Anda di halaman 1dari 19

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KADAR SGOT DAN SGPT


PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU

MAR’ATU THOHIRA
PO.71.25.5.16.053
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2018
ABSTRAK

Latar belakang Mycobacterium tuberculosis menyerang paru dan sebagian kecil


organ tubuh lain. SGOT merupaka enzim yang sebagaian besar di teamukan
dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang dapat
ditemukan pada otot rangka, ginjal, dan pancreas dan SGPT merupakan enzim
yang utama banyak di temukan pada sel hati serta efektif dalam mengdiagnosis
destruksi hepato seluler. Tujuan Penelitian Mengetahui gambaran kadar enzim
SGOT dan SGPT pada penderita tuberculosis paru di puskesmas Waena 2019.
Metode Penelitian. Jenis penelitian ini adalah dreskriptif dengan menggunakan
desain cross sectional. Hasil Penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 26 dengan hasil kadar SGOT normal berjumlah 24 pasien (92,3 %),
dengan kadar meningkat berjumlah 2 pasien (7,7%), dan hasil kadar SGPT
normal berjumlah 22 (84,6%) orang dan yang meningkat sebanyak 4 (15,4%).
Kesimpualn. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan
antar jenis kelamin terhadap peningkatan kadar enzim SGOT dan SGPT pada
fungsi hati dari penderita Tb di Puskesmas Abepura.
Kata kunci : Tuberculosis, Kadar SGOT dan Kadar SGPT di Puskesmas Abepura.
BAB I 1
1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN

Bakteri tahan asam,


Mycobacterium bersifat gram negatif,
Tuberkulosis Paru tuberculosis berbentuk batang

Pemeriksaan
fungsi hati Paru-paru

SGOT dan SGPT

Berdasarkan laporan WHO Berdasarkan data Menurut perhitungan pusdatin


pada tahun 2013 Riskesdas tahun 2013 2015 tertinggi terdapat di
prevalensi TB di prevalensi TB paru provensi Papua (302 kasus /
perkirskan sebesar 169 sebanyak 0,4% kasus 100.000 penduduk) di
kasus per 100.000 di Indonesia. temukan 9.511 kasus TB paru
penduduk. tahun 2014.
1.2 Rumusan Masalah 2

Bagaimana gambaran kadar SGOT dan SGPT pada penderita


tuberkulosis paru berdasarkan jenis kelamin, Usia, dan tingkat
pendidikan di puskesmas Abepura ?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan Umum
Mengetahui gambaran kadar SGOT dan SGPT pada Penderita
tuberculosis paru di puskesmas Abepura 2019.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran kadar SGOT dan SGPT pada pendeita
tuberculosis paru berdasarkan jenis kelamin di puskesmas Abepura.
2. Mengetahui gambaran kadar SGOT dan SGPT pada penderita
tuberculosis paru berdasarkan usia di puskesmas Abepura.
3. Mengetahui gambaran kadar SGOT dan SGPT pada penderita
tuberculosis paru berdasarkan pendidikan di puskesmas Abepura.
.
1.4. Manfaat Penelitian 3

1. Bagi instansi penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan


masukkan dalam bidang Kimia Klinik dan bakteriologi pada
program studi D-III Teknologi laboratorium Medik
Polikteknik Kesehatan Kemenkes Jayapura.
2. Untuk masyarakat sebagai bahan informasi kepada
masyarakat pada umumnya agar mengetahui tentang resiko
dari terlalu lama mengkomsumsi obat..
3. Sebagai pengalaman bagi peneliti dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan serta mengaplikasikan ilmu yang didapat
selama kuliah di Jurusan Teknologi Labotratorium
Poltekkes Jayapura.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

Pemeriksaan
Laboratorium:
Penderita 1. Penderita TB
TB Paru 2. Darah (serum)
3. Sputum
Pengobatan:
Gejala klinis: 1. Isoniazid
1. Demam 2. Rifampisin Positif (+) Negatif (-)
2. Batuk / Batuk 3. Pirazinamidin
Darah 4. Steptomisin
Interprestasi hasil
3. Sesak Nafas 5. Ethambutol
1. Negatif (-)
4. Nyeri Dada 0 BTA/100 LP
5. Malaise. 2. Scanty 1-BTA/100LP
Pemeriksaan
Sesudah 3. Positif 1(+) 10-90
Fungsi Hati: Pengobatan BTA/100LP
1. SGOT 3-6 Bulan 4. Positif 2(++)1-10
2. SGPT BTA/LP
5.Positif 3(+++) >10
BTA/LP
5
Kerangka Konsep

