Sasaran : Suami dan ibu hamil di RT 02 RW 03 Kel. Polehan, Kec. Blimbing, Kota Malang
Materi : Perencanaan Persiapan persalinan atau birth plan menjadi suami dan keluarga siaga
1. Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga mengenai perencanaan persiapan persalinan atau birth plan
menjadi suami dan keluarga siaga
1) Menjelaskan dan memahami peran suami dan keluarga dalam persiapan persalinan termasuk siaga dalam
kegawatdaruratan,
2. Sasaran
Suami, keluarga, dan ibu hamil yang terdaftar di Posyandu di RT 02 RW 03 Kel. Polehan, Kec. Blimbing, Kota
Malang
3. Materi
1) Menjelaskan peran suami dan keluarga dalam persiapan persalinan termasuk siaga dalam kegawatdaruratan,
4. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Demonstrasi
5. Kegiatan Penyuluhan
3. 25 menit Pelaksanaan :
1) Menjelaskan dan memahami peran suami dan 1) Memperhatikan dan
keluarga dalam persiapan persalinan termasuk bertanya
siaga dalam kegawatdaruratan, 2) Memperhatikan dan
2) Menjelaskan dan memahami mengenai tanda bertanya
tanda persalinan 3) Memperhatikan dan
3) Menjelaskan dan memahami perencanaan bertanya
persiapan persalinan atau birth plan
1. Setting Tempat Sosialisasi Perencanaan Persiapan persalinan atau birth plan menjadi suami dan keluarga
siaga
6. Media
1) LCD
2) Power Point
3) Leaflet
4) Buku KIA
6) Bulpoin
7. Pengorganisasian :
8. Kriteria Evaluasi
3. Peserta bertanya saat dibuka sesi tanya jawab dalam kegiatan penyuluhan.
2. Peserta menjadi lebih mengetahui dan siaga mengenai persiapan menjelang persalinan
8.4 Antisipasi masalah
1. Bila peserta tidak aktif dalam kegiatan (tidak ada pertanyaan) fasilitator dapat menstimulasi dengan cara berdialog
dengan pemberi materi dalam membahas apa yang sedang diberikan.
2. Pertanyaan yang mungkin tidak dapat dijawab oleh kelompok penyaji hendaknya dilakukan konfirmasi dengan
anggota pengorganisasian lainnya.
Materi persiapan menjadi orang tua termasuk ayah siaga dan keluarga siaga
Keluarga dan suami dapat melaksanakan perannya terhadap salah satu angota keluarga yang hamil, yaitu sebagai
berikut :
f. Dukungan psikologis
Ibu hamil juga membutuhkan dukungan psikologis dan sosial dari orang-orang di sekitar terutama
keluarga dan lingkungan sekitar termasuk petugas kesehatan. Selain upaya medis, Ibu hamil membutuhkan
dukungan psikologis dan sosial dari orang-orang di sekitar terutama keluarga. Peran Keluarga dan suami
Sangat dibutuhkan khususnya dalam memberikan perawatan, tidak hanya perawatan secara fisik akan tetapi
juga perawatan secara psikologis. Kondisi ini menunjukan bahwa setiap keluarga dituntut untuk melakukan
fungsinya guna meningkatkan status kesehatan keluarga (Suprajitno, 2007). Fungsi dasar keluarga meliputi
fungsi keluarga memberikan kenyamanan emosional, mendidik, mengajarkan nilai, sikap, kepercayaan,
membantu memecahkan masalah, meneruskan keturunan, memenuhi kebutuhan material, serta memberikan
perawatan kesehatan untuk anggota keluarganya (Susanto, 2012).
Dukungan atau keterlibatan Suami sangat di perlukan selama proses persalinan, mulai dari fase laten sampai
dengan saat persalinan.
Kegawatdaruratan adalah suatu keadaan yang serius, yang harus mendapatkan pertolongan segera.
Kegawatdaruratan dalam kebidanan adalah kegawatan atau kegawatdaruratan yang terjadi pada wanita hamil,
melahirkan atau nifas (Maryunani A, 2016:28).
Pada umumnya suami tidak mengetahui adanya tanda bahaya di rumah, walaupun suami atau anggota
keluarga mengetahui adanya keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil. Hal ini terjadi karena suami jarang
menemani istrinya periksa pada saat ANC karena kesibukan suami sebagai kepala rumah tangga dalam mencari
nafkah bagi keluarganya. Selama ANC suaminya tidak mengetahui jadwal ANC, sehingga suami terkadang
mengantar istrinya periksa hamil jika kebetulan ia berada di rumah. Namun suaminya tidak pernah menemani
periksa di dalam ruang periksa ibu bidan, suminya hanya menunggu di ruang tamu. Hal tersebut menyebabkan
suami tidak ikut melakukan perawatan terhadap kehamilan istrinya.
3. Perencanaan Persiapan Persalinan ( Birth Plan ) Untuk Ibu Hamil, Suami Siaga dan Keluarga
Alamat :
Pendapatan :
Pekerjaan :
B. MENYEDIAKAN DANA
5. Apakah anda sudah menyiapkan dana untuk proses persalinan ?
6. Apakah anda sudah mempunyai asuransi kesehatan untuk proses persalinan ?
7. Apakah anda sudah membicarakan dengan istri dana untuk persiapan persalinan nanti ?
8. Apakah anda akan menggunakan BPJS atau asuransi yang lainnya untuk proses persalinan nanti ?
9. Apakah anda sudah mengikuti kegiatan dasolin dimasyarakat ?
C. MENYEDIAKAN TRANSPORTASI
10. Apakah anda sudah menyiapkan transportasi jika sewaktuwaktu dibutuhkan ?
11. Apakah anda akan mengantarkan istri anda pada saat persalinan dengan menggunakan mobil pribadi
?
