Anda di halaman 1dari 15

PAP SMEAR

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim
dengan menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang
akurat. Pap smear merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks
melalui pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina.
Pemeriksaan pap smear merupakan cara yang mudah, murah, sederhana, aman, dan
akurat untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker, untuk mengetahui
normal atau tidaknya sel-sel di serviks, mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks, dan
mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual.

PEMBAHASAN

A. Pap Smear
Pap Smear pertama kali dikenalkan oleh: George Nicholas Papanicolaou
(1928). Merupakan Sitologi Non-Eksfoliatif. Pemeriksaan morfologi sel leher rahim yang
mudah, sederhana, aman dan akurat.

B. Defenisi Pap Smear


Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim
dengan menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang
akurat. (Wijaya, 2010)
Pap smear merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks
melalui pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina. Sedangkan samadi, 2010 mengatakan
Pap smear merupakan salah satu deteksi dini terhadap kanker serviks, yang prinsipnya
mengambil sel epitel yang ada di leher rahim yang kemudian dilihat kenormalannya.

1
C. Tujuan Pemeriksaan Pap Smear
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk
menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim. Meskipun kanker tergolong penyakit
mematikan, namun sebagian besar dokter ahli kanker menyebutkan bahwa dari seluruh jenis
kanker, kanker servik termasuk yang paling bisa dicegah dan diobati apabila terdeteksi sejak
awal. Oleh karena itu, dengan mendeteksi kanker servik sejak dini diharapkan dapat mengurangi
jumlah penderita kanker serviks (Wijaya, 2010).
Beberapa tujuan dari pemeriksaan Pap Smear yang dikemukakan oleh Sukaca, 2009 yaitu :
1. Untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker.
2. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel di serviks
3. Untuk mendeteksi perubahan prakanker pada serviks
4. Untuk mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
5. Untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal yang terdapat hanya pada lapisan luar dari
serviks dan tidak menginvasi bagian dalam.
6. Untuk mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks

D. Wanita yang diajurkan Pap smear


Wanita Usia Subur (WUS) merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-
kira 33 tahun dimana organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 17-45 tahun.
Wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear ke dokter, baik bagi mereka yang
telah melakukan pertama kali berhubungan seksual maupun yang sudah sering melakukan
hubungan seksual (sudah menikah). Begitupun bagi mereka yang sama sekali yang belum pernah
berhubungna seksual. Karena pemeriksaan Pap Smear ini dapat mendeteksi samapai 90% kasus
kanker servik secara akurat dengan biaya yang tidak terlalu mahal, dan sangat efektif untuk
menurunkan angka kematian pada wanita yang menderita kanker serviks.
Pemeriksaan Pap Smear tidak direkomendasikan bagi wanita yang telah melakukan
histerektomi (dengan pengangkatan serviks) untuk kondisi yang jinak. Wanita yang pernah
melakukan histerektomi tetapi tanpa pengangkatan (histerektomi subtotal), sebaiknya
melanjutkan skrining sebagaimana halnya wanita yang tidak melakukan histeretomi (wijaya,
2010).

2
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear sebagai berikut:
1. Wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas seksualnya tinggi.
2. Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita HPV (Human Papilloma
Virus) atau kutil kelamin.
3. Wanita yang berusia diatas 35 tahun.
4. Sesering mugkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal
5. Sesering mugkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.
6. Wanita yang mengunakan pil KB (sukaca, 2009).

