MAR’ATU THOHIRA
PO.71.25.5.16.053
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2018
ABSTRAK
Pemeriksaan
fungsi hati Paru-paru
Pemeriksaan
Laboratorium:
Penderita 1. Penderita TB
TB Paru 2. Darah (serum)
3. Sputum
Pengobatan:
Gejala klinis: 1. Isoniazid
1. Demam 2. Rifampisin Positif (+) Negatif (-)
2. Batuk / Batuk 3. Pirazinamidin
Darah 4. Steptomisin
Interprestasi hasil
3. Sesak Nafas 5. Ethambutol
1. Negatif (-)
4. Nyeri Dada 0 BTA/100 LP
5. Malaise. 2. Scanty 1-BTA/100LP
Pemeriksaan
Sesudah 3. Positif 1(+) 10-90
Fungsi Hati: Pengobatan BTA/100LP
1. SGOT 3-6 Bulan 4. Positif 2(++)1-10
2. SGPT BTA/LP
5.Positif 3(+++) >10
BTA/LP
5
Kerangka Konsep
Variabel Bebas :
Variabel Terikat :
1. Penderita TB Gambaran Kadar SGOT dan
2. Darah (Vena) SGPT Pada penderita TB Paru di
3. SGOT dan Puskesmas Abepura.
SGPT
4. Jenis kelamin
5. Usia Variabel Antara:
6. Pendidikan 1. Spektrotometer 5010
6
Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional Alat ukur/metode Hasil ukur Skala
Kadar SGOT Pemeriksaan serum Check List/ • Nilai Normal SGOT : Nominal
dan SGPT yang dilakukan untuk Wawancara Laki-laki: 10-37 U/L
mengetahui kadar Perempuan: 10-31 U/L
SGOT dan SGPT • Nilai Normal SGPT :
pada pasien TB yang Laki-laki: 10-41 U/L
mengkonsumsi OAT Perempuan: 10-31U/L
7
Jenis Laki-laki dan Check list/ Laki-laki Rasio
kelamin perempuan penderita Wawancara perempuan
Tuberkulosis
Usia Usia penderita Check List/ 15-24 tahun Nominal
tuberkulosis paru saat wawancara 25-45 tahun
melakukan >45 tahun
pemeriksaan TB
Pendidikan Tingkat pendidikan Check list/ Tidak sekolah Ordinal
Tuberkulosis paru Wawancara SD
berdasarkan yang SMP
bersangkutan SMA
Perguruan tinggi
Bab III Metode Penelitian 8
Konsumsi OAT
Pengambilan darah
Sentrifuge 3000
rpm selama 10
Serum menit
Hasil
Analisa Data
menggunakan
Chi-square
Kasimpulan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 10
Table 4.1
Gambaran Kadar SGOT penderita TB di Puskesmas Abepura tahun 2019
Kadar SGOT Saat melakukan pengobatan Frekuensi
U/L OAT
Normal 22 84,6%
Meningkat 4 15,4%
Total 26 100%
Table 4.2
Gambaran Kadar SGPT penderita TB di Puskesmas Abepura tahun 2019.
Kadar SGOT Saat melakukan pengobatan Frekuensi
U/L OAT
Normal 24 92,3%
Meningkat 2 7,7%
Total 26 100%
Tabel 4.3 11
Gambaran Kadar SGOT penderita TB berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas
Abepura tahun 2019.
Normal Meningkat
Laki - laki 11(42,3%) 3(11,5%) 14(53,8%)
0,000
Perempuan 10(38,5%) 2(7,7%) 12(46,2%)
Total 21 5 26 (100%)
Tabel 4.4
Gambaran Kadar SGOT penderita TB berdasarkan jenis kelamin di
Puskesmas Abepura tahun 2019.
Jenis kelamin Kadar SGPT pasien TB Frekuensi P. value
Normal Meningkat
Total 23 3 26 (100%)
Tabel 4.5 12
Gambaran Kadar SGOT penderita TB berdasarkan Usia di Puskesmas Abepura
tahun 2019.
Normal Meningkat
Total 21 5 26 (100%)
Tabel 4.6
Gambaran Kadar SGPT penderita TB berdasarkan Usia di Puskesmas Abepura
tahun 2019
Jenis kelamin Kadar SGPT pasien TB Frekuensi P. value
Normal Meningkat
Total 23 3 26 (100%)
Tabel 4.7 13
Gambaran Kadar SGOT penderita TB berdasarkan Pendidikan di Puskesmas
Abepura tahun 2019.
Pendidikan Kadar SGOT pada penderita Frekuensi P. Value
TB
Normal Meningkat
SD 2(7,7%) 1(3,8%) 3(11,5%)
SMP 8(30,8%) 2(7,7%) 10(38,5%)
0,733
SMA 8(30,8%) 2(7,7%) 10(38,5%)
PT 3(11,5%) 0 3(11,5%)
Total 21 5 26 (100%)
Tabel 4.8
Gambaran Kadar SGPT penderita TB berdasarkan Pendidikan di Puskesmas
Abepura tahun 2019.
Pendidikan Kadar SGPT pada penderita TB Frekuensi P. Value
Normal Meningkat
SD 2(7,7%) 1(3,8%) 3(11,5%)
SMP 10(38,5%) 0 10(38,5%)
0,128
SMA 8(30,8%) 2(7,7%) 10(38,5%)
PT 3(11,5%) 0 3(11,5%)
Total 23 3 26 (100%)
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpualan 15
1. Gambaran kadar SGOT dan SGPT pada penderita tuberculosis paru di Puskesmas
Abepura sebanyak 26 Orang (100%).
2. Gambaran kadar SGOT dan SGPT pada penderita tuberculosis paru di Puskesmas
Abepura berdasarkan Jenis kelamin yang kadar meningkat pada SGOT sebanyak 5
orang (19,2%) pada laki-laki sebanyak 3 orang (11,5%) dan perempuan sebanyak 2
orang (7,7%). Kadar SGPT yang meningkat sebanyak 3 (11,5%) orang yaitu pada
laki-laki sebanyak 2 (7,7%) orang, dan perempuan sebanyak 1orang (3,9%).
3. Gambaran kadar SGOT dan SGPT pada penderita tuberculosis paru di Puskesmas
Abepura berdasarkan usia yang kadar meningkat pada SGOT sebanyak 5 orang pada
usia 15 – 25 tahun sebanyak 3 orang (11,5%) dan pada usia 26 – 46 tahun sebanyak 2
orang (7,7%), pada kadar SGPT yang meningkat sebanyak 3 orang pada usia 15 -25
tahun sebanyak 2 orang (7,7%) dan pada usia 26 -45 tahun sebanyak 1 orang (3,9%).
4. Gambaran kadar SGOT dan SGPT pada penderita tuberculosis paru di Puskesmas
Abepura berdasarkan pendidikan yang kadar meningkat pada SGOT sebanyak 5 orang
pada SD sebanyak 1 orang (3,8%), pada SMP sebanyak 2 orang (7,7%), dan pada
SMA sebanyak 2 orang (7,7%). Pada kadar SGPt yang meningkat sebanyak 3 orang
pada SD 1 orang (3,8%) dan pada SMA sebanyak 2 orang (7,7%).
Saran 16
TERIMAH
KASIH