Anda di halaman 1dari 55

BIOKIMIA DARAH

Dr. Marhaen Hardjo, M.Biomed, PhD

Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran


Universitas Hasanuddin Makassar
1
DARAH
Darah :
 Plasma
 Macam-macam Sel
Plasma:
Air Nutrien
Elektrolit Protein
Metabolit Hormon
Elektrolit dalam plasma :
Na+, K+, Ca2+, Cl-, Pi, Mg2+,
Cr, Co, Cu2+, I, Fe2+, Mn2+,
Mo, Se, Si, Zn, F dll.

Plasma protein:
albumin, hemoglobin, globulin,
lipoprotein, dan fibrinogen.
Macam-macam sel :
Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah putih (leukosit)
granulosit, monosit dan limfosit.

Granulosit :
neutrofil, basofil, dan eosinofil.
Fungsi darah :
• Respirasi, transport O2 dari paru ke jaringan dan CO2
dari jaringan ke paru.
• Nutrisi, penyerapan dan transport makanan
• Ekresi, transport hasil buangan ke ginjal, paru, kulit
dan intestin untuk dibuang ke luar tubuh.
• Mempertahankan keseimbangan asam basa
• Pengaturan keseimbangan air.
• Pengaturan temperatur tubuh.
• Mekanisme defensif atau pertahanan tubuh terhadap
infeksi dengan sel darah putih dan antibodi.
• Transport hormon dan pengaturan metabolisme
• Transport metabolit
• Koagulasi.
Eritrosit dan leukosit
(Hal-hal yang penting dijumpai dalm klinik)
• anemia, jaundis (sakit kuning).
• golongan darah
(transfusi, transplantasi)
• peradangan, disini neutrofil berperan
• Leukemia
(myeloid leukemia dan khronik dan akut
limfositik leukemia)
Eritrosit (sel darah merah)
Fungsi :
 mengangkut oksigen
 membuang CO2
 membuang proton ( H+)

Struktur :
sel membran
larutan (solution)
Normal Bood
smear
b-Thalassemia intermedia
Jumlah eritrosit : 4,6 - 6,2 juta/ L
(2,5 x 1013)
Hb : ♂14 - 18 g/dL ♀12 - 16 g/dL
Hct : ♂42% - 52% ♀ 37% - 47%
Life span : 120 hari
berarti 1% dari 20000 milliar (billion) sel
yaitu 20 milliar diganti setiap detiknya.

Sel darah merah yang baru ini disebut retikulosit


yang jumlahnya kira-kira 1%
dari total sel darah merah
Eritropoietin
• suatu glikoprotein
• 166 asam amino (mol mass 34 kDa).
• pengatur utama dari pembentukan sel
darah merah.
• disintesis terutama dalam ginjal
• dirangsang oleh  keadaan hipoksia
• untuk proliferasi diperlukan interleukin 3
dan "insulin like growth factor"
• dapat direproduksi secara komersial
Metabolisme sel darah merah
• Dalam sel darah merah tidak terjadi sintesis
glikogen, asam lemak, protein dan asam nukleat
• Dapat mengadakan pertukaran kholesterol dari
membran sel dengan kholesterol plasma.
• Sangat tergantung akan glukosa sebagai
sumber enersi.
• ATP dari unaerobik glikolisis
• HMP Shunt sangat aktif
• Dapat membuat glutathion (GSH)
GSH bersama-sama dengan NADPH
dapat menghilangkan H2O2
Zat besi ( Fe ) harus dalam keadaan
ferous ( 2+ ) untuk transport oksigen
Sel darah merah mengandung
beberapa enzim yang diperlukan
dalam metabolisme nukleotida,
yang mana apabila kekurangan
enzim ini dapat menyebabkan
anemia hemolitik
"Oxidative stress" OS

suatu keadaan dimana pembentukan


"pro-oxidants“
(oksigen yang berpotensi toksik)
melebihi anti-oksidan
(yang dapat menghilangkan,
menekan pembentukan,
scavenging=memburu pro-oksidan)
Oksigen yang berpotensi toksik
(bersifat racun) 
terbentuk dalam metabolisme dalam sel
misalnya :
 superoksid ( O2-. ),
 hidrogen peroksid ( H2O2 ),
 radikal peroksil ( ROO),
 dan radikal hidroksil ( OH ).

