami mola komplit. (Reeder, 2011)
7. Patofisiologi
Jonjot-jonjot korion tumbuh berganda dan mengandung cairan
merupakan kista-kista seperti anggur. Biasanya didalamnya tidak berisi
embrio. Secara histopatologik kadang-kadang ditemukan jaringan mola
pada plasenta dengan bayi normal. Bisa juga terjadi kehamilan ganda mola
adalah: satu janin tumbuh dan yang satu lagi menjadi mola hidatidosa.
Gelembung mola besarnya bervariasi, mulai dari yang kecil sampai
berdiameter lebih dari 1 cm. Mola parsialis adalah bila dijumpai janin dan
gelembung-gelembung mola.
Secara mikroskopik terlihat trias:
a. Proliferasi dari trofoblas
b. Degenerasi hidropik dari stroma villi dan kesembaban
c. Terlambat atau hilangnya pembuluh darah dan stroma.
Sel-sel Langhans tampak seperti sel polidral dengan inti terang dan
adanya sel sinsisial giantik. Pada kasus mola banyak kita jumpai ovarium
dengan kista lutein ganda berdiameter 10 cm atau lebih (25-60%). Kista
lutein akan berangsur-angsur mengecil dan kemudian hilang setelah mola
hidatidosa sembuh.(Mochtar, 2005)
Sedangkan menurut Purwaningsih, 2010 patofisiologi mola
hidatidosa yaitu ovum Y telah dibuahi mengalami proses segmentasi
sehingga terjadi blastomer kemudian terjadi pembelahan dan sel telur
membelah menjadi 2 buah sel. Masing-masing sel membelah lagi menjadi
4, 8, 16, 32, dan seterusnya hingga membentuk kelompok sel yang disebut
morula. Morula bergerak ke cavum uteri kurang lebih 3 hari dan didalam

10
morula terdapat exozeolum. Sel-sel morula terbagi dalam 2 jenis yaitu
trofoblas (sel yang berada disebelah luar yang merupakan dinding sel
telur) sel kedua yaitu bintik benih atau nodus embrionale (sel yang
terdapat disebelah dalam yang akan membentuk bayi). Pada fase ini sel
seharusnya mengalami nidasi tetapi karena adanya poliferasi dari trofoblas
atau pembengkakan vili atau degenerasi hidrifilik dari stroma vili dan
hilangnya pembuluh darah stroma vili maka nidasi tidak terjadi. Trofoblas
kadang berproliferasi ringan kadang keras sehingga saat proliferasi keras
uterus menjadi semakin besar. Selain itu trofoblas juga mengeluarkan
hormone HCG yang akan mengeluarkan rasa mual dan muntah. Pada mola
hidatidosa tidak jarang terjadi perdarahan pervaginam, ini juga
dikarenakan proliferasi trofoblas yang berlebihan. Pengeluaran darah ini
kadang disertai gelembung vilus yang dapat memastikan diagnose mola
hidatidosa.
8. Tes Diagnostik
Menurut Fauziyah, 2012 tes diagnostic pada mola hidatidosa dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a. Pemeriksaan kadar beta hCG: pada mola terdapat peningkatan kadar
beta hCG darah atau urin.
b. Uji Sonde : Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-
hati ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada
tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada
tahanan, kemungkinan mola (cara Acosta Sison).
c. Foto rontgen abdomen : tidak terlihat tulang-tulang janin (pada
kehamilan 3-4 bulan).
d. Ultrasonografi : pada mola akan terlihat badai salju (snow flake
pattern) dan tidak terlihat janin.
e. Foto thoraks : pada mola ada gambaran emboli udara.
f. Pemeriksaan trimester 3 dan trimester 4 bila ada gejala tirotoksikosis.
(Sujiyatini, 2009)
g. Diagnosis yang paling tepat bila kita telah melihat gelembung
molanya. Tetapi bila kita menunggu sampai gelembung mola keluar
biasanya sudah terlambat karena pengeluaran gelembung umumnya
disertai perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien menurun.
(Prawirohardjo, 2007)

11
9. Penanganan
Terapi mola hidatidosa ada 3 tahapan yaitu:
a. Perbaikan keadaan umum
Perbaikan keadaan umum pada pasien mola hidatidosa, yaitu :
1) Koreksi dehidrasi
2) Transfusi darah bila ada anemia (Hb 8 ggr % atau kurang)
3) Bila ada gejala pre eklampsia dan hiperemesis gravidarum diobati
sesuai dengan protokol penanganan di bagian obstetrik dan
ginekologi
4) Bila ada gejala-gejala tirotoksikosis, dikonsultasikan ke bagian
penyakit dalam
b. Pengeluaran jaringan mola dengan cara kuretase dan histerektomi
1) Kuretase pada pasien mola hidatidosa:
a) Dilakukan setelah pemeriksaan persiapan selesai (pemeriksaan
darah rutin, kadar beta HCG dan foto toraks) kecuali bila
jaringan mola sudah keluar spontan.
b) Bila kanalis servikalis belum terbuka maka dilakukan
pemasangan laminaria dan kuretase dilakukan 24 jam
kemudian
c) Sebelum melakukan kuretase, sediakan darah 500 cc dan
pasang infuse dengan tetesan oksitosin 10 IU dalam 500 cc
dekstrose 5%.
d) Kuretase dilakukan 2 kali dengan interval minimal 1 minggu.
e) Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim ke laboratorium PA.
2) Histerektomi. Syarat melakukan histerektomi adalah :
a) Umur ibu 35 tahun atau lebih.
b) Sudah memiliki anak hidup 3 orang atau lebih.
c. Pemeriksaan tindak lanjut
Menurut Sujiyatini, 2009 pemeriksaan tindak lanjut pada pasien mola
hidatidosa meliputi :
1) Lama pengawasan 1-2 tahun.
2) Selama pengawasan, pasien dianjurkan untuk memakai kontrasepsi
kondom, pil kombinasi atau diafragma. Pemeriksaan fisik
dilakukan setiap kali pasien datang untuk kontrol.
3) Pemeriksaan kadar beta HCG dilakukan setiap minggu sampai
ditemukan kadarnya yang normal 3 kali berturut-turut.

