Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KONTRASEPSI MANAJEMEN ASUHAN

KEBIDANAN VARNEY
ASUHAN KEBIDANAN PEMASANGAN IMPLAN
PADA NY “K” DI KLINIK BIDAN MANDIRI,
DINOYO

Disusun oleh :
Ainun Sakinah (185070601111020)
Kirana Klarisma Putri (185070601111021)
Adelia Dwi Miarti (185070601111022)
Mey Indah S (185070601111023)
Febriela Abdiana (185070601111024)
Pradita Tri Hapsari (185070601111025)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami pa
njatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahny
a-Nya kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Kebidanan Pe
masangan Implan pada Ny 'K' di Klinik Bidan Mandiri, Dinoyo”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai p
ihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan bany
ak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami m
enerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir k
ata kami berharap semoga makalah tentang “Asuhan Kebidanan Pemasangan Implan pada Ny 'K'
di Klinik Bidan Mandiri, Dinoyo” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pem
baca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kasus KB Implan.........................................................................3

2.2 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan.........................................4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................18

3.2 Saran...........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya
tersebut bisa bersifat sementara atau permanen. Macam-macam metode kontrasepsi tersebut
adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita
(MOW), metode operatif untuk pria (MOP), dan kontrasepsi pil. Alat kontrasepsi harus

3
memenuhi syarat yaitu aman pemakaiannya dan dapat dipercaya, tidak ada efek samping yang
merugikan, lama kerjanya dapat diatur keinginan, tidak mengganggu hubungan seksual,
harganya murah dan dapat diterima oleh pasangan suami istri (BKKBN, 2006).

Program keluarga berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan mengurangi tingkat
kelahiran melalui penggunaan alat kontrasepsi. Keluarga berencana pula menentukan berhasil
atau tidaknya kesejahteraan rakyat. Peserta KB baru secara nasional sampai dengan bulan
Februari 2012 sebanyak 1.256.250 peserta. Apabila dilihat per kontrasepsi maka persentasenya
adalah sebagai berikut : 83.153 peserta IUD (6,62%), 21.140 peserta MOW (1,68%), 3.347
peserta MOP (0,27%), 75.444 peserta Kondom (6,01%), 89.590 peserta Implant (7,13%),
637.379 peserta Suntikan (50,74%), dan 346.197 peserta Pil (27,56%)(4). Wilayah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta telah berhasil mengajak Pasangan Usia Subur (PUS) untuk menjadi
peserta KB baru sebanyak 423.526 atau 79,49% dari jumlah PUS. Peserta KB aktif menurut
metode kontrasepsi yakni menggunakan kontrasepsi suntikan sebanyak 173.147 (45,83%), pil
49.873 (13,20%), implant 18.827 (4,98%), IUD 95.318 (25,35%), MOW/MOP 25.578 (5,45%),
kondom 20.047 (5,31%). Sedangkan PUS yang menjadi peserta KB baru sebanyak 42.293
pasangan. Peserta KB baru tersebut menggunakan kontrasepsi suntikan 23.827 (56,34%), IUD
5.625 (13,3%), pil 4.708 (11,13%), kondom 3.472 (8,21%), implant 3.460 (8,18%), MOW/MOP
1.201 (2,84%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta KB aktif
menggunakan kontrasepsi hormonal (suntikan, pil, dan implant) (Ismiyati, 2018)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana contoh kasus KB sImplan ?

2. Bagaimana pendokumentasian askeb komprehensif?

1.3 Tujuan

1. Untuk menjelaskan contoh kasus KB Implan.


2. Untuk menjelaskan pendokumentasian askeb komprehensif.

1.4 Manfaat

1. Dapat mengembangkan dasar pengetahuan mengenai KB implan.

2. Dapat mengembangkan pendidikan bidan mengenai kontrasepsi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kasus KB Implan

Ny. Kunia berusia 27 tahun seorang IRT dan suaminya Bpk. Andika berusia 29 tahun

5
bekerja sebagai PNS yang berpenghasilan 10 juta perbulan, datang ke PBM Dinoyo untuk
pertama kalinya daningin berkonsultasi mengenai metode kontrasepsi. hasil anamnesis
didapatkan Ny. Kunia belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun dan sudah memiliki 2
anak, yang pertama 3 tahun dan yang kedua 4 bulan serta Ny. Kunia melahirkan secara normal,
menyusui anak kedua siklus menstruasi lancar, sedang haid hari ke 5 Ny. Kunia, keluarganya
tidak memiliki riwayat hipertensi ataupun tumor. Sanggama terakhir 2 minggu yang lalu.Ny
Kunia terlebih dahulu diberikan informed choice, tidak ingin menggunakan IUD karena merasa
takut dan jika menggunakan pil atupun suntik Ny. Kunia sering lupa. Setelah bidan memberikan
penjelasan mengenai metode kontrasepsi yang tidak memiliki kontraindikasi dengan Ny. Kunia,
Ny. Kunia tertarik menggunakan metode implan karena dapat digunakan untuk jangka waktu
yang lama dan tidak perlu sering datang ke PBM. Hasil pemeriksaan fisik TD: 120/80 mmHg
dan BB 55kg

ASUHAN KEBIDANAN PAMASANGANIMPLAN P2002


DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN, DINOYO

Tanggal Pengkajian : Sabtu, 31 Agustus 2019 No


Register : 025
Tempat : Klinik Bidan Mandiri, Dinoyo Jam
:13.30

I. PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATA
A. Data Subjektif
1. Identitas/Biodata
Nama : Kunia Wati
Suku Kebangsaan : Indonesia
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Penghasilan : Rp. 0
Alamat : Jl. Sigura-gura No. 25

Identitas Suami
Nama : Andika Bagus
Suku Kebangsaan : Indonesia
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Penghasilan : Rp. 10.000.000
Alamat : Jl. Sigura-gura No. 25

2. Alasan Kunjungan
Ingin memakai kontrasepsi implan.

Keluhan Utama
Ingin menggunakan KB yang tidak dimasukkan ke dalam rahim.
Tidak ingin menggunakan KB pil dan suntik

3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus Haid : Teratur (28 hari)
Lama Haid : 7 Hari
Sifat Darah : Kental
Keluhan Haid :-
HPHT : 5 hari yang lalu
4. Riwayat Perkawinan
Kawin ke : Pertama
Lama Perkawinan : 5 tahun
Umur Istri Waktu Kawin : 22 tahun
Umur Suami Waktu Kawin : 24 tahun

7
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan nifas :
TGL/THN PARTUS

TEMPAT PARTUS

NIFAS
PERSALINAN
KEHAMILAN
BAYI

PENOLONG

PENYULIT
UMUR

JENIS JENIS
KELAM BB PB KEADAAN

IN (kg) (cm) SEKARANG  


 25 sehat,
mei  36 perkembangans  40
201 PM ming  norm  Bid  Laki- 280  49 esuai dengan har
 1. 6 B gu al an  - laki 0 gr cm umurnya i
 03  sehat,
mei  36 perkembangan  40
201 PM ming  norm  Bid  Laki-  270  47 sesuai dengan har
2.  9 B gu al an  - laki 0 gr cm umurnya i

6. Riwayat Laktasi /Menyusui


Menyusui anak pertama sampai usia 2 tahun dan sedang menyusui anak ke dua yang
berusia 4 bulan secara eksklusif

7. Riwayat KB
Belum pernah menggunakan KB

8. Riwayat Kesehatan yang lalu


Tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes, jantung, tumor/ keganasan

9. Keluhan Kesehatan Sekarang


Tidak mengalami gangguan menstruasi, hipertensi ataupun tumor.

10. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak memiliki riwayat penyakit DM, epilepsy, asma, hemophilia, kelainan genetic di
keluarga.

11. Kebiasaan Sehari-hari


 Nutrisi
Makan : Sehari 3x, teratur
Minum : 8 gelas per hari
 Eliminasi
BAB : Setiap pagi hari 1x/hari
BAK : Rutin, 6 kali sehari
 Istirahat
Tidak pernah tidur siang karena mempunyai anak bayi (7 bulan)
Tidur malam selama 5 jam per hari.
 Aktifitas
Menjaga anak, memasak, membersihkan rumah dan mengurus keperluan rumah tangga.
 Personal hygiene
Mandi 2 kali sehari, mengganti pakaian dalam 2x sehari, tidak menggunakan pantylinier,
tidak menggunakan sabun pembersih kewanitaan.
 Gaya hidup
Jarang berolahraga, lingkungan sekitar bersih.
 Seksualitas
Melakukan hubungan seksual 3-4 kali selama sebulan, tidak ada rasa sakit, tidak ada
pengeluaran darah atau nanah saat melakukan hubungan seksual.
 Obat-obatan
Tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan dan tidak mempunyai alergi terhadap obat-
obatan.
 Jamu-jamuan
Tidak sedang mengkonsumsi jamu-jamuan.

12. Riwayat Psikososial & Budaya


Suami mendukung terkait penggunaan kb implan.
9
Takut menggunakan IUD.
Tidak ada pantangan menggunakan KB implant.
13. Riwayat Spiritual
Tidak ada larangan dalam menggunakan alat kontrasepsi terkait kepercayaannya.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan Umum : Normal
b. Kesadaran : Composmentis (kesadaran yang sehat)
c. Antropometri
BB : 55 kg Lila : 28 cm TB
: 155 cm
d. Tanda-tanda vital
TD :120/80 mmHg Nadi : 80
X / menit
S : 360C RR : 20
X / menit

2 Pemeriksaan Fisik Khusus


 Kepala :
1) Wajah : Muka berjerawat ringan, tidak ada oedema
2) Mata : Konjungtiva berwarna merah muda, sclera putih,
kantung mata sedikit hitam
3) Hidung : Bersih, tidak ada secret
4) Telinga : Bersih, tidak ada serumen
5) Mulut : Tidak bau nafasnya, terdapat gigi berlubang, bibir
sedikit kering
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok dan limfe
serta tidakada benjolan.
 Dada : Tidak ada nyeri dada, tidak ada oedema, dada
simetris, tidak ada massa pada payudara, aerola berwarna coklat
 Axilla : tidak ada massa, tidak ditemukan tanda-tanda
penyakit kelenjar getah bening.
 Abdomen : Tidak ada benjolan, tidak ada massa, tidak di
temukan jaringan parut/post operasi.
 Ekstremitas : Tidak di temukan varises, tidak ada oedema pada
tangan, jari dan 2 tungkai kanan-kiri, bentuk bagian lengan dan kaki kanan-kiri simetris
 Ano Genital : Tidak terjadi pengeluaran prevaginal seperti keputihan yang patologis,
tidak ada pembengkakan pada kelenjar Bartolini dan kelenjar Skene.
3 Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH & KEBUTUHAN


Diagnosa : P2002 Ab000 calon akseptor KB implan.

DS : Ny. K menghendaki kontrasepsi implan, takut


menggunakan IUD , takut menggunakan kontrasepsi jenis pil dan suntik karena sering lupa,
tidak mempunyai riwayat hipertensi ataupun tumor, memiliki 2 anak yang pertama berumur
3 tahun dan anak kedua berumur 7 bulan, dan riwayat persalinan normal. Sedang
menstruasi hari ke 5.