E. Waktu untuk Melakukan Pap Smear


Pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan kapan saja kecuali pada saat haid karena darah
atau sel dari dalam rahim dapat mengganggu keakuratan hasil pap smear, namun waktu yang
tepat untuk melakukan Pap Smear adalah satu atau dua minggu setelah berakhir masa
menstruasi.
Untuk wanita yang sudah menopause biasa melakukan pemeriksaan pap smear kapan saja
( Dianada, 2008 ).
Adapun waktu untuk melakukan Pap Smear secara teratur yang dikemukan oleh Sukaca,
2009 yaitu :
1. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah namun
aktivitas seksualnya sangat tinggi.
2. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita
infeksi HPV (Human Papilloma Virus) atau kutil kelamin.
3. Setiap tahun untuk wanita yang berumur diatas 35 tahun.
4. Setiap tahun untuk wanita yang mengunakan pil KB.
5. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun atau untuk wanita yang telah
menjalani histerektomi bukan karena kanker, jika 3 kali berturut-turut hasil pap smear
menunjukan negative.
6. Setahun sekali bagi wanita yang berumur 40-60 tahun.
7. Sesudah 2x pap tes hasilnya negative dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita yang
resiko tinggi harus lebih sering menjalakan pap tes .

3
8. Sering mungkin jika hasil pap smear menunjukan abnormal sesering mungkin setelah penilain
dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.

F. Syarat Pengambilan Pap Smear


Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah
sebagai berikut :
1. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi
berikutnya.
2. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit
yang pernah diderita
3. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
4. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam
sebelumnya.
5. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
6. Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada
beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.

G. Kendala Pap Smear (Romauli dan Vindari. 2011)


Dilakukan diatas hanya 5% perempuan di Indonesia yang bersedia melakukan
pemeriksaan pap smear banyak kendala. Hal tersebut terjadi antara lain:
1. Kurangnya tenaga terlatih untuk pengambilan sediaan.
2. Tidak tersedianya peralatan dan bahan untuk pengambilan sediaan.
3. Tidak tersedianya sarana pengiriman sediaan.
4. Tidak tersedianya laboratorium pemprosesan sediaan serta tenaga ahli sitologi.

H. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear


1. Persiapan Alat dan Bahan
Air mengalir, Spatula Ayre, Sabun cair, Pensil kaca (marker), Larutan antiseptik, Spekulum,
Lap, Alkohol 95, Larutan hipoklorit, Kaca benda (object glass), Lap bersih atau tissue, Baskom
berisi larutan klorin 0,5%, Handuk kecil atau tissue, Sarung tangan steril, Formulir pemeriksaan,
Tempat sampah non-medis, Tempat sampah medis.

4
2. Menyiapkan Pasien
1) Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri, serta tanyakan keadaannya,
kemudian pasien dipersilakan duduk.
2) Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang pengambilan Pap Smear, tujuan
dan manfaat untuk keadaan pasien.
3) Berikan jaminan tentang keamanan atas tindakan yang anda lakukan serta jaminan tentang
kerahasiaan yang diperlukan pasien kepada pasien atau keluarganya.
4) Mintalah kesediaan pasien untuk pengambilan Pap Smear, namun barengi dengan penjelasan
tentang hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak menolak tindakan pengambilan
Pap Smear tanpa kehilangan hak akan pelayanan lain.
5) Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam.
6) Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi dan mengatur pasien pada posisi
litotomi.
7) Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa

3. Pengambilan Sampel dan Pembuatan Pap Smear


1) Siapkan peralatan dan bahan.
2) Cuci tangan aseptik dengan langkah seperti pada cuci tangan rutin dengan menuangkan kira-kira
5 ml larutan antiseptik pada tangan dan mengeringkan dengan mengangin-anginkan.
3) Pasang sarung tangan steril.
4) Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus genitalis.
5) Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.
6) Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus vagina (agar
terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa tidak ada
bagian yang terjepit) dan dorong bilah spekulum ke dalam lumen vagina.
7) Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90 derajat hingga tangkainya ke arah
bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga
masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina).
8) Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas (perhatikan ukuran dan
wama porsio, dinding dan sekret vagina dan forniks).