12
4) Setelah itu pemeriksaan dilanjutkan setiap bulan sampai ditemukan
kadarnya yang normal 6 kali berturut-turut.
5) Bila telah terjadi remisi spontan (kadar beta HCG, pemeriksaan
fisik, dan foto toraks semuanya normal) setelah 1 tahun maka
pasien tersebut dapat berhenti menggunakan kontraasepsi dan
dapat hamil kembali.
6) Bila selama masa observasi, kadar beta HCG tetap atau meningkat
dan pada pemeriksaan foto toraks ditemukan adanya tanda-tanda
metastasis maka pasien harus dievaluasi dan dimulai pemberian
kemoterapi.
10. Komplikasi
Komplikasi pada mola hidatidosa menurut Nugroho, 2011 meliputi :
a. Perdarahan hebat.
b. Anemia
c. Syok hipovolemik.
d. Infeksi sekunder.
e. Perforasi uterus.
f. Keganasan (PTG).

B. Manajemen Kebidanan
Menurut pendapat Muslihatun (2009) tentang Manajemen Kebidanan :
1. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang
dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau
permasalahan, khususnya dalam KIA atau KB.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung
jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan atau masalah bidan meliputi masa kehamilan, persalinan,nifas,
bayi, dan keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan
serta pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah metode kerja profesi dengan
menggunakan langkah-langkah sehingga merupakan alur kerja dan
perorganisasian pikiran dan bertindak sebagai suatu langkah- langkah
yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi bidan.

13
Proses manajemen ini terdiri dari 7 langkah berurutan dimana
disetiap langkah disempurnakan secara periodik, proses ini dimulai dari
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Dengan adanya proses manajemen asuhan kebidanan ini maka
mudah kita dapat mengenali dan mengidentifikasi masalah selanjutnya,
merencanakan dan melaksanakan suatu asuhan yang aman dan efektif.
3. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
a. Langkah I. Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar)
Merupakan langkah awal dan manajemen kebidanan, langkah
yang merupakan kemampuan intelektual dalam mengidentifiksi
masalah ibu, Pada tahap ini merupakan dasar langkah selanjutnya.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam langkah identifikasi data dasar
meliputi pengumpulan data, menggali data atau informasi baik ibu,
keluarga, maupun tim kesehatan lainnya atau data yang diperoleh dari
hasil pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik.
Hal-hal yang dilakukan dalam pengumpulan data :
1) Data Subyektif
a) Biodata
(1) Nama
Untuk lebih mengenal pasien agar tercipta keakraban
yang dapat membantu dalam mengembangkan hubungan
interpersonal.
(2) Umur
Untuk mendeteksi hubungan umur dengan penyulit saat
ini.
(3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan serta cara pandang agama
yang di anutnya.
(4) Suku/ bangsa
Untuk mengetahui sosial budaya dan adat istiadat untuk
memperoleh gambaran tentang budaya yang di anut pasien
apakah bertentangan atau mendukung pola- pola kesehatan.
(5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual, karena
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan
seseorang, serta mempermudah kita untuk berkomunikasi
dengan klien.

14
(6) Pekerjaan
Untuk memperoleh gambaran tentang sosial ekonomi.
(7) Alamat
Untuk mengetahui daerah lingkungan tempat tinggal
ibu, karena lingkungan sangat berpengaruh terhadap
kesehatan ibu.
(8) Identitas penanggung jawab
Untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab
terhadap pasien termasuk biaya perawatan.
b) Keluhan utama
Keluhan utama ditujukan untuk menggali tanda atau gejala
yang berkaitan dengan keluhan yang dirasakan pasien.
c) Riwayat kesehatan
(1) Keluarga
Berkaitan dengan penyakit keluarga yang dikaji :
penyakit jantung, asma, hipertensi, alergi, DM untuk
mengetahui apakah keluarga mempunyai riwayat yang
berkaitan dengan kelainan kongenital.
(2) Pasien
Dikaji mengenai kesehatan dahulu dan sekarang.
Riwayat kesehatan dahulu ditujukan pada pengkajian
penyakit yang diderita pasien yang berkaitan dengan
kelainan kongenital.
d) Riwayat obstetri
(1) Riwayat KB
Untuk mengetahui alat kontrasepsi yang digunakan
sebelumnya, untuk mengetahui alasan melepas alat
kontrasepsi, untuk mengetahui rencana alat kontrasepsi
yang akan digunakan, dan untuk mengetahui alasan
menggunakan alat kontrasepsi.
(2) Riwayat perkawinan
Dikaji umur ibu dan suami saat menikah, berapa kali,
lama dan usia menikah. Hal ini untuk mengetahui
infertilitas.

15
e) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(1) Nutrisi
Perlu dikaji untuk mengetahui pola makan ibu supaya
kita mendapatkan gambaran bagaimana pasien dalam
mencukupi asupan gizinya secara kualitas dan kuantitas.
(2) Eliminasi
Perlu dikaji untuk mengetahui pola eliminasi klien
berdasarkan buang air besar melalui frekuensi, jumlah,
konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi
frekuensi, warna, dan jumlah.
(3) Istirahat
Perlu dikaji pola istirahat dan tidur klien, berapa jam
klien tidur, dan klien dianjurkan cukup istirahat.
(4) Personal hygiene
Perlu dikaji karena bagaimanapun juga hal ini akan
mempengaruhi kesehatan ibu, terutama kebersihan
genetalianya.
(5) Aktivitas
Dikaji untuk mengetahui aktifitas klien.
(6) Data psikososiokultural
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap
dirinya.
2) Data Obyektif
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara umum.
b) Kesadaran
Untuk mengetahui seberapa tingkat kesadaran pasien saat
dilakukan pemeriksaan ataupun tindakan.
c) Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui tekanan darah, denyut nadi, pernapasan,
dan suhu.
d) Pemeriksaan fisik
Dikaji dari ujung kepala hingga kaki (head to toe), untuk
mengetahui adanya kelainan yang diderita pasien.

e) Pemeriksaan khusus

16
Untuk mengetahui keadaan bagian dalam tubuh pasien
dengan cara inspeksi (melihat), palpasi (meraba), auskultasi
(mendengarkan).
f) Pemeriksaan Penunjang
Didapat dari hasil pemeriksaan oleh bagian laboratorium,
rontgen dan lain-lain.
b. Langkah II (Interpretasi Data Dasar)
Menginterpretasikan data secara spesifik ke dalam suatu rumusan
diagnosa kebidanan dan masalah. Diagnosa lebih sering didefinisikan
oleh bidan yang difokuskan pada apa yang dialami oleh klien
sedangkan masalah lebih sering berhubungan dengan bagaimana klien
menguraikan keadaan yang dirasakan.
c. Langkah III (Identifikasi adaya diagnosa atau masalah potensial)
Tahap ini mengantisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi
atau yang akan dialami oleh ibu bila tidak mendapat penanganan yang
adekuat, didapat melalui pengamatan yang cermat, observasi secara
akurat dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi.
d. Langkah IV (Antisipasi Tindakan Segera)
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen
kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter dan atau untuk konsultasi atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien.
Dalam hal ini di lakukan antisipasi dengan cara melakukan kolaborasi
dan rujukan ke tempat tenaga kesehatan yang lebih tinggi.
e. Langkah V (Perencanaan)
Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan merencanakan tindakan
secara komprehensif yang didasari atas rasional tindakan yang relevan
dan diakui kebenaranya, sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa
yang seharusnya dikerjakan atau tidak oleh bidan.
f. Langkah VI (Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan)
Langkah implementasi atau pelaksanaan asuhan didalam
manajemen kebidanan dilaksanakan oleh bidan maupun bekerjasama
dengan tenaga kesehatan lain, berdasarkan rencana yang telah
ditetapkan. Pelaksanaan asuhan kebidanan di upayakan dalam waktu
singkat dan seefektif mungkin, hemat dan berkualitas, serta sesuai
rencana yang komprehensif. Implementasi memberikan asuhan
kebidanan yang sesuai dengan masalah atau penyakit yang diderita.

17
g. Langkah VII (Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan)
Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan
yang diberikan kepada klien. Pada tahap ini bidan harus melakukan
pengamatan dan observasi terhadap masalah yang dihadapi klien,
apakah masalah di atasi seluruhnya. Sebagian telah dapat dipecahkan
atau mungkin timbul masalah baru.
Selain terhadap permasalah klien, bidan juga harus mengenal
apakah rencana yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan baik,
apakah perlu disusun kembali intervensi yang lain sehingga masalah
dapat dipecahkan dengan tepat.
Pada prinsipnya, tahapan evaluasi ada pengkajian kembali
terhadap klien untuk menjawab pertanyaan beberapa jauh tercapainya
rencana yang dilakukan.
4. Catatan Perkembangan
Pendokumentasian asuhan kebidanan, rencana asuhan kebidanan
ditulis dalam data perkembangan SOAP yang merupakan salah satu
pendokumentasian yang menurut Varney ( 2004), SOAP merupakan
singkatan dari :
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
O : Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung assessment
A : Assessment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan implementasi
data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan evaluasi
berdasarkan assessment. Memberikan konseling sesuai dengan
permasalahan yang ada sebagai upaya untuk proses pengobatan.

18
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE
PADA Ny. N GIIPIA0 DENGAN MOLAHIDATIDOSA
DI RSUD KABELOTA DONGGALA

No. Register :-
Tanggal Kunjungan : 12 Mei 2020 Pukul : 08.00 WITA
Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2020 Pukul : 08.00 WITA

LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. Identitas istri
Nama istri : Ny. N
Umur : 25 tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Trans Palu

Identitas suami
Nama suami : Tn. T
Umur : 26 tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Trans Palu

B. Data Biologis
Keluhan utama :
Ibu datang pukul 08.00 wita dengan keluhan ibu merasakan ada pengeluaran
darah banyak seperti ati ayam disertai dengan gelembung sejak tanggal 11
Mei 2020

C. Riwayat Kesehatan Lalu


1. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi dan
diabetes melitus.
2. Ibu mengatakan tidak pernah menderita menyakit menular.
3. Ibu mengatakan tidak pernah minum alkohol dan merokok.
4. Ibu mengtakan tidak pernah menjalani operasi

19
5. Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan jamu selama
hamil.
D. Riwayat reproduksi
1. Menarche : 14 tahun
2. Siklus : 6-7 hari
3. Lama : 28-30 hari
4. Dismenrhea : tidak ada nyeri pada saat haid
E. Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan tidak pernah mengalami
keguguran
2. Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 16 Februari 2020
3. Ibu mengatakan usia kehamilannya 3 bulan lebih
4. Ibu merasakan pusing penglihatannya berkunang-kunang.
5. Ibu mengatakan sering muntah-muntah yang berlebihan.
6. Ibu mengatakan sering gelisah.
F. Riwayat Persalinan Lalu
Ibu mengatakan melahirkan anak pertamanya pada tahun 2018 di RSUD
Kabelota dengan jenis kelamin perempuan, berat badan 3,200 gram dan
panjang badan 49 cm.
G. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu pernah menggunakan KB suntik selama ± 1 tahun
H. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : composmentis
c. Status emosional : gelisah dan lemas
d. Tanda-tanda vital
TD : 90/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,7 o C
R : 22x/menit
e. Tinggi badan : 160 cm
f. Berat badan
Sebelum hamil : 54 kg
Sesudah hamil : 56 kg
g. Lila : 25 cm

20
2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : hitam, bersih, tidak berketombe
b. Telinga : pendengaran baik, bersih, simetris kanan dan kiri.
c. Mata : konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus
d. Mulut dan gigi : lidah tidak ada stomatitis, gigi tidak ada yang lubang
dan caries.
e. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran
vena jugularis.
f. Dada : simetris kanan dan kiri
g. Payudara : puting susu menonjol, tidak ada pengeluaran
h. Abdomen
Inspeksi : Tampak linea nigra, striae Alba, tonus otot perut tidak
terlalu tegang dan tidak terdapat bekas luka
Palpasi
Leopold I : setinggi pusat, 20 cm
Leopold II : tidak teraba bagian janin
Leopold III : tidak dilakukan
Leopold IV : tidak dilakukan
i. Ekstremitas
Atas : simetris kanan dan kiri, tidak ada odem
Bawah : simetris kanan dan kiri, tidak ada varises, reflek
patella (+)
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
HB : 8gr/dL
Protein urine : tidak dilakukan
b. Pemeriksaan kadar Beta HCG darah 450,000 mIU/ml
c. USG : Terlihat seperti tv rusak, adanya bayangan badai
salju dan tidak terdapat janin.

21
LANGKAH II : IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL

Diagnosa : GIIPIA0, Usia kehamilan 12 minggu 2 hari, Tinggi


fundus uteri setinggi pusat, tidak teraba bagian janin.

Masalah aktual : Anemia sedang dan Molahidatidosa

A. GIIPIA0 Dasar
DS : Ibu mengatakan kehamilan kedua dan tidak
pernah mengalami keguguran sebelumnya.
DO :
a. Tonus otot perut tidak terlalu tegang
b. Tampak pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan.
c. Pemeriksaan USG oleh dokter
Hasil : Terlihat seperti tv rusak, adanya bayangan badai
salju dan tidak terdapat janin
Analisis dan interpretasi data :
Pada multigravida tonus otot tidak terlalu tegang karena sudah pernah
mengalami peregangan sebelumnya.
Pembesaran perut tidak sesuai umur kehamilan, tinggi fundus uteri setinggi
pusat dan tidak terdapat bagian janin disertai teraba ballotement lunak.
Molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar
dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruhnya villi korealis mengalami
perubahan hidropobik.
B. Gestasi 12– 14 Minggu Dasar
DS :
a. Ibu mengatakan haid terakhirnya pada tanggal 16 Februari
2020.
b. Ibu mengatakan umur kehamilannya sudah 3 bulan lebih

DO :

a. HPHT : 16 Februari 2020


b. Tanggal kunjungan : 12 Mei 2020

Analisa dan interpretasi data :

22
Berdasarkan rumus naegele dari HPHT ibu tanggal 16 Februari 2020
sampai dengan tanggal pengkajian 12 Mei 2020 maka gestasi 86 hari atau 12
minggu 2 hari.
C. Anemia sedang
Dasar
DS :
a. Ibu merasakan pusing dan penglihatannya
berkunang-kunang.
DO :
a. KU ibu tampak lemah.
b. Konjungtiva agak pucat.
c. Pemeriksaan Laboratorium : Hb 8 gr %.
Analisa dan interpretasi data :
Dalam kehamilan terjadi peningkatan volume plasma. Peningkatan volume
plasma diikuti haemoglobin berkurang. Darah akan menjadi kurang kental
sehingga mengurangi beban kerja jantung dan membuat perkusi jaringan plasenta
lebih mudah. Perubahan ini akan mengakibatkan terjadinya anemia.
Anemia adalah keadaaan ketika kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah
eritrosit turun dibawah nilai normal. Pada penderita anemia , kondisi ini sering
disebut kurang darah karena kadar sel darah merah (hemoglobin atau HB)
dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kekurangan gizi untuk
pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B12.
D. Molahidatidosa
Dasar
DS :
a. Ibu mengatakan adanya pengeluaran darah banyak
seperti ati ayam disertai ada gelembung pada
tanggal 11 Mei 2020
DO :
a. Tampak pembesaran perut tidak sesuai umur
kehamilan.
b. Palpasi abdomen TFU setinggi pusat, tidak teraba
bagian janin, balloment teraba lunak.
c. USG : Terlihat seperti tv rusak, adanya bayangan
badai salju dan tidak terdapat janin

23
d. Pada pemeriksaan dengan speculum terdapat
pengeluaran darah pervaginam dan terlihat
gelembung-gelembung mola seperti buah anggur.

Analisa dan interpretasi data :

Molahidatidosa adalah kehamilan di mana setelah terjadi fertilisasi tidak


berkembang menjadi embrio, tetapi terjadi proliferasi tropoblast dan ditemulkan
villi korialis yang mengalami perubahan degenerasi hidropik dan stoma yang
hipo vaskuler atau avaskuler, janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus
yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang
diberikan adalah sebagai gugus buah anggur.

Molahidatidosa ditandai dengan adanya pembesaran perut tidak sesuai


dengan umur kehamilan, pada palpasi abdomen tidak teraba bagian janin, DJJ
tidak terdengar.

LANGKAH III : ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Antisipasi potensial terjadinya anemia berat dan choriocarsinoma

Analisa dan intrepretasi data :

Kehamilan dengan molahidatidosa dapat berlanjut menjadi


choriocarsinoma dimana sel-sel trofoblast dengan villi korealis akan menyusup
ke dalam miometrium kemudian tidak jarang mengadakan perfosi pada dinding
uterus menyebabkan perdarahan intra abdomen. Hampir 20 % molahidatidosa
akan berlanjut menjadi neoplasia

LANGKAH IV : TINDAKAN EMERGENCY / KOLABORASI

Tidak ada yang menunjang untuk dilakukan tindakan emergency.

LANGKAH V : RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Diagnosa : G2P1A0, Usia kehamilan 12 minggu 2 hari,


Tinggi fundus uteri setinggi pusat, tidak teraba
bagian janin dengan molahidatidosa.

24
Diagnosa / Masalah potensial :

1. Potensial terjadi korio karsinoma


2. Potensial terjadi anemia berat
Tujuan :
a. Molahidatidosa tidak ada / teratasi
b. Perbaiki keadaan umum
c. Anemia teratasi
Kriteria : Jaringan mola telah dikeluarkan, Tidak ada
lagi pengeluaran darah, KU ibu baik
Rencana asuhan
1. Observasi Keadaan umum dan tanda-tanda vital.
Rasional : Dengan observasi KU dan TTV memudahkan dalam pelaksanaan
tindakan selanjutnya.
2. Melakukan pemasangan cairan infus.
Rasional : untuk memperbaiki keadaan umum ibu.
3. Beri support mental kepada ibu.
Rasional : dengan memberikan support mental maka pasien lebih optimal dalam
menghadapi penyakitnya dan lebih berserah diri pada Allah swt
4. Beritahu kepada ibu dan keluarga tentang tindakan yang dilakukan kepada ibu
dan Meminta persetujuan (informed consent) kepada keluarga untuk melakukan
kuretase.
Rasional : sebagai bukti tertulis persetujuan untuk pelaksanaan tindakan pada
klien
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter Obgyen untuk pemberian terapi dan
penanganan selanjutnya :
a. Skin test untuk pemberian cefotaxim 1 gr/24 jam.
Rasional : Untuk mengecek ibu alergi terhadap obat
b. Pemberian Cytrostol 200mg/6jam per oral.
Rasional : untuk penggugur kandungan
c. Pemberian kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam folat peroral.
Rasional : untuk mengobati perdarahan pasca persalinan
d. Menganjurkan ibu berpuasa untuk persiapan kuretase mulai jam 12.00 wita
setelah makan siang hingga pelaksanaan kuretase.
Rasional : untuk mempermudah proses kuretase.

25
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal 12 Mei 2020 Pukul 08.20 wita
1. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5oC
Hasil : keadaan umum ibu lemah.
2. Melakukan pemasangan cairan infus.
Hasil : Terpasang infus RL 28 tetes/menit
3. Memberikan dukungan support mental kepada ibu atas rasa gelisah, sedih dan
kehilangan yang dialami sekarang, dengan menenangkan hati ibu dan berkata-
kata penyemangat.
Hasil : Dengan memberikan support mental maka pasien lebih optimal dalam
menghadapi penyakitnya dan lebih berserah diri pada Allah swt
4. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga terhadap tindakan yang akan
dilakukan kepada ibu yaitu tindakan kuretase oleh dokter Obgyen untuk
membersihkan rahim ibu. Kuretase dilakukan pada tanggal 12 Mei 2020 jam
16.00 wita .
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dan paham tentang tindakan kuretasi yang
akan dilakukan kepada ibu
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter Obgyen untuk pemberian terapi dan
penanganan selanjutnya.
a. Skin test untuk pemberian cefotaxim 1 gr/24 jam telah diberikan
Hasil : ibu tidak ada alergi
b. Pemberian cefotaxim 1 gr/24 jam
Hasil : ibu bersedia meminumnya
c. Pemberian Cytrostol 200mg/6jam per oral sudah diberikan
Hasil : ibu bersedia meminumnya
d. Menganjurkan ibu berpuasa untuk persiapan kuretase mulai jam 12.00
wita setelah makan siang hingga pelaksanaan kuretase.
Hasil : ibu bersedia untuk berpuasa

26
LANGKAH VII : EVALUASI
Tanggal 12 Mei 2020 Pukul : 12.30 wita
1. Keadaan ibu sudah baik
2. Ibu masih merasakan ada pengeluaran darah.
3. Ibu sedang berpuasa.

27
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN
KEBIDANAN ANTENATAL CARE
PADA Ny “N” DENGAN
MOLAHIDATIDOSA

No register :-

Tanggal Kunjungan : 12 Mei 2020 Pukul 08.00 WITA

Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2020 Pukul 08.00 WITA

Pemeriksa :

DATA SUBJEKTIF (S)

A. Identitas istri/suami
Nama : Ny “N” / Tn “A”
Umur : 25 Tahun/26 Tahun
Suku : Bugis/Bugis
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SMA/SMA
Pekerjaan : IRT/WIRASWASTA
Alamat : JL. Trans Palu
B. Keluhan utama
1. Ibu merasakan ada pengeluaran darah banyak seperti ati ayam disertai dengan
ada gelembung sejak tanggal 11 Mei 2020.
2. Ibu merasakan pusing penglihatannya kunang-kunang.
3. Ibu merasakan sering muntah-muntah yang berlebihan.
4. Ibu merasakan sering gelisah

28
5. Ibu mengatakan hamil anak ke dua dwngan tidak pernah mengalami
keguguran.
6. Ibu mengatakan usia kehamilannya sudah 3 bulan lebih.
7. Ibu mengatakan melahirkan anak pertamanya pada tahun 2014 di
Rumah Bersalin mattiro baji dengan jenis kelamin perempuan, berat
badan 3,200 gram dan panjang badan 49 cm.
8. Ibu tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit menular,
tidak pernah menjalani operasi, tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
dan jamu.

DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum ibu lemah


2. Kesadaran : Compomentis
3. HPHT : 16 Februari 2020
4. HTP : 23 November 2020
5. Tanda Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 90/70 mmHg
b. Nadi : 80x/m
c. Pernafasan : 22x/m
d. Suhu : 36,7 oC
6. Tinggi Badan : 164 cm
7. Berat Badan :
a. Sebelum hamil : 54 kg
b. Sesudah hamil : 57 kg
c. Kenaikan : 3 kg
8. Lila : 25 cm
9. Pemeriksaan Fisik :
a) Rambut : hitam, bersih,tidak mudah dicabut

29
b) Telinga : pendengaran baik, bersih, simetris kanan/kiri
c) Mata :
a. Konjungtiva : pucat
b. Sclera : tidak icterus
d) Mulut dan gigi : lidah tidak ada stomatitis, gigi tidak ada yang lubang dan
caries.
e) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena
jugularis.
f) Dada :
a. Bentuk : simetris kanan dan kiri.
b. Jantung : terdengar lup dup teratur
c. Paru-paru : tidak ada bunyi ronchi wheezing
d. Payudara : membesar, putting susu menonjol
e. Pengeluaran : tidak ada pengeluaran
G. Abdomen
a) Inspeksi : Tampak linea nigra, striae Alba, tonus otot perut tidak
terlalu tegang dan tidak terdapat bekas luka operasi.
b) Palpasi :

Pemeriksaan Leopold :

Leopold Isetinggi pusat, 20 cm

Leopold II : tidak teraba bagian janin

Leopold III : tidak dilakukan Leopold IV : tidak dilakukan

TBJ : Tfu-12 x 155


20 – 12x 155 = 1240 gram

c) Auskultasi : tidak ada Djj yang terdengar.