Radikal hidroksil  yang paling reaktif


SOD (Super Oxide Dismutase)
mengkatalisis reaksi
O2-. + O2-. + H+  H2O2 + O2
Catalase mengkatalisis reaksi
2H2O2  2 H2O + O2

Glutation ( GSH ) dapat ↓ H2O2:


H2O2 + GSH  GS-SG + H2O

NADPH dapat mereduksi kembali GS-SG :


NADPH +GS-SG  GSH + NADP
Reaksi Fenton :
Fe2+ + H2O2  Fe3++ ( OH ) +
( OH- )

Reaksi Haber-Weiss (dikatalisis Fe)


:
O2-. + H2O2  O2 + OH + OH-
Antioksidan yang lain :
asam askorbat, betakarotin
dan vitamin E.
Oksidative stress dapat terjadi 
mengkonsumsi bahan khemikal tertentu
atau obat-obatan tertentu.
Terjadi apabila :
jumlah anti oksidan berkurang atau
kekurangan enzim yang dibutuhkan
untuk membuang oksigen spesies.
Oksidative stress dapat menyebabkan
kerusakan sel apabila stress
lama atau massive.
Methemoglobin
Fero (Fe2+) dari Hb dapat dioksidasi oleh superoksid
dan oksidator lainnya menjadi Fe3+ (feri)
dan membentuk methemoglobin
yang tidak dapat mengangkut oksigen.
Normal  3%
Abnormal  10%
Dipertahankan oleh :
NADH-cytochrome b5 methemoglobin reduktase

↑ methemoglobin atau methemoglobinemia


karena penyakit yang diturunkan atau
karena mengkonsumsi khemikalia tertentu (sulfonamid, anilin).
Membran sel darah merah
terdiri dari "lipid bilayer" dan protein,
50% lipid dan 50% protein.
Lipid : fosfolipid dan kholesterol
Fosfolipid : Fosfatidil kholin (PC) ( terbanyak );
fosfatidil etanol amin (PE),fosfatidil serin (PS);
ada juga sphingomyelin (SPh).
Sistem ABO
Sistem golongan darah
ditemukan Landsteiner (1900)
Pada membran sel darah merah
ada sistem golongan darah dari A, B, AB, atau O.

Golongan Darah Antigen Antibodi

A A β

B B α

AB A dan B -

α dan β
O -
Gene yang bertanggung jawab akan sistem ABO
terdapat dalam "long arm" khromosom 9.
Ada tiga allel, dua diantaranya codominan (A dan B)
dan yang ketiga resesif,
 4 fenotip A, B, AB, dan O.

ABO sistem disebabkan karena


adanya oligosakarida komplek
yang dalam sel darah merah
merupakan glikosfingolipid.
Rh faktor ( D antigen)
Rh faktor dibentuk oleh protein integral
massa ± 30 kDa.
Rh faktor disebut juga Rho (D) antigen.
± 15% orang Caucasians kekurangan antigen ini,
( disebut Rh negative).
Apabila orang ini mendapat transfusi darah
dengan Rh positive biarpun hanya sekali,
maka dalam plasma darahnya
akan terjadi anti bodi terhadap Rh antigen.
Apabila orang ini hamil dengan bayi Rh positive
maka bayi tersebut bisa mengalami
kerusakan sel darah merah atau lisis,
keadaan ini disebut
"hemolitic disease of the new born".
Setelah melahirkan atau keguguran
wanita dengan Rh negative
dianjurkan untuk mendapat
suntikan Rho (D) immunoglobulin
yang dapat mencegah
terjadinya pembentukan
anti bodi terhadap Rho (D) karena
mungkin pernah dipapar "exposed"
Sistem MN
Ada tiga fenotipe yaitu M, MN, dan N.
Golongan ini penting sebagai "genetic marker",
dimana gene untuk sistem MN ini
terletak pada khromosom 4.
Sistem MN ini disebabkan oleh
perbedaan susunan asam amino
pada terminal N dari protein tertentu