DO : Keadaan umum baik, kesadaran composmentris,


TTV dalam batas normal yaitu :hasil pemeriksaan fisik Ny. K TD : 120/80 mmHg , BB
55kg, nadi 80x/ menit , RR : 20x/ menit, suhu 36,4 0C, tidak ada kontraindikasi seperti yaitu
hamil atau diduga hamil (tidak teraba masa pada daerah fundus utery), tidak di curigai hamil
atau sedang hamil, perah memiliki riwayat gangguan serius seperti kanker payudara,
mengkonsumsi obat TB atau epilepsy, dan tidak ada pendarahan vagina yang belum
diketahui penyebabnya

Masalah : -

Kebutuhan :-

11
III. DIAGNOSA POTENSIAL/ MASALAH
POTENSIAL
Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN
Diagnosa :
P2002 Ab000 calon akseptorkontrasepsi implan

Tanggal : 31 Agustus 2019


Jam : 14.20

Tujuan :
Setelah mendapatkan asuhan kebidanan diharapkan klien menggunakan
KB implan tanpa masalah
Kriteria hasil :
 Ibu mengerti dan setuju dengan tindakan yang akan dilakukan yaitu
pemasangan alat kontrasepsi implan
 Terpasang implan pada lengan kiri pasien
 Tidak mengalami efek samping yang mengganggu kegiatan sehari-
hari.
Intervensi :
 Lakukan pendekatan pada ibu/klien
Rasional : membangun kepercayaan ibu dan keluarga serta suami
terhadap tenaga kesehatan dan menjalin hubungan yang baik
(Saifuddin,2010)
 Berikan kesempatan ibu untuk mengemukakan masalahnya
Rasional : informasi yang didapatkan dari masalah yang dialami ibu
dapat membantu dalam memilih cara atau alah KB yang cocok dengan
keadaan dan kebutuhannya (Sulistyawati,2011)
 Berikan inform choice tentang jenis-jenis metode kontrasepsi
Rasional : supaya pasien memiliki pertimbangan untuk menentukan
jenis kontrasepsi yang sesuai dengan dirinya yang dibantu oleh tenaga
medis
 Jelaskan tentang metode implan (definisi, cara kerja, indikasi dan
kontraindikasi, keuntungan dan kekurangan, efek samping implan)
(Varney, 2002)
Rasional : untuk menambah pengetahuan klien tentang alat
kontrasepsi yang akan digunakannya (Sulistyawati, 2011)
 Jelaskan kepada klien tentang hasil pemeriksaan.
Rasional : agar pasien mengerti kondisi tubuhnya dapat dilakukan
pemasangan implan atau tidak
 Lakukan informed consent sebagai bukti bahwa ibu setuju dengan
tindakan yang akan dilakukan.
Rasional : setiap tindakan medis yang mengandung resiko harus
dengan persetujuan tertulis yang ditanda tangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan, yaitu klien yang bersangkutan dalam
keadaan sadar dan sehat mental (Saifuddin,2010)
 Lakukan teknik pemasangan implan yang baik dan benar sesuai
standar yang berlaku.
Rasional : semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara
berhati-hati dan lembut untuk mencegah infeksi maupun ekspulsi
(Saifuddin 2010)
 Lakukan konseling pasca pemasangan tentang perawatan luka insisi di
rumah dan kapan kunjungan ulang klien tersebut.
Rasional : untuk mengantisipasi terjadinya infeksi dan ekspulsi
(Affandi 2012)

13
VI.IMPLEMENTASI

Tanggal : 1 Agustus 2019 Jam: 14.20

1. Memberikan inform choice terkait pilihan metode kontrasepsi yang sesuai kebutuhan
klien
2. Menjelaskan tentang implan (definisi, cara kerja, indikasi, kontraindikasi,
keuntungan dan kerugian, efek samping implan)
- Implan adalah Implan adalah salah satu jenis alat kontrasepsi dipasang pada lengan
kiri atas. Implan merupakan salah satu cara yang efektif untuk KB dalam jangka
panjang.
o Cara kerja implan adalah melalui cara mencegah
ovulasi, perubahan lendir serviks menjadi kental sehingga menghambat pergerakan
spermatozoa,dan menghambat perkembangan siklis dari endometrium. Indikasi untuk
implan adalah cocok untuk wanita menyusui, tekanan
darah normal, dan wanita usia reproduksi. Tidak dianjurkan bagi ibu hamil,
pendarahan pervagianam yang sebabnya belum diketahui, wanita yang memilki riwayat
kanker payudara, penyakit jantung, hipertensi dan diabetes militus.
o Keuntungan dari implan adalah efektivitasnya
tinggi,setelah dipasanag tidak perlu melakukan apa-apa lagi sampai pelepasan, efek
kontraseptif segera berakhir setelah implant dikeluarkan, tidak mempengaruhi volume /
kualitas ASI, tidak mengganggu hubungan seksual. Kerugiannya adalah insersi atau
pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga ahli, mahal, tidak dapat mencegah penyakit
menular seksual, HIV/AID.
o Efek samping implan adalah Efek samping implan
yaitu amenorea (tidak haid), spotting (pendarahan bercak), infeksi pada tempat
pemasangan.
3. Menjelaskan kepada klien hasil pemeriksann
Hasil : keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV normal yaitu TD: 120/80,
BB : 55kg , Hasil pemeriksaan fisik normal tidak ditemukan adanya perdarahan yang
tidak normal pada traktus genetalia, tidak ditemukan adanya benjolan/masa pada
payudara sehingga klien bisa menggunakan KB implant tanpa adanya kontradindikasi
4. Melakukan Inform consent sebagai bukti ibu setuju dengan tindakan yang akan
dilakukan.
5. Melakukan teknik pemasangan implan yang baik dan benar sesuai standar yang berlaku
 Melakukan persiapan. Persiapan meliputi persiapan
peralatan dan bahan dimana harus berada dalam kondisi baik (contohnya : peralatan
trokar dan skalpel harus tajam ). Pastikan semua alat dan bahan dalam keadaan steril
atau DTT. Peralatan yang dibutuhkan :
o Meja periksa untuk tempat tidur klien
o Penyangga lengan atau meja samping
o Sabun untuk mecuci tangan
o 2 kapsul implan dalam satu kemasan steril
o Kain penutup operasi steril yang kering
o 3 mangkok steril atau DTT (1 untuk larutan antiseptik, 1 tempat air DTT
kapas , dan 1 untuk tempat kapsul implan)
o Sepasang sarung tangan steril
o Larutan antispetik
o Anestesi lokal
o Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntik
o Trokar nomor 10 dan pendorongnya
o Skalpel (pisau bedah) nomor 11
o Band aid atau kassa steril dengan plester
o Kassa pembalut
o Epinefrin (pada keadaan darurat)

 Persiapan pemasangan
1) Langkah 1
Pastikan klien telah mencuci dan membilas lengan atas
hingga bersih. Periksa kembali tidak ada sisa sabun karena dapat
menurunkan efektivitas antiseptik tertentu.
2) Langkah 2

15
Lapisi tempat penyangga lengan dengan kain bersih.
3) Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dan lengan atas yang telah
disiapkan, ditempatkan di atas kain yang telah disiapkan, lengan
atas membentuk sudut 30° terhadap bahu dan sendi siku 90° untuk
memudahkan petugas melakukan pemasangan.
4) Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm (3 inci)
di atas lipat siku. Tandai posisi lengan yang dengan berbentuk V
5) Langkah 5
Siapkan tempat peralatan dan bahan serta buka bungkus implan steril tanpa
menyentuh peralatan yang ada di dalamnya
 Tindakan sebelum pemasangan
1) Langkah 1
Cuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air, keringkan
dengan kain bersih.
2) Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DTT
3) Langkah 3
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik (betadine) menggunakan kasa.
Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan
gerakan melingkar sekitar 8-13 cm (3-5 inci) dan biarkan kering (sekitar 2 menit)
sebelum memulai tindakan.
4) Langkah 4
Gunakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan.
Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang
kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan
kain steril.
5) Langkah 5
Setelah memastikan (dari anamnesa) tidak ada riwayat alergi terhadap obat
anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi (lidocaine 1% tanpa epinefrin).
Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang dua
kapsul implan-2.
6) Langkah 6
Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan
aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah.
Suntikkan sedikit (0,3 cc) obat intrakutan, kemudian tanpa memindahkan jarum,
masukkan ke subdermal. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak
di bawahnya dan dorong jarum menelusuri bawah kulit hingga 4 cm, kemudian
tarik jarum sambil menyuntikkan anestesi pada kedua jalur kapsul (masing-masing
1 ml) membentuk huruf V
 Pemasangan kapsul
Sebelum membuat insisi, pastikan efek anestesi telah
berlangsung dan sensasi nyeri hilang.
1) Langkah 1
Ingat kegunaan kedua tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung
yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda (1) dekat
pangkal menunjukkan batas trokar di masukkan ke bawah kulit sebelum
memasukkan setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung menunjukkan batas trokar
yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
2) Langkah 2
Dengan trokar dimana posisi angka dan panah menghadap keatas masukkan
ujung trokar pada luka insisi dengan posisi 45°
(saat memasukkan ujung trokar) kemudian turunkan menjadi 30° saat
memasuki lapisan subdermal dan sejajar permukaan kulit saat mendorong
hingga tanda 1 (3-5 mm dari pangkal trokar).
3) Langkah 3
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trokar ke atas, sehingga
kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan lahan dan hati-hati ke arah tanda (1)
dekat pangkal. Trokar harus
cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu
terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar

17
bila berada tepat di bawah kulit. Jangan menyentuh trokar terutama bagian
tabung yang masuk ke bawah kulit untuk mencegah trokar terkontaminasi pada
waktu memasukkan dan menarik keluar.
4) Langkah 4
Saat trokar masuk sampai tanda (1), dorong trokar (posisi panah di sebelah
atas) setelah tanda 1 tercapai sambil meraba dan menahan bagian kapsul untuk
memastikan bahwa kapsul sudah keluar dari trokar dan sudah berada dalam
kulit.
5) Langkah 5
Tarik trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi atau
mendekati pangkal pendorong sampai tanda 2 muncul di luka insisi dan
pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Pangkal trokar tidak akan
mencapai pangkal pendorong karena akan tertahan di tengah karena terhalang
oleh
ujung pendorong yang belum memperoleh akses ke kapsul kedua.
6) Langkah 6
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah lateral
kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula. Untuk
memastikan kapsul pertama bebas, kapsul kedua ditempatkan
setelah trokar didorong kembali mengikuti kaki V sebelahnya hingga tanda 1,
kemudian dorong pendorong sampai kapsul keluar dari trokar.
7) Langkah 7
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kedua kapsul telah
terpasang. Pastikan ujung dari kedua kapsul harus cukup jauh dari luka insisi.
8) Langkah 8
Setelah kedua kapsul terpasang dan posisi setiap kapsul sudah dipastikan tepat
keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat
insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit untuk menghentikan
pendarahan. Bersihkan tempat pemasangan dengan kasa antiseptik.

 Tindakan setelah pemasangan


1) Menutup luka insisi
Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kasa steril
untuk menutup luka insisi. Periksa adanya perdarahan, selanjutnya buang
sampah sekali pakai yang telah terkontaminasi oleh klien, cuci alat lalu rendam
dengan larutan klorin selama 10 menit dan sterilkan. Cuci tangan segera
dengan sabun dan air (Affandi, 2012 PK-26).
2) Perawatan klien
Buat catatan pada rekam medik tempat pemasangan kapsul dan kejadian tidak
umum yang mungkin terjadi selama pemasangan. Amati klien lebih kurang 15
sampai 20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain
sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis (Affandi, 2012 PK-27) dan
melakukan dokumentasi pada rekam medik dan buat catatan bila ada kejadian
tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
6. Memberikan konseling pasca pemasangan terkait perawatan luka insisi dirumah,
menjadwalkan kunjungan ulang apabila terdapat keluhan .
a. Perawatan luka insisi di rumah
1) Mungkin akan terdapat memar, bengkak atau sakit di daerah insisi
selama beberapa hari, hal ini normal.
2) Jaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48 jam. Luka insisi dapat
mengalami infeksi bila basah saat mandi atau mencuci pakaian.
3) Jangan membuka pembalut tekan selama 48 jam dan biarkan band aid di tempatnya
sampai luka insisi sembuh (umumnya 3-5 hari).
4) Klien dapat segera bekerja secara rutin. Hindari benturan atau luka di daerah tersebut
atau menambahkan tekanan.
5) Setelah luka insisi sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dibersihkan dengan
tekanan normal.
6) Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, daerah insisi kemerahan dan panas
atau sakit yang menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik (Affandi, 2012:
PK-27).
b. Untuk efektivitas implan sendiri baru dapat bekerja setelah seminggu .

19
memberitahukan ke klien apabila dalam seminggu ingin berhubungan seksusal
dianjurkan untuk menggunakan kontraspesi barrier terlebih dahulu seperti kondom.

VI. EVALUASI
Tanggal : 31 Agustus 2019, Pukul : 15.10

- S : klien dan suami merasa puas karena implant sudah


terpasang. Klien juga mengeluh perih pada daerah insisi.
- O : keadaan umum baik, kesadaran composmentris,
Pemeriksaan fisik lainya terdapat pembengkakan dan warna merah pada daerah insisi
- A : P2002 Ab000 akseptor baru kontrasepsi implan.
- P :
 Menjadwalkan klien untuk melakukan kontrol pada
7 hari setelah pemasangan yaitu tanggal 7 september 2019.
 Menyampaikan efektifitas dari implan yang
terpasang adalah selama 3 tahun

Petugas,

(Bidan Putri)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada kasus tersebut Ny K datang ke PBM bersama
suami ingin berkonsultasi terkait pemasangan kontrasepsi yang akan digunakan istri,
alasan Ny K dan suami datang ke PBM untuk menunda kehamilan selanjutnya karena
Ny K dan suami sudah memiliki dua anak yaitu anak pertama berumur 3 tahun dan anak
kedua berumur 4 bulan, sebelumnya Ny K belum pernah menggunakan kontrasepsi
sama sekali, bidan memberikan informed choice sekiranya kontrasepsi apa yang ingin
Ny K gunakan nantinya, karena Ny K takut bila melakukan pemasangan IUD dan takut
lupa untuk rutin meminum pil ataupun berkunjung ke PBM untuk suntik KB, maka Ny
K memilih menggunakan implant, setelah dianamnesis Ny K juga cocok menggunakan
implant karena tidak terdapat kontraindikasi terhadap kontrasepsi implant, dan Ny K
sudah menyetujui mengenai efek samping apa saja yang akan dialami nantinya.

3.2 Saran
Ny K dapat menggunakan konrasepsi implant karena pada kasus tidak ada
kontraindikasi terhadap kontrasepsi implant, tekanan darah normal, tidak terdapat
benjolan di payudara ataupun keganasan tumor. kontrasepsi implant juga cocok untuk
Ny K yang ingin menunda kehamilan dalam jangka waktu yang lama karena tidak akan
menimbulkan efek samping untuk ibu menyusui dan tidak perlu rutin datang ke PBM
untuk kunjungan ulang terkait kontrasepsi yang digunakan.

21
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2006. Profil Perkembangan Pelaksanaan Program KB di


Indonesia. Jakarta:BKKBN.

Ismiyati, A. (2018). Efektivitas Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Kontrasepsi IUD


pada Wanita Usia Subur. Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science), 6(1), 39-
46.

Anda mungkin juga menyukai