5
9) Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya pengambilan epitel
tidak terganggu)
10) Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio diusahakan di daerah squamo-
columnair junction. Sampel diambil dengan menggunakan spatula Ayre yang diputar 360°.
11) Oleskan sampel pada gelas objek diusahakan tidak terlalu tebal/terlalu tipis.
12) Sampel segera difiksasi sebelum mengering. Fiksasi ini dapat menggunakan spray yang
disemprotkan dari jarak 20-25 cm, atau dengan merendam pada wadah yang mengandung etil
alkohol 95% selama 15 menit yang kemudian dibiarkan mengering kemudian diberi label.
13) Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan
spekulum.
14) Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan. Beritahukan pada ibu bahwa
pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk.
15) Masukkan tangan yang masih bersarung tangan kedalam baskom berisi larutan klorin 0,5%,
gosokkan kedua tangan untuk membersihkan bercak-bercak darah yang menempel pada sarung
tangan.
16) Lepaskan sarung tangan.

4. Pengiriman Spesimen
Dalam melakukan pengiriman spesimen Pap Smear, pengirim harus menuliskan secara
lengkap surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang berisi:
a. Tanggal pengiriman
b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
c. Data penderita (nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik)
d. Identitas pengirim
e. Jenis spesimen : Pap Smear
f. Pemeniksaan laboratorium yang diminta
g. Transport media / pengawet yang digunakan : Alkohol 95% atau hair spray
h. Keterangan klinis: riwayat KB, jumlah anak, keluhan

I. Hasil Pemeriksaan Pap Smear


1. Kelas 0 : Tidak dapat dinilai. Segera diambil smear ulang.

6
2. Kelas I : Normal Smear. Kontrol ulang 1-2 tahun lagi
3. Kelas II : Proses radang dengan atau tanpa Displasia ringan. Kontrol ulang 3-6 bulan lagi
4. Kelas III : Displasia Sedang – Berat. Kontrol ulang segera
5. Kelas IV : Karsinoma Insitu. Kontrol ulang segera
6. Kelas V : Karsinoma Invasif. Kontrol ulang segera

J. Faktor Resiko
Dari hasil penelitian mutakhir diketahui bahwa penyebab kanker serviks adalah sebagai berikut :
1. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
Lebih dari 90% kasus kondiloma serviks, semua NIS, dan kanker serviks mengandung DNA
virus HPV. Dari 70 tipe HPV yang diketahui saat ini, ada 16 tipe HPV yang erat kaitannya
dengan kejadian kanker serviks. Virus ini ditularkan melalui hubngan seksual. Wanita yang
beresiko terkena penyakit akibat hubungan seksual juga beresiko terinfeksi virus ini sehingga
mempunyai resiko terkena kanker serviks.
2. Perilaku Seksual
Berdasarkan penelitian, risiko kenker serviks meningkat lebih dari 10 kali bila berhubungan
dengan 6 atau lebih mitra seks, atau bila hubungan seks pertama dibawah umur 15 tahun. Risiko
juga meningkat bila berhhubungan seks dengan laki-laki berisiko tinggi ( laki-laki yang
berhubungan seks dengan banyak wanita), atau laki-laki yang mengidap penyakit “jengger
ayam” (kondiloma akuminatum) di zakarnya (penis).
3. Rokok Sigaret
Wanita merokok mempunyai risiko 2 kali lipat terhadap kanker serviks dibandingkan degan
wanita bukan terkandug nikotin dan zat lainnya yang terdapat didalam rokok. Zat-zat tersebut
dapat menurunkan daya tahan serviks dan menyebabkan kerusakan DNA epitel serviks sehingga
timbul kanker serviks, disamping merupakan kokarsinogen infeksi virus.
4. Trauma Kronis Pada Serviks
Trauma ini terjadi karena persalinan yang berulang kali (banyak anak), adanya infeksi, dan
iritasi menahun.
5. Kontrasepsi Oral dapa Meningkatkan risiko
1, 5-2, 5 kali bila diminum dalam jangka panjang, yaitu lebih dari 4 tahun.
6. Defisiensi Zat Gizi

7
Beberapa penelitian dapat menyimpulkan bahwa dfisiensi asam folat dapat meningkatkan
risiko terjadinya NIS 1 da NIA 2, serta mungkin juga meningkatkan risiko terkena kanker serviks
pada wanita yang rendah konsumsi beta karoten dan vitamin (A, C, dan E).

