Pemeriksaan Pemeriksaan
langsung dengan dengan lampu
KOH 10% wood
Negatif: Positif:
Tidak terlihat Terlihat Positif: Negatif:
hifa/spora hifa/spora Berpendar Berpendar
kuning ungu (warna
kehijauan asli lampu
Kultur dengan wood)
media SDA
Positif:
Negatif:
Tumbuh koloni
Tidak tumbuh
berwarna hijau tua/
koloni
hijau kekuningan/hitam
KERANGKA KONSEP
Variabel bebas
Variabel terikat
Variabel antara
− Pemeriksaan langsung
dengan KOH 10%
− Kultur dengan media SDA
− Pemeriksaan dengan LPCB
DEFINISI OPERASIONAL
Skala
No. Variabel Definisi Alat ukur / metode Hasil ukur
data
1. Ikan asin Ikan asin yang ada Pengambilan Bercak keabu-abuan Nominal
di Pasar Youtefa secara langsung pada tubuh ikan asin
yang tercemar jamur
2. Aspergillus sp Jamur yang ada - KOH 10% (+):Ditemukan Nominal
hifa/spora/miselium
pada ikan asin (-):Tidak ditemukan
morfologi jamur.
- LPCB (+):Ditemukan
hifa/spora/miselium
(-):Tidak ditemukan
morfologi jamur.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
3.2.1 Waktu
3.2.2 Tempat
Alat Bahan
1. Mikroskop 1. Sampel ikan asin
2. Objek glass 2. Larutan KOH 10%
3. Cover glass 3. Media SDA
4. Ose jarum 4. Larutan LPCB
5. Ose bulat
6. Cawan petri
7. Lampu spirtus
8. Inkubator
Prosedur kerja
Hari pertama
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Larutan KOH 10% dibuat dengan mencampurkan: 10 gram KOH 10%,
aquades: 100 cc
3. Disiapkan sampel ikan asin, objek glass dan cover glass yang bersih
4. Dinyalakan lampu spirtus, di sterilkan atau di viksasi ose jarum,
kemudian diambil sampel ikan asin dengan ose jarum tadi
5. Diletakkan sampel ikan asin pada objek glass yang bersih lalu ditetesi
dengan larutan KOH 10%
6. Di tutup dengan cover glass. ditekan perlahan untuk menghilangkan
gelembung udara
7. Di fiksasi kembali ose jarum tadi agar spora tidak menyebar
8. Difiksasi atau flaming slide dengan nyala api lampu spirtus
9. Diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran objektif 10x. Bila
elemen jamur (hifa) sudah terlihat, pembesaran dapat dinaiikan 20-
40x, agar morfologi jelas terlihat.
Interpretasi hasil
Positif (+) : jika ditemukan morfologi jamur dengan ciri-ciri
memiliki hifa,spora,miselium,vesicle,stipe.
Negatif (-) : jika tidak ditemukan morfologi jamur.
Hari ke 2-8
Pemeriksaan kultur dengan menggunakan media SDA (Saboroud Dextrose
Agar)
1. Media SDA disterilkan dengan menggunakan autoklaf selama 15-20
menit pada suhu 121o C
2. Diberi label pada cawan petri sebelum disterilkan
3. Sisa sampel ikan asin ditanam dimedia SDA
4. Diinkubasi selama 1 minggu pada suhu kamar 25-30o C
5. Dilakukan pengamatan pertumbuhan jamur setiap hari
Interpretasi hasil:
Positif (+) : Jika tumbuh koloni jamur
Negatif (-) : Jika tidak ditumbuhi koloni jamur
Hari ke-9
Pengamatan jamur setelah 1 minggu menggunakan KOH 10%
1. Setelah tumbuh, diambil biakan jamur menggunakan satu mata ose bulat
lalu diletakkan pada objek glass
2. Diteteskan 1 tetes KOH 10%
3. Ditutup dengan cover glass
4. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10x dengan
memperjelas gunakan perbesaran objektif 40x
Interpretasi hasil:
Positif (+) : jika ditemukan morfologi jamur dengan ciri-ciri yaitu:
hifa,spora,miselium,vesicle,stipe.
Negatif (-) : jika tidak ditemukan morfologi jamur.
3.5 Sumber data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan langsung oleh peneliti dari hasil
penelitian laboratorium.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung diiambil dalam penelitian, tetapi
dikumpulkna berupa jurnal dan buku-buku terkait dengan penelitian.
3.6 Teknik pengambilan sampel
– Sampel ikan asin yang diduga terkontaminasi jamur Aspergillus sp,
dimasukkan kedalam plastik bening steril.
– Sampel diberikan kode sesuai dengan kios yang didatangi.
– Sampel disimpan kedalam sebuah wadah/box lalu dan diteliti di laboratorium.
3.7 Teknik pengolahan data
Pengolahan data dari hasil penelitian adalah dengan melihat morfologi jamur
pada sampel kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dinarasikan berdasarkan
teori-teori yang ada.
3.8 Analisa data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalambentuk tabel lalu
dicocokkan dengan atlas mikologi medik.
Alur penelitian Sampel Ikan Asin
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan langsung
dengan KOH 10%
Analisis data
Kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.5 Pembahasan
Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa ikan asin
dari 7 kios di Pasar Youtefa, terkontaminasi jamur Aspergillus sp. Ikan asin yang
belum kering , apabila di simpan didalam plastik terlalu lama akan mengeluarkan
bau busuk dan berair. Ikan asin yang sudah kering juga bisa berjamur. Cirinya jika
sudah berbau busuk dan berbubuk. Hal ini disebabkan karena cara pengemasan
pada ikan asin yang kurang baik, tidak dikeringkan dengan sempurna dan
penyimpanan ikan asin terlalu lama (Sumarmianti, 2008).
Dari hasil pemeriksaan mikroskopik, didapatkan jamur Aspergillus sp membentuk
filament yang terdiri dari benang hifa. Hifa yang dimakud adalah struktur berupa
benang yang tersusun atas dindig berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi
membrane plasma dari sitoplasma hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut
miselium. Berdasarkan kultur didapatkan koloni membentuk beludru berwarna
cokelat, hijau, dan abu-abu.
Sampel F : terdapat hifa, konidia melekat pada vesikel dan spora menyebar.
Sampel G : terdapat hifa, spora menyebar, disebelahnya terdapat kepala atau
vesicle dari jamur Aspergillus sp.
Jamur Aspergillus sp dapat tumbuh pada permukaan ikan asin dan
dapat menghasilkan lendir, penyimpangan bau dan rasa, perubahan warna,
permukaan daging menjadi lengket, dan adanya spot hitam akibat
pertumbuhan jamur. Jenis jamur yang sering menyerang ikan asin, antara
lain Aspergillus paracticus (19,2 %), Aspergillus niger (38,5 %),
Aspergillus vlavus (7,7 %), serta jenis-jenis lainnya (Pratiwi dan Rusyanto,
2009).
Penyakit yang disebabkan oleh jamur Aspergillus sp disebut dengan
Aspergillosis. Penyakit ini umumnya mempengaruhi sIstem pernafasan.
Aspergillosis dapat menjadi penyakit yang lebih serius ketika sporanya
terhirup oleh penderita gangguan system kekebalan tubuh, penyakit paru
atau asma.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan