IMUNOSEROLOGI
Di susun oleh:
NIM : P07134019075R
5. M. Husnul Maad
NIM : P07134019077R
6. Narto
NIM : P07134019071R
7. Eko Hariwiyanto
NIM : P07134019073R
8. I Wayan Rati
NIM : P07134019072R
9. I Komang Sudarsana
NIM : P07134019080R
10. Yondy Rosidi
NIM : P07134019090R
11. Nurhidayati
NIM : P07134019092R
DEPARTEMEN 12. Sarinah
KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM PROGRAM STUDI D.III TLM
REKOGNOSI PENDIDIKAN LAMPAU (RPL) JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2020
JENIS – JENIS PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI
Investigasi yang berkaitan erat dengan sistem daya tahan tubuh juga
termasuk di dalam imunoserologi ini. Jenis penyakit autoimun pun menjadi
salah satu yang perlu diinvestigasi pada bidang ilmu ini. Penyakit
autoimun merupakan jenis kondisi di mana sistem daya tahan tubuh dapat
berubah dan justru melakukan perlawanan terhadap jaringan tubuh
sendiri.
Imunologi
Dari ilmu biomedis, imunologi ini merupakan sebuah cabang yang begitu
luas di mana mencakup kajian tentang segala aspek sistem kekebalan
atau imun tak hanya pada manusia tapi pada seluruh organisme. Pada
bidang imunologi, ilmu kesehatan ini berfokus mempelajari tentang peran
fisiologis sistem kekebalan pada kondisi yang sakit ataupun sehat pada
organisme.
2
kimiawi, autoimun, dan fisiologis komponen sistem imun in situ, in vitro,
serta in vivo juga ada pada imunologi ini.
Serologi
3
Diketahui ada sejumlah panel umum yang memang sudah biasa
digunakan pada proses tes imunoserologi, yakni antara lain:
Metode Imunoserologi
Reaksi Aglutinasi
Pada reaksi ini biasanya dilaksanakan untuk antigen yang tak larut atau
yang larut namun memiliki ikatan dengan sel atau partikel. Ada suatu
agregat yang dapat terbentuk oleh antigen yang bereaksi dengan antibodi
dan aglutinasi adalah hasil penampakan yang bisa dilihat.
Reaksi Presipitasi
4
antibodi dan kemudian membentuklah kompleks yang bentuknya berupa
anyaman.
Kadar antibodi yang rendah dapat ditentukan oleh reaksi ini. Biasanya,
penentuan hanya untuk kadar antibodi rendah yang nyatanya tak mampu
terdeteksi melalui pengujian presipitasi atau aglutinasi.
Reaksi Netralisasi
Reaksi ini juga diketahui sebagai sebuah reaksi antara antibodi dan
antigen dengan tujuan untuk mencegah adanya efek berbahaya seperti
keberadaan eksotoksin virus maupun bakteri. Antitoksin adalah senyawa
yang diketahui mampu membuat toksin menjadi netral dan sel hospeslah
yang memroduksi antibodi spesifik tersebut.
Metode ini termasuk yang paling luas dan terdapat 2 cara yang diketahui
biasa dilaksanakan, yakni mendeteksi antigen secara langsung serta tidak
langsung untuk pendeteksian antibodi. Teknik ini adalah yang dianggap
paling simpel dan hasilnya pun terinterpretasi secara jelas dan baik, entah
itu negatif atau positif.
Reaksi Imunofluoresensi
Metode ini adalah kombinasi antara antibodi dan juga zat warna fluoresein
sehingga akhirnya warna pendaran dapat muncul saat dicek melalui
5
mikroskop menggunakan sinar UV. Metode ini cukup sensitif, cepat dan
bahkan termasuk spesifik sehingga sangat bisa diandalkan.
