Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN ISOLASI SOSIAL

Dosen pengampu : Rosmina Situngkir , Ns.,M.Kes

Oleh:

ISMA THEODORA SIORE

C1714201079

(S1 Reguler Kelas IIIB)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
A. Definisi
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan
menggangu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI, 2000) Isolasi sosial
adalah kondisi ketika individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau
keinginan untuk lebih terlibat dalam aktivitas bersama orang lain tetapi tidak mampu
mewujudkannya. Isolasi sosial merupakan kondisi yang subjektif seluruh kesimpulan
yang dibuat berkaitan dengan perasaan sunyi yang dirasakan individu harus divalidasi
karena penyebabnya bisa bermacam-macam dan cara individu menunjukannya beragam
(Carpenito, 2009).
Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami oleh individu dan dirasakan
saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan negatif atau mengancam.
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan
yang berarti dengan orang lain (Nanda, 2012) Isolasi sosial merupakan upaya menghindari
komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran, dan kegagalan. Pasien mengalami
kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan
dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup berbagi pengalaman.
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain (Trimelia, 2011). Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Kowlin, 1993)
B. Etiologi
Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptif. Menurut Stuart dan
Sundeen (2007) dalam Damaiyanti dan Iskandar (2012), belum ada suatu kesimpulan yang
spesifik tentang penyebab gangguan yang mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor
yang mungkin mempengaruhi isolasi sosial adalah faktor predisposisi dan faktor
presipitasi.
1. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial.
a. Faktor perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus didahului
individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak
dapat dipenuhi, akan menghambat masa perkembangan selanjutnya. Pada
masa dewasa akhir, kehidupan seseorang akan mengalami banyak
perubahan, baik saat akibat penurunan kemampuan fisik, perubahan
status individu, kehilangan pasangan hidup, kehilangan komunikasi
dengan anak, sehingga menyebabkan peningkatan ketergantungan
dengan orang lain.
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor
pendukung untuk terjadinya gangguan hubungan sosial, seperti adanya
komunikasi yang tidak jelas (double bind) yaitu suatu keadaan dimana
individu menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan,
dan ekspresi emosi yang tinggi di setiap berkomunikasi.
c. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan
faktor pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga
disebabkan oleh karena norma-norma yang salah yang dianut oleh satu
keluarga, seperti anggota tidak produktif diasingkan dari lingkungan
social.
d. Faktor biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa.
Insiden tertinggi skizofrenia ditemukan pada keluarga yang anggota
keluarganya ada yang menderita skizofrenia. Berdasarkan hasil penelitian
pada kembar monozigot apabila salah diantaranya menderita skizofrenia
adalah 58%, sedangkan bagi kembar dizigot perentasenya 8%.
2. Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor
internal maupun eksternal.
a. Stressor sosial budaya
Stressor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam
berhubungan, terjadinya penurunan stabilitas keluarga seperti perceraian,
berpisah dengan orang yang dicintai, kehilangan pasangan pada usia tua,
dipenjara. Semua ini dapat menimbulkan isolasi sosial.
b. Stressor biokimia
Teori dopamin: kelebihan dopamin pada mesokortikal dan
mesolimbik serta tractus saraf dapat merupakan indikasi terjadinya
skizofrenia. Menurunnya MAO (Mono Amino Oksidasi) di dalam darah
akan meningkatkan dopamine dalam otak. Karena salah satu kegiatan
MAO adalah sebagai enzim yang menurunkan dopamine, maka
menurunnya MAO juga dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.
c. Faktor endokrin
jumlah FSH dan LH yang rendah ditemukan pada klien
skizofrenia. Demikian pula prolactin mengalami penurunan karena
dihambat.
C. Tanda dan gejala
Menurut Purba, dkk. (2008) tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat
ditemukan dengan wawancara, adalah:
a. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
b. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Pasien mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan orang lain
d. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
e. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
f. Pasien merasa tidak berguna
g. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
h. Kontak mata kurang atau tidak mau mentap lawan bicara.
Perilaku ini biasanya disebabkan karena seseorang menilai dirinya rendah, sehingga
timbul perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bila tidak diberikan intervensi
lebih lanjut, maka akan menyebabkan perubahan persepsi sensori : halusinasi dan resiko
tinggi menyederai diri sendiri, orang lain bahkan lingkungan. Perilaku yang tertutup
dengan orang lain juga bisa menyebabkan intoleransi aktivitas yang akhirnya bisa
berpengaruh terhadap ketidakmampuan untuk melakukan perawatan secara mandiri.
Seseorang yang mempunyai harga diri rendah awalnya disebabkan oleh ketidakmampuan
untuk menyelesaikan masalah dalam hidupnya, sehingga orang tersebut berperilaku tidak
normal (koping individu tidak aktif).
D. Patofisiologi
Menurut Stuart and Sundeen (1998). Salah satu gangguan berhubungan sosial
diantaranya perilaku menarik diri atau isolasi social yang disebabkan oleh perasaan tidak
berharga, yang bisa dialami klien dengan latar belakang yang penuh dengan
permasalahan, ketegangan, kekecewaan dan kecemasan. Perasaan tidak berharga
menyebabkan klien makin sulit dalam mengembangan hubungan dengan orang lain.
Akibatnya klien menjadi regresi atau mundur, mengalami penurunan dalam aktifitas dan
kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri.
Klien semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu serta
tingkah laku primitive antara lain pembicaraan yang autistic dan tingkah laku yang tidak
sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi halusinasi (Dalami, 2009)
E. Penatalaksanaan
a. Therapy farmakologi
b. Electri convulsive therapy (ECT)
c. Therapy kelompok
d. Therapy lingkungan
F. Komplikasi
Klien dengan isolasi sosial semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku
masa lalu primitive antara lain pembicaraan yang autistic dan tingkah laku yang tidak
sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi resiko gangguan sensori
persepsi: halusinasi, mencederai diri sendiri, orang lain serta lingkungan dan penurunan
aktivitas sehingga dapat menyebabkan deficit perawatan diri. (Deden Hermawan, 2013)
Komplikasi yang mugkin di timbulkan pada klien dengan isolasi social
a. Gangguan sensori presepsi: halusinasi
b. Defisit perawatan diri
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK ( REVISI)

Tgl Pengkajian : 30 Juni 2020 Autoanamnese : √


Alloanamnese :

I. DATA BIOGRAFI KLIEN


A. IdentitasKlien
Nama lengkap : Ny. R Agama : Islam
Tempat/tgl. Lahir : Maakassar 14-01-1950 Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah Diagnosa medis : Isolasi sosial
Pendidikan terakhir : SPG Suku bangsa : Makasasar
Alamat Rumah : Panti Wreda
:
B. Riwayat Keluarga
1. Pasangan
Hidup/Mati :
Jikahidup Jikamati
Nama (Inisial) : Tn. B Sebabkematian : Penyakit
Jantung
Umur : 65 Tahun Tahunkematian : 2019
Pekerjaan : Pensiunan
2. Anak
Jumlah anak :2
Jumlah anak hidup: 2
Alamat : Makassar
Jumlah anak mati : -
Sebabkematian : -

Keluarga yang dapat dihubungi


Nama (Inisial) : Ny. S
Umur : 37 Tahun
JenisKelamin : Perempuan
Hubungan dengan klien : Anak
Alamat rumah/tlp : Jln. Rajawali
C. RiwayatPekerjaan
1. Pekerjaan sebelumnya : IRT
2. Pekerjaan saatini/sumber pendapatan :-
D. Riwayat Keluarga (Genogram) dan Kesehatan Keluarga

60

Keterangan :
: Laki - laki
: Perempuan
: Laki – laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Pasien
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
E. Riwayat Lingkungan Hidup Sekarang
Tipe tempat rumah : Permanen
Jumlah kamar : 3
Jumlah tingkat : 1
Jumlah penghuni rumah : 2
Kondisi rumah : Tampak Bersih

II. PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Penyakit serius/kronik : Hipertensi
Perawatan di RS (alasan, bulan,tahun dan lamanya) : tekanan darah tinggi (03 -2017)
Di rawat selama 3 hari
Operasi (alasan, jenis operasi, bulan, tahun, tempat, hasil) : -
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Alergi
Obat-obatan : Tidak ada
Makanan : Tidak ada
Lingkungan :-
Penyakit yang sedang diderita : Isolasi sosial
Obat-obatan yang sedang dikonsumsi:
Nutrisi (diet 24 jam) : klien makan 3 X sehari dan makan dengan porsi
stenga
Masalah dalam pemenuhan nutrisi : BB klien menurun dari 50 menjadi 45 kg
BB dan TB : 45 kg / 155 cm
*( TL ) Jika lansia bungkuk :-
IMT : 18.75
Kesimpulan : Normal

III. PEMERIKSAAN FISIK melalui TINJAUAN SISTEM


A. Keadaan Umum
1. Inspeksi :..
2. KeluhanUtama (saat ini) : klien tampak sering menangis, suka berdiam diri
Dan menjauh saat dari orang-orang
B. Sistem Integumen
1. Keadaan kulit secara umum : tampak kulit kering
2. Keadaan rambut : tampak beruban
3. Kuku : tampak panjang dan kotor
4. Keluhan/Gangguan kulit : tidak ada
5. Lain-lain :-
C. Sistem Respirasi
1. Frekuensi pernafasan : 18×/ Menit
2. Suaranafas : Bronchovesikuler
3. Suara tambahan :-
4. Alat bantu pernafasan : tidak ada
5. Keluhan pada fungsi pernafasan : tidak ada
6. Lain-lain :-
D. SistemMuskuloskeletal
1. Bentuk tulang belakang : Skolioasis
2. Tingkat mobilisasi :
3. Pergerakan sendi :
4. Kontraktur sendi :
5. Uji kekuatan otot :
6. Refleks biseps :
7. Refleks triseps :
8. Reflex kuadriseps :
9. Keluhan pada otot dan sendi :
10. Lain-lain :
E. SistemKardiovaskuler
1. Frekuensi nadi : 110×/ Menit
2. Frekuensi denyut jantung : Aritmia
3. Tekanan darah perifer : 170/100 mmhg
4. MAP : 123,33
Kesimpulan :

5. Kelainan bunyi jantung : Aritmia


6. Kelainan pembesaran jantung : tidak ada
7. Tanda-tanda edema : tidak ada
8. Tekanan vena jugularis : tidak ada
9. Acral (warna, kehangatan) :-
10. Keluhan pada fungsi kardiovaskuler :
11. Lain-lain :-
F. Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi secara umum : Normal
2. Keadaan gigi : tampak tidak ada gigi palsu
3. Peristaltic dan bising usus : tampak normal
4. Distensi abdomen : Tampak abdomen berbentuk simetris
5. Konstipasi/obstipasi : tampak klien obstipasi
6. Diare : tampak tidak diare
7. Inkontinensia alvi : Normal
8. Keluhan mual/muntah : tidak pernah
9. Kemampuan mengunyah makanan : tampak klien masih mampu mengunyah
makanan
10. Asupan diit (jenis dan frekuensi) : makanan yang tinggi kadar garam,
Makanan yang tinggi gula dll.
11. Lain-lain :-
G. SistemPerkemihan
1. Jumlah intake cairan / 24 jam : 2100 ml per 24 jam
2. Frekuensi berkemih dan jumlah output urine / 24 jam : 6 kali sehari output
1000 ml
3. Warna urine : tampak kuning pucat
4. Bau urine : berbau khas
5. Distensi kandung kemih : Normal
6. Tanda-tanda disuria : tidak ada
7. Poliuri : tidak ada
8. Anuri : tidak ada
9. Lain-lain :-
H. SistemPersyarafan
1. Paralisis : tidak ada
2. Parese/hemiplegic : tidak ada
3. Reflex babinski : tampak spontan
4. Keluhan : tidak ada
5. Lain-lain :-
Penglihatan
1. Jelas atau kabur : tampak kabur
2. Pandangan ganda : tidak ada
3. Jarak pandang untuk menulis dan membaca : jarak 25 cm
4. Lain-lain :-
Pendengaran : normal
Pengecapan : normal
Penghiduan : normal
Lain-lain :-

I. Sistem endokrin
1. Kelenjar getah bening leher, sub mandibula, dan sekitar telinga : tampak tidak
ada pembengkakan
2. Kelenjar tyroid : tampak normal
3. Kelenjar getah bening axial / mammae : tidak ada
4. Keluhan : tidak ada
5. Lain-lain :-
J. Sistem Genito reproduksi
1. Kelainan pada genitalia eksterna :-
2. Keluhan mengenai fungsi genitalia dan seksualitas : -
3. Lain-lain :-

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji : Isma Theodora Siore


NIM : C1714201079
IV. PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL
Modifikasi Indeks Kemandirian Katz
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam menjalankan aktivitas
kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan orang
lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi aktual klien dan bukan pada kemampuan, artinya
jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap sebagai tidak melakukan fungsi
meskipun sebenarnya ia mampu.
Tergan
Mandiri
No Aktivitas -tung
(1)
(2)
1. Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan dan √
mengeringkan badan)
2. Menyiapkan pakaian, membuka dan mengenakannya √
3. Memakan makanan yang telah disiapkan √
4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri √
(menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok gigi,
mencukur kumis)
5. Buang air besar di WC (membersihkan dan mengeringkan √
daerah bokong)
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) √
7. Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan dan √
mengeringkan daerah kemaluan)
8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih √
9. Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau keluar ruangan √
tanpa alat bantu, seperti tongkat
10. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang √
dianut
11. Melakukan pekerjaan rumah, seperti merapikan tempat √
tidur, mencuci pakaian, memasak dan membersihkan
ruangan
12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan √
keluarga
13. Mengelola keuangan (menyimpan dan menggunakan √
uang sendiri)
14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk berpergian √
15. Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan √
(takaran obat dan waktu minum obat tepat)
16. Merencanakan dan mengambil keputusan untuk √
kepentingan keluarga dalam hal penggunaan, uang,
aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan
17. Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan keagamaan, √
sosial, rekreasi, olahraga dan menyalurkan hobi)
Jumlah
Analisis hasil : Ketergantungan
 Skor 13-17 : mandiri
 Skor 0-12 : ketergantungan

V. PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF


Mendeteksi adanya kerusakan Intelektual dengan menggunakan : Short Portable Mental Status
Questionnaire (SPMSQ)
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien berdasarkan
daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat serta daya ingat.
Petunjuk : Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan respon klien
No Item pertanyaan Benar Salah
1. Jam berapa sekarang? √
Jawab : 16 : 00
2. Tahun berapa sekarang? √
Jawab : 2020
3. Kapan bapak/ibu lahir? √
Jawab : tidak tau
4. Berapa umur bapak/ibu sekarang? √
Jawab : 60 tahun
5. Dimana alamat bapak/ibu sekarang? √
Jawab : Rajawali
6. Berapa jumlah anggota keluarga yg tinggal bersama √
bapak/ibu?
Jawab : 2
7. Siapa nama anggota keluarga yg tinggal bersama bapak/ibu? √
Jawab : cucu
8. Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia? √
Jawab : tidak tau
9. Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang? √
Jawab : jokowi
10. Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 √
Jawab : tidak tau
Jumlah benar

Analisis hasil : ada gangguan


 Skor benar 8-10 : tidak ada gangguan
 Skor benar 0-7 : ada gangguan
VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Pengukuran status afektif adanya depresi pada lansia menggunakan Skala Depresi Geriatric
Yesavage. (GDS) Long Version atau Geriatric Depresion scale
Keterangan :untuk setiap respon klien yang cocok dengan jawaban setelah pertanyaan
(Ya/Tidak) mendapatkan nilai 1.
Jika tidak cocok mendapatkan nilai 0.
Status Psikologis (modifikasi Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1986)
No Apakah bapak/ibu dalam satu minggu terakhir : Ya Tida
k
1. Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani? ya 1
2. Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan aktivitas anda? 1 Tidak
3. Merasa bahwa kehidupan anda hampa? 1 Tidak
4. Sering merasa bosan? 1 Tidak
5. Penuh pengharapan akan masa depan? Ya 1
6. Mempunyai semangat yang baik setiap waktu Ya 1
7. Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat diungkapkan? 1 Tidak
8. Merasa bahagia di sebagian besar waktu? Ya 0
9. Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda? 1 Tidak
10. Sering kali merasa tidak berdaya? 1 Tidak
11. Sering merasa gelisah dan gugup? 1 Tidak
12. Memilih tinggal di rumah daripada pergi melakukan sesuatu 1 Tidak
yang bermanfaat?
13. Sering kali merasa khawatir akan masa depan? 1 Tidak
14. Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya ingat 1 Tidak
dibandingkan dengan orang lain?
15. Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang? Ya 1
16. Sering kali merasa merana? 1 Tidak
17. Merasa kurang bahagia? 1 Tidak
18. Sangat kuatir terhadap masa lalu? 1 Tidak
19. Merasakan bahwa hidup ini sangat menggairahkan? Ya 1
20. Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru? 1 Tidak
21. Merasa dalam keadaan penuh semangat? Ya 1
22. Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan? 1 Tidak
23. Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada anda? 1 Tidak
24. Sering kali menjadi kesal oleh hal yang sepele? 1 Tidak
25. Sering kali merasa ingin menangis? 1 Tidak
26. Merasa sulit untuk berkonsentrasi? 1 Tidak
27. Menikmati tidur? Ya 1
28. Memilih menghindar dari perkumpulan sosial? 1 Tidak
29. Mudah mengambil keputusan? Ya 1
30. Mempunyai pikiran yang jernih? Ya 1
Jumlah
Keterangan : depresi berat
: terganggu  nilai 1 Analisis hasil :
: normal  nilai 0
Analisis hasil :
 Nilai 16-30 : depresi berat
 Nilai 6-15 : depresi ringan sampai sedang
 Nilai 0-5 : normal
VII : PENGKAJIAN FUNGSI SOSIAL LANSIA
Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk mengkaji Fungsi Sosial lansia : Adaption, Patnership,
Growth,Affection,Resolve ( AFGAR )
No PERNYATAAN Selalu KK HTP
1. Saya puas bisa kembali pada keluarga saya yang ada untuk 2
membantu pasa waktu sesuatu yang menyusahkan saya
(Adaptasi )
2. Saya puas dengan keluarga saya membicara sesuatu dan 2
mengungkapkan masalah saya ( Hubungan)
3. Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung 2
keinginan saya untuk melakukan aktivitas ( Pertumbuhan )
4. Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresiakn afek dan 2
berespon terhadap emosi saya seperti marah, sedih, atau
mencintai ( Afek )
5. Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan 2
waktu bersama-sama
Jumlah