Variabel Bebas :
Variabel Terikat :
1. Penderita TB Gambaran Kadar SGOT dan
2. Darah (Vena) SGPT Pada penderita TB Paru di
3. SGOT dan Puskesmas Abepura.
SGPT
4. Jenis kelamin
5. Usia Variabel Antara:
6. Pendidikan 1. Spektrotometer 5010
6
Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional Alat ukur/metode Hasil ukur Skala

Penderita TB Penderita yang sedang Mikroskopis Interprestasi hasil : Ordinal


melakukan terapi Metode Ziehl- 1. Negatif (-) 0
OAT Neelzen BTA/100 LP
2. Scanty 1-9 BTA/100
LP
3. Positif 1 (+) 10-90
BTA/100 LP
4. Positif 2 (++) 1-10
BTA/ LP
5. Positif 3 (+++) >10
BTA/LP

Kadar SGOT Pemeriksaan serum Check List/ • Nilai Normal SGOT : Nominal
dan SGPT yang dilakukan untuk Wawancara Laki-laki: 10-37 U/L
mengetahui kadar Perempuan: 10-31 U/L
SGOT dan SGPT • Nilai Normal SGPT :
pada pasien TB yang Laki-laki: 10-41 U/L
mengkonsumsi OAT Perempuan: 10-31U/L
7
Jenis Laki-laki dan Check list/ Laki-laki Rasio
kelamin perempuan penderita Wawancara perempuan
Tuberkulosis
Usia Usia penderita Check List/ 15-24 tahun Nominal
tuberkulosis paru saat wawancara 25-45 tahun
melakukan >45 tahun
pemeriksaan TB
Pendidikan Tingkat pendidikan Check list/ Tidak sekolah Ordinal
Tuberkulosis paru Wawancara SD
berdasarkan yang SMP
bersangkutan SMA
Perguruan tinggi
Bab III Metode Penelitian 8

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini menggunakan penelitian dreskriptif dengan
menggunakan desain crosssectional. 
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Pengambilan sampel dilakukan di Puskesmas Abepura dan
untuk pemeriksaan sampel dilakukan dilaboratorium Poltekkes.
Waktu :Penelitian akan dilaksanakan bulan April 2019.
 
3.3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Penelitian ini dilakukan dengan pupulasi target dengan memilih
penderita Tuberculosis paru di Puskesmas Abepura.
b. Sampel
Sampel yang diteliti adalah penderita tuberculosis paru di
Puskesmas Abepura.
Alur Penelitian 9

Penderita TBC positif

Konsumsi OAT

Pengambilan darah

Sentrifuge 3000
rpm selama 10
Serum menit

Pemeriksaan kadar SGOT dan


SGPT secera kinetik UV
menggunakan spektrofotometer
5010.

Hasil

Analisa Data
menggunakan
Chi-square

Kasimpulan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Table 4.1
 
Gambaran Kadar SGOT penderita TB di Puskesmas Abepura tahun 2019
Kadar SGOT Saat melakukan pengobatan Frekuensi
U/L OAT

Normal 22 84,6%

Meningkat 4 15,4%

Total 26 100%

Table 4.2
Gambaran Kadar SGPT penderita TB di Puskesmas Abepura tahun 2019.
Kadar SGOT Saat melakukan pengobatan Frekuensi
U/L OAT

Normal 24 92,3%
Meningkat 2 7,7%
Total 26 100%
Tabel 4.3 11
Gambaran Kadar SGOT penderita TB berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas
Abepura tahun 2019.

Jenis kelamin Kadar SGOT pasien TB Frekuensi P. value

Normal Meningkat
Laki - laki 11(42,3%) 3(11,5%) 14(53,8%)  
 0,000
Perempuan 10(38,5%) 2(7,7%) 12(46,2%)

Total 21 5 26 (100%)

Tabel 4.4
Gambaran Kadar SGOT penderita TB berdasarkan jenis kelamin di
Puskesmas Abepura tahun 2019.
Jenis kelamin Kadar SGPT pasien TB Frekuensi P. value

Normal Meningkat

Laki - laki 12(46,1%) 2(7,7%) 14(53,8%)  


0,000
Perempuan 11(42,3%) 1(3,9%) 12(46,2%)

Total 23 3 26 (100%)
Tabel 4.5 12
Gambaran Kadar SGOT penderita TB berdasarkan Usia di Puskesmas Abepura
tahun 2019.

