Anda di halaman 1dari 15

ARTHRITIS GOUT

Disusun Oleh:

CLARA TIRA ARUNG MATANA

(C1714201065)

Tingkat 3B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STELLA MARIS MAKASSAR

2019/2020
I. DEFENISI
1. Lansia
Usia lanjut di katakan sebagai tahap akhir perkembangan pada kehidupan
manusia (Budi Anna Keliat, 1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4)
No. 13 tahun 1998 tentang kesehatan di katakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
2. Arthritis Gout
Arthritis gout atau arthritis pirai adalah suatu peradangan sendi sebagai
manifestasi dari akumulasi endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul didalam
sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat didalam darah[ CITATION Zai12 \l
14345 ].
Gout atau pirai dengan gejala utamanya berupa radang sendi atau artritis, adala
penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan.
Penyakit ini bias akibat produksi asam urat memang meningkat, atau proses
pembuangannya melalui ginjal menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan
kaya purin (Sustrani, Syamsir, & Hadibroto, 2007).
Jadi, artritis gout adalah penyakit dengan gejala utama berupa radang sendi
yang diakibatkan oleh penumpukan kristal monosodium urat didalam sendi.

Kadar asam urat normal menurut WHO (Swarjana, 2016)

Umur dan Jenis Kelamin Batas Bawah Batas Atas


Pria dewasa 2 mg/dL 7,5 mg/dL
Wanita dewasa 2 mg/dL 6,5 mg/dL
Pria lansia > 40 tahun 2 mg/dL 8,5 mg/dL
Wanita lansia > 40 tahun 2 mg/dL 8 mg/dL
Anak laki-laki 10-18 tahun 3,6 mg/dL 5,5 mg/dL
Perempuan 10-18 tahun 3,6 mg/dL 4 mg/dL

3. Etiologi
Menurut (Helmi, N.M 2012) penyakit ini dikaitkan dengan adanya
abnormalitas kadar asam urat dalam serum darah dengan akumulasi endapan Kristal
monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi. Keterkaitan antara gout dengan
hiperusemia yaitu adanya produksi asam urat yang berlenihan, menurunnya eksresi
asam urat melalui ginjal, atau mungkin karena keduanya.
4. Patofisiologi
Kelainan pada sendi metatarsophalangeal terjadi akibat di temukan
penimbunan Kristal pada mebran synovia dan tulang rawan articular.
Pada fase lanjut akan terjadi erosi tulang rawan, profilerasi synovia dan
pembentukan panus, erosi kistik tulang serta perubahan gout sekunder. Selanjutnya,
terjadi tofus dan fibrosis serta ankilosis pada tulang kaki.
Adanya gout pada sendi kaki menimbulkan respon local, sistemik dan
psikologis. Respons inflamasi local menyebabkan kompresi saraf sehingga
menimbulkan respon nyeri. Degenerasi kartilago sendi dan respons nyeri
menyebabkan pemakaian energy berlebih sehingga klien cenderung mengalami
malaise, anoreksia dan status nutrisi klien tidak seimbang. Pembentukan panus pada
pergelangan kaki menyebabkan masalah citra tubuh dan prognosis penyakit
menimbulkan respons ansietas. (Mustaqin, 2011:396)
Banyak factor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya
yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam darah.
Mekanisme seragan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
a. Presipitasi Kristal monosodium urat
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila konsentrasi
dalam plasma lebih dari 9 mg/dL. Presipitasi ini terjadi di rawan,
sonovium, jaringan para-artikuler mis: bursa, tendon dan selaputnya.
Kristal urat yang bermuatan negative akan di bungkus (coate) oleh
berbagai macam protein. Pembungkusan dengan igG akan merangsang
netrofil untuk berespon terhadap pembentukan Kristal
b. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan Kristal menghasilakn factor kemotaksis yang
menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis
Kristal oleh leukosit.
c. Fagositosis
Kristal difagositosis oleh leukosit membentuk fagolisosom dan
akhirnya membrane vakuala di sekeliling Kristal bersatu dan membran
leukositik lisosom.
d. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakan lisosom, sesudah selaput protein di rusak, terjadi
ikatan hydrogen antara permukaan Kristal membrane lisosom, peristiwa
ini menyebabkan robekan membrane dan pelepasan enzim-enzim dan
oksidase radikal kedalam sitoplasma.
e. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan ke
dalam cairan synovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi
dan kerusakan jaringan.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK


Tgl Pengkajian :Selasa, 03 Agustus 2020
Autoanamnese

I. DATA BIOGRAFI KLIEN


A. IdentitasKlien
Nama lengkap : Ny. T Agama : Kristen Protestan
Tempat/tgl. Lahir : Pangli, 01-2-1950 Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Janda Diagnosa medis : Arthritis gout
Pendidikan terakhir : SD Suku bangsa : Toraja
Alamat Rumah : pangli, Toraja utara

B. Riwayat Keluarga
1. Pasangan
Hidup/Mati : Mati
Jikahidup Jikamati
Nama (Inisial) : Tn. Y Sebabkematian : factor usia
Umur : 77 Tahun Tahunkematian : 2016
Pekerjaan : tidak bekerja
2. Anak
Jumlah anak :6
Jumlah anak hidup :6
Alamat : Pangli, Toraja Utara
Jumlah anak mati :-
Sebabkematian :-

Keluarga yang dapat dihubungi


Nama (Inisial) : Ny. N
Umur : 45 Tahun
JenisKelamin : Perempuan
Hubungan dengan klien : Anak
Alamat rumah/tlp : pangli, Toraja Utara

C. RiwayatPekerjaan
1. Pekerjaan sebelumnya : IRT
2. Pekerjaan saatini/sumber pendapatan :-

D. Riwayat Keluarga (Genogram) dan Kesehatan Keluarga


Keterangan

: Laki-laki 70

: Perempuan

: Meniggal

: Garis Hubungan Pernikahan

: Garis Keturunan

: Tinggal Serumah

: Pasien/Umur

E. Riwayat Lingkungan Hidup Sekarang


Tipe tempat rumah : Permanen
Jumlah kamar : 3 kamar
Jumlah tingkat : 1 tingkat
Jumlah penghuni rumah : 4 orang
Kondisi rumah : Tampak Bersih

II. PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Penyakit serius/kronik : Stroke
Perawatan di RS (alasan, bulan,tahun dan lamanya) : Stroke (5-2019, selama kurang lebih 1
minggu)
Operasi (alasan, jenis operasi, bulan, tahun, tempat, hasil) : -

B. Riwayat Kesehatan Sekarang


Alergi
Obat-obatan : Tidak ada
Makanan : Tidak ada
Lingkungan :-
Penyakit yang sedang diderita : asam urat
Obat-obatan yang sedang dikonsumsi : allopurinol, meloxicam
Nutrisi (diet 24 jam) : klien makan dengan normal 3x sehari
Masalah dalam pemenuhan nutrisi :-
BB dan TB : 50 KG, 150 CM
*( TL ) Jika lansia bungkuk :-
IMT : 100
Kesimpulan : abnormal

III. PEMERIKSAAN FISIK melalui TINJAUAN SISTEM


A. KeadaanUm
1. Inspeksi :-
2. KeluhanUtama (saa tini) : Sering mengalami nyeri akibat dari asam uratnya
B. Sistem Integumen
1. Keadaan kulit secara umum : Tampak kering
2. Keadaan rambut : Tampak beruban
3. Kuku : Bersih dan pendek
4. Keluhan/Gangguan kulit : Tidak ada
5. Lain-lain :-
C. Sistem Respirasi
1. Frekuensi pernafasan : 18x/menit
2. Suaranafas : Bronchoveskuler
3. Suara tambahan : Tidak ada
4. Alat bantu pernafasan : Tidak ada
5. Keluhan pada fungsi pernafasan : Tidak ada keluhan pada fungsi pernafasan
6. Lain-lain :-
D. SistemMuskuloskeletal
1. Bentuk tulang belakang : Kifosis
2. Tingkat mobilisasi : Klien susah untuk bergerak bebas karena
adanya keluhan pada otot dan sendi
3. Pergerakan sendi : Terbatas
4. Kontraktur sendi : Terbatas
5. Uji kekuatan otot : Uji kekuatan otot di bagian ekstremitas
kanan kurang
6. Refleks biseps : positif /tidak ada masalah
7. Refleks triseps : positif/tidak ada masalah
8. Reflex kuadriseps : Bagian ektremitas kanan terganggu
9. Keluhan pada otot dan sendi : Nyeri serta merah dan bengkak
10. Lain-lain : -
E. SistemKardiovaskuler
1. Frekuensi nadi : 88 X/menit
2. Frekuensi denyut jantung : 80 x/menit
3. Tekanan darah perifer : 120/90 mmHg
4. MAP : mmHg
Kesimpulan : 22 mmHg

5. Kelainan bunyi jantung : Tidak ada


6. Kelainan pembesaran jantung : Tidak ada
7. Tanda-tanda edema : Tidak ada
8. Tekanan vena jugularis : Tidak ada
9. Acral (warna, kehangatan) :-
10. Keluhan pada fungsi kardiovaskuler : Tidak ada
11. Lain-lain :-
F. Sistem Gastrointestinal
1. Status gizi secara umum : Baik
2. Keadaan gigi : rapih dan bersih
3. Peristaltic dan bising usus : normal
4. Distensi abdomen :-
5. Konstipasi/obstipasi :-
6. Diare :-
7. Inkontinensia alvi :-
8. Keluhan mual/muntah :-
9. Kemampuan mengunyah makanan :-
10. Asupan diit (jenis dan frekuensi) :-
11. Lain-lain :
G. SistemPerkemihan
1. Jumlah intake cairan / 24 jam : 2100 ml/24 jam
2. Frekuensi berkemih dan jumlah output urine / 24 jam : 5-6 kali sehari/ 1000 ml
3. Warna urine : putih dan keruh
4. Bau urine : berbau khas
5. Distensi kandung kemih : normal
6. Tanda-tanda disuria :-
7. Poliuri :-
8. Anuri :-
9. Lain-lain :-
H. SistemPersyarafan
1. Paralisis : tidak di kaji
2. Parese/hemiplegic : tidak di kaji
3. Reflex babinski : tidak di kaji
4. Keluhan :-
5. Lain-lain :-
Penglihatan
1. Jelas atau kabur : jelas
2. Pandangan ganda :-
3. Jarak pandang untuk menulis dan membaca :-
4. Lain-lain :-
Pendengaran : baik
Pengecapan : normal
Penghiduan : normal
Lain-lain :-

I. Sistem endokrin
1. Kelenjar getah bening leher, sub mandibula, dan sekitar telinga : tampak tidak ada
pembengkakan
2. Kelenjar tyroid : tampak normal
3. Kelenjar getah bening axial / mammae : -
4. Keluhan :-
5. Lain-lain :-
J. Sistem Genito reproduksi
1. Kelainan pada genitalia eksterna : Tidak ada kelainan
2. Keluhan mengenai fungsi genitalia dan seksualitas :-
3. Lain-lain :-

Nama Mahasiswa Yang Mengkaji : Clara Tira Arung Matana


NIM : C1714201065

IV. PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL


Modifikasi Indeks Kemandirian Katz
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam menjalankan aktivitas
kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan orang lain.
Pengkajian ini didasarkan pada kondisi aktual klien dan bukan pada kemampuan, artinya jika klien
menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap sebagai tidak melakukan fungsi meskipun
sebenarnya ia mampu.

Tergan-
Mandiri
No Aktivitas tung
(1)
(2)
1. Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan dan 
mengeringkan badan)
2. Menyiapkan pakaian, membuka dan mengenakannya 
3. Memakan makanan yang telah disiapkan 
4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri (menyisir 
rambut, mencuci rambut, menggosok gigi, mencukur kumis)
5. Buang air besar di WC (membersihkan dan mengeringkan 
daerah bokong)
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) 
7. Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan dan 
mengeringkan daerah kemaluan)
8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih 
9. Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau keluar ruangan 
tanpa alat bantu, seperti tongkat
10. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang 
dianut
11. Melakukan pekerjaan rumah, seperti merapikan tempat tidur, 
mencuci pakaian, memasak dan membersihkan ruangan
12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga 
13. Mengelola keuangan (menyimpan dan menggunakan uang 
sendiri)
14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk berpergian 
15. Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan 
(takaran obat dan waktu minum obat tepat)
16. Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan 
keluarga dalam hal penggunaan, uang, aktivitas sosial yang
dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan
17. Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan keagamaan, 
sosial, rekreasi, olahraga dan menyalurkan hobi)
Jumlah
Analisis hasil : ketergantungan

 Skor 13-17 : mandiri


 Skor 0-12 : ketergantungan

V. PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF


Mendeteksi adanya kerusakan Intelektual dengan menggunakan : Short Portable Mental Status
Questionnaire (SPMSQ)
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien berdasarkan daya
orientasi terhadap waktu, orang, tempat serta daya ingat.

Petunjuk : Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan respon klien

No Item pertanyaan Benar Salah


1. Jam berapa sekarang? √
Jawab : lupa
2. Tahun berapa sekarang? √
Jawab : 2020
3. Kapan bapak/ibu lahir? √
Jawab : .Lupa
4. Berapa umur bapak/ibu sekarang? √
Jawab :lupa
5. Dimana alamat bapak/ibu sekarang? √
Jawab : pangli
6. Berapa jumlah anggota keluarga yg tinggal bersama bapak/ibu? √
Jawab : 4
7. Siapa nama anggota keluarga yg tinggal bersama bapak/ibu? √
Jawab : N, A, A
8. Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia? √
Jawab : Lupa
9. Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang? √
Jawab : Jokowi
10. Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 √
Jawab : 20, 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3,
2, 1
Jumlah benar 4

Analisis hasil : Ada gangguan

 Skor benar 8-10 : tidak ada gangguan


 Skor benar 0-7 : ada gangguan

VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL


Pengukuran status afektif adanya depresi pada lansia menggunakan Skala Depresi Geriatric
Yesavage. (GDS) Long Version atau Geriatric Depresion scale
Keterangan :untuk setiap respon klien yang cocok dengan jawaban setelah pertanyaan
(Ya/Tidak) mendapatkan nilai 1.
Jika tidak cocok mendapatkan nilai 0.
Status Psikologis (modifikasi Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1986)

No Apakah bapak/ibu dalam satu minggu terakhir : Ya Tida


k
1. Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani? ya 0
2. Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan aktivitas anda? 1 Tidak
3. Merasa bahwa kehidupan anda hampa? 1 Tidak
4. Sering merasa bosan? 0 Tidak
5. Penuh pengharapan akan masa depan? Ya 1
6. Mempunyai semangat yang baik setiap waktu Ya 0
7. Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat diungkapkan? 0 Tidak
8. Merasa bahagia di sebagian besar waktu? Ya 0
9. Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda? 0 Tidak
10. Sering kali merasa tidak berdaya? 1 Tidak
11. Sering merasa gelisah dan gugup? 0 Tidak
12. Memilih tinggal di rumah daripada pergi melakukan sesuatu yang 1 Tidak
bermanfaat?
13. Sering kali merasa khawatir akan masa depan? 1 Tidak
14. Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya ingat 0 Tidak
dibandingkan dengan orang lain?
15. Berpikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang? Ya 1
16. Sering kali merasa merana? 0 Tidak
17. Merasa kurang bahagia? 0 Tidak
18. Sangat kuatir terhadap masa lalu? 0 Tidak
19. Merasakan bahwa hidup ini sangat menggairahkan? Ya 0
20. Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru? 0 Tidak
21. Merasa dalam keadaan penuh semangat? Ya 0
22. Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan? 1 Tidak
23. Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada anda? 0 Tidak
24. Sering kali menjadi kesal oleh hal yang sepele? 1 Tidak
25. Sering kali merasa ingin menangis? 0 Tidak
26. Merasa sulit untuk berkonsentrasi? 1 Tidak
27. Menikmati tidur? Ya 1
28. Memilih menghindar dari perkumpulan sosial? 1 Tidak
29. Mudah mengambil keputusan? Ya 1
30. Mempunyai pikiran yang jernih? Ya 1
Jumlah
Keterangan : Depresi ringan sampai sedang