Residu 1 Residu 5
M Ser Gly
N Leu Glu
Neutrofil leukosit.
Metabolisme
Metabolisme yang aktif :
glikolisis, HMP Shunt,
Cukup aktif : phosphorylation
(karena jumlah mitokhondria sangat sedikit),
enzim-enzim lisosom.
Mekanisme defensif (pertahanan).
Bakteri masuk ke dalam jaringan,
 "active Inflamatory response":
1. ↑ permeabilitas pembuluh darah.
2. neutrofil yg aktif masuk ke dalam jaringan
3. aktivasi platelet
4. jaringan kembali keadaan semula
secara spontan (spontaneous resolution)
Normal granulocyte
Normal eosinophil Basophil
Protein plasma.
albumin,
hemoglobin,
1-Globulin,
-Globulin (Immunoglobulin),
1-Lipoprotein,
1-lipoprotein,
dan fibrinogen.
Plasma protein dipisahkan :
proses "salting out"
atau elektro foresis.
Ciri-ciri protein plasma :
1.Sebagian besar disintesis di hepar.
-Globulin disintesis dalam sel plasma.
2.Hampir semua glykoprotein, kecuali
albumin tidak mengandung oligosakarida.
3.Tiap plasma protein mempunyai "half-life"
tertentu dalam sirkulasi darah.
Fungsi protein plasma:
1.Antiprotease ( antichymotrypsin, antithromin,
1-antitrypsin, 2- Macroglobulin)
2.Pembekuan darah (faktor-faktor pembekuan,
fibrinogen)
3.Enzim (faktor pembekuan, kholinesterase,
aminotransferase)
4.Hormon (erythopoietin)
5.Immune defense (immunoglobulin,
protein complement, 2-Microglobulin)
6.Terlibat dalam proses inflamasi atau
radang (C-rective perotein, 1-acid glikoprotein)
7.Oncofetal (1-Fetoprotein AFP)
8.Transport/binding protein :
Albumin bilirubin, asam lemak, Ca++, Cu++,
Zn++,methem, steroid, obat-obatan
Ceruloplasmin : Cu++
Corticosteroid binding globulin :cortisol
Heptoglobin : extracorpuscular hemoglobin
Lipoprotein : lihat lipid
Transferrin : Fe++
Albumin. Berat Masa 69 kDa, manusia 3,4 - 4,7 g/dL,
60% dari seluruh protein plasma.
Dalam plasma 40% dan di luar pembuluh darah 60%.
Fungsi hepar terganggu sintesisnya terganggu.
Penting untuk tekanan osmosis dalam darah
dapat menyerap air dari ektraselluler
Albumin kadarnya ↓  edema (pergelangan kaki)
 pada serrosis hepatis, atau busung lapar.
Preparat infus albumin tersedia di pasaran,
akhir-akhir ini menjadi sorotan,
 diduga dapat ↑ kematian pada infus albumin
(untuk hemorragik shok dan luka bakar).
Fungsi albumin yg lain transport
berbagai senyawa (lihat di atas).
obat (sulfonamid, penicillin G, dicumarol, dan aspirin.
1.Homeostasis:
proses penghentikan perdarahan
dari pembuluh darah
# yang mengalami kerusakan
# atau teriris (luka).
2.Thrombosis: pembuluh darah rusak
atau mengelupas
(misal, pada ruptur dan plaque aterosklerosis).
1. & 2.  pembekuan darah
Melibatkan pembuluh darah, aggregat platelet
dan plasma protein.
pembentukan agregasi platelet
atau dissolusi agregat platelet.
Hemostasis, dimulai dgn vaso konstriksi
pembuluh darah yg rusak ,
↓ aliran darah ke arah distal dari kerusakan tadi.
Kemudian, tahapan hemostasis dan thrombosis.

1.Pembentukan agregat platelet sementara.


Agregat tidak terlalu rapat (loose).
Platelet terikat pada kollagen
di tempat pembuluh darah
yang mengalami kerusakan.
Platelet diaktivasi oleh thrombin atau ADP
(dikeluarkan oleh platelet yang telah aktif).
Setelah teraktivasi platelet mengalami
perubahan bentuk, dan
dengan fibrinogen
membentuk "hemostatic plug" HP
(pada hemostasis), atau
membentuk thrombus
(pada proses thrombosis).
2.Pembentukan "fibrin mesh"
(jaring fibrin=JF).
Jaring fibrin ini mengikat
agregasi platelet
sehingga hemostatic plug
dan thrombus menjadi lebih stabil.
3.Sebagian atau semua HP/JF atau
thrombus mengalami
dissolusi/disintegrasi (dissolution).

Ada tiga macam thrombus


atau Clot (darah beku)
(semuanya mengandung fibrin
tapi kadarnya berbeda) :
1.Thrombus putih.
( terdiri dari agregat platelet
dan fibrin, eritrositnya sedikit).
Terbentuk di pembuluh darah yg rusak
dan aliran darahnya cepat (pada arteri).
2.Thrombus merah.
sebagian besar sel darah merah dan fibrin.
Terjadi di vena atau pada pembuluh darah
yang rusak dan bersama-sama dengan
agregat platelet.