Usia Kadar SGOT pasien TB Frekuensi P. value

Normal Meningkat

Laki - laki 11(42,3%) 3(11,5%) 14(53,8%)  


 
Perempuan 10(38,5%) 2(7,7%) 12(46,2%) 0.844

Total 21 5 26 (100%)

Tabel 4.6
Gambaran Kadar SGPT penderita TB berdasarkan Usia di Puskesmas Abepura
tahun 2019
Jenis kelamin Kadar SGPT pasien TB Frekuensi P. value

Normal Meningkat

Laki - laki 12 (46,1%) 2 (7,7%) 14(53,8%)  


0,219
Perempuan 11(42,3%) 1(3,9%) 12(46,2%)

Total 23 3 26 (100%)
Tabel 4.7 13
Gambaran Kadar SGOT penderita TB berdasarkan Pendidikan di Puskesmas
Abepura tahun 2019.
Pendidikan Kadar SGOT pada penderita Frekuensi P. Value
TB
Normal Meningkat
SD 2(7,7%) 1(3,8%) 3(11,5%)  
 
SMP 8(30,8%) 2(7,7%) 10(38,5%)
0,733
SMA 8(30,8%) 2(7,7%) 10(38,5%)
PT 3(11,5%) 0 3(11,5%)
Total 21 5 26 (100%)

Tabel 4.8
Gambaran Kadar SGPT penderita TB berdasarkan Pendidikan di Puskesmas
Abepura tahun 2019.
Pendidikan Kadar SGPT pada penderita TB Frekuensi P. Value
Normal Meningkat
SD 2(7,7%) 1(3,8%) 3(11,5%)  
SMP 10(38,5%) 0 10(38,5%)  
0,128
SMA 8(30,8%) 2(7,7%) 10(38,5%)
PT 3(11,5%) 0 3(11,5%)
Total 23 3 26 (100%)
14

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpualan 15

1. Gambaran kadar SGOT dan SGPT pada penderita tuberculosis paru di Puskesmas
Abepura sebanyak 26 Orang (100%).
2. Gambaran kadar SGOT dan SGPT pada penderita tuberculosis paru di Puskesmas
Abepura berdasarkan Jenis kelamin yang kadar meningkat pada SGOT sebanyak 5
orang (19,2%) pada laki-laki sebanyak 3 orang (11,5%) dan perempuan sebanyak 2
orang (7,7%). Kadar SGPT yang meningkat sebanyak 3 (11,5%) orang yaitu pada
laki-laki sebanyak 2 (7,7%) orang, dan perempuan sebanyak 1orang (3,9%).
3. Gambaran kadar SGOT dan SGPT pada penderita tuberculosis paru di Puskesmas
Abepura berdasarkan usia yang kadar meningkat pada SGOT sebanyak 5 orang pada
usia 15 – 25 tahun sebanyak 3 orang (11,5%) dan pada usia 26 – 46 tahun sebanyak 2
orang (7,7%), pada kadar SGPT yang meningkat sebanyak 3 orang pada usia 15 -25
tahun sebanyak 2 orang (7,7%) dan pada usia 26 -45 tahun sebanyak 1 orang (3,9%).
4. Gambaran kadar SGOT dan SGPT pada penderita tuberculosis paru di Puskesmas
Abepura berdasarkan pendidikan yang kadar meningkat pada SGOT sebanyak 5 orang
pada SD sebanyak 1 orang (3,8%), pada SMP sebanyak 2 orang (7,7%), dan pada
SMA sebanyak 2 orang (7,7%). Pada kadar SGPt yang meningkat sebanyak 3 orang
pada SD 1 orang (3,8%) dan pada SMA sebanyak 2 orang (7,7%).
Saran 16

1. Sebagai data dan informasi bagi Puskesmas Abepura


kiranya perlu melakukan pemeriksaan SGOT dan
SGPT pada penderita Tuberkulosis paru karena kadar
SGOT dan SGPT menjadi acuan pada Penderita
Tuberkulosis paru
2. Sebagai data dan informasi bagi masyarakat agar
dapat menjaga kesehatan dengan baik dan mengurangi
melakukan kegiatan yang telah menimbulkan resiko
terkena penyakit tuberculosis paru.
3. Sebagai data penunjang bagi peneliti selanjutnya yang
akan melakukan penelitian tentang kadar SGOT dan
SGPT pada penderita Tuberkulosis paru.
17

TERIMAH
KASIH

Anda mungkin juga menyukai