Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KELUARGA BERENCANA (KB) DI RUANG ANGGREK 1 RSUD CIBINONG

Disusun Oleh :
Kelompok A

Abigail Wedelia NIM.202215001


Desi Sukmawati NIM.202215007
Irna Aprilia Gita Syabila NIM.202215014
Olifvia Setya Purwaningsih NIM.202215020
Sisi Indah Putri NIM.202215026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI PKP DKI JAKARTA
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Identitas SAP
Topik : Keluarga Berencana (KB)
Sasaran : Seluruh Pasien Dan Keluarga Kamar 301 Di Ruang Anggrek 1
Tempat : Ruang Anggrek 1, Kamar 301
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Oktober 2022
Waktu : Pukul 10.00 – 10.30 WIB

A. LATAR BELAKANG
Keluarga berencana (KB) adalah program nasional yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan, kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya, serta bangsa pada umumnya.
Salah satunya dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan (BKKBN, 2017). Di
Indonesia program KB mulai berkembang namun pada akhir-akhir ini mengalami
degradasi (penurunan), sehingga perlu revitalisasi. Untuk melakukan revitalisasi tersebut
perlu ditingkatkan peran serta kaum wanita. Hal ini sesuai dengan tujuan Millennium
Development Goals (MDGs) yang nomor 3 yaitu mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan. Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab
antara laki-laki dan perempuan yang dibentuk, dibuat dan dikonstruksi oleh masyarakat
dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman akibat konstruksi sosial (Novianti,
2014).
Berdasarkan Human Development Report tahun 2016 masih rendahnya angka cakupan
KB-MKJP dikarenakan masih sangat rendahnya tingkat pengetahuan PUS tentang metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP, 2016). Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2016-2017 menunjukkan wanita kawin yang mengetahui metode Mini
Operasi Wanita (MOW) sebesar 63 persen dan metode Mini Operasi Pria (MOP) sebesar
39 persen, sedangkan pria kawin yang mengetahui metode MOW 44 persen dan MOP
sebesar 31 persen. Dibandingkan dengan pengetahuan mereka tentang metode kontrasepsi
modern lainnya seperti Pil, Suntik, IUD, dan kondom yang sudah mencapai rata-rata
diatas 80 persen (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2017).
Paradigma baru program Keluarga Berencana (KB) Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi
mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015 (BKKBN, 2016). Keluarga yang berkualitas
adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa (Idawati, et al, 2020).
Program KB membantu pasangan untuk memilih apakah ingin mempunyai anak atau
menentukan jumlah anak yang mereka inginkan. Pilihan itu tergantung pada pengaruh
sosial, budaya dan psikologi yang rumit. Pilihan itu bisa merupakan kontrasepsi untuk
pria dan wanita. Pasangan harus mengetahui metode yang ada, agar keputusan bisa
diambil dengan hati-hati. Tidak sulit memilih, jika keduanya mempunyai pengetahuan
tentang bagaimana efisiennya metode yang terpilih untuk mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan (Sulistyawati, 2011).

B. TUJUAN
1. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x60 menit diharapkan pasien dan
keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang keluarga berencana (KB).
2. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x60 menit, diharapkan Tn. T mampu:
a. Memahami tentang pengertian kontrasepsi
b. Memahami tentang tujuan dan manfaat kontrasepsi
c. Memahami tentang macam-macam KB

C. MATERI
Terlampir

D. PELAKSANAAN
1. Topik : Keluarga Berencana
2. Sasaran : Seluruh Pasien Dan Keluarga Kamar 104 Di Ruang Anggrek 1
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Demostrasi
d. Redemonstrasi
4. Media dan Alat
a. Lembar balik
b. Leaflet
5. Waktu dan Tempat
Kamis, 27 Oktober 2022. Pukul 13.00 – 14.00 WIB. Di Ruang Anggrek 1, Kamar 104
6. Pengorganisasian
a. Penyaji : Sisi Indah Putri
b. Moderator : Olifvia Setya Purwaningsih
c. Fasilitator : Irna Aprilia Gita Syabila & Desi Sukmawati
d. Observer : Abigail Wedelia
7. Setting Tempat

Keterangan:
Penyaji
Peserta

Moderator
Fasilitator
8. Uraian Tugas
a. Penyaji:
 Menjelaskan topik dan tujuan dari pendidikan kesehatan yang diadakan
 Menjelaskan kontrak waktu yang akan digunakan selama pendidikan
kesehatan berlangsung kegiatan inti
 Menanyakan apa yang peserta ketahui tentang KB
 Mempresentasikan materi pendidikan kesehatan KB
 Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya atas penyajian materi
yang tidak dimengerti
 Memberi kesempatan peserta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
penyaji pada proses pendidikan kesehatan
 Mengevaluasi peserta tentang materi demonstrasi yang telah diberikan
b. Moderator
 Membuka acara penyuluhan
 Membantu penyaji saat proses penyuluhan
 Mengatur proses dan lamanya penyuluhan
 Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya
 Menyimpulkan dan menutup acara penyuluhan
c. Fasilitator
 Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta
 Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
 Memotivasi audience agar berperan aktif dalam proses penyuluhan
 Membagikan media (leaflet) saat proses penyuluhan sudah selesai
d. Observer
 Mendata kehadiran peserta
 Mengawasi proses kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
 Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
 Membuat laporan evaluasi penyuluhan dari yang telah dilakukan

E. KEGIATAN
Media dan
Tahap watu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Alat
Pendahuluan  Moderator mengucapkan  Menjawab salam
(5 menit) salam  Mendengarkan dan
 Moderator memperkenalkan memperhatikan
diri dan anggota  Mendengarkan dan
 Moderator menjelaskan memperhatikan
waktu dan topik penyuluhan  Mendengarkan dan
 Moderator menjelaskan memperhatikan
tujuan penyuluhan
 Penyaji melakukan apersepsi
berkaitan dengan materi
penyuluhan
Penyajian 1. Penyaji menjelaskan: 5. Mendengarkan dan Lembar
 Pengertian menyimak balik,
kontrasepsi/KB 6. Mengikuti dan
 Tujuan dan manfaat KB memperagakan
 Macam-macam KB
2. Moderator mempersilahkan 7. Mengajukan
peserta untuk bertanya pertanyaan yang
3. Penyaji menjawab kurang dipahami
pertanyaan yang peserta 8. Mendengarkan dan
ajukan menyimak
4. Moderator menanyakan 9. Menjawab
kembali materi penyuluhan pertanyaan yang
kesehatan ke peserta diajukan
Penutup  Moderator menutup 10. Mendengarkan dan Lembar
(5 menit) penyuluhan kesehatan dan menjelaskan balik,
menyimpulkan materi yang 11. Menerima leaflet leaflet.
sudah dipaparkan 12. Menjawab salam
 Fasilitator memberikan
leaflet
 Mengucapkan salam penutup

F. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Materi pendidikan kesehatan sudah dipersiapkan
b. Media yang diperlukan sudah dipersiapkan, seperti lembar balik dan leaflet.
c. Kontrak waktu dengan peserta sesuai dengan rencana
d. SAP sudah disiapkan sebelum proses penyuluhan berlangsung
2. Evaluasi proses:
a. Penyuluhan sesuai dengan tujuan dan waktu yang direncanakan
b. Peserta menerima kehadiran mahasiswa dan memberikan respon yang baik
c. Peserta bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan
d. Peserta turut aktif bertanya dan menyampaikan pendapatnya
e. Peserta memperhatikan penyaji pada saat penyampaian materi penyuluhan
f. Media dan alat yang digunakan saat proses penyuluhan dapat digunakan dengan
baik dan efektif
3. evaluasi hasil:

a. Setelah melakukan penyuluhan kesehatan, peserta mampu memahami dan


menjelaskan kembali materi yang telah diberikan tentang pengertian
kontrasepsi/KB, tujuan dan manfaat kontrasepsi/KB, macam-macam KB.

G. REFERENSI
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional., 2017. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-
2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
BKKBN. 2017. Konversi Peserta Keluarga Berencana Menurut kontrasepsi. Jakarta:
BKKBN.
BKKBN. 2016. Modul Belajar Mandiri Bagi Peserta Pengelolaan Kampung KB Tahun
2017 Perwakilan Badan Kependudukan & Keluarga Berencana Nasional Provinsi
Jawa Timur. Jawa Timur.
Idawati, et al. 2020. Penyuluhan Kesehatan Tentang Pentingnya Program Keluarga
Berencana di Desa Balee Ujong Rimba Kecamatan Mutiara Timur Kabupaten Pidie.
Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia, Vol 1 No 2, Juli-Desember (2020).
Novianti, S. 2014. Faktor Persepsi dan Dukungan Istri yang Berhubungan dengan
Partisipasi KB Pria. FIK Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan
Komunitas Indonesia.Vol 10. No. 2 September 2014.
MJKP. 2016. Data Sensus Penduduk Di Indonesia.
https://www.datasensuspendudukdiindonesia.com
Sulistyawati, A., 2011. Pelayanan keluarga berencana. Jakarta: salemba medika, pp.55-8.
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel
telur dengan sel sperma. KB merupakan program bagi keluarga untuk upaya peningkatan
kepedulian masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga (BKKBN, 2017).
2. Tujuan dan Manfaat
Kontrasepsi Menurut
Kemenkes, (2018):
a. Menghindari kasus kehamilan yang tidak diinginkan
Kasus kehamilan yang tidak diinginkan sering terjadi di sekitar kita. Pada kasus
kehamilan yang tidak diinginkan kerap berujung pada tindakan aborsi yang
berdampak pada kesehatan ibu. Penggunaan alat kontrasepsi dapat menjadi solusi
untuk mengatur jarak kelahiran sehingga meminimalisir terjadinya kehamilan yang
tidak diinginkan.
b. Membantu tumbuh kembang anak
Perencanaan kehamilan yang baik dapat membantu pertumbuhan anak. Anak akan
dapat memperoleh kasih sayang dan perhatian yang lebih banyak dari kedua orang
tuanya, khususnya dalam masa tumbuh kembangnya. Ibu juga dapat memaksimalkan
pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif bagi bayinya. Hal ini tentunya akan berbeda
jika dibandingkan dengan keluarga yang memiliki banyak anak.
c. Meningkatkan kualitas keluarga
Alat kontrasepsi digunakan untuk menjarangkan kehamilan atau menjaga jarak
kelahiran. Dengan demikian, penggunaan alat kontrasepsi juga dapat mengurangi
risiko kematian ibu dan bayi karena jarak kelahiran yang terlalu dekat atau terlalu
sering. Selain itu, mengatur jarak atau jumlah kelahiran diharapkan dapat
meningkatkan kualitas keluarga, khususnya kehidupan perekonomian keluarga.
3. Macam – macam KB
Menurut Lenny,dkk (2020):
a. KB Pil
Pil KB merupakan alat kontrasepsi yang paling umum digunakan. Alat kontrasepsi ini
mengandung hormon progestin dan estrogen untuk mencegah terjadinya ovulasi. Pil
KB umumnya terdiri dari 21–35 tablet yang harus dikonsumsi dalam satu siklus atau
secara berkelanjutan.
Kelebihan:
 Tingkat efektivitas tinggi dengan persentase kegagalan hanya sekitar 8% Haid
menjadi lancar dan kram berkurang saat haid, tetapi ada pula jenis pil KB yang
dapat menghentikan haid.
Kekurangan:
 Tidak dapat mencegah penyakit menular seksual
 Dapat menimbulkan efek samping, seperti naiknya tekanan darah, pembekuan
darah, keluarnya bercak darah, dan payudara mengeras
 Tidak cocok untuk wanita dengan kondisi medis tertentu, seperti penyakit
jantung, gangguan hati, kanker payudara dan kanker rahim, migrain, serta
tekanan darah tinggi
b. KB Suntik
Suntik KB merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon progestin dan
mampu menghentikan terjadinya ovulasi. Berdasarkan periode penggunaannya, ada
dua jenis suntik KB, yaitu suntik KB 3 bulan dan 1 bulan.
Kelebihan:
 Lebih efektif dan praktis dari pil KB
 Tingkat kegagalan pada suntik KB 1 bulan bisa kurang dari 1% jika digunakan
dengan benar

