Anda di halaman 1dari 25

KARYA TULIS ILMIAH

IDENTIFIKASI JAMUR Aspergillus sp PADA IKAN ASIN


DI PASAR YOUTEFA TAHUN 2019

Nama : Christine Paschalyn Aprilia Korwa


NIM : PO.71.25.5.16.007

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Jamur kelas Ascomycota
dengan konidia berbentuk
oval, semi bulat dan bulat.
Aspergillus sp
Dapat mencemari bahan
pangan dan makanan, bahkan
Aspergillosis menginfeksi manusia
Ikan yang diawetkan
menggunakan garam. Dan
Ikan asin banyak digemari konsumen,
karena harga yang murah
dan mudah didapat

Indonesia dengan Pasar Youtefa merupakan


Dalam 4 tahun terakhir,
iklim hujan tropis, tempat distribusi terhadap
jumlah penderita
menyebabkan berbagai olahan ikan termasuk
Aspergilosis pulmonal
tingginya ikan asin. Permintaan
mencapai > 5,7 miliar
kelembaban udara konsumen pada ikan asin cukup
orang ( > 80% populasi
dengan suhu rata- tinggi sehingga pedagang harus
di dunia).
rata 28 – 33ᵒC. membeli dari luar kota.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimanakah identifikai Jamur Aspergillus sp pada ikan asin di
Pasar Youtefa?
1.3 Tujuan penelitian
Untuk mengidentifikasi ada tidaknya jamur Aspergillus sp pada ikan
asin di Pasar Youtefa.
1.4 Manfaat penelitian
1. Sebagai tambahan sumber data atau sumber kajian pustaka tentang
jamur Aspergillus sp kepada pihak institusi dibidang Mikologi.
2. Melindungi masyarakat sebagai pembeli atau penjual terhadap
tercemarnya komoditi ikan asin oleh jamur Aspergillus sp.
3. Dapat meningkatkan kemampuan di laboratorium bidang Mikologi
tentang cara identifikasi jamur Aspergillus sp.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alergi Bronkus Paru Paru-paru kronis Paru-paru
invasif
KERANGKA TEORI
Dikonsumsi /
Aspergillosis terhirup oleh
manusia
Sifat-sifat fisiologis:
Air : 16-17% Bahan pangan:
Aspergilus sp
Suhu : 10-40oC •Jagung
O2dan pH : pH 5-8 •Kacang tanah
•Gandum
Makanan : Protein,
Pemeriksaan •Oat
lipid, pati, pektin
laboratorium •Ikan asin
•Udang kering

Pemeriksaan Pemeriksaan
langsung dengan dengan lampu
KOH 10% wood

Negatif: Positif:
Tidak terlihat Terlihat Positif: Negatif:
hifa/spora hifa/spora Berpendar Berpendar
kuning ungu (warna
kehijauan asli lampu
Kultur dengan wood)
media SDA

Positif:
Negatif:
Tumbuh koloni
Tidak tumbuh
berwarna hijau tua/
koloni
hijau kekuningan/hitam
KERANGKA KONSEP
Variabel bebas
Variabel terikat

Ada tidaknya jamur


Ikan asin
Aspergillus sp

Variabel antara

− Pemeriksaan langsung
dengan KOH 10%
− Kultur dengan media SDA
− Pemeriksaan dengan LPCB
DEFINISI OPERASIONAL
Skala
No. Variabel Definisi Alat ukur / metode Hasil ukur
data
1. Ikan asin Ikan asin yang ada Pengambilan Bercak keabu-abuan Nominal
di Pasar Youtefa secara langsung pada tubuh ikan asin
yang tercemar jamur
2. Aspergillus sp Jamur yang ada - KOH 10% (+):Ditemukan Nominal
hifa/spora/miselium
pada ikan asin (-):Tidak ditemukan
morfologi jamur.

- Kultur (+): Tumbuh koloni


kuning kehijauan/
hijau tua/ hitam.
(-):Tidak tumbuh
koloni.

- LPCB (+):Ditemukan
hifa/spora/miselium
(-):Tidak ditemukan
morfologi jamur.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian

jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan

rancangan cross sectional.

3.2 Waktu dan tempat penelitian

3.2.1 Waktu

Waktu penelitian dilakukan pada 7 Desember 2018 – 18 Desember 2018.

3.2.2 Tempat

Tempat penelitian di laboratorium umum Poltekkes Kemenkes Jayapura.


3.3 Populasi dan sampel penelitian
3.3.1 Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ikan asin di Pasar Youtefa
3.3.2 Sampel penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah ikan asin dari masing-masing 7
kios yang ada di Pasar Youtefa
3.4 Pemeriksaan jamur pada sampel Ikan asin

Alat Bahan
1. Mikroskop 1. Sampel ikan asin
2. Objek glass 2. Larutan KOH 10%
3. Cover glass 3. Media SDA
4. Ose jarum 4. Larutan LPCB
5. Ose bulat
6. Cawan petri
7. Lampu spirtus
8. Inkubator
Prosedur kerja
Hari pertama
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Larutan KOH 10% dibuat dengan mencampurkan: 10 gram KOH 10%,
aquades: 100 cc
3. Disiapkan sampel ikan asin, objek glass dan cover glass yang bersih
4. Dinyalakan lampu spirtus, di sterilkan atau di viksasi ose jarum,
kemudian diambil sampel ikan asin dengan ose jarum tadi
5. Diletakkan sampel ikan asin pada objek glass yang bersih lalu ditetesi
dengan larutan KOH 10%
6. Di tutup dengan cover glass. ditekan perlahan untuk menghilangkan
gelembung udara
7. Di fiksasi kembali ose jarum tadi agar spora tidak menyebar
8. Difiksasi atau flaming slide dengan nyala api lampu spirtus
9. Diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran objektif 10x. Bila
elemen jamur (hifa) sudah terlihat, pembesaran dapat dinaiikan 20-
40x, agar morfologi jelas terlihat.
Interpretasi hasil
Positif (+) : jika ditemukan morfologi jamur dengan ciri-ciri
memiliki hifa,spora,miselium,vesicle,stipe.
Negatif (-) : jika tidak ditemukan morfologi jamur.
Hari ke 2-8
Pemeriksaan kultur dengan menggunakan media SDA (Saboroud Dextrose
Agar)
1. Media SDA disterilkan dengan menggunakan autoklaf selama 15-20
menit pada suhu 121o C
2. Diberi label pada cawan petri sebelum disterilkan
3. Sisa sampel ikan asin ditanam dimedia SDA
4. Diinkubasi selama 1 minggu pada suhu kamar 25-30o C
5. Dilakukan pengamatan pertumbuhan jamur setiap hari
Interpretasi hasil:
Positif (+) : Jika tumbuh koloni jamur
Negatif (-) : Jika tidak ditumbuhi koloni jamur
Hari ke-9
Pengamatan jamur setelah 1 minggu menggunakan KOH 10%
1. Setelah tumbuh, diambil biakan jamur menggunakan satu mata ose bulat
lalu diletakkan pada objek glass
2. Diteteskan 1 tetes KOH 10%
3. Ditutup dengan cover glass
4. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10x dengan
memperjelas gunakan perbesaran objektif 40x
Interpretasi hasil:
Positif (+) : jika ditemukan morfologi jamur dengan ciri-ciri yaitu:
hifa,spora,miselium,vesicle,stipe.
Negatif (-) : jika tidak ditemukan morfologi jamur.
3.5 Sumber data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan langsung oleh peneliti dari hasil
penelitian laboratorium.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diiambil dalam penelitian, tetapi
dikumpulkna berupa jurnal dan buku-buku terkait dengan penelitian.
3.6 Teknik pengambilan sampel
– Sampel ikan asin yang diduga terkontaminasi jamur Aspergillus sp,
dimasukkan kedalam plastik bening steril.
– Sampel diberikan kode sesuai dengan kios yang didatangi.
– Sampel disimpan kedalam sebuah wadah/box lalu dan diteliti di laboratorium.
3.7 Teknik pengolahan data
Pengolahan data dari hasil penelitian adalah dengan melihat morfologi jamur
pada sampel kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dinarasikan berdasarkan
teori-teori yang ada.
3.8 Analisa data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalambentuk tabel lalu
dicocokkan dengan atlas mikologi medik.
Alur penelitian Sampel Ikan Asin

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan langsung
dengan KOH 10%

Tidak terlihat hifa, Terlihat bentuk jamur


spora (hifa,spora)

Kultur jamur dengan media SDA

Inkubasi 7 hari (25oC - 30 oC)

Pemeriksaan dengan LPCB

Analisis data

Kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Youtefa. Pasar Youtefa
termasuk dalam Distrik Abepura dengan luas tanah 7 hektar.
Adapun batas wilayah Pasar Youtefa adalah :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Wai Mborock