30
H. Genitalia eksternal : dilakukan pemeriksaan genetalia eksterna
menggunakan speculum terlihat adanya pengeluaran darah pervaginam
dan terlihat gelembung-gelembung mola seperti buah anggur.
I. Ekstremitas
Atas : Simetris kanan/kiri, tidak ada oedema, tidak ada kelainan,
berfungsi dengan baik, kuku jari tidak pucat
Bawah : simetris kanan/kiri, tidak ada kelainan, berfungsi dengan baik,
kuku jari tidak pucat, tidak ada varices, reflek patella (+) kanan kiri.
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
HB : 8 gr %
Protein Urine : Tidak Dilakukan

b. Pemeriksaan kadar Beta HCG darah 450.000 mIU/ml


c. Foto toraks ada gambaran emboli udara
d. USG : Terlihat seperti tv rusak, adanya bayangan badai salju dan tidak
terdapat janin.

ASSESMENT (A)

Masalah Aktual : Ny “N” Umur 25 tahun, G2P1A0, Usia kehamilan 12 minggu


2 hari, Tinggi fundus uteri setinggi pusat, tidak teraba bagian janin dengan
molahidatidosa.

Masalah potensial : Antisipasi terjadinya potensial terjadinya anemia dan


chorikarsinoma.

PLANNING (P)

Tanggal 12 Mei 2020, pukul 08.20 wita

1. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

31
Hasil : Keadaan Umum Lemah
TTV :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,5 oC
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
2. Melakukan pemasangan cairan infus.
Hasil : Terpasang infus RL 28 tetes/menit
3. Memberikan dukungan support mental kepada ibu atas rasa gelisah, sedih dan
kehilangan yang dialami sekarang, dengan menenangkan hati ibu dan berkata-
kata penyemangat.
Hasil : Dengan memberikan support mental maka pasien lebih optimal dalam
menghadapi penyakitnya dan lebih berserah diri pada Allah Swt
4. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga terhadap tindakan yang akan
dilakukan kepada ibu yaitu tindakan kuretase oleh dokter Obgyen untuk
membersihkan rahim ibu. Kuretasi akan dilakukan pada tanggal 12 Mei 2020
jam 16.00 wita
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti dan paham tentang tindakan kuretasi yang
akan dilakukan kepada ibu.
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter Obgyen untuk pemberian terapi dan
penanganan selanjutnya.
Hasil :
a. Skin test untuk pemberian cefotaxim 1 gr/24 jam telah diberikan, hasil
ibu tidak ada alergi.
b. Pemberian cefotaxim 1 gr/24 jam sudah diberikan.
c. Pemberian Cytrostol 200mg/6jam per oral sudah diberikan, hasil
bersedia meminumnya.
d. Pemberian kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam folat peroral.

32
6. Menganjurkan ibu berpuasa untuk persiapan kuretase mulai jam 12.00 wita
setelah makan siang hingga pelaksanaan kuretase.
Hasil : Ibu bersedia untuk berpuasa.

33
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
ANTENATAL CARE PADA Ny “N”
DENGAN MOLAHIDATIDOSA

No register : 113/20

Tanggal Kunjungan : 12 Mei 2020 Pukul 08.00 WITA

Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2020 Pukul 08.00 WITA

Data subjektif (S)


1. Ibu mengatakan masih pusing.
2. Ibu mengatakan masih ada pengeluaran darah dari jalan lahir.
3. Ibu mengatakan telah meminum obat penambah darah (SF).
4. Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan mengenai
kondisinya.

B. Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu tampak lemah.


2. Ekspresi wajah tampak cemas.
3. Tampak pengeluaran darah berwarna merah kecoklatan dan bergelembung.
4. Tanda-Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/m
Suhu : 36,7°
Pernafasan : 20x/m
5. Pemeriksaan Laboratorium
HB : 8 gr%
Assesment (A)

34
Masalah Aktual : Ny “N” Umur 25 tahun, GIIPIA0, Usia kehamilan 12 minggu 2
hari, Tinggi fundus uteri setinggi pusat, tidak teraba bagian janin
dengan molahidatidosa.
Masalah potensial : Antisipasi terjadinya potensial terjadinya choriocarsinoma.

Planing (P)
Tanggal 12 Mei 2020 , jam 12.30 Wita
1. Member penjelasan pada ibu tentang kondisinya .
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan.
2. Memberikan support mental dan spiritual pada ibu agar lebih optimal
dalam menghadapi penyakitnya dan lebih berserah diri kepada tuhan.
Hasil : ibu senang dengan support yang telah diberikan.
3. Melakukan informed consent pada ibu dan ditandatangani oleh suaminya.
Hasil : Ibu mengerti
4. Pelaksanaan tindakan kuret oleh dr. “N” jam 16.00 Wita.
Hasil : Ibu bersedia untuk dilaksanakan kuret. Pengeluaran jaringan ± 500 cc.
5. Mengobservasi tanda-tanda vital, jam 17.00 Wita.
Hasil :
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/m
S : 36,7°
P : 20 x/m
6. Mengobservasi pemberian cairan infuse RL (28 tetes/menit).
Hasil : semua tindakan telah dilakukan.
7. Memberi He (Health Educatin) tentang pentingnya personal hygiene.
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia
melakukannya.
8. Mengobservasi pengeluaran darah dari vagina.

35
Hasil : Darah yang keluar dari vagina sedikit warnanya coklat tua.
Penatalaksanaan pemberian obat :
a. Injeksi katorolac 1 ampul/8 jam/IV
b. Injeksi ranitidine 1 gr/12 jam/IV
c. Asam Mefenamat 3 × 1
d. Cefadroxil 3 ×1
e. Metilergometrin 3 × 1
f. Sf 1 × 1

36
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
ANTENATAL CARE PADA Ny “N”

DENGAN MOLAHIDATIDOSA

No register : 113/20

Tanggal Kunjungan : 12 Mei 2020 Pukul 16.00 WITA

DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan pengeluaran darah dari jalan lahir mulai berkurang.


2. Ibu mengatakan sudah merasa lebih baik.
3. Ibu mengatakan belum BAB dan BAK sudah lancar
4. Ibu mengatakan telah dikuret tanggal 12 Mei 2020, jam 16.00 Wita

DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum ibu baik.


2. Kesadaran komposmentis.
3. Ekspresi wajah tampak senang.
4. Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 79 x/m
S : 36,9°C
P : 18 x/m
5. Tidak ada oedema pada wajah.
6. Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus.
7. Pemberian obat-obatan dilanjutkan dengan instruksi dari dokter :

a. Injeksi katorolac 1 ampul/8 jam/IV

b. Injeksi ranitidine 1 gr/12 jam/IV

37
c. Asam Mefenamat 3 × 1

d. Cefadroxil 3 ×1
e. Metilergometrin 3 × 1
f. Sf 1 × 1
8. Palpasi abdomen TFU 1 jari diatas simfisis.

Assesment (A)
Ibu post kuret hari pertama dengan nyeri perut bagian bawah.

Planing (P)
Tanggal 12 Mei 2020, jam 17.00 Wita.
1. Memberi penjelasan kepada ibu tentang kondisinya.
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
2. Memberi motivasi pada ibu untuk memenuhi sendiri kebutuhannya.
Hasil : Ibu mengerti dan mau melaksanakannya
3. Memberi penjelasan tentang pentingnya pergerakan (mobilisasi dini) dan
relaksasi dalam proses penyembuhan.
Hasil ; Ibu mengerti.
4. Memberi HE (Health Education) tentang pentingnya personal hygiene Hasil :
Ibu mengerti.
5. Mengobservasi tanda-tanda infeksi.
Hasil : Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti panas, bengkak, merah, dan
nyeri.
6. Memberi dukungan moril pada ibu bahwa perlahan ibu mulai pulih.
Hasil : Ibu senang dengan dukungan yang diberikan.
7. Follow up pemberian cairan infuse, jam 17.40 Wita mengganti cairan infuse
yakni RL 28 tetes/menit.
Hasil : memberitahu pada ibu bahwa cairan infuse telah diganti.

38
8. Menganjurkan kepada ibu mengganti pembalut bila sudah merasa lembab dan
basah serta menjaga kebersihan daerah vulva.
Hasil : ibu bersedia mengganti pembalut dan menjaga kebersihan vulva.

39
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Secara histopatologik kadang-kadang ditemukan jaringan mola pada


plasenta dengan bayi normal. Bisa juga terjadi kehamilan ganda mola adalah:
satu janin tumbuh dan yang satu lagi menjadi mola hidatidosa. Gelembung
mola besarnya bervariasi, mulai dari yang kecil sampai berdiameter lebih
dari 1 cm. Dan ini beberapa yang merupakan faktor yang mempengaruhi
wanita untuk kehamilan mola yaitu Etnis Asia, Riwayat Kehamilan Mola
Hidatidosa sebelumnya, Riwayat Genetik dan Faktor Makanan. Sedangkan
untuk penatalaksanaan penanganan dari mola hidatidosa itu sendiri yaitu
perbaikan keadaan umum, pengeluaran jaringan mola dengan cara kuretasi
dan histerektomi dan Pemeriksaan tindak lanjut.

B. SARAN

Saran-Saran yang dapat disampaikan adalah :

1. Harus senantiasa menjaga kesehatan saat kehamilan dan priksa USG rutin
2. Mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang.
3. Jangan kekurangan vitamin A
4. Periksa kepada tenaga medis yang profesional jika terjadi tanda-tanda
kehamilan untuk memastikan hamil anggur atau hamil normal

40
Prawirohardjo. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka

Myles. 2009. Buku Ajar Bidan. Jakarta: EGC.

Sujiyatini. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Nuha Medika.

Muslihatun. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Purwaningsih W, Fatmawati S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:


Nuha Medika

Nugroho, Taufan. (2011). Buku ajar obstetric untuk mahasiswa


kebidanan.Yogjakarta : Nuha Medika.

Sharon Reeder et.al. 2011. Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi dan
Keluarga. Jakarta: EGC

41

Anda mungkin juga menyukai