Kekurangan:

 Harga relatif mahal


 Perlu kunjungan secara rutin ke dokter atau bidan setiap bulannya
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
 Dapat menyebabkan efek samping, seperti keluarnya bercak darah
 Siklus menstruasi menjadi tidak teratur
 Tidak dianjurkan untuk digunakan pada wanita yang memiliki riwayat
penyakit migrain, diabetes, sirosis hati, stroke, dan serangan jantung

c. KB Kondom
Kondom biasanya terbuat dari bahan lateks dan bekerja dengan cara menghalangi
sperma masuk ke vagina dan mencapai sel telur.
Kelebihan:
 Harga terjangkau
 Praktis dan mudah digunakan
 Dapat mencegah dari penyakit menular seksual
 Mudah diperoleh di toko atau apotek
Kekurangan:
 Tingkat kegagalan mencapai 15%, terutama jika penggunaan kondom
kurang tepat
 Hanya bisa digunakan sekali dan harus diganti setelah ejakulasi

d. KB Implan (Susuk)
KB implan atau susuk merupakan alat kontrasepsi berukuran kecil dan berbentuk
seperti batang korek api. KB implan bekerja dengan cara mengeluarkan hormon
progestin secara perlahan yang berfungsi mencegah kehamilan selama 3 tahun.
Alat kontrasepsi ini digunakan dengan cara dimasukkan ke bagian bawah kulit,
biasanya lengan bagian atas.
Kelebihan:
 Sangat efektif dengan tingkat kegagalan kurang dari 1%
 Tahan lama hingga 3 tahun
Kekurangan:
 Biaya relatif mahal
 Siklus menstruasi menjadi tidak teratur
 Risiko memar dan bengkak pada kulit di awal pemasangan
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual

e. KB IUD (AKDR)
Intrauterine device (IUD) adalah alat kontrasepsi berbahan plastik dan berbentuk
menyerupai huruf T yang diletakkan di dalam rahim. IUD atau KB spiral dapat
mencegah kehamilan dengan cara menghalau sperma agar tidak membuahi sel
telur.
Ada dua jenis IUD yang umum digunakan, yaitu IUD yang terbuat dari tembaga
dan dapat bertahan hingga 10 tahun serta IUD yang mengandung hormon yang
perlu diganti setiap 5 tahun sekali.
Kelebihan:
 Tidak memerlukan perawatan yang rumit
 Tahan lama
Kekurangan:
 IUD dari tembaga dapat menyebabkan haid tidak lancar
 Risiko bergeser dan keluar dari tempatnya
 Risiko efek samping, seperti munculnya bercak darah pada 3–6 bulan
pertama pemakaian
 Biaya mahal
DAFTAR PUSTAKA

Mulya Sari. (2017). Pelayanan KB. Jakarta. BKKBN.GO.ID


https://kampungkb.bkkbn.go.id/kampung/1381/intervensi/45128/pelayanan-kb
Kemenkes RI. (2018). Pentingnya Penggunaan Alat Kontrasepsi. Jakarta. Kementerian
Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-penggunaan-alat-kontrasepsi
Ratu Matahari. (2020). Buku Ajar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Yogyakarta. CV
Pustaka Ilmu Group.

Anda mungkin juga menyukai