12. Apakah anda sudah mempunyai nomor angkutan umum untuk mengantarkan istri jika sewaktu-waktu
dibutuhkan pada saat istri akan menghadapi persalinan ?
13. Apakah anda sudah berkomunikasi kepada masyarakat yang memiliki kendaraan untuk mengantar istri
jika sewaktu-waktu dibutuhkan ?
Untuk menjadi seorang orang tua yang sukses dan hebat banyak faktor yang dapat mempengaruhi salah
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
postpartum yaitu: 1) respon dan dukungan dari keluarga dan teman, 2) hubungan antara pengalaman melahirkan
dan harapan serta aspirasi, 3) pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain, 4) pengaruh budaya.
(Bahiyatun, 2009)
3.2
Keluarga dapat melaksanakan perannya terhadap salah satu angota keluarga yang hamil, yaitu sebagai berikut :
Kesehatan merupakan kebutuhan ibu hamil yang tidak boleh diabaikan. Karena tanpa kesehatan segala
sesuatu tidak akan berarti. Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang di alami
oleh ibu hamil. Perubahan sekecil apapun yang dialami ibu hamil, secara tidak langsung akan menjadi perhatian
keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan
apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu keluarga maka semakin
baik pengetahuan keluarga tersebut tentang kesehatan. faktor yang mempengaruhi keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan adalah karakteristik demografi keluarga, salah satunya adalah tingkat pendidikan keluarga
(Supingatno, 2014).
Bahwa dalam perawatan ibu hamil sebagai individu, keluarga berperan sebagai pengambil keputusan.
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,
dengan pertimbangan di antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan.
Tindakan kesehatan yang di lakukan oleh keluarga di harapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi
dapat di kurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga
dapat meminta bantuan kepada orang lain di lingkungan tempat tinggalnya (Supingatno, 2014).
Bahwa keluarga memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang hamil di rumah atau
membawanya ke bidan untuk mendapat tindak lanjutan agar tidak terjadi masalah yang lebih parah lagi. Sering kali
keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota
keliarga yang sedang hamil perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak
terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama. Berikut yang harus di perhatikan oleh keluarga ketika
memberi perawatan yaitu lihat bagaimana keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, kompikasi, prognosis dan
perawatannya), sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, fasilitas yang dibutuhkan dan sikap keluarga
terhadap yang sakit (Edward, 2009).
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung dan bersosialisasi bagi anggota keluarga. Sehingga
anggota keluarga akan memiliki waktu yang lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena
itu, kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga (Supingatno, 2014).
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil keluarga harus
dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan
bidan untuk memecahkan masalah yang di alami anggota keluarganya yang sedang hamil, sehingga ibu hamil dapat
bebas dari segala macam penyakit dan ketidaknyamanan, Hal yang harus dilakukan oleh keluarga ketika
memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu mengetahui keberadaan fasilitas keluarga, keuntungan-keuntungan yang
diperoleh dan tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas pelayanan kesehatan (Edward, 2009).
f. Dukungan psikologis
Ibu hamil juga membutuhkan dukungan psikologis dan sosial dari orang-orang di sekitar terutama keluarga
dan lingkungan sekitar termasuk petugas kesehatan.bSelain upaya medis, Ibu hamil membutuhkan dukungan
psikologis dan sosial dari orang-orang di sekitar terutama keluarga. Peran Keluarga Sangat dibutuhkan khususnya
dalam memberikan perawatan, tidak hanya perawatan secara fisik akan tetapi juga perawatan secara psikologis.
Kondisi ini menunjukan bahwa setiap keluarga dituntut untuk melakukan fungsinya guna meningkatkan status
kesehatan keluarga (Suprajitno, 2007). Fungsi dasar keluarga meliputi fungsi keluarga memberikan kenyamanan
emosional, mendidik, mengajarkan nilai, sikap, kepercayaan, membantu memecahkan masalah, meneruskan
keturunan, memenuhi kebutuhan material, serta memberikan perawatan kesehatan untuk anggota keluarganya
(Susanto, 2012).
Suami tidak pernah bertanya atau mencari informasi kepada bidan, teman atau orang tua perihal kehamilan
istrinya. Suami juga tidak mengetahui tanda bahaya yang terjadi di rumah dan kondisi ibu
hamil serta risiko yang dapat muncul secara tiba-tiba, sebagai akibat dari faktor usia, jarak kehamilan, jumlah
anak dan beban kerja.
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu
s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan
tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara
terjadwal dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009).
Tujuan antenatal class yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan mengubah sikap dan perilaku
ibu. Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman KIH. Penyampaian materi lebih
komprehensif. Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik tertentu. Waktu
pembahasan materi menjadi efektif. Pola penyajian materi terstruktur. Ada interaksi antara nakes dan bumil saat
pembahasan materi. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan. Dilakukan evaluasi terhadap nakes
dan bumil. Meningkatkan kualitas KIH
DAFTAR PUSTAKA
Ani, Maryunani. (2016). Manajemen kebidanan terlengkap. Jakarta: CV Trans Info Media
KUESIONER