TB Sensitif Obat
Pertimbangkan juga pada orang yang berisiko, seperti : kontak erat dengan pasien
TB, Imunokompromais (ODHA, DM dll) di tempat khusus (Lapas/Rutan, tempat
kerja, asrama, pondok pesantren, sekolah, panti jompo dll).
Definisi Pasien TB
1. Pasien TB Terkonfirmasi Bakteriologis 2. Pasien TB Terdiagnosis secara Klinis
a. Pasien TB Paru BTA Positif a. Pasien TB Paru BTA negatif/Tes cepat MTb
b. Pasien TB Paru hasil biakan M.tb positif negatif hasil foto toraks mendukung TB
c. Pasien TB Ekstra Paru terkonfirmasi b. Pasien TB Paru BTA negatif/Tes cepat MTb
Bakteriologis à BTA, Biakan, Tes Cepat negatif tidak ada perbaikan paska
d. TB Anak terdiagnosis secara bakteriologis. pemberian Antibiotik non OAT
c. Pasien TB ekstra Paru terdiagnosis secara
klinis / laboratoris / histopatologis tanpa
ada konfirmasi bakteriologis
d. Diagnosis TB Anak terdiagnosis dengan
sistem skoring
FOTO THORAKS PADA TB
Berat
Sedang Immuno-depression
Immuno-depression
CD4 > 200
GAMBARAN FOTO THORAKS TIPIKAL DAN TIDAK TIPIKAL
TIPIKAL TIDAK TIPIKAL
Infiltrat di apeks paru Infiltrat di interstitial (selain
Infiltrat bilateral apeks paru)
BTA
GEN EXPERT TB-MDR
HIV PITC
Jenis Spesimen TB
• Dahak Purulent
Kualitas dahak yang baik :
• Volume 3-5 ml
• Mukopurulent
Mucoid
• Non Dahak
1. Jenis : LCS, Jaringan, Kelenjar limfe, Bilas
lambung/aspirat lambung
2. Cara Pengambilan: tergantung pada lokasi lesi
Jenis Pemeriksaan Mikrobiologi
dalam Program TB
Sample reagent
pouch
CD
Xpert ® MTB/RIF
Disposable transfer cartridge
pipette SR (Sample Reagent)
© Cepheid – Proprietary & Confidential
Surat Edaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang
Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di Indonesia
● Perubahan besar dalam penegakan diagnosis
dan pengobatan TB telah direkomendasikan oleh
WHO tahun 2020 dalam buku WHO operational
handbook on tuberculosis – Module 3: rapid
diagnostics for tuberculosis.
● Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis di
Indonesia mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi terkini di bidang kesehatan.
● Perubahan paradigma dalam penegakan
diagnosis TB dan TB RO yang harus dilakukan:
a. Lebih dini
b. Lebih akurat
c. Untuk semua jenis dan tipe penyakit TBC
d. Deteksi cepat untuk mengetahui resistansi
obat TB.
3 komponen utama SE Dirjen P2P No. 936/2021
A B C
Pemantauan
Diagnosis Pengobatan Pengobatan
A. DIAGNOSIS
1. Tes Cepat Molekuler (TCM) adalah alat diagnosis utama yang digunakan untuk penegakan
diagnosis Tuberkulosis
2. Pemeriksaan TCM digunakan untuk mendiagnosis TBC, baik TB paru maupun TB ekstra paru, baik
riwayat pengobatan TB baru maupun yang memiliki riwayat pengobatan TB sebelumnya, dan
pada semua golongan umur termasuk pada ODHA.
3. Pemeriksaan TCM dilakukan dari spesimen dahak (untuk terduga TB paru) dan non dahak (untuk
terduga TB ekstra paru, yaitu dari cairan serebro spinal, kelenjar limfe dan jaringan).
4. Seluruh terduga TB harus dilakukan pemeriksaan TCM pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
saat ini sudah mempunyai alat TCM.
5. Jumlah dahak yang dikumpulkan adalah 2 (dua) dahak, volume 3-5 ml dan mukopurulen. Hasil
pemeriksaan TCM terdiri dari MTB pos Rif resistan, MTB pos Rif sensitif, MTB pos Rif indeterminate,
MTB negatif dan hasil gagal (error, invalid, no result).
6. Penegakan diagnosis TB klinis harus didahului pemeriksaan bakteriologis. Fasyankes bersama
dinkes mengevaluasi proporsi pasien TB terkonfirmasi bakteriologis dibandingkan klinis (60:40)
Alur Penegakan Diagnosis TB
Terduga TB
Pemeriksaan TCM
Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar TCM***
lini dua / TCM XDR dll.) uji kepekaan fenotipik Pemeriksaan
Pemeriksaan ulang
TCM dan sesuaikan radiologis / antibiotik
pengobatan spektrum luas
Pemeriksaan uji kepekaan
INH pada pasien dengan berdasarkan hasil
riwayat pengobatan TCM
sebelumnya
Sensitif terhadap Resistan terhadap Abnormalitas
obat gol. obat gol. paru yang Gambaran paru
flurokuinolon flurokuinolon mengarah TB / tampak normal/
Resistan INH Sensitif INH tidak ada perbaikan klinis
perbaikan klinis
3.Pasien yang pernah diobati di fasilitas non DOTS , termasuk yg mendapat pemberian
OAT lini 2 spt kuinolon dan kanamisin selama lebih 1 bulan
6. Kambuh
7. Pasien yang datang kembali dengan BTA positif setelah DO (default) kategori 1 atau 2
8. Suspeks TB yang berkontak erat dengan pasien TB MDR termasuk petugas kesehatan
TB, Rif Res TB, Rif Sen Neg Invalid/no result/error Indeterminate
1 dahak
Ulangi TCM
1x
(2)
*) pengulangan TCM dilakukan di fasyankes TCM sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
Resiko Tinggi TB RO
Hasil Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan TCM ke-2 Hasil Akhir Terapi pengobatan
TCM ke-1
TB, Rif Res TB, Rif Sen Neg Invalid/no result/error Indeterminate
1 dahak
Ulangi Ulangi
TCM 1x (2) TCM 1x (2)
Invalid/
TB, TB, Negatif/Invalid/ TB, TB, Neg Indet
Indet no result/
Rif Res no result/ Rif Res Rif Sen
Rif Sen error
error
TCM tdk boleh diulang lagi TCM tdk boleh diulang lagi
*) pengulangan TCM dilakukan di fasyankes TCM sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
Resiko Rendah TB RO
Hasil Pemeriksaan TCM ke-1 Hasil Pemeriksaan TCM ke-2 Hasil Akhir Terapi pengobatan
Rif Res Rif Res Rif Res TB RO
Rif Sen Rif Sen TB SO
Indet MTB Pos TB SO
Negatif /Invalid MTB Pos TB SO
/no result/error
Invalid/no result Rif Res MTB Pos TB SO
/error
Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Negatif Terapi pengobatan lain
Indet MTB Pos TB SO
Invalid/no result Invalid/no result/error Keputusan pengobatan oleh TAK
/error
Indeterminate Rif Res MTB Pos TB SO
Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif MTB Pos TB SO
Indet MTB Pos TB SO
Invalid / no result /error MTB Pos TB SO
KEMUNGKINAN HASIL GEN XPERT
Perlu diperhatikan
● Faktor resiko tinggi (high) atau rendah (low) untuk kejadian TB RO berbeda dengan
hasil pemeriksaan yang keluar dari mesin TCM
Semikuantitatif
Caminero JA. Principles of treatment for susceptible and drug-resistant tuberculosis. Guideline for Clinical and Operational
Management of Drug-Resistant Tuberculosis. International Union Against Tuberculosis and Lung Disease.2013.
PRINSIP PENGOBATAN TB
CONVERSION
E
A
E
W
M TANPA
A
B KAMBUH
L
U
FASE AWAL FASE LANJUTAN
H
+ S
+ + S
+ + + S
+ + G
+ + G
+ ? PL
REKOMENDASI PENGOBATAN TB
REKOMENDASI WHO PENGUNAAN OAT DOSIS HARIAN
DAN TENTANG KATEGORI 2
§ Obat TB KDT yang tersedia
saat ini pada fase lanjutan
harus diminum 3 kali
setiap minggu,sehingga
memperbesar resiko
pasien terlupakan minum
obat dan tidak patuh
dalam menyelesaikan
pengobatannya.
§ Penggunaan KDT dosis
harian diharapkan dapat
meningkatkan angka
kesembuhan.
SUDAH TIDAK DIREKOMENDASIKAN
PENGGUNAAN KDT DOSIS HARIAN
Panduan Pengobatan TB di Indonesia
(Permenkes 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis)
• Pengobatan TB dengan paduan OAT Lini Pertama dapat diberikan dengan dosis harian maupun dosis
intermiten (diberikan 3 kali perminggu) dengan mengacu pada dosis terapi yang telah
direkomendasikan
• Tahap pengobatan TB:
1. Tahap awal
2. Tahap lanjutan
Pemeriksaan TCM
Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan molekuler (LPA Pemeriksaan paket standar TCM***
lini dua / TCM XDR dll.) uji kepekaan fenotipik Pemeriksaan
Pemeriksaan ulang
TCM dan sesuaikan radiologis / antibiotik
pengobatan spektrum luas
Pemeriksaan uji kepekaan
INH pada pasien dengan berdasarkan hasil
riwayat pengobatan TCM
sebelumnya
Sensitif terhadap Resistan terhadap Abnormalitas
obat gol. obat gol. paru yang Gambaran paru
flurokuinolon flurokuinolon mengarah TB / tampak normal/
Resistan INH Sensitif INH tidak ada perbaikan klinis
perbaikan klinis
Caminero JA. Principles of treatment for susceptible and drug-resistant tuberculosis. Guideline for Clinical and Operational
Management of Drug-Resistant Tuberculosis. International Union Against Tuberculosis and Lung Disease.2013.
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
(GORDON and LA RICHT)
ENVIRONMENT /
LINGKUNGAN
PENYAKIT
TB
AGEN / HOST /
M. tuberkulosis Manusia
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGOBATAN
FAKTOR DEMOGRAFI / KEPENDUDUKAN FAKTOR KUMAN
Tingkat pendidikan Tingkat Sosial Tingkat Jarak akses Jumlah kuman
yang kurang ekonomi kurang pengetahuan pelayanan yang jauh M.tuberculosis yang
kurang banyak
Virulensi kuman
M.tuberculosis yang
Kepatuhan minum
tinggi
Kadar OAT pada OAT yang kurang
lesi paru kurang
Derajat lesi Resistensi kuman
paru luas terhadap OAT lini II (Injeksi
Unfavourable outcome dan / atau Fluorokuinolon)
Komplikasi makro-
mikrovaskuler banyak Riwayat pengobatan OAT
Efek samping OAT
lini II (Injeksi dan/atau
fluorokuinolon)
Kadar glukosa Cell mediated
darah yang tinggi Immunity turun Faktor obat
Kualitas obat buruk
Dosis dan jumlah OAT
kurang
DM Usia Pemberian obat Merokok HIV Status Penyakit Penyakit Absorbsi obat yang
lanjut imunosupresi gizi ginjal liver kurang adekuat
FAKTOR HOST DAN KOMORBIDITAS
Thomas Handoyo. Faktor –faktor yang mempengaruhi konversi kultur sputum lebih dari bulan ke-2.
Terima Kasih