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan dari makalah ini ialah Pap smear merupakan suatu
metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop, yang
dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010). Pap smear merupakan
cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui pemeriksaan getah atau
lendir di dinding vagina (Dianada, 2008).
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk
menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim.Beberapa faktor yang diduga meningkatkan
kejadian kanker serviks yaitu meliputi usia, status sosial ekonomi, pengetahuan, dan pendidikan.
Hal ini juga merupakan factor dominan dalam pemeriksaan deteksi dini kanker serviks (
Dianada, 2007 ).

B. Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis ialah sebaiknya seorang wanita yang
telah menikah harus melakukan Pap Smear sedini mungkin. Agar bila terdapat gejala-gejala
kanker dapat diketahui sejak dini.

8
SEDIAAN SITOLOGI
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sitologi berasal dari kata “cytos” yang artinya sel dan “logos” artinya ilmu
pengetahuan. Jadi, Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel. Telah ditemukan
bahwa pada pemeriksaan sitologi, sel yang diperiksa dapat berasal dari exfoliasi sel yang
spontan sebagai hasil dari pertumbuhan yang terus menerus sel permukaan, dimana sel-
sel yang paling atas selalu terlepas untuk diganti dengan sel yang lebih muda. Exfoliasi
sel yang terjadi spontan dapat kita temukan misalnya pada : urine, dahak, cairan ascites
dan cairan vagina. Sel-sel tersebut akan mengalami degenerasi bila tidak difiksasi. Pada
saat terlepas dari jaringan, sel-sel tersebut terlepas pula dari tekanan sekelilingnya,
hingga akan mengambil bentuk tertentu yang khas, yang dapat sangat berbeda dari
bentuk semula sewaktu berada di dalam jaringan.

1. Kelebihan Pemeriksaan Sitologi :


 Mudah
 Cepat
 Sederhana
 Pendarahan sedikit, bahkan tanpa rasa nyeri
 Dapat dilakukan pada beberapa pasien dalam waktu singkat
 Dapat dilakukan sebagai tindakan massal
 Untuk screening lesi yang derajat keganasannya tinggi / tidak menimbulkan
simulasi metastase.
 Efektif untuk diagnosa tumor saluran pencernaan, paru, saluran kemih dan
lambung.
 Dapat memberikan hasil positif meskipun pada pemeriksaan langsung dan
palpasy tidak menunjukkan kelainan. Karsinoma dapat terdiagnosis meskipun
masih dalam stadium in situ.

2. Kekurangan Pemeriksaan Sitologi :


 Diagnosa sitologi hanya berdasar perubahan sitoplasma dan inti sel.
 Perubahan yang terjadi harus dipastikan bukan akibat kesalahan teknis.
 Hanya dapat untuk mendeteksi lesi yang letaknya di permukaan mukosa mulut
 Hanya untuk lesi yang tidak tertutup keratin tebal
 Tidak efektif untuk digunakan pada lesi non-ulseratif dan hiperkeratonik karena
sel-sel abnormal masil tertutup oleh lapisan keratin.

9
 Hasil pemeriksaan sitologi yang mengindikasikan keganasan masih perlu
dikonfirmasi dengan biopsy.
 Sering kali bahan yang terambil tidak representative

Diagnosa sitologi sering lebih sukar daripada diagnosa histology, oleh karena diagnosa
sitologi hanya berdasar pada kelainan-kelainan dari sitoplasma dan inti dan perubahan-
perubahan ini hanya akan berarti bila kelainan-kelainan tersebut dapat dipastikan tidak
disebabkan oleh kesalahan teknis.

Diagnosa sitologi baru dapat ditegakkan dengan baik apabila dibantu dengan data klinik
yang lengkap. Untuk membuat diagnosa sitologi, diperlukan adanya team yang disebut : “The
Diagnostic Team” yang terdiri dari :

a. Penderita
b. Dokter umum / Dokter Spesialis klinis.
c. Sitotechnologist
d. Spesialis patologi
e. Spesialis sitopatologi.