1. UJI CRP
Metode : kualitatif
Bahan : serum
2. UJI ASO/ASTO
6
Reagen : kontrol (+) = mengandung antibodi ASO ; kontrol (–) =
tidak mengandung antibodi ASO ; reagen latex = suspensi partikel
latex polysiterin yang dilapisi Streptolysin O
3. PENGUJIAN RF
4. PEMERIKSAAN RPR
7
Tujuan : digunakan untuk test flokulasi non treponemal untuk
penentuan adanya reagen antibodi dalam serum
Cara kerja:
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Pipet satu tets serum (20µ) keadaan lingkaran yang terdapat
dalam slide dengan kode O,H,AH, dan BH
c. Tambakan masing-masing satu tetes reagen widal sesuia
dengan kode slide, begitu pula pada CN dan Cp
d. Campur antigen dan serum dengan batang pengaduk berbeda
dan lebarkan kemudian goyang-goyangkan selama satu menit
e. Amati reaksi yang terjadi.
Interpretasi Hasil
8
a. Kelebihan
Kerjanya praktis dengan penambahan beberapa rfeagen susupensi
antigen widal O.H AH, BH
· Mampu mendeteksi adanya antibodi yang terdapat salmonella pada
serum pasien yang akan bereaksi dengan antigen pada reagen
b. Kekurangan
· Dapat menentukan titer antibodi yang kurang akurasi karna untuk
spesifik menentukan harus pemeriksaan di lanjutkan di semikuantitatifn
untuk menentukan titernya antibodi salmonella sp
Cara Kerja :
9
h. Tambahkan 1 tetes reagen widal yang positif pada masing-masing
tabung, sedangakan tabung kedelapan ditambakan 1 tetes control
positif
i. Inkubasi selama 24 jam pada suhu kamar
j. Amati hasil reaksi.
Interpretasi Hasil
1. Kelebihan
a) Mampu mengetahi ada tidaknya antibodi spesifik terhadap
antigen salmonella sp dalam serum
b) Mampu melanjutkan pemeriiksaan dari kualitatif ke
pemeriksaan semikuantitatif untuk menentukan titer antibodi
terhadap salmonella sp
2. Kekurangan
a) Pemeriksaan yang membutuhkan waktu
yang lama
b) Prinsip pemeeriksaan dengan
penambahan beberapa reagen
c) Secara pemeriksaan harus di lakukan
pemeriksaan widal secara kualitatif kemudian di lanjutka di
pemeriksaan widal secara semi kuantitatif untuk
menentukan titer antibodi
Cara Kerja
Interpretasi Hasil
8. Pemeriksaan HbsAg
Interpretasi Hasil
Cara kerja :
Interpretasi Hasil :
Cara kerja :
Interpretasi Hasil :
13
Cara kerja:
Cara autometik
PRINSI PEMERIKSAAN:
TUBEXTF mendeteksi adanya anti-09 antibodi dalam serum pasien
dengan menilai emampuannya untuk menghambat reaksi antara reagen
coklat berlabel antigen dan reagen biru berlabel antibodi.
CARA KERJA :
1. Semua komponen reagen dalam kit Tubex dalam kondisi siap pakai.
Sebelum digunakan, biarkan semua komponen reagen dan sampel pada
suhu kamar sel ama kurang lebih 30 menit.
2. Tempelkan stiker warna pada botol dan tutup reagen . Stiker biru untuk
reagen biru, stiker coklat untuk reagen coklat; stiker kuning untuk kontrol
neg atif; dan stiker hijau untuk kontrol positif.
sampel.
4. Pastikan reaction well yang akan digunakan tidak dalam kondisi basah /
berembun . Bila mulut reaction well basah, lap mulut reaction well dengan
ha ti-hati menggunakan tissue supaya sealing tape dapat merekat dengan
sempurna pada saat pengerjaan
INTERPRETASI HASIL :
(i) Validasi : Nilai kontrol harus masuk dalam rentang yang telah
ditentukan dalam kit insert
(ii) Perhitungan : -
Skala Keterangan
Metoda : ELISA
Prinsip : IgG DHF yang terdapat pada sampel akan berikatan dengan
anti human IgG yang dilekatkan pada well sample. Kemudian
ditambahkan HRP konjugat monoclonal antibodi (Mab) sehingga terbentuk
senyawa komplek dan melepaskan peroksida yang bereaksi dengan
chromogen membentuk senyawa berwarna biru yang intensitasnya
sebanding dengan konsentrasi IgG DHF dalam sampel. Reaksi dihentikan
dengan penambahan asam sulfat sebagai stop solution sehingga warna
berubah menjadi kuning yang dibaca absorbannya dengan alat ELISA
Plate Reader pada ? 450 nm dan 620 nm.
- Inkubator
Perhitungan :
Interpretasi hasil :
Metoda : ELISA
Prinsip : IgM DHF yang terdapat pada sampel akan berikatan dengan
anti human IgM yang dilekatkan pada well sample. Kemudian
ditambahkan HRP konjugat monoclonal antibodi (Mab) sehingga terbentuk
senyawa komplek dan melepaskan peroksida yang bereaksi dengan
chromogen membentuk senyawa berwarna biru yang intensitasnya
sebanding dengan konsentrasi IgM DHF dalam sampel. Reaksi dihentikan
dengan penambahan asam sulfat sebagai stop solution sehingga warna
berubah menjadi kuning yang dibaca absorbannya dengan alat ELISA
Plate Reader pada ? 450 nm dan 620 nm.
- Inkubator
- Mikropipet 1000 µl, 500 µl, 100 µl, 50 µl dan 5µl
Cara Kerja :
g) Diinkubasi selama 1 jam pada suhu 370C, kemudian dicuci 6 kali.
Perhitungan :
Interpretasi hasil :
Cara Kerja :
1) Ambil Rapid Test Dengue letakan diatas meja.
2) Gunakan pipet yang tersedia untuk menambahkan 5µl serum atau
plasma sampel pada bagian tengah sumur sampel (S).
3) Tambahkan 3 tetes atau lebih buffer pencuci dalam sumur sampel.
4) Tunggu selama 5 - 10 menit
Metode CMIA
Volume Minimal 1 ml
Penanganan
Menggunakan Ice Pack
Sampel/transportasi
18. FREE T4
Metode ECLIA
Sampel Serum
Volume Minimal 1 ml
Penanganan
Menggunakan Ice Pack
Sampel/transportasi
Nilai Rujukan
9.0 – 20.0 pmol/L
Catatan Hemolisis akan mengacaukan hasil pemeriksaan
20. T4
Manfaat
Tes fungsi tiroid
Pemeriksaan
Sampel Serum
19. FREE T3
Volume Minimal 1 ml
Pemeriksaan FT3 merupakan pemeriksaan terhadap
Persiapan Pasien Tidak diperlukan persiapan khusus sebelumnya
fungsi tiroid dan membantu diagnosa T3 tirotoksis,
Manfaat Pemeriksaan
Stabilitas Sampel 3 harihipertiroid
suhu 2 –subklinik
8 ⁰ C dan gangguan fungsi tiroid
lainnya
Penanganan
Metode Menggunakan
ECLIA Ice Pack
Sampel/transportasi
Sampelpenolakan
Kreteria Serum
Serum Hemolisis .
Volume Minimal ECLIA1 ml
Persiapan Pasien Anak Tidak
1 th –diperlukan
15 th – Agepersiapan
5 5.95khusus
– 13.2 sebelumnya
ug/dL
Stabilitas Sampel 3 hari dewasa
Perempuan suhu 2 – 8 ⁰ C 5.1 – 14.1 ug/dL
ELFA :
Euthyroidism : 60 – 120
nmol/L ( 4.66 – 9.32 ug/dL )
21. T3
Sampel Serum
22. Anti Sarscov2
Cara kerja :
Hasil negatif atau positif palsu juga bisa dihasilkan dari tes ini disebabkan
faktor berikut :