3.Deposit fibrin pada


pembuluh darah kecil ( kapiler).
Pembentukan fibrin
Ada dua jalur, yaitu
jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik.
Pembentukan "fibrin clot“
 jawaban terhadap kerusakan jaringan
Terjadi melalui jalur ekstrinsik.
Aktivasi jalur intrinsik belum jelas.
diperkirakan melibatkan muatan negative
pada daerah permukaan.
Jalur intrinsik dan ekstrinsik
akan menyatu  satu jalur yang sama,
melibatkan aktivasi :
 prothrombin menjadi thrombin
dan pemecahan (cleavage)
 fibrinogen menjadi fibrin
membentuk "fibrin clot".
Fibrinogen  Fibrin dikatalisis oleh thrombin.
Jalur intrinsik, ekstrinsik dan jalur bersama
tersebut sangat komplek
dan melibatkan beberapa protein.
Ada lima tipe protein yang terlibat:
1.Zimogen.
(suatu protease yang tergantung
akan adanya serin).
2.Kofaktor
3.Fibrinogen
4.Transglutaminase,
(dapat membuat "fibrin clot" menjadi stabil).
5.Protein regulator dan protein lain.
Jalur intrinsik (llihat gambar 1),
melibatkan faktor XII, XI, IX, VIII, X,
prekallikrein,
High Molecular Weight (HMW) kininogen,
Ca2+, dan fosfolipid platelet (PL).
Jalur ini menghasilkan
pembentukan faktor Xa
(penambahan huruf a
menunjukkan faktor aktif).
Jalur intrinsik dimulai dgn adanya fase kontak,
dimana prekallikrein (PK), HMW kininogen HK),
faktor XII dan faktor XI terpapar pada permukaan
yang bermuatan negatif.
In vitro (di laboratorium), gelas atau kaolin
dapat dipakai untuk test intrinsik.
Apabila komponen dari fase kontak berkumpul
pada permukaan yang aktif, maka faktor XII
diaktifkan menjadi fator XIIa
setelah dipecah oleh kallikrein.
Keterangan singkat tentang istilah
-------------------------------------------------------------------
Faktor Istilah umum
-------------------------------------------------------------------
I Fibrinogen
II Prothrombin
III Tissue faktor
IV Ca2+
V Proaccelerin, labil faktor,
accelerator (Ac-) globuin
VII Proconvertin, serum prothrombin
conversion accelerator (SPCA)
VIII Antihemophilic faktor A,
antihemophilic globulin (AHG)
Keterangan singkat tentang istilah
-------------------------------------------------------------------
Faktor Istilah umum
-------------------------------------------------------------------
IX Antihemophilic faktor B,
Chrismas faktor,
plasma thromboplastin
component (PTC)
X Stuart-Prower faktor
XI Plasma thromboplastin antecedent
(PTA)
XII Hagemen faktor
XIII Fibrin stabilizing faktor (FSF),
fibrinoligase
------------------------------------------------------------------
Jalur ekstrinsik
melibatkan tissue factor, faktor VII
dan Ca2+. Terjadi di jaringan yang rusak.
Tissu factor akan diekspresi oleh endotel
dan berinteraksi dengan faktor VII
(disintesis di hepar).
Tissue factor juga bertindak sebagai kofaktor
dari faktor VIIa, untuk
mempercepat aktivasi faktor X menjadi Xa.
Jalur final besama
Faktor Xa yang dihasilkan melalui jalur intrinsik
dan ekstrinsik mengaktivasi prothrombin (fator II)
menjadi thrombin (fator IIa),
yang kemudian mengubah fibrinogen
menjadi fibrin, diperkuat dengan pembentukan
"cross-lingking" yang dikatalisis
oleh faktor VIII (lihat diagram).
INTRINSIK PATHWAY
PK
HK

XII XIIa
HK

Ca2+ Extrinsic pathway


XI XIa VII

Ca2 + VIIa / Tissue factor


IX IX a
PL Ca2 +
VIII VIII a

X Xa X

Ca2 +

V Va PL

Prothrombin Thrombin

Fibrinogen XIII

Fibrin monomer XIIIa

Fibrin polymer

Cross-linked
fibrin polymer

Gambar 2. Jalur pembekuan darah


Kelainan genetik :
• Hemophilia A (melibatkan faktor VIII)
• Hemophilia B (faktor IX).
Hemophilic A, adalah penyakit keturunan
"X chromosome-linked",
melanda keturunan Royal Families di Eropa.
Pengobatan dgn "cryoprecipitate" yang diperkaya
dengan aktor VIII.
Diperlukan 5000 donor untuk
menghasilkan plasma yg cukup untuk diolah.
Sekarang dapat dibuat
dengan tehnologi recombinant DNA,
• resiko kontaminasi dengan berbagai virus
tidak ada lagi,
• harganya masih mahal.

Anda mungkin juga menyukai