Anda di halaman 1dari 12

NAMA : FX.

Agung Pinto Laksono


NIM : P07134218132
PRODI : D4 TLM

LAPORAN PRAKTIKUM PLEBOTOMI II

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa mampu menggunakan alat-alat yang diperlukan pada tindakan


phlebotomi.
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan pasien yang disertai dengan informed
concern
3. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan darah vena dengan baik sesuai
dengan SOP.

II. PRINSIP PRAKTIKUM

Prinsip praktikum pengambilan sampling darah pada mata kuliah phlebotomy


adalah melakukan pengambilan sampling sesuai dengan SOP standar yang disertai
dengan inform concem yang tepat kepada pasien, berdasarkan etika profesi analis
kesehatan.

III. DASAR TEORI

Phlebotomi adalah proses pengambilan darah dengan teknik yang benar


sehingga komponen analitnya bisa dipertahankan. Tujuan phlebotomi ini untuk
mendapatkan sampel darah dengan meminimalisir kesalahan sehingga tidak
mengganggu hasil pemeriksaan laboratorium. Phlebotomis adalah istilah tenaga
kesehatan yang terlatih serta tersertifikasi untuk melakukan pengambilan sampel
darah baik itu dari vena, arteri, maupun kapiler.
Tugas utama seorang phlebotomis adalah untuk mendapatkan spesimen darah
untuk tes diagnostik, baik dengan penusukan vena, penusukan kulit, atau penusukan
arteri. Tiap langkah dalam proses phlebotomi berpengaruh pada kualitas spesimen dan
sangat berperan dalam mencegah terjadinya kesalahan hasil laboratorium, kecelakaan
pada pasien dan bahkan kematian. Contohnya, sentuhan jari saat memastikan letak
vena sebelum menusukkan jarum akan meningkatkan kemungkinan spesimen untuk
terkontaminasi. Ini dapat menyebabkan kesalahan pada hasil kultur darah, yang
kemudian akan memperpanjang perawatan di rumah sakit, memperlambat diagnosa
dan menyebabkan penggunaan antibiotik yang tidak diperlukan. Perlakuan dan
guncangan pada pengiriman tabung sampel darah dapat menyebabkan lisis atau
bahkan tabung terbuka dan merusak sel darah merah, menyebabkan hasil pemeriksaan
laboratorium yang tidak valid. Kesalahan administrasi dalam melengkapi formulir dan
mengidentifikasi pasien sangat merugikan dan seharusnya dapat dicegah. Efek lain
yang merugikan bagi pasien antara lain ; memar pada lokasi penusukan, pingsan,
kerusakan jaringan atau urat syaraf, dan hematoma.
Pengambilan darah yang baik, harus disertai dengan adanya informed consent.
Informed concent adalah persetujuan pasien atau keluarganya secara sadar untuk
mengijinkan, diperiksa, dilakukan tindakan medis atau diobati oleh tenaga kesehatan.
Dalam hal ini pasien dapat mengetahui tindakan apa saja yang akan dilakukan
terhadap dirinya. Melakukan suatu tindakan medis tanpa disertai inform consent dapat
dikategorikan sebagai ancaman kesehatan. Phlebotomi merupakan suatu prosedur
yang rutin dilakukan tetapi tetap mengandung unsur yang dapat membawa kita ke
dalam gugatan hukum. Tidak ada satupun tenaga medis pada umumnya dan
phlebotomis pada khususnya yang ingin bermasalah terhadap hukum.
PENGENALAN PERALATAN PHLEBOTOMY

Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 17 Januari 2020

I. ALAT-ALAT YANG DIPERGUNAKAN UNTUK TINDAKAN PHLEBOTOMY


1. Spuit
Spuit adalah alat yang digunakan untuk pengambilan darah atau pemberian
injeksi intravena dengan volume tertentu. Spuit mempunyai skala yang dapat
digunakan untuk mengukur jumlah darah yang akan diambil, volume spuit
bervariasi dari Iml, 3ml, 5 ml bahkan ada yang sampai 50 ml yang biasanya
digunakan untuk pemberian cairan sonde atau syring pump.
2. Tourniquet
Tourniquet merupakan bahan mekanis yang fleksibel, biasanya terbuat dari
karet sintetis : bisa merenggang. Digunakan sebagai pembendung pembuluh darah
pada organ yang akan dilakukan penusukan plebotomy. Adapun tujuan
pembendungan ini adalah untuk fiksasi, pengukuhan vena yang akan diambil. Dan
juga untuk menambah tekanan vena yang akan diambil, Sehingga akan
mempermudah proses penyedotan darah kedalam spuit.
3. Kapas Alkohol
Kapas alcohol merupakan bahan dari wool atau kapas yang mudah menyerap
dan dibasahi dengan antiseptic berupa etil alkohol. Tujuan penggunaan kapas
alkohol adalah untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu pengamatan
letak vena sekaligas mensterilkan area penusukan agar resiko infeksi bisa ditekan.
4. Needle, Wing needle
Needle ialah ujung spuit atau jarum yang digunakan untuk pengambilan secara
vakum. Needle ini bersifat non fixed atau mobile sehingga mudah dilepas dari spuit
serta container vacuum. Penggantian needle dimaksudkan untuk menyesuaikan
dengan besarnya vena yang akan diambil atau untuk kenyamanan pasien yang
menghendaki pengambilan dengan jarum kecil. Sedangkan wing needle (jarum
kupu-kupu) adalah needle yang biasanya digunakan dalam phlebotomy yang
dilakukan pada anak kecil, bayi dan balita.
5. Holder
Holder adalah tempat memasang needle, pada phlebotomy metode vacutainer.
Metode ini merupakan metode pengambilan sampel darah vena tanpa spuit.
6. Vacuum tube
Tabung vakum pertama kali dipasarkan dengan nama dagang Vacutainer.
Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau
plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir masuk ke dalam
tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume tertentu telah tercapai.
 Tabung tutup merah.
Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan menjadi beku
dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah
(crossmatching test).
 Tabung tutup kuning.
Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST) yang fungsinya
memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada
di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi
 Tabung tutup hijau terang.
Tabung ini berisi gel separator (plasma separator tube/PST) dengan
antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di
bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah.
 Tabung tutup ungu atau lavender.
Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah
lengkap dan bank darah (crossmatch) o Tabung tutup biru. Tabung ini berisi
natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis.
PPT, APTT) Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium
heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik
eritrosit, kimia darah.
 Tabung tutup biru gelap.
Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya digunakan untuk
pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
 Tabung tutup abu-abu terang.
Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk
pemeriksaan glukosa.
 Tabung tutup hitam
Tabung ini berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan LED
(ESR).
 Tabung tutup pink
Tabung ini berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
imunohematologi.
 Tabung tutup putih
Tabung ini berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
molekuler/PCR dan bDNA.
 Tabung tutup kuning dengan wama hitam di bagian atas
Tabung ini berisi media biakan, digunakan untuk pemeriksaan
mikrobiologi - acrob, anaerob dan jamur.
7. Jarum untuk tabung vakum.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh
sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan
jarum pada sisi posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi
oleh bahan dari karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar.
Sambungan berulir berfungsi untuk meletakkan jarum pada sebuah holder dan
memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada jarum posterior.
II. PEMBAHASAN

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :

 Pemasangan turniket (tali pembendung)


o pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)
o melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
 Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan
masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
 Penusukan
o penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
o tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan
darah bocor dengan akibat hematoma
 Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien
ketika dilakukan penusukan.

Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :

 Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan cara
melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung.
Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum,
berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum
dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai
berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
 Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-mutar
tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut. Mengocok
sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
 Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum adalah : pertama – botol
biakan (culture) darah atau tabung tutup kuning-hitam kedua – tes koagulasi (tabung
tutup biru), ketiga – tabung non additive (tutup merah), keempat – tabung tutup merah
atau kuning dengan gel separator atau clot activator, tabung tutup ungu/lavendet
(EDTA), tabung tutup hijau (heparin), tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)
III.KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa:
1. Alat hematologi adalah alat laboratorium yang berfungsi untuk pengukuran dan
pemeriksaan sel darah dan sampel darah.
2. Kita dapat mengetahui alat alat hematologi prosedur keja, cara perawatan alat, dan prinsip
kerja alat.
3. Dalam kegiatan pengambilan darah harus menunjukan ketelitian kerja

Praktikan,

(FX. Agung Pinto Laksono)


PENGAMBILAN SAMPEL DARAH VENA
(DENGAN ALAT SUNTIK SPUIT/SYRINGE)

Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 31 Januari 2020

I.PERSIAPAN PERALATAN
Sebelum memulai pengambilan darah perlu dipersiapkan terlebih dahulu peralatan
tindakan phlebotomy, seperti: sarung tangan, toumiquet, janum spuit, alkohol 70%, kain
kasakapas, plester, alat tulis, label dan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.

II.KOMUNIKASI (INFORMED CONSENT)


Phlebotomis harus sudah menggunakan /memasang Alat Pelindung Diri(APD) seperti
jas praktikum, sarung tangan, masker) sebelum memanggil pasien.

Langkah-langkah Informed Consent yang dilakukan saat phlebotomy adalah:


 Memanggil nama pasien dengan jelas dan benar sesuai dengan yang tercantum
dalam formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
 Harus memasang wajah ramah saat menyambut pasien, dan mempersilahkan
pasien duduk di kursi yang telah disediakan.
 Meminta kerjasama pasien untuk mencocokkan data yang tercantum dalam
formulir permintaan pemeriksaan dengan mengajukan pertanyaan, namun tidak
diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan dengan kemungkinan jawaban ya
atau tidak.
 Menanyakan persiapan pasien berdasarkan pemeriksaan yang diminta.
 Menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan phlebotomy yang akan dilakukan,
dengan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti.
 Menunjukkan peralatan phlebotomy yang akan digunakan, kepada pasien dan
menjelaskan kegunaannya.
 Meminta ijin untuk melihat vena pasien dengan sopan.
 Meminta ijin untuk melakukan tindakan phlebotomy.
 Setelah sampel berhasil diambil, tutup lokasi pengambilan dengan plester sambil
menanyakan keadaan pasien, serta meminta maaf apabila tindakan phlebotomy
yang telah dilakukan menimbulkan rasa sakit.
 Menunjukkan kepada pasien sampel yang berhasil diambil, serta kecocokan
identitas yang tertera pada tabung sampel (etiket).
 Mengucapkan terima kasih kepada pasien karena telah bekerja sama, lalu
memberikan informasi yang tepat tentang pengambilan hasil laboratorium.

III. PENGAMBILAN DARAH


 Pembendung / tourniquet dipasang 4-5 jari diatas venepuncture.
 Menetapkan vena dengan cara memegang lengan pasien dan meletakkan jempol
dibawah daerah venepuncture dan vena yang akan ditusuk didesinfeksi.
 Meminta pasien untuk membentuk kepalan agar vena dapat tampak terlihat jelas.
 Jarum diarahkan ke vena dengan menusuk vena membentuk sudut 30 derajat atau
kurang. Setelah darah terkumpul, pembendung dilepaskan kemudian jarum
ditarik. Pedoman lain menyarankan melepas tourniquet segera setelah darah
mengalir atau selalu sebelum tourniquet ditempat selama 2 menit atau lebih.
 Jarum ditarik perlahan-lahan dan ditekan pada daerah bekas tusukan dengan
menggunakan kain kasa atau kapas kering yang dibentuk bulat. Sambil
disarankan kepada paslen untuk menekan kapas tersebut beberapa menit dengan
posisi lengan lurus, karena dengan membengkokkan lengan dapat terjadi
hematom.

IV.HASIL

Nama Pasien : Dariati


Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pengambilan : darah vena (berhasil)

V.PEMBAHASAN
Pengambilan darah vena sangat bermanfaat bagi setiap pemeriksaan hematologi.
Yang perlu diperhatikan adalah:
1. Pemasangan turniket (tali pembendung)
 pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi
(peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total,
AST, besi, kolesterol, lipid total)
 melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
2. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan
masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
3. Penusukan
 penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat
mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi
menyebabkan hematoma.
 tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan
akibat hematoma
4. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat
kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika
dilakukan penusukan

VI.KESIMPULAN
Sampling darah vena secara baik dan benar sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan
tidak menimbulkan keluhan pada pasien.
1. Pembendungan yang terlalu lama akan mempengaruhi hasil pemeriksaan karena akan
terjadi hemokonsentrasi.
2. Vena yang dapat ditusuk yaitu: pada orang dewasa adalah vena fossa cubiti, pada bayi
vene juguralis superfialis atau sinus sagitalis superior.
3. Penusukkan harus tepat pada vena agar tidak menimbul hematum.
4. Pengisapan darah yang terlalu dalam akan menyebabkan darah membeku dalam spuit,
segera pisahkan darah ke dalam tabung sesuai dengan jenis pemeriksaan.

Praktikan,

(FX. Agung Pinto Laksono)


PENGAMBILAN DARAH VENA
(DENGAN TABUNG VAKUM)

Hari,Tanggal Praktikum : Jumat, 14 Februari 2020

I.PERSIAPAN PERALATAN
Sebelum memulai pengambilan darah perlu dipersiapkan terlebih dahulu peralatan
tindakan phlebotomy, seperti: sarung tangan, toumiquet, jarum, tube holder alkohol 70%,
kain kasakapas, plester, alat tulis, label dan formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium.
II. KOMUNIKASI (INFORMED CONSENT)
Phlebotomis harus sudah menggunakan / memasang Alat Pelindung Diri (APD)
seperti : jas praktikum, sarung tangan, masker) sebelum memanggil pasien.

Langkah-langkah Informed Consent yang dilakukan saat phlebotomy adalah :


 Memanggil nama pasien dengan jelas dan benar sesuai dengan yang tercantum dalam
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
 Harus memasang wajah ramah saat menyambut pasien, dan mempersilahkan pasien
duduk di kursi yang telah disediakan.
 Meminta kerjasama pasien untuk mencocokkan data yang tercantum dalam formulir
permintaan pemeriksaan dengan mengajukan pertanyaan, namun tidak diperbolehkan
untuk mengajukan pertanyaan dengan kemungkinan jawaban ya atau tidak.
 Menanyakan persiapan pasien berdasarkan pemeriksaan yang diminta.
 Menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan phlebotomy yang akan dilakukan,
dengan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti.
 Menunjukkan peralatan phlebotomy yang akan digunakan, kepada pasien dan
menjelaskan kegunaannya.
 Memohon ijin untuk melihat vena pasien dengan sopan.
 Memohon ijin untuk melakukan tindakan phlebotomy.
 Setelah sampel berhasil diambil, tutup lokasi pengambilan dengan plester sambil
menanyakan keadaan pasien, serta meminta maaf apabila tindakan phlebotomy yang
telah dilakukan menimbulkan rasa sakit.
 Menunjukkan kepada pasien sampel yang berhasil diambil, serta kecocokan identitas
yang tertera pada tabung sampel (etiket).
 Mengucapkan terima kasih kepada pasien karena telah bekerja sama, lalu memberikan
informasi yang tepat tentang pengambilan hasil laboratorium.

III.PENGAMBILAN DARAH
 Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
 Dipasang pembendung / tourniquet 4-5 jari diatas venepuncture.
 Menetapkan vena dengan cara memegang lengan pasien dan meletakkan jempol
dibawah daerah venepuncture dan vena yang akan ditusuk didesinfeksi dengan cara
melingkar, dimulal dari tengah ke arah luar lebih kurang 2 cm sampai mengering.
Jangan menyentuh daerah yang sudah didesinfeksi.
 Meminta paslen untuk membentuk kepalan agar vena dapat tampak terlihat jelas.
 Jarum diarahkan sampai menyentuh vena yang sudah didesinfeksi dengan membentuk
sudut kurang dari 30 derajat dengan lubang jarum menghadap ke atas.
 Lakukan tusukan ke sepanjang vena dengan lubang jarum menghadap ke atas.
Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior
tertancap pada tabung. maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung, Tunggu
sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung
pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
 Setelah tabung dilepaskan dari holder, dilepas tourniquet.
 Kapas diletakkan ditempat tusukan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa saat lalu plester. JANGAN menarik jarum sebelum melepaskan tabung
vakum dari holder.

IV.HASIL

Pasien : Dariati
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pengambilan : darah vena dengan vakum (berhasil)

V.PEMBAHASAN

Keuntungan menggunakan metode pengambilan ini adalah, tak perlu membagi-bagi


sampel darah ke dalam beberapa tabung. Cukup sekali penusukan, dapat digunakan untuk
beberapa tabung secara bergantian sesuai dengan jenis tes yang diperlukan. Untuk keperluan
tes biakan kuman, cara ini juga lebih bagus karena darah pasien langsung dapat mengalir
masuk ke dalam tabung yang berisi media biakan kuman. Jadi, kemungkinan kontaminasi
selama pemindahan sampel pada pengambilan dengan cara manual dapat dihindari.
Pada pengambilan pun biasanya pelepasan tourniquet pada saat selesai pengambilan
darah pertama, posisi tangan dan vakum harus benar supaya tidak terjadi tabrakan. Dimana
vakum diletakan di kanan sehingga saat tangan kiri menahan needle tangan kanan mudah
mengambil vakum. Cara memasang vakum pun harus kencang sehingga tangan harus bias
menahan tube holder supaya tidak bergerak. Jika sudah selesai untuk melepaskannya tinggal
menarik sambil memutar.

VLKESIMPULAN
Jadi, alat yang diperlukan dalam pengambilan darah dengan vakum ialah, sarung
tangan, toumiquet, jarum, tube holder alkohol 70%, kain kasakapas, plester, alat tulis,
label dan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium. Untuk pengambilannya sangat
menguntungkan karena bias diambil beberapa kali tanpa perlu melepas needle jika
pemeriksaannya diperlukan banyak darah dan pemeriksaan lanjutan.

Praktikan,

(FX. Agung Pinto Laksono)

Anda mungkin juga menyukai