Motilitas :
-
Tipe A : Bergerak maju, cepat dan lurus. Sebagian besar sperma terlihat
sperma yang terlihat bergerak maju, tetapi kurang cepat, dan tidak lurus.
Tipe C : Bergerak di tempat, dan tidak maju. Ada sedikit sperma yang terlihat
4.2 Pembahasan
4.2.1 Makroskopik
Pada pemeriksaan cairan semen secara makroskopik didapatkan warna semen seperti
putih mutiara atau keruh. Warna ini disebabkan oleh sekret dari kelenjar prostat. Sekret
dari kelenjar prostat mengandung ion sitrat, kalsium, ion fosfat, enzim pembeku dan
profibrinolisin. Semen akan terlihat kurang opaq jika konsentrasi sperma sangat rendah;
warna mungkin juga dapat berbeda, misalnya coklat-merah ketika terdapat sel darah
merah (haemospermia), ataupun kuning pada pria yang sakit kuning atau menggunakan
vitamin-vitamin atau obat-obat tertentu.
Selain berwarna putih mutiara atau keruh, semen ini juga berbau khas, seperti
rumput basah. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas oksidasi sperma. Semen
dengan bau yang tidak nyaman dapat menjadi tanda peradangan atau infeksi sementara
semen yang tidak berbau dapat mengindikasikan kelainan pada kelenjar prostat.
Dari hasil pengamatan, volume yang didapatkan adalah 2,3 ml dan telah memenuhi
kriteria normal yaitu volume diantara 2-5 ml. Volume semen yang rendah merupakan ciri
obstruksi duktus ejakulatorius ataupun absennya vas deferens bilateral kongenital ,
sebuah kondisi dimana vesikula seminalis juga tidak berkembang. Volume semen yang
rendah juga mengindikasikan masalah berkumpulnya semen (kehilangan fraksi
ejakulasi), ejakulasi retrograd parsial ataupun defisiensi androgen. Sedangkan, volume
semen yang besar menandakan eksudasi aktif dikarenakan inflamasi aktif pada organ
aksesorius.
Berdasarkan hasil pengamatan, semen yang dihasilkan encer karena mengalami
likuifaksi/ mencair setelah kurang dari 60 menit diejakulasikan. Hal tersebut tergolong
normal karena sperma akan terlikuifaksi setelah 30-60 menit dikeluarkan. Selain itu,
sampel sperma ini juga memiliki viskositas sedang. Hal ini juga menunjukkan bahwa
sampel ini tergolonh normal. Jika viskositas abnormal, tetesan akan memanjang hingga
lebih dari 2 cm. Berbeda dengan sampel yang tidak terlikuifaksi parsial, spesimen semen
yang kental menunjukkan kelengketan yang homogen dan konsistensinya tidak akan
berubah seiring waktu.
V. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Warna, bau, volume, likuifikasi, dan viskositas semen secara makroskopis masih
dalam batas normal (tanpa kelainan). Secara mikroskopis, sperma dalam kualitas baik baik
dalam jumlah, motilitas dan morfologi, walau banyak ditemukan sperma yang sudah mati.
Hal ini disebabkan karena pemeriksaan dilakukan hampir
dikeluarkan.
5.2
Saran