Keterangan : Selalu
Selalu : Nilai 2
Kadang-kadang : Nilai 1
Hampir tidak pernah : Nilai 0
Kesimpulan :
Skor :
0-3 : Disfungsi Keluarga sangat tinggi
4-6 : Disfungsi keluarga sedang
7-10 : Tidak ada disfungsi keluarga

Makassar, 30 Juni 2020


Mahasiswa Yang Mengkaji

(Isma Theodora)
B. ANALISA DATA
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O
1 DS : Kesulitan membina Isolasi sosial
Pasien hanya menangis hubungan
DO :
- Tampak klien lebih banyak
berdiam diri
- Tampak kontak mata kurang
- Tampak klien sering menyendiri
- Tampak klien tidak pernah
memulai pembicaraan maupun
pengenalan
- Tampak klien selalu menangis
2 DS : Gangguan peran sosial Harga diri rendah
DO : situasional
- Tampak klien tidak percaya diri
ketika berbicara dengan orang
lain
- Tampak klien jarang memulai
pembicaraan dengan orang lain
- Tampak klien tidak mau
menatap wajah lawan bicara
- tampak klien menjauh

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial b/d kesulitan membina hubungan
2. Harga diri rendah situasional b/d gangguan peran sosial

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA NOC NIC
O
1 Isolasi sosial b/d kesulitan Setelah dilakukan tindakan 1. Terapi aktivitas
membina hubungan. keperawatan selama 3x24 jam a. Pertimbangkan
DS : diharapkan masalah kemampuan klien
Pasien hanya menangis keperawatan dapat teratasi dalam berpartisipasi
DO : dengan kriteria hasil: melalui aktivitas
- Tampak klien lebih 1. Keterlibatan sosial spesifik
banyak berdiam diri
a. Berinteraksi dengan b. Bantu klien untuk
- Tampak kontak
mata kurang anggota keluarga mengeksplorasi tujuan
- Tampak klien sering b. Berinteraksi dengan personal dari
menyendiri
- Tampak klien tidak anggota kelompok aktivitas-aktivitas
pernah memulai kerja yang biasa dilakukan
pembicaraan
maupun pengenalan c. Berpartisipasi dalam c. Bantu klien untuk
- Tampak klien selalu aktivitas waktu luang tetap fokus pada
menangis
dengan orang lain kekuatan yang
dimilikinya
dibandingkan dengan
kelemahan yang
dimilikinya.
d. Dorong keterlibatan
dalam aktivitas
kelompok maupun
terapi, jika memang
diperlukan
e. Rujuk ke pusat
komunitas maupun
program-program
aktivitas komunitas,
jika memang
diperlukan
2 Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan 1. Peningkatan harga diri
situasional b/d gangguan keperawatan selama 3x24 jam a. Monitor pernyataan
peran sosial. diharapkan masalah pasien mengenai
DS : keperawatan dapat teratasi harga diri
DO : dengan kriteria hasil: b. Tentukan
- Tampak klien tidak 1. Harga diri kepercayaan diri
percaya diri ketika
a. Mempertahankan pasien dalam hal
berbicara dengan
orang lain kontak mata penilaian diri
- Tampak klien jarang
b. Komunikasi terbuka c. Bantu pasien untuk
memulai
pembicaraan dengan c. Keseimbangan dalam menemukan
orang lain
berpartisipasi dan penerimaan diri
- Tampak klien tidak
mau menatap wajah mendengarkan dalam d. Monitor tingkat
lawan bicara
kelompok harga diri dari waktu
- Tampak klien
menjauh d. Keinginan untuk ke waktu, dengan
berhadapan muka tepat
Depresi
dengan orang lain e. Buat pernyataan
e. Perasaan tentang nilai positif mengenai
diri pasien

Anda mungkin juga menyukai