Langkah-langkah yang diambil dalam pemeriksaan sitologi :

a. Pengumpulan bahan yang representative untuk pemeriksaan dikerjakan oleh dokter


umum atau spesialis klinis.
b. Pembuatan sedian apus
c. Menentukan adanya sel-sel abnormal.
d. Interpretasi yang teliti.
e. Konfirmasi dengan biopsy, disusul dengan pengobatan.

B. Bahan-bahan yang dapat diperiksa secara sitologi :

1. Vaginal smear / Pap Test / Cervical smear


Untuk menentukan adanya :
 Peradangan dan penyebabnya
 Perubahan praganas
 Perubahan keganasan
 Status hormonal

2. Sputum / dahak
Untuk menentukan keganasan serta jenis peradangan.

3. Bronchial washing dan brushing

10
 Untuk menentukan keganasan
 Untuk menentukan peradangan.

4. Urine
 Tumor ginjal, tumor kandung kemih
 Batu, infeksi saluran kemih

5. Cairan lambung
 Untuk mengetahui adanya Gastritis akut atau kronik
 Keganasan
 Intestinal metaplasi dari mukosa lambung, yang selalu mendahului perubahan
keganasan.

6. Cairan tubuh lain :


a. Cairan Pleura
b. Cairan pericardium
c. Cairan ascites
d. Cairan cerebro spinal
e. Cairan sendi
 Untuk menentukan adanya tumor primer atau metastatic
 Peradangan

7. Aspirasi jaringan tumor


 Untuk mengetahui adanya tumor dan peradangan

8. Inprint jaringan tumor


 Untuk mengetahui adanya tumor dan peradangan
9. Skraping
 Untuk menentukan adanya seks kromatin, diambil dari mukosa rongga mulut.
 Status hormonal wanita, diambil dari dinding lateral vagina.
 Keganasan

Sample yang digunakan untuk pemeriksaan sitologi diperoleh dengan cara :

1. Eksfoliasi
Sel-sel yang terlepas secara fisiologis misalnya cairan ascites, kerokan kulit, saliva.

2. Scruffing
Kerokan pada lapisan mukosa tertentu sehingga menimbulkan traumatic yang sedikit
mungkin, misalnya Pap Smear, kerokan dinding hidung.

11
3. Brushing
Berupa bilasan dari rongga tertentu, misalnya Bronchial brushing.

4. Biopsy jaringan biasa / Fine Niddle Aspiration Bioption (FNAB)


Dengan menggunakan jarum berdiameter 0,5 mm, kemudian sel-sel diperiksa lebih
lanjut.

C. Teknik Pewarnaan
1. Persiapan Preparat Apus

Bahan yang diambil untuk preparat apus dapat berasal dari berbagai tempat diseluruh tubuh
dan sekresinya memiliki komposisi yang bervariasi. Prostat, mamae dan saluran genital
wanita dan sputum memiliki cairan kental dan biasanya mengandung sejumlah sel yang
cukup tinggi. Oleh karena itu, dapat menyebar secara langsung pada objek glass.

Sebaliknya air seni, cairan bilas saluran pencernaan atau bronchus dan exudat dan bahan
lainnya lebih encer serta mengandung sedikit sel. Endapannya dipisahkan ke objek glass
dengan pipet atau alat yang serupa lalu dilakukan apusan dengan menggunakan salah satu
sisi objek glass.

2. Fiksasi untuk bahan pemeriksaan sitologi


Untuk pemeriksaan struktur sel dengan jelas dan dengan perubahan yang minimal perlu
suatu proses yang disebut sebagai fiksasi. Bahan fiksasi ini akan mengeraskan sel sehingga
tahan terhadap berbagai reagent yang akan diberikan dan merubah susunan protein
degenerasi yang disebabkan oleh aktivitas bakteri.
Metode yang ditemukan oleh Papaniculaou untuk keperluan sitologi eksfoliatif sangat
mudah. Metode ini efektif oleh karena penetrasi yang cepat dari sel oleh fiksasi yaitu larutan
eter dan etil alcohol 95% dalam volume yang sama. Jika bahan yang segar difiksasi dengan
segera perubahan sel akan minimal. Selanjutnya komposisi bahan ini digunakan untuk
pewarnaan Papaniculaou.
Setelah bahan siap, celupkan bahan tersebut tanpa dikeringkan ke dalam larutan eter
alcohol sampai akan dilakukan pengecatan. Sebelum difiksasi, sediaan tidak boleh kering
oleh karena dapat menyebabkan kerusakan sel dan hilangnya afinitas untuk pewarnaan.

3. Tahapan Pewarnaan
Walaupun cara pengambilan bahan dan persiapan bahan dan pengambilannya berbeda-
beda di tiap laboratorium, pada dasarnya Teknik Papaniculaou memiliki prinsip yang sama.
Pertimbangan utama pemilihan teknik ini adalah :

12
 Mewarnai inti sel dengan jelas yang berguna untuk melihat struktur inti bila ada
kemungkinan keganasan.
 Pewarna banding yang akan menimbulkan warna pada sitoplasma, sehingga warna
inti lebih kontras.
 Warna yang cerah dari sitoplasma akan memungkinkan untuk melihat sel-sel lain
dibawahnya yang terkadang bertumpuk atau berkelompok.

Yang dipakai untuk mewarnai inti adalah Harris Hematoxylin. Kromatin dan membrane
inti akan berwarna biru tua sampai ungu, sedangkan anak inti berwarna merah, pink atau
orange.

Ada 2 pewarna banding yang baik untuk dipakai :

a. Orange G (Papaniculaou formula OG-6)


Mewarnai sitoplasma menjadi kuning/orange jika ada keratin. Sel yang
mengandung keratin dapat bersifat jinak atau ganas biasanya sel-sel banyak
mengandung keratin sehingga sitoplasmanya akan bercorak. Warna orange berkilat
kontras dengan warna inti yang gelap

b. EA-50
Sel-sel yang memiliki sitoplasma yang asidofil memperlihatkan afinitas terhadap
eosin yang bersifat asam, sel-sel tersebut mengambil bayangan merah muda sampai
kuning. Sel yang memiliki sitoplasma basofil akan berwarna biru pucat atau biru
kehijauan oleh light green (warna basa).

Bahan-bahan yang biasa diperlukan :


a. Celloidin dalam etil alcohol 0,5%
Larutkan 5 gr celloidin dalam 10cc eter dan 95% alcohol, dalam volume yang sama.
Diamkan 1 malam sebelum dipakai. Larutan ini harus disimpan dalam botol yang
tertutup rapat, bila terkena udara dan kelembaban akan mengeras.
b. OG -6
c. EA-36
d. EA-65
e. HCl dalam larutan air 0,25%
f. Ammonium hidroksida dalam alcohol 70% sebanyak 1,5%
g. Aquadest
h. Etil alcohol 50%, 70%, 80%, 95%, 100%
i. Campurkan dalam volume yang sama etil alcohol 100% dan xylol
j. Xylol
k. Mounting medium (netral dan tidak berwarna)

Terdapat 2 teknik pewarnaan :


13
1. Teknik metode Papanicolaou.
Hematoxylin digunakan secara regresif akan tampak sel-sel lebih terang kemudian
dipucatkan oleh asam HCl lemah agar dapat tampak warna inti yang jelas dan untuk
membuang sisa warna dari sitoplasma. Air kran menetralkan asam dan menjadikan
inti biru tua. Sediaan diwarnai dalam waktu yang singkat dengan hematocylin kuat,
sehingga inti dapat dibedakan dan dipucatkan oleh ammonia. Metode ini terutama
baik digunakan untuk pewarnaan urin dan lambung yang memiliki kecenderungan
akan terhapus jika ditempatkan pada air mengalir. Apabila apusan tebal diwarnai
dengan teknik ini, sitoplasma akan menahan hematocylin dan merusak efek pewarna
banding.
2. Diff quik
Diff-Quik adalah varian pewarna Romanowsky komersial, umumnya digunakan
dalam pewarnaan sitologi untuk dengan cepat mewarnai dan membedakan berbagai
noda, biasanya apusan darah dan non-ginekologi, termasuk aspirasi jarum halus. Hal
ini didasarkan pada modifikasi dari pewarnaan Wright Giemsa yang dipelopori oleh
Bernard Witlin pada tahun 1970. Ini memiliki kelebihan dibandingkan teknik
pewarnaan Wright Giemsa yang lebih tua, karena mengurangi proses 4 menit menjadi
operasi 15 detik yang disederhanakan, dan memungkinkan untuk peningkatan
selektif. pewarnaan eosinofilik atau basofilik tergantung pada waktu smear yang
tersisa dalam larutan pewarna. Diff-Quik digunakan pada material yang dikeringkan
sebelum fiksasi alkohol (daripada langsung dicelupkan sebagai "wet-fixed").

Tahapan yang biasa dilakukan di Laboratorium / Instalasi Patologi Anatomi

1. Pindahkan sediaan dari eter alcohol tanpa pengeringan ke dalam tempat yang berisi
alcohol 95%
2. Masukkan ke dalam larutan 0,5% celloidin dalam eter alcohol selama 2 menit.
3. Masukkan ke dalam etil alcohol 80%, 10 celupan
4. Masukkan ke dalam etil alcohol 70%, 10 celupan
5. Masukkan ke dalam etil alcohol 50%, 10 celupan
6. Masukkan ke dalam aquadest sebanyak10 celupan
7. Masukkan ke dalam larutan Harris haematoxylin ang diencerkan dengan aquadest dalam
volume yang sama selama 6 menit.
8. Masukkan ke dalam aquadest, cuci di 2 tempat untuk menghilangkan sisa warna sampai
bersih
9. Masukkan ke dalam larutan HCl 0,25% sebanyak 6 celupan
10. Dibilas pada air kran yang mengalir selama 10 celupan
11. Masukkan ke dalam lithium 10 celupan, cuci lagi dengan air 10 celupan.

14
12. Masukkan dalam larutan etil alcohol 50% 10 celupan
13. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 70% 10 celupan
14. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 80% 10 celupan
15. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95% 10 celupan
16. Masukkan ke dalam larutan OG-6 selama 3 menit.
17. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95%, cuci dalam 2 tempat 10 celupan, tapi tidak
boleh direndam dalam alcohol tersebut.
18. Masukkan dalam larutan EA-36, (EA-50) atau EA-65 bisa bergantian selama 3 menit.
19. Masukkan ke dalam larutan etil alkohol95%, cuci dalam 2 tempat dan dikocok 10
celupan.
20. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 100%, celupkan atau hapus dengan kertas saring,
untuk menghilangkan alcohol.
21. Masukkan dalam larutan xylol selama 3 menit
22. Lalu lakukan mounting preparat.

PENUTUP
Kesimpulan

Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel. Diagnostic sitologi adalah ilmu
penilaian (interpretasi) dari sel yang berasal dari tubuh manusia, baik yang berasal dari sel yang
terlepas (exfoliated) dari permukaan epitel atau yang diambil dari beberapa tempat dengan cara
tertentu. Metode pewarnaan yang digunakan adalah Papaniculaou. Metode ini efektif karena
penetrasi yang cepat dari sel oleh fiksasi yaitu larutan eter dan etil alcohol 95% dalam volume
yang sama.

Saran

Sebaiknya tahapan demi tahapan dalam pemeriksaan sitologi dilakukan dengan benar
dan sesuai dengan prosedur agar didapatkan preparat yang baik atau representative.

Daftar Pustaka

http://pengetahuankitanersamaya.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pap-smear.html

Poltekkes Kemenkes Jakarta 3 : Sitologi

15

Anda mungkin juga menyukai