Anda di halaman 1dari 3

Penegrtian pap smear Sitologi ginekologik apusan Pap (Ppa smear) adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang

lepas atau deskuamasi dari sistem alat kandungan wanita, meliputi sel-sel yang lepas dari vagina, serviks, endoserviks, dan endometrium.(Lestadi, 2009) Tujuan Pap smear Mengingat saat ini penyakit kanker serviks di Indonesia masih menduduki peringkat pertama sebagai penyakit kanker yang terbanyak dijumpai pada wanita,dengan melakukan pemeriksaan apusan pap, berarti telah melakukan usaha pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. (Lestadi, 2009) 1. Mendiagnosis adanya penyakit lain didalam vagina dan serviks, diantaranya infeksi human papilloma virus (HPV). (Lestadi, 2009) 2. Dapat mengetahui kanker serviks dini atau lesi prakanker yang belum menimbulkan gejala secara klinis, sehingga dapat dilakukan terapi dengan tuntas. (Lestadi, 2009) 3. Mendeteksi kelainan-kelainan yang ada dileher rahim atau untuk menilai kondisi sel-sel rahim. (khonsa, 2007) 4.

Sejarah pap smear Pertama kali diperkenalkan oleh George Nikolaus Papanicolaou pada tahun 1950 yang bertujuan untuk mendeteksi kanker leher rahim. Sejak pertama kali digunakan, pap smear belum ada perubahan yang mendasar dalam cara pembuatan sediaan apus maupun interpretasi sediaan sitologi pap smear. Perubahan yang terjadi hanya pada alat pengambilan apusan sekret mulut rahim (serviks) dan leher rahim (endoserviks). Pengambialn sekret apusan pertama kali menggunakan spatula Ayre standar dari kayu dan lidi kapas, kemudian beralih ke spatula Ayre modifikasi dan eccouvillon rigide alat berbentuk sonde dari logam untuk mengambil sekret endoserviks. Sekarang digunakan cervex brush untuk mengambil sekret serviks dan cytobrush untuk mengambil sekret endoserviks.(lestadi, 2009) Penggunaan selama 50 tahun menunjukan bahwa pap smear konvensional mempunyai peluang terjadinya hasil negatif-palsu. Artinya, dinyatakan negatif (tidak mengandung sel kanker), tetapi ternyata pasien menderita kanker leher rahim. Hal ini disebabkan oleh kesalahan dalam pengambilan sampel sekret leher rahim dengan cara pembuatan sediaan apus pap smear konvensional, sekret leher rahim diambil dengan cytobrush langsung dibuat sediaan apus diatas kaca objek. Beberapa penelitian menunjukan bahwa hanya sebagian kecil (20%) sel-sel yang tertampung diatas kaca objek, sedangkan sebagian besar (80%) sel-sel masih tertinggal pada cytobrush dan terbuang. Menurut literatur hasil negatif-palsu dapat juga disebabkan oleh kesalahan lokasi pengambilan sekret, sekret serviks harus diambil dari seluruh permukaan porsio serviks, dan sekret endoserviks harus diambil dari permukaan mukosa endoserviks, sedangkan sekret vagina tidak bermanfaat sama sekali karena nilai negatif palsunya sangat besar. Hal ini menyebabkan sediaan apus yang dibuat tidak mencerminkan keadaan leher rahim yang sebenarnya.(lestadi, 2009) Sejak tahun 1996, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat telah merekomendasikan penggunaan Thin Prep Pap Test,yaitu pemeriksaan pap smear cara baru berbasis cairan yang efektivitasnya sudah tidak diragukan lagi sebagai alternatif untuk mengatasi hasil negatif-palsu yang sering ditemukan pada pemeriksaan pap smear konvensional. Perbedaan Thin Prep Pap Test dengan pap smear konvensional adalah pada cara pembuatan sediaan apus. Pada Thin Prep Pap Test, setelah sekret leher rahim diambil dengan cervex brush/cytobrush, sekret segera dicelupkan terlebih dahulu kedalam cairan pengawet khusus dan menekan cervex brush/cytobrush kedasar botol cairan pengawet dan memutarnya sebanyak 10 kali agar sel-sel yang terdapat peda cervex brush/cytobrush terlepas semuanya kedalam cairan fiksasi dan tidak ada sel yang hilang atau tertinggal. Botol cairan yang telah mengandung sampel sel kemudian dimasukan kedalam mesin Thin Prep Processor 2000 untuk diproses menjadi sediaan apus diatas kaca objek secara otomatis dan computerized. (lestadi, 2009) Mesin prosesor akan menyaring darah, mukus dan eksudat radang yang akan membuat sediaan apus menjadi bersih, tipis, rata, terdiri dari satu lapis sel sehingga skrining terhadap sel prakanker dan sel kanker menjadi mudah dan akurat. Sensitifitas Thin Prep Pap Test dalam mendeteksi lesi prakanker berat dan kanker dini (lesi intra-epitelial skuamosa derajat tinggi) adalah 84,4% jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan pap smear konvensional yang sensitifitasnya hanya 57,7%. (lestadi, 2009)

Anda mungkin juga menyukai