: terganggu  nilai 1 Analisis hasil :

: normal  nilai 0

Analisis hasil :

 Nilai 16-30 : depresi berat


 Nilai 6-15 : depresi ringan sampai sedang
 Nilai 0-5 : normal
VII : PENGKAJIAN FUNGSI SOSIAL LANSIA

Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk mengkaji Fungsi Sosial lansia : Adaption, Patnership,
Growth,Affection,Resolve ( AFGAR )

No PERNYATAAN Selalu KK HTP


1. Saya puas bisa kembali pada keluarga saya yang ada untuk membantu 2
pasa waktu sesuatu yang menyusahkan saya (Adaptasi )
2. Saya puas dengan keluarga saya membicara sesuatu dan 2
mengungkapkan masalah saya ( Hubungan)
3. Saya puas bahwa keluarga saya menerima dan mendukung keinginan 1
saya untuk melakukan aktivitas ( Pertumbuhan )
4. Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresiakn afek dan 1
berespon terhadap emosi saya seperti marah, sedih, atau mencintai
( Afek )
5. Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu 0
bersama-sama
Jumlah
Keterangan :
Selalu : Nilai 2
Kadang-kadang : Nilai 1
Hampir tidak pernah : Nilai 0
Kesimpulan : Disfungsi keluarga sedang

Skor :

0-3 : Disfungsi Keluarga sangat tinggi

4-6 : Disfungsi keluarga sedang

7-10 : Tidak ada disfungsi keluarga


Makassar, 30 Juni 2020
Mahasiswa Yang Mengkaji

(Clara Tira Arung Matana)

II. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut b/d agen cedera biologis
2. Hambatan Mobilisasi fisik b/d gangguan musculoskeletal

III. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWAT
AN
Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan tindakan Manejemen Nyeri:
cedera biologis
keperawatan selama… di a. Lakukan pengkajian
harapkan masalah dapat teratasi nyeri yang
dengan kriteria hasil: komprehensif yang
Kontrol nyeri: meliputi lokasi,
a. Mengenali kapan nyeri karakteristik,
terjadi dipertahankan onset/durasi,
pada skala 2 frekuensi, kualitas,
ditingkatkan pada skala intensitas, atau
4 beratnya nyeri dan
b. Mengenali apa yang factor pencetus
terkait dengan gejala b. Ajarkan prinsip-
nyeri dipertahankan prinsip manejemen
pada skala 2 nyeri
ditingkatkan pada skala c. Dorong pasien untuk
4 memonitor nyeri dan
c. Menggunakan menangani nyerinya
tindakan pencegahan dengan tepat
nyeri dipertahankan d. Gunakan tindakan
pada skala 2 pengontrol nyeri
ditingkatkan pada sebelum nyeri
skala 4 bertambah berat
e. Evaluasi keefektifan
dari tindakan
pengontrol nyeri
yang dipakai selama
pengkajian nyeri
dilakukan

Hambatan Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Mekanika


Mobilisasi fisik b/d keperawatan selama…. jam di Tubuh
gangguan harapkan masalah dapat teratasi a. Edukasi pasien pasien
musculoskeletal dengan kriteria hasil: tentang postur
Pergerakan ( tubuh)yang benar
a. Keseimbangan di untuk mencegah
pertahankan pada skala 2 kelelahan ,ketegangan
ditingkatkan pada skala 4 injuri.
b. Gerakan otot b. Edukasi pasien yang
dipertahankan pada skala benar kepada pasien
2 ditingkatkan pada tentang struktul dan
skala 4 fungsi tulang belakang,
c. Gerakan sendi dan injuri
dipertahankan pada c. Kaji kesadaran pasien
skala2 ditingkatkan pada tentang abnormalitas
skala 4 Kaji kesadaran pasien pasien
tentang abnormalitas
d. Cara berjalan
musculoskeletal
dipertahankan pada skala
2 ditngkatkan pada skala
4

Anda mungkin juga menyukai