Anda di halaman 1dari 5

Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA): Prinsip Dasar

A. Latar Belakang
Dalam ilmu kedokteran, sudah banyak upaya yang dilakukan untuk
menegakkan diagnosis suatu penyakit, diantaranya dengan menggunakan
pemeriksaan serologis, yaitu dengan mengamati dan mempelajari reaksi
atau perubahan kompleks antigen dan antibodi secara in vitro.
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) merupakan salah satu uji
serologis yang umum digunakan di laboratorium imunologi. Pemeriksaan
ini memiliki beberapa keunggulan, seperti teknik pengerjaan yang relatif
sederhana, ekonomis, dan memiliki sensitivitas yang cukup tinggi.
Pemeriksaan ini awalnya digunakan pada tahun 1971 untuk menganalisis
interaksi antigen-antibodi dalam suatu sampel dengan menggunakan enzim
sebagai reporter label.

B. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dan prinsip dasar dari metode ELISA.

C. Metode
Dalam penulisan makalah ini, metode yang digunakan adalah
menggunakan literatur jurnal dan review-review yang terkait dengan topik,
yaitu prinsip dasar ELISA, yang sumbernya akan dicantumkan pada daftar
pustaka.

D. Pembahasan
Uji ELISA adalah uji berbasis pelat, yang digunakan untuk mendeteksi
dan mengkuantifikasi berbagai substansi seperti peptida, protein,
antigen/antibodi, dan hormon. Prinsip dasarnya adalah enzim yang
terkonjugasi dengan antibodi akan bereaksi dengan suatu substrat yang
tidak berwarna, dan kemudian menghasilkan suatu produk berwarna yang
disebut substrat kromogenik. Berbagai contoh enzim yang digunakan untuk
uji ELISA antara lain adalah alkalin-fosfatase, lymphat peroksida, dan
beta-galaktosidase. Enzim-enzim tersebut akan menghidrolisis substrat-
substrat tertentu yang spesifik dengan enzimnya (seperti ortho-
phenyldiamine dihydrochloride untuk enzim peroksidase, paranitrofenil
fosfat untuk enzim alkalin-fosfatase) yang kemudian akan menghasilkan
produk akhir yang berwarna (substrat kromogenik). Namun, teknik ELISA
dengan metode terbaru telah mengembangkan substrat fluorogenik sebagai
ganti dari substrat kromogenik, yang sifatnya jauh lebih sensitif daripada
substrat kromogenik.
Uji ELISA biasa dilakukan pada pelat polystyrene dengan 96 sumur, dan
alat ini dapat mengikat antibodi dan protein secara pasif. Ikatan yang
dihasilkan akan membuat reagen menjadi imobilisasi, sehingga membuat
pengerjaan ELISA menjadi relatif mudah. Terfiksasinya reagen ke
permukaan pelat memudahkan untuk memisahkan substansi yang tidak
terikat selama pemeriksaan. Kemampuan untuk menyingkirkan substansi
yang tidak terikat secara nonspesifik merupakan suatu keuntungan dari
pemeriksaan ini, yaitu menjadi suatu metode yang ampuh untuk mengukur
analit yang spesifik dalam persiapan kasar.
Prinsip kerja sederhana dari ELISA adalah pertama-tama serum yang
mau diuji diinkubasi di sumur, dengan setiap sumur diisi serum yang
berbeda-beda. Kontrol positif dan kontrol negatif juga dimasukkan dalam
sumur untuk diujikan bersama dengan 94 serum yang akan diuji.
Kemudian, antibodi atau antigen yang terdapat dalam serum akan
ditangkap oleh antigen atau antibodi yang sesuai, yang sudah dilapisi di
permukaan pelat. Setelah didiamkan beberapa lama, pelat dicuci untuk
menghilangkan serum dan antibodi atau antigen yang tidak terikat
menggunakan wash buffer.
Untuk mendeteksi antibodi atau antigen yang terikat, ditambahkan
antibodi sekunder ke dalam masing-masing sumur. Antibodi sekunder
merupakan antibodi yang menempel pada enzim yang contohnya telah
disebutkan di atas. Setelah diinkubasi lagi, antibodi sekunder yang tidak
terikat dicuci. Dan kemudian ketika substrat yang sesuai dengan masing-
masing enzim ditambahkan ke dalam sumur, maka enzim akan
menghidrolisis untuk menghasilkan warna. Warna yang dihasilkan oleh
proses hidrolisis ini yang akan menjadi ukuran fungsi atau kuantitas dari
antigen atau antibodi serum yang diuji. Intensitas warna yang dihasilkan
menunjukkan jumlah dari antigen atau antibodi.
Secara umum, uji ELISA dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ELISA
kompetitif dan ELISA non-kompetitif. Uji ELISA kompetitif mengguakan
konjugat antigen-enzim atau antibodi enzim, sedangkan ELISA non-
kompetitif menggunakan dua antibodi, yaitu antibodi primer dan sekunder
yang akan dikonjugasikan dengan enzim yang berfungsi sebagai amplifier.
Uji ELISA non-kompetitif ini yang seringkali disebut sebagai ELISA
sandwich.
Sejauh ini, teknik ELISA telah berkembang menjadi berbagai macam
teknik. Namun secara umum, teknik ELISA mengikuti lima prosedur,
yaitu:
1. Melapisi pelat microtiter dengan antigen atau antibodi (bebas)
2. Melakukan blocking untuk menyingkirkan semua substrat yang tidak
terikat guna mencegah hasil positif palsu
3. Menambahkan antibodi atau antigen primer (serum) ke dalam sumur
4. Menambahkan antibodi sekunder yang terkonjugasi dengan enzim
5. Enzim akan menghidrolisis substrat dan menghasilkan produk
berwarna, yang intensitasnya digunakan untuk mengukur fungsi dan
kuantitas dari antigen atau antibodi serum yang diuji.

E. Kesimpulan
Pemeriksaan ELISA merupakan pemeriksaan serologis yang digunakan
untuk mengukur antibodi/antigen, protein, hormon, peptida dalam suatu
sampel, yang digunakan untuk membantu mendiagnosis suatu penyakit.
Pemeriksaan ini menggunakan kompleks antigen-antibodi dan enzim, yang
produk akhirnya akan menghasilkan warna, yang intensitasnya akan
menjadi suatu indikator dari jumlah antigen/antibodi yang diuji. Dibanding
pemeriksaan serologis lain, pemeriksaan ELISA termasuk relatif mudah
dan sederhana, ekonomis, dan langkah pengerjaannya sangat
meminimalisir terjadinya hasil positif palsu, sehingga memiliki tingkat
sensitivitas yang cukup tinggi. Meskipun teknik ELISA sudah terbagi
menjadi berbagai jenis pemeriksaan, namun pada dasarnya tidak jauh
berbeda dan sesuai dengan prinsip awal. Pemilihan metode pemeriksaan
dapat didasari dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh masing-
masing metode.
DAFTAR PUSTAKA

Bio Rad Antibodies. (2013). Introduction to ELISA – Basics Guide. [Online]


Tersedia pada: https://www.bio-rad-antibodies.com/an-introduction-to-
elisa.html [Diakses pada 4 Februari 2018].
Horlock, C. (2016). British Society for Immunology. Enzyme-Linked
immunosorbent assay (ELISA). [Online] Tersedia pada:
https://www.immunology.org/public-information/bitesized-
immunology/experimental-techniques/enzyme-linked-immunosorbent-
assay [Diakses pada 4 Februari 2018].
Pokhrel, P. (2015). Microbiology Notes. ELISA - Principle, Types and
Applications. [Online] Tersedia pada:
http://www.microbiologynotes.com/elisa-principle-types-and-
applications/ [Diakses pada 4 Februari 2018].
Sino Biological Inc. (2017). What is ELISA? Enzyme-linked immunosorbent
assay (ELISA). [Online] Tersedia pada: http://www.elisa-
antibody.com/ELISA-Introduction [Diakses pada 4 Februari 2018].

Anda mungkin juga menyukai