2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kota Baru

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Yobe


4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan VIM
4.2 Kios yang menjual ikan asin
Berdasarkan hasil uji laboratorium yang telah dilakukan terhadap
sampel ikan asin yang dijual di Pasar Youtefa sebanyak 7 kios yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.1. Kios yang menjual ikan asin
No Kios Keterangan
1 A Tumbuh jamur Aspergillus sp
2 B Tumbuh jamur Aspergillus sp
3 C Tumbuh jamur Aspergillus sp
4 D Tumbuh jamur Aspergillus sp
5 E Tumbuh jamur Aspergillus sp
6 F Tumbuh jamur Aspergillus sp
7 G Tumbuh jamur Aspergillus sp

Sumber: Data primer 2018


4.3 Hasil pemeriksaan
Kios /
No Pewarnaan Gambar Hasil
Sampel

1 A KOH 10% Positif Aspergillus sp

2 B LPCB Positif Aspergillus sp

3 C LPCB Positif Aspergillus sp


Kios /
No Pewarnaan Gambar Hasil
Sampel

4 D LPCB Positif Aspergillus sp

5 E KOH 10% Positif Aspergillus sp

6 F LPCB Positif Aspergillus sp

7 G LPCB Positif Aspergillus sp


4.4 Penyimpanan ikan asin

Pada umumnya ikan asin diperjual belikan di pasar tradisional yang


mempunyai sanitasi lingkungan yang rendah, sehingga dalam proses pengolahan,
penyimpanan dan pendistribusian mempengaruhi pertumbuhan jamur. Dari
pengamatan lagsung terlihat ikan asin dalam keadaan lembab sehingga mendukung
pertumbuhan jamur.

4.5 Pembahasan

Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa ikan asin
dari 7 kios di Pasar Youtefa, terkontaminasi jamur Aspergillus sp. Ikan asin yang
belum kering , apabila di simpan didalam plastik terlalu lama akan mengeluarkan
bau busuk dan berair. Ikan asin yang sudah kering juga bisa berjamur. Cirinya jika
sudah berbau busuk dan berbubuk. Hal ini disebabkan karena cara pengemasan
pada ikan asin yang kurang baik, tidak dikeringkan dengan sempurna dan
penyimpanan ikan asin terlalu lama (Sumarmianti, 2008).
Dari hasil pemeriksaan mikroskopik, didapatkan jamur Aspergillus sp membentuk
filament yang terdiri dari benang hifa. Hifa yang dimakud adalah struktur berupa
benang yang tersusun atas dindig berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi
membrane plasma dari sitoplasma hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut
miselium. Berdasarkan kultur didapatkan koloni membentuk beludru berwarna
cokelat, hijau, dan abu-abu.

Berdasarkan tabel 4.2, ditemukan :

Sampel A : Ditemukan hifa bersepta dengan spora menyebar.


Sampel B,C, dan D : ditemukan konidia melekat pada vesicle, spora menyebar dan
konidofora bersepta.

Sampel E : bertumpuk, hifa bersepta, miselium bercabang,, konidia melekat pada


fialid, fialid melekat pada vesikel dan spora menyebar.

Sampel F : terdapat hifa, konidia melekat pada vesikel dan spora menyebar.
Sampel G : terdapat hifa, spora menyebar, disebelahnya terdapat kepala atau
vesicle dari jamur Aspergillus sp.
Jamur Aspergillus sp dapat tumbuh pada permukaan ikan asin dan
dapat menghasilkan lendir, penyimpangan bau dan rasa, perubahan warna,
permukaan daging menjadi lengket, dan adanya spot hitam akibat
pertumbuhan jamur. Jenis jamur yang sering menyerang ikan asin, antara
lain Aspergillus paracticus (19,2 %), Aspergillus niger (38,5 %),
Aspergillus vlavus (7,7 %), serta jenis-jenis lainnya (Pratiwi dan Rusyanto,
2009).
Penyakit yang disebabkan oleh jamur Aspergillus sp disebut dengan
Aspergillosis. Penyakit ini umumnya mempengaruhi sIstem pernafasan.
Aspergillosis dapat menjadi penyakit yang lebih serius ketika sporanya
terhirup oleh penderita gangguan system kekebalan tubuh, penyakit paru
atau asma.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, di temukan


jamur Aspergillus sp, dimana semua sampel ikan asin yang dijual di
Pasar Youtefa positif mengandung jamur Aspergillus sp.
5.2 Saran

Bagi peneliti selanjutnya, untuk melakukan penelitian dengan


menambahkan parameter atau uji lain seperti pengaruh faktor
lingkungan pasar dengan ada tidaknya jamur Aspergillus sp atau
melanjutkan dengan metode lain seperti sinar wood.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai