PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim
dengan menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang
akurat. Pap smear merupakan cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks
melalui pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina.
Pemeriksaan pap smear merupakan cara yang mudah, murah, sederhana, aman, dan
akurat untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker, untuk mengetahui
normal atau tidaknya sel-sel di serviks, mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks, dan
mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
PEMBAHASAN
A. Pap Smear
Pap Smear pertama kali dikenalkan oleh: George Nicholas Papanicolaou
(1928). Merupakan Sitologi Non-Eksfoliatif. Pemeriksaan morfologi sel leher rahim yang
mudah, sederhana, aman dan akurat.
1
C. Tujuan Pemeriksaan Pap Smear
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk
menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim. Meskipun kanker tergolong penyakit
mematikan, namun sebagian besar dokter ahli kanker menyebutkan bahwa dari seluruh jenis
kanker, kanker servik termasuk yang paling bisa dicegah dan diobati apabila terdeteksi sejak
awal. Oleh karena itu, dengan mendeteksi kanker servik sejak dini diharapkan dapat mengurangi
jumlah penderita kanker serviks (Wijaya, 2010).
Beberapa tujuan dari pemeriksaan Pap Smear yang dikemukakan oleh Sukaca, 2009 yaitu :
1. Untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker.
2. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel di serviks
3. Untuk mendeteksi perubahan prakanker pada serviks
4. Untuk mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
5. Untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal yang terdapat hanya pada lapisan luar dari
serviks dan tidak menginvasi bagian dalam.
6. Untuk mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks
2
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear sebagai berikut:
1. Wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas seksualnya tinggi.
2. Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita HPV (Human Papilloma
Virus) atau kutil kelamin.
3. Wanita yang berusia diatas 35 tahun.
4. Sesering mugkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal
5. Sesering mugkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.
6. Wanita yang mengunakan pil KB (sukaca, 2009).
3
8. Sering mungkin jika hasil pap smear menunjukan abnormal sesering mungkin setelah penilain
dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.
4
2. Menyiapkan Pasien
1) Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri, serta tanyakan keadaannya,
kemudian pasien dipersilakan duduk.
2) Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang pengambilan Pap Smear, tujuan
dan manfaat untuk keadaan pasien.
3) Berikan jaminan tentang keamanan atas tindakan yang anda lakukan serta jaminan tentang
kerahasiaan yang diperlukan pasien kepada pasien atau keluarganya.
4) Mintalah kesediaan pasien untuk pengambilan Pap Smear, namun barengi dengan penjelasan
tentang hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang hak menolak tindakan pengambilan
Pap Smear tanpa kehilangan hak akan pelayanan lain.
5) Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian dalam.
6) Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi dan mengatur pasien pada posisi
litotomi.
7) Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa
5
9) Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya pengambilan epitel
tidak terganggu)
10) Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio diusahakan di daerah squamo-
columnair junction. Sampel diambil dengan menggunakan spatula Ayre yang diputar 360°.
11) Oleskan sampel pada gelas objek diusahakan tidak terlalu tebal/terlalu tipis.
12) Sampel segera difiksasi sebelum mengering. Fiksasi ini dapat menggunakan spray yang
disemprotkan dari jarak 20-25 cm, atau dengan merendam pada wadah yang mengandung etil
alkohol 95% selama 15 menit yang kemudian dibiarkan mengering kemudian diberi label.
13) Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan
spekulum.
14) Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan. Beritahukan pada ibu bahwa
pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk.
15) Masukkan tangan yang masih bersarung tangan kedalam baskom berisi larutan klorin 0,5%,
gosokkan kedua tangan untuk membersihkan bercak-bercak darah yang menempel pada sarung
tangan.
16) Lepaskan sarung tangan.
4. Pengiriman Spesimen
Dalam melakukan pengiriman spesimen Pap Smear, pengirim harus menuliskan secara
lengkap surat pengantar pemeriksaan laboratorium yang berisi:
a. Tanggal pengiriman
b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
c. Data penderita (nama, umur, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik)
d. Identitas pengirim
e. Jenis spesimen : Pap Smear
f. Pemeniksaan laboratorium yang diminta
g. Transport media / pengawet yang digunakan : Alkohol 95% atau hair spray
h. Keterangan klinis: riwayat KB, jumlah anak, keluhan
6
2. Kelas I : Normal Smear. Kontrol ulang 1-2 tahun lagi
3. Kelas II : Proses radang dengan atau tanpa Displasia ringan. Kontrol ulang 3-6 bulan lagi
4. Kelas III : Displasia Sedang – Berat. Kontrol ulang segera
5. Kelas IV : Karsinoma Insitu. Kontrol ulang segera
6. Kelas V : Karsinoma Invasif. Kontrol ulang segera
J. Faktor Resiko
Dari hasil penelitian mutakhir diketahui bahwa penyebab kanker serviks adalah sebagai berikut :
1. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
Lebih dari 90% kasus kondiloma serviks, semua NIS, dan kanker serviks mengandung DNA
virus HPV. Dari 70 tipe HPV yang diketahui saat ini, ada 16 tipe HPV yang erat kaitannya
dengan kejadian kanker serviks. Virus ini ditularkan melalui hubngan seksual. Wanita yang
beresiko terkena penyakit akibat hubungan seksual juga beresiko terinfeksi virus ini sehingga
mempunyai resiko terkena kanker serviks.
2. Perilaku Seksual
Berdasarkan penelitian, risiko kenker serviks meningkat lebih dari 10 kali bila berhubungan
dengan 6 atau lebih mitra seks, atau bila hubungan seks pertama dibawah umur 15 tahun. Risiko
juga meningkat bila berhhubungan seks dengan laki-laki berisiko tinggi ( laki-laki yang
berhubungan seks dengan banyak wanita), atau laki-laki yang mengidap penyakit “jengger
ayam” (kondiloma akuminatum) di zakarnya (penis).
3. Rokok Sigaret
Wanita merokok mempunyai risiko 2 kali lipat terhadap kanker serviks dibandingkan degan
wanita bukan terkandug nikotin dan zat lainnya yang terdapat didalam rokok. Zat-zat tersebut
dapat menurunkan daya tahan serviks dan menyebabkan kerusakan DNA epitel serviks sehingga
timbul kanker serviks, disamping merupakan kokarsinogen infeksi virus.
4. Trauma Kronis Pada Serviks
Trauma ini terjadi karena persalinan yang berulang kali (banyak anak), adanya infeksi, dan
iritasi menahun.
5. Kontrasepsi Oral dapa Meningkatkan risiko
1, 5-2, 5 kali bila diminum dalam jangka panjang, yaitu lebih dari 4 tahun.
6. Defisiensi Zat Gizi
7
Beberapa penelitian dapat menyimpulkan bahwa dfisiensi asam folat dapat meningkatkan
risiko terjadinya NIS 1 da NIA 2, serta mungkin juga meningkatkan risiko terkena kanker serviks
pada wanita yang rendah konsumsi beta karoten dan vitamin (A, C, dan E).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan dari makalah ini ialah Pap smear merupakan suatu
metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop, yang
dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010). Pap smear merupakan
cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui pemeriksaan getah atau
lendir di dinding vagina (Dianada, 2008).
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini adalah untuk
menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim.Beberapa faktor yang diduga meningkatkan
kejadian kanker serviks yaitu meliputi usia, status sosial ekonomi, pengetahuan, dan pendidikan.
Hal ini juga merupakan factor dominan dalam pemeriksaan deteksi dini kanker serviks (
Dianada, 2007 ).
B. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis ialah sebaiknya seorang wanita yang
telah menikah harus melakukan Pap Smear sedini mungkin. Agar bila terdapat gejala-gejala
kanker dapat diketahui sejak dini.
8
SEDIAAN SITOLOGI
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sitologi berasal dari kata “cytos” yang artinya sel dan “logos” artinya ilmu
pengetahuan. Jadi, Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel. Telah ditemukan
bahwa pada pemeriksaan sitologi, sel yang diperiksa dapat berasal dari exfoliasi sel yang
spontan sebagai hasil dari pertumbuhan yang terus menerus sel permukaan, dimana sel-
sel yang paling atas selalu terlepas untuk diganti dengan sel yang lebih muda. Exfoliasi
sel yang terjadi spontan dapat kita temukan misalnya pada : urine, dahak, cairan ascites
dan cairan vagina. Sel-sel tersebut akan mengalami degenerasi bila tidak difiksasi. Pada
saat terlepas dari jaringan, sel-sel tersebut terlepas pula dari tekanan sekelilingnya,
hingga akan mengambil bentuk tertentu yang khas, yang dapat sangat berbeda dari
bentuk semula sewaktu berada di dalam jaringan.
9
Hasil pemeriksaan sitologi yang mengindikasikan keganasan masih perlu
dikonfirmasi dengan biopsy.
Sering kali bahan yang terambil tidak representative
Diagnosa sitologi sering lebih sukar daripada diagnosa histology, oleh karena diagnosa
sitologi hanya berdasar pada kelainan-kelainan dari sitoplasma dan inti dan perubahan-
perubahan ini hanya akan berarti bila kelainan-kelainan tersebut dapat dipastikan tidak
disebabkan oleh kesalahan teknis.
Diagnosa sitologi baru dapat ditegakkan dengan baik apabila dibantu dengan data klinik
yang lengkap. Untuk membuat diagnosa sitologi, diperlukan adanya team yang disebut : “The
Diagnostic Team” yang terdiri dari :
a. Penderita
b. Dokter umum / Dokter Spesialis klinis.
c. Sitotechnologist
d. Spesialis patologi
e. Spesialis sitopatologi.
2. Sputum / dahak
Untuk menentukan keganasan serta jenis peradangan.
10
Untuk menentukan keganasan
Untuk menentukan peradangan.
4. Urine
Tumor ginjal, tumor kandung kemih
Batu, infeksi saluran kemih
5. Cairan lambung
Untuk mengetahui adanya Gastritis akut atau kronik
Keganasan
Intestinal metaplasi dari mukosa lambung, yang selalu mendahului perubahan
keganasan.
1. Eksfoliasi
Sel-sel yang terlepas secara fisiologis misalnya cairan ascites, kerokan kulit, saliva.
2. Scruffing
Kerokan pada lapisan mukosa tertentu sehingga menimbulkan traumatic yang sedikit
mungkin, misalnya Pap Smear, kerokan dinding hidung.
11
3. Brushing
Berupa bilasan dari rongga tertentu, misalnya Bronchial brushing.
C. Teknik Pewarnaan
1. Persiapan Preparat Apus
Bahan yang diambil untuk preparat apus dapat berasal dari berbagai tempat diseluruh tubuh
dan sekresinya memiliki komposisi yang bervariasi. Prostat, mamae dan saluran genital
wanita dan sputum memiliki cairan kental dan biasanya mengandung sejumlah sel yang
cukup tinggi. Oleh karena itu, dapat menyebar secara langsung pada objek glass.
Sebaliknya air seni, cairan bilas saluran pencernaan atau bronchus dan exudat dan bahan
lainnya lebih encer serta mengandung sedikit sel. Endapannya dipisahkan ke objek glass
dengan pipet atau alat yang serupa lalu dilakukan apusan dengan menggunakan salah satu
sisi objek glass.
3. Tahapan Pewarnaan
Walaupun cara pengambilan bahan dan persiapan bahan dan pengambilannya berbeda-
beda di tiap laboratorium, pada dasarnya Teknik Papaniculaou memiliki prinsip yang sama.
Pertimbangan utama pemilihan teknik ini adalah :
12
Mewarnai inti sel dengan jelas yang berguna untuk melihat struktur inti bila ada
kemungkinan keganasan.
Pewarna banding yang akan menimbulkan warna pada sitoplasma, sehingga warna
inti lebih kontras.
Warna yang cerah dari sitoplasma akan memungkinkan untuk melihat sel-sel lain
dibawahnya yang terkadang bertumpuk atau berkelompok.
Yang dipakai untuk mewarnai inti adalah Harris Hematoxylin. Kromatin dan membrane
inti akan berwarna biru tua sampai ungu, sedangkan anak inti berwarna merah, pink atau
orange.
b. EA-50
Sel-sel yang memiliki sitoplasma yang asidofil memperlihatkan afinitas terhadap
eosin yang bersifat asam, sel-sel tersebut mengambil bayangan merah muda sampai
kuning. Sel yang memiliki sitoplasma basofil akan berwarna biru pucat atau biru
kehijauan oleh light green (warna basa).
1. Pindahkan sediaan dari eter alcohol tanpa pengeringan ke dalam tempat yang berisi
alcohol 95%
2. Masukkan ke dalam larutan 0,5% celloidin dalam eter alcohol selama 2 menit.
3. Masukkan ke dalam etil alcohol 80%, 10 celupan
4. Masukkan ke dalam etil alcohol 70%, 10 celupan
5. Masukkan ke dalam etil alcohol 50%, 10 celupan
6. Masukkan ke dalam aquadest sebanyak10 celupan
7. Masukkan ke dalam larutan Harris haematoxylin ang diencerkan dengan aquadest dalam
volume yang sama selama 6 menit.
8. Masukkan ke dalam aquadest, cuci di 2 tempat untuk menghilangkan sisa warna sampai
bersih
9. Masukkan ke dalam larutan HCl 0,25% sebanyak 6 celupan
10. Dibilas pada air kran yang mengalir selama 10 celupan
11. Masukkan ke dalam lithium 10 celupan, cuci lagi dengan air 10 celupan.
14
12. Masukkan dalam larutan etil alcohol 50% 10 celupan
13. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 70% 10 celupan
14. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 80% 10 celupan
15. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95% 10 celupan
16. Masukkan ke dalam larutan OG-6 selama 3 menit.
17. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 95%, cuci dalam 2 tempat 10 celupan, tapi tidak
boleh direndam dalam alcohol tersebut.
18. Masukkan dalam larutan EA-36, (EA-50) atau EA-65 bisa bergantian selama 3 menit.
19. Masukkan ke dalam larutan etil alkohol95%, cuci dalam 2 tempat dan dikocok 10
celupan.
20. Masukkan ke dalam larutan etil alcohol 100%, celupkan atau hapus dengan kertas saring,
untuk menghilangkan alcohol.
21. Masukkan dalam larutan xylol selama 3 menit
22. Lalu lakukan mounting preparat.
PENUTUP
Kesimpulan
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel. Diagnostic sitologi adalah ilmu
penilaian (interpretasi) dari sel yang berasal dari tubuh manusia, baik yang berasal dari sel yang
terlepas (exfoliated) dari permukaan epitel atau yang diambil dari beberapa tempat dengan cara
tertentu. Metode pewarnaan yang digunakan adalah Papaniculaou. Metode ini efektif karena
penetrasi yang cepat dari sel oleh fiksasi yaitu larutan eter dan etil alcohol 95% dalam volume
yang sama.
Saran
Sebaiknya tahapan demi tahapan dalam pemeriksaan sitologi dilakukan dengan benar
dan sesuai dengan prosedur agar didapatkan preparat yang baik atau representative.
Daftar Pustaka
http://pengetahuankitanersamaya.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pap-smear.html
15