Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu,
karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama
suami agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan
aman dan nyaman. Manusia tidak mengetahui dengan pasti termasuk dokter
kandungan sekalipun kapan seorang ibu hamil akan melahirkan, yang bisa
dilakukan hanya meramalkan perkiraan waktu persalinan, ibu yang hamil
juga hanya bisa menunggu sambil berdoa hingga masa persalinan datang dan
bayi keluar dengan selamat (Musbikin, 2008).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2006).
Ada lima komponen penting dalam persiapan persalinan yaitu :
rencana persalinan, pengambil keputusan jika terjadi kegawatan, sistem
transportasi jika terjadi kegawatan, pola menabung dan kesiapan peralatan
yang diperlukan. Sedangkan beberapa faktor yang mempengaruhi proses
persalinan meliputi Passanger (fetus dan placenta), Passageaway (jalan
lahir), power (kekuatan kontraksi), posisi ibu dan psycologic respons
(Lowdermilk & Perry,2006).
Perhatian terhadap masalah psikologis termasuk mengikutsertakan
partisipasi

keluarga

ibu

bersalin

dapat

membuat

persalinan

lebih

menyenangkan, hal ini dapat mempengaruhi lama persalinan dan sikap ibu
terhadap ayah, bayi, serta kehamilan berikutnya (Burroughs & Leifer, 2008).
Menurut Reeder dan Koniak (2005), psikis ibu dapat mempengaruhi lama dan
karakteristik persalinan. Ibu yang menjadi tidak tenang akibat sikap pemberi
1

dukungan dapat mengganggu proses persalinan, sehingga semakin panjang


waktu yang dibutuhkan untuk pengeluaran bayinya.
Dukungan suami dalam menghadapi kehamilan maupun persalinan
sangat berarti, dimana suami dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada istri,
sehingga mentalnya cukup kuat dalam menghadapi proses persalinan.
Membantu istri dalam menyiapkan semua kebutuhan bayi, memperhatikan
secara detail kebutuhan istri dan menumbuhkan rasa percaya diri serta rasa
aman. Selain itu suami dapat bekerjasama dengan anggota keluarga dan
teman terdekat memberikan dukungan yang positif (Narulita, 2009).
Dukungan emosional suami teradap istri dapat menyebabkan
ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri, istri menjadi lebih
mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilannya itu karena suami
adalah orang pertama dan utama dalam memberi dorongan, Hal tersebut
didukung oleh Kartono (2007) bahwa dukungan dari suami pada wanita hamil
sangat berharga, ibu hamil sangat menginginkan suami memberikan tindakan
suportif dan memberikan rasa aman. Namun yang perlu diingat juga
sebagaimana dikatakan L. Sholihah (2010) selama masa kehamilan, suami
juga sudah harus menyiapkan diri menyambut kedatangan bayi, karena tidak
semua suami siap mental untuk menunggui istrinya yang sedang kesakitan,
adakalanya mereka malah panik. Jadi suami perlu mempersiapkan diri dengan

berbagai informasi tentang persiapan persalinan, baik informasi yang didapat


dari TV, majalah dan koran.
Dukungan dan peran serta pria dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan.
Keberhasilan istri dalam mencukupi kebutuhan ASI (Air Susu Ibu) sangat
ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami selama masa
kehamilan (Triaseka, 2007).
Selama ini kebanyakan anggota keluarga, baik orang tua, mertua, anak
dan terutama suami sering kali berkeyakinan bahwa setiap wanita hamil
bukanlah merupakan peristiwa yang istimewa. Para suami lebih sering
memandang penderitaan istri selama menjalani kehamilan dan kelahiran
sebagai suatu yang wajar dan harus dialami perempuan hamil (Musbikin,
2010).
Tingginya mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin
adalah masalah besar di negara berkembang. WHO (Word Health
Organization) memperkirakan pada tahun 2006, lebih dari 585 ibu pertahun
meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia Selatan 1 kematian dari 18 ibu
yang meninggal akibat kehamilan atau persalinan. Di Afrika 1 kematian dari
14 ibu yang meninggal akibat kehamilan atau persalinan. Sedangkan di
Amerika Utara hanya 1 kematian dari 6.3666 ibu yang meninggal akibat
kehamilan atau persalinan selama hidupnya (Saifuddin, 2009).
Berdasarkan survei Demografi dan Kesehatan Indonesian (SDKI)
tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesa masih tinggi sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup, angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan
tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000 Angka ini sedikit menurun

meskipun tidak terlalu signifikan. Target global MDGS (Millenium


Development Goals) ke-5 adalah menurun angka kematian ibu (AKI) menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Gungor dkk, 2010).
Berdasarkan data yang yang diperoleh dari Profil Kesehatan Aceh
bahwa jumlah kematian ibu pada tahun 2012 di Aceh sebanyak 170 kasus.
AKI tahun 2012 di Aceh sebesar 192/100.000 lahir hidup. Dan hasil
pengambilan data awal yang diperoleh peneliti dari bulan januari s/d mei
sebanyak 207 ibuhamil yang berkunjung ke Wilyah Kerja Pukesmas Langsa
Timur Daerah Kota Langsa.
Berdasarkan hasil penelitian Susi Ernawati (2012), Tentang gambaran
dukungan suami pada ibu menjelang proses persalinan diperoleh hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 45 responden, dukungan suami dengan
kategori baik sebanyak 30 orang (66,67 %), dukungan suami dengan kategori
sedang sebanyak 11 orang (24,44 %) dan dukungan suami dengan kategori
kurang sebanyak 4 orang (8,89 %).
Pada umumnya masyarakat kita yang dikenal dengan kondisi yang
berakar kuat pada agama Islam, sampai saat ini belum mengetahui sejauh
mana peran para suami dalam mendukung dan menjaga kehamilan istrinya,
sehingga masa kehamilan bukan hanya menjadi masalah bagi para ibu
melainkan para suami juga mengambil peran penting dalam memberikan
dukungan selama masa kehamilan berlangsung (Susi Ernawati, 2012).
Fenomena yang terjadi di Langsa selama ini dari hasil observasi peneliti di
Ruang Rawat Jalan Poli Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa
peran suami masih kurang dalam menemani istri saat berkunjung untuk

memeriksa kehamilan dominan ibu hamil lebih sering ditemani orang tuanya
atau anaknya.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan selama 2 hari oleh penulis
terhadap ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Timur didapat kan
bahwa dari 12 ibu hamil hanya 5 ibu hamil yang di temani suaminya saat
melakukan kunjungan kesehatan atau memeriksa kehamilan.
Berdasarkan latar belakang dan hasil perolehan data di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Faktor - faktor yang
mempengaruhi suami dalam memberi dukungan pada ibu dalam menghadapi
masalah kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Timur Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui
bagaimana gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan suami pada
ibu dalam menghadapi masalah kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Langsa Timur Tahun 2015.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Suami Dalam Memberikan Dukungan Pada Ibu Dalam Menghadapi
Masalah Kehamilan Di Wilayah Kerja Pukesmas Langsa Timur Kota
Langsa Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui faktor pengetahuan yang mempengaruhi dukungan
suami terhadap masalah kehamilan
b. Untuk mengetahui faktor tingkat pendidikan yang mempengaruhi
dukungan suami terhadap masalah kehamilan

c. Untuk

mengetahui

faktor

sosioekonomi

yang

mempengaruhi

dukungan suami terhadap masalah kehamilan.


D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan
tentang dukungan suami menjelang proses persalinan
2. Bagi Suami / Responden
Dapat meningkatkan pengetahuan suami tentang dukungan yang
diharapkan bagi istri.

3. Bagi Puskesmas
Memberikan gambaran bagi puskesmas tentang dukungan suami
pada ibu menjelang proses persalinan sehingga dapat digunakan sebagai
alternatif solusi pemecahan masalah program Kesehatan Ibu dan Anak.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu dan dana maka peneliti
membatasi penelitian ini, pada penelitian ini hanya membahas Faktor-faktor
yang mempengaruhi suami dalam memberikan dukungan pada ibu dalam
menghadapi masalah kehamilan di Wilayah Kerja Pukesmas Langsa Timur
Tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai