6 Juli 2023
2
Jenis Spesimen TBC
DAHAK
NON DAHAK
Purulent
Jenis :
• LCS / cairan serebrospinal
• Jaringan
• Kelenjar limfe
• Bilas lambung/aspirat lambung
Cara Pengambilan:
tergantung pada lokasi lesi
5
Jenis Pemeriksaan Mikrobiologi
dalam Program TBC
TCM Mikroskopis Line Probe Assay
• Lini 2: gol Fluorokuinolon
• Deteksi: bakteri tahan dan obat injeksi lini dua
• Deteksi: MTB dan asam (individual drug)
resistansi Rif • Tidak bisa membedakan • Lini 1: INH dan RIF
• 2 jam pemeriksaan, BTA lingkungan/MOTT • 2 hari pemeriksaan, TAT 7
TAT 1 hari • TAT 1 hari hari
• Sedangkan TCM tidak dapat membedakan antara MTB hidup dengan MTB
mati.
• Mikroskopis tidak dapat membedakan antara MTB dengan NTM.
Tes Cepat Molekuler (TCM)
Kemasan Cartridge
© Cepheid – Proprietary & Confidential
• 1 dus ada 5 kotak cartridges @ 10 buah cartridge
Kit box
Sample reagent
pouch
CD
Xpert ® MTB/RIF
Disposable transfer cartridge
pipette SR (Sample Reagent)
OUTLINE
9
Surat Edaran Dirjen P2P No. 936 tahun 2021 tentang
Perubahan Alur dan Pengobatan Tuberkulosis di
Indonesia
A B C
Pemantauan
Diagnosis Pengobatan Pengobatan
A. DIAGNOSIS
1. Tes Cepat Molekuler (TCM) adalah alat diagnosis utama yang digunakan untuk penegakan
diagnosis Tuberkulosis
2. Pemeriksaan TCM digunakan untuk mendiagnosis TBC, baik TBC paru maupun TBC ekstra
paru, baik riwayat pengobatan TBC baru maupun yang memiliki riwayat pengobatan TBC
sebelumnya, dan pada semua golongan umur termasuk pada ODHA.
3. Pemeriksaan TCM dilakukan dari spesimen dahak (untuk terduga TBC paru) dan non dahak
(untuk terduga TBC ekstra paru, yaitu dari cairan serebro spinal, kelenjar limfe dan jaringan).
4. Seluruh terduga TBC harus dilakukan pemeriksaan TCM pada fasilitas pelayanan kesehatan
yang saat ini sudah mempunyai alat TCM.
5. Jumlah dahak yang dikumpulkan adalah 2 (dua) dahak, volume 3-5 ml dan mukopurulen.
Hasil pemeriksaan TCM terdiri dari MTB pos Rif resistan, MTB pos Rif sensitif, MTB pos Rif
indeterminate, MTB negatif dan hasil gagal (error, invalid, no result).
6. Penegakan diagnosis TBC klinis harus didahului pemeriksaan bakteriologis. Fasyankes
bersama dinkes mengevaluasi proporsi pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis dibandingkan
klinis (60:40)
Alur Penegakan Diagnosis TBC Terduga TBC
Pemeriksaan TCM
Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan molekuler Pemeriksaan paket standar TCM***
(LPA lini dua / TCM XDR dll.) uji kepekaan fenotipik Pemeriksaan
Pemeriksaan ulang
TCM dan sesuaikan radiologis / antibiotik
pengobatan spektrum luas
Pemeriksaan uji kepekaan INH
pada pasien dengan riwayat berdasarkan hasil
pengobatan sebelumnya (LPA lini TCM
satu/ TCM XDR)
Sensitif terhadap Resistan terhadap Abnormalitas
obat gol. obat gol. paru yang Gambaran paru
flurokuinolon flