Anda di halaman 1dari 9

PRE PLANNING

“PENYULUHAN KESEHATAN MENGENAI


KELUARGA BERENCANA (KB)”

DISUSUN OLEH :

1. RAYI RAMA ANGRIAS (180201018)


2. ROMA DELA BR. MANIK (180201002)
3. ARIF ALDO (180201003)

DOSEN PEMBIMBING :
WIWIK NORLITA, A.Kep, M.Kes

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM


DAN KESEHATAN PRODI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2021
PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG “KELUARGA BERENCANA“

1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang terus meningkat dapat menjadi
masalah besar bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Pertambahan penduduk suatu
negara sangar berimplikasi pada perkembangan ekonomi dan kesejahteraan negara tersebut
(Irianto, 2014). Salah satu indikator pertambahan penduduk adalah Total Fatality Rate (TFR)
atau angka kematian ibu.
Target global Sustainable Development Goals (SDGs) adalah menurunkan angka
kematian ibu dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Mengacu dari
kondisi saat ini diperlukan kerja keras dalam menurunkan AKI (Kementrian kesehatan RI,
2015). Beberapa faktor kemungkinan penyebab tingginya TFR yang merupakan indikator
pertambahan jumlah penduduk diantaranya adalah pengetahuan masyarakat tentang Keluarga
Berencana (KB) yang masih rendah, jumlah anak ideal yang diinginkan masih tinggi, unmet
need yang tinggi dan pengaruh sosial budaya dan agama terhadap KB masih besar
(Ratnaningsih, 2018).
KB merupakan upaya pelayanan preventif yang paling mendasar untuk mencegah
morbiditas dan mortalitas ibu. Oleh karena itu kesadaran mengenai pentingnya penggunaan
alat kontrasepsi perlu ditingkatkan demi menjaga kesehatan ibu dan kesejahteraan penduduk.
Banyak PUS mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini
dipengaruhi oleh ketidaktahuan mereka untuk menentukan pilihan yang tepat sesuai dengan
usia, jumlah anak, dan juga efek samping yang sering timbul (Ulle, Utami, & Susmini, 2017).
Dampak yang akan ditimbulkan oleh akseptor dengan kurangnya pengetahuan tentang
kontrasepsi akan terjadi ketidakefektifan yang sangat mempengaruhi penggunaan kontraspsi
pada akseptor. Pengetahuan tentang kontrasepsi sangat dubutuhkan untuk menunjang
kemampuan dalam memilih penggunaan alat kontrasepsi yang tepat. Penggunaan alat
kontrasepsi yang tidak disertai oleh pengetahuan yang memadai akan tidak berlangsung lama
(Ulle et al., 2017). Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik pengetahuan responden, maka
ibu semakin paham tentang alat kontrasepsi sehingga klien bisa merencanakan kehamilannya
dengan baik dan menerima kehamilan yang sangat dinantikan klien (Ratnaningsih, 2018).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah di berikan penyuluhan selama 60 menit,di harapkan dapat
meningkatkan pemahaman tentang KELUARGA BERENCANA.

b. Tujuan Khusus
• Memahami Pengertian Keluarga Berencana (KB)
• Memahami Tujuan Keluarga Berencana (KB)
• Memahami Ruang lingkup Keluarga Berencana (KB)
• Memahami Pengertian Alat Kontrasepsi
• Memahami Efektivitas (Daya Guna) Kontrasepsi
• Memahami Memilih Metode Kontrasepsi
• Memahami Macam-Macam Kontrasepsi
3. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Penyuluhan kesehatan tentang KELUARGA BERENCANA
2. Sasaran : Masyarakat
3. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
4. Media dan alat : Google Meet
5. Waktu dan tempat :
Hari/Tanggal : Kamis, 03 Juni 2021
Jam : 20.00 WIB
Tempat : Forum Google meet
Link : https://meet.google.com/tqy-sowa-cno
6. Pengorganisasian :
Moderator : Rayi Rama Angrias
Leader : Roma Dela BR. Manik
Co Leader : Rayi Rama Angrias
Fasilitator : Arif Aldo
Dokumentasi : Arif Aldo
Observer : Roma Dela BR. Manik
7. Rencana Penyuluhan
No
Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audience
.
1. 5 Menit Pembukaan: Moderator
1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam.
2. Memperkenalkan diri. 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan kegiatan. 3. Memperhatikan.
4. Menyebutkan materi yang akan 4. Memperhatikan.
disampaikan.
2. Pelaksanaan:
1. Menjelaskan Pengertian 1. Memperhatikan.
Keluarga Berencana (KB)
2. Menjelaskan Tujuan 2. Memperhatikan.
Keluarga Berencana (KB)
3. Menjelaskan Ruang lingkup 3. Memperhatikan.
Keluarga Berencana (KB)
20 Menit 4. Menjelaskan Pengertian 4. Memperhatikan.
Alat Kontrasepsi
5. Menjelaskan Efektivitas 5. Memperhatikan.
(Daya Guna) Kontrasepsi
6. Menjelaskan Memilih 6. Memperhatikan.
Metode Kontrasepsi
7. Menjelaskan Macam- 7. Memperhatikan.
Macam Kontrasepsi
3. Evaluasi: Moderator dan penyaji 1. Bertanya, berdiskusi dan
1. Memberikan kesempatan mendengarkan.
30 Menit
audience untuk bertanya.
2. Menjawab pertanyaan 2. Memperhatikan
4. Penutup : Moderator
1. Menyimpulkan kegiatan yang
1. Memperhatikan
5 Menit tekah dilakukan
2. Menutup acara dan
mengucapkan salam 2. Menjawab salam

