PENDIDIKAN KESEHATAN
“CARA MENGATASI KECEMASAN”
Disusun Oleh:
Aradea Amanda 221FK04007 Nawawi Hepni 221FK04031
Ajeng Restu Rahayu 221FK04055 Marcella 221FK04027
Ellsa Nadila 221FK04016 Restu Nur Fitriani 221FK04081
Fitri Nurjanah 221FK04068 Tita 221FK04092
Gugun Gunawan 221FK04070 Vini Oktaviani 221FK04041
1. Latar Belakang
Kecemasan (ansietas) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang
ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing
Ability/RTA masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami
keretakan kepribadian/Splitting of Personaly) (Murdingsih, 2013) dalam jurnal
(Karina, 2019).
Menurut Nanda (2015) ansietas merupakan bentuk respon terhadap stimulus
tertentu yang tidak diinginkan oleh siapapun yang terdapat dimanapun dan
kapanpun karena dalam hal ini ansietas tidak mengenal jenis kelamin, suku atau
ras dan batas usia. Begitu juga menurut Nursalam (2012) cemas merupakan
emosi dan pengalaman subjektif individu yang sulit untuk diobservasi secara
langsung akan tetapi dapat diidentifikasi ansietas ini melalui perubahan tingkah
laku.
Ansietas yang dialami akan menentukan bagaimana mekanisme koping
seseorang dalam mengatasi masalah tersebut baik mekanisme koping adaptif atau
maladaptif, individu yang memiliki mekanisme koping adaptif akan lebih efektif
untuk mengurangi atau meredam ansietas sebaliknya jika individu menggunakan
mekanisme koping maladaptif bisa memperburuk keadaan atau individu tersebut
mempunyai potensi untuk terjadinya sakit (Sholeh, 2012) dalam (Lau, 2019).
Kecemasan dalam derajat normal sebenarnya sesuatu yang sehat dan adaptif.
Normal apabila individu sedikit mencemaskan aspek-aspek yang terjadi dalam
kehidupannya. Kecemasan bermanfaat apabila hal tersebut mendorong individu
untuk melakukan koping yang dapat dilakukannya, tetapi kecemasan dapat
menjadi abnormal apabila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman
karena mengganggu kualitas hidup seseorang (Indrajaya, 2018).
Gangguan kecemasan merupakan masalah yang serius, dengan prevalensi
14,9% atau sekitar 264 juta orang mengalami kecemasan di dunia (WHO, 2017).
Prevalensi ansietas di negara berkembang pada usia dewasa dan lansia sebanyak
50%. Angka kejadian gangguan ansietas di Indonesia sekitar 39 juta jiwa dari
238 juta jiwa penduduk (Heningsih, 2014). Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan
gangguan ansietas sudah mulai terjadi sejak rentang usia remaja (15-24 tahun),
dengan prevalensi 6,2%. Pola prevalensi ansietas semakin meningkat seiring
dengan peningkatan usia, prevalensi ansietas tertinggi terjadi pada usia > 75
tahun yaitu sebesar 8,9%, usia 65-74 tahun sebesar 8,0% dan usia 55-64 tahun
sebesar 6,5% (Infodatin, 2019).
Dampak kecemasan meliputi terjadinya penurunan aktivitas fisik dan status
fungsional. Seseorang yang mengalami kecemasan akan merasakan perasaan
takut, konsentrasi terganggu, merasa tegang dan gelisah, antisipasi yang terburuk,
cepat marah, resah, merasakan adanya tanda-tanda bahaya, 3 dan merasa pikiran
kosong. Selain tanda dan gejala psikologis, tanda dan gejala secara fisik juga
akan terlihat jika seseorang merasa cemas. Seperti jantung berdebar, berkeringat,
mual atau pusing, peningkatan frekuensi BAB atau diare, sesak nafas, tremor,
kejang, ketegangan otot, sakit kepala, kelelahan dan insomnia (Vonika, 2012)
3. Kepanitiaan
A. Ketua Pelaksana : Gugun Gunawan
B. Anggota : Aradea Amanda
Ajeng Restu Rahayu
Ellsa Nadila
Fitri Nurjanah
Nawawi Hepni
Marcella
Restu Nur Fitriani
Tita
Vini Oktaviani
4. Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab
5. Media
a. Leaflet
b. Power point
6. Kegiatan
1) Petugas Acara
a. MC : Ellsa Nadila
b. Notulen : Restu Nur Fitriani
c. Pemateri : 1. Ajeng Restu Rahayu
2. Marcella
d. Logistik : 1. Tita
2. Gugun Gunawan
e. Fasilitator : Aradea Amanda
f. Dokumentasi : Nawawi Hepni
g. Konsumsi : 1. Fitri Nurjanah
2. Vini Oktaviani
2) Pengorganisasian
a. MC : Membuka, menutup dan mengatur acara penyuluhan
b. Notulen : Mencatat hasil diskusi
c. Pemateri : Menyajikan Materi
d. Logistik : Menyediakan kebutuhan logistik selama penkes
f. Fasilitator : Mendampingi audiens, mendokumentasi kegiatan
serta menyebarkan kuesioner pre post test dan absensi
penyuluhanh
g. Konsumsi : Menyiapkan dan mengatur menu makanan serta
termasuk menentukan penjadwalannya.
7. Materi
a. Pengertian kecemasan
b. Tanda dan gejala kecemasan
c. Faktor – faktor yang menimbulkan kecemasan
d. Cara mengurangi kecemasan
8. Setting Tempat
Serangkaian Kegiatan:
Kegiatan
Waktu Penyuluhan Sasaran
Penyuluhan
Pembukaan:
a. Salam a. Memberi salam a. Menjawab salam
b. Perkenalan b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
5 menit
c. Tujuan c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
d. Pemberian pendidikan kesehatan
leaflet d. Memberikan leaflet d. Menerima leaflet
Inti:
20 menit Menjelaskan materi Menjelaskan materi Menyimak dan
secara sistematis Mendengarkan
Evaluasi: Tanya a. Memberikan kesempatan a. Memberikan
jawab pada audiens untuk pertanyaan
bertanya
b. Memberikan kesempatan b. Menyampaikan
15 menit
kepada audien untuk kesimpulan hasil
menjelaskan kembali penyuluhan
kesimpulan dari materi
yang telah disampaikan
Penutup: a. Membacakan kesimpulan a. Mendengarkan
Kesimpulan materi kepada pasien.
Terima kasih b. Mengucapkan b. Mendengarkan
5 menit Salam terimakasih atas peran
serta pasien
c. Mengucapkan salam c. Menjawab
penutup salam
9. Penutup
A. Evaluasi Struktural
1) Sasaran hadir sesuai dengan kontrak waktu
2) Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan.
3) Media sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
4) Tempat sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan.
5) SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
B. Evaluasi Proses
1) Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Sasaran aktif bertanya dan dapat menyimpulkan hasil penyuluhan.
3) Media dapat digunakan secara efektif
C. Evaluasi Hasil
1) Sasaran mampu menyebutkan kembali pengertian kecemasan
2) Sasaran mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala kecemasan
3) Sasaran mampu menyebutkan kembali faktor – faktor yang
menimbulkan kecemasan
4) Sasaran mampu menjelaskan kembalicara mengurangi kecemasan
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Kecemasan
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan didukung oleh
(Stuart, 2015).
2010).
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
(SDKI, 2017).
a. Gejala motorik, meliputi : gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada
tidur terganggu, sulit berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak bisa santai dll.
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah
tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah mudah terkejut.
3. Takut sendiri, takut pada keramayan, dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, sering mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya inget.
6. Keluhan somatic seperti rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan,
gangguan perkemihan, dan sakit kepala.
d. Masalah biaya
e. Kurang informasi
g. Masalah pengobatan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.