4. Uraian Tugas

a. Moderator

- Membuka acara

- Memperkenalkan mahasiswa

- Menjelaskan tujuan dan topik yang akan di sampaikan

- Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi

- Memberikan kesimpulan kegiatan


- Menutup acara

b. Leader

- Menyampaikan materi penyuluhan tentang KELUARGA BERENCANA

c. Co Leader

- Membantu Leader saat presentasi

- Mengatur jalannya diskusi dan evaluasi peserta

d. Fasilitator

- Memfasilitator pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

- Membuat absensi penyuluhan

- Mencatat Pertanyaan-pertanyaan peserta diskusi

e. Dokumentasi

- Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan

f. Observer

- Mengobservasi jalannya kegiatan penyuluhan kesehatan

- Membuat laporan kegiatan penyuluhan kesehatan

5. Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

- 80% audience mengahadiri acara penyuluhan kesehatan


- 80% Tempat, waktu, media dan alat telah tersedia sesuai rencana
- 90% Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

b. Evaluasi Proses

- 95% Pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan sesuai dengan yang


direncanakan
- 100% Peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan kesehatan dengan
semangat
- 100% Peserta berperan aktif selama jalannya kegiatan

c. Evaluasi Hasil

80% Diharapkan peserta penyuluhan kesehatan mampu memahami tentang:

 Pengertian Keluarga Berencana (KB)


 Tujuan Keluarga Berencana (KB)
 Ruang lingkup Keluarga Berencana (KB)
 Pengertian Alat Kontrasepsi
 Efektivitas (Daya Guna) Kontrasepsi
 Memilih Metode Kontrasepsi
 Macam-Macam Kontrasepsi
MATERI
KELUARGA BERENCANA (KB)

1. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana (KB) merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak
kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau
cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).

2. Tujuan Program Keluarga Berencana


Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak
agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya (Sulistyawati, 2013). Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan
angka kelahiran yang bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan
kebijakaan yang dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan
menghentikan) maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak
akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan
pada usia tua (Hartanto, 2002).

3. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana


Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :
a. Keluarga berencana
b. Kesehatan reproduksi remaja
c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
e. Keserasian kebijakan kependudukan
f. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
g. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.

4. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-
usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen (Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi yaitu
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan
menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).
5. Efektivitas (Daya Guna) Kontrasepsi
Menurut Wiknjosastro (2007) efektivitas atau daya guna suatu cara kontrasepsi dapat
dinilai pada 2 tingkat, yakni:
a. Daya guna teoritis (theoretical effectiveness), yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi
untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, apabila kontrasepsi
tersebut digunakan dengan mengikuti aturan yang benar.
b. Daya guna pemakaian (use effectiveness), yaitu kemampuan kontrasepsi dalam
keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti
pemakaian yang tidak hati-hati, kurang disiplin dengan aturan pemakaian dan
sebagainya.

6. Memilih Metode Kontrasepsi


Menurut Hartanto (2002), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi yang memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman atau tidak berbahaya
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).
Menurut Hartanto (2002), faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi yaitu:
a. Faktor pasangan
1) Umur
2) Gaya hidup
3) Frekuensi senggama
4) Jumlah keluarga yang diinginkan
5) Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
6) Sikap kewanitaan
7) Sikap kepriaan.
b. Faktor kesehatan
1) Status kesehatan
2) Riwayat haid
3) Riwayat keluarga
4) Pemeriksaan fisik
5) Pemeriksaan panggul.

7. Macam-Macam Metode Kontrasepsi


a. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa
alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain:
Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode Kalender, Metode
Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara
suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu
kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida (Handayani, 2010).
b. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi
(mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi
progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi.
Sedangkan kontrasepsi hormone yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan
implant (Handayani, 2010).
c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang
mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung hormon
(Handayani, 2010). AKDR yang mengandung hormon Progesterone atau Leuonorgestrel
yaitu Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung
Leuonorgestrel (Hartanto, 2002).
d. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita
(MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi karena
prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga
mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan
nama vasektomi, vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga
cairan sperma tidak dapat keluar atau ejakulasi (Handayani, 2010).

Anda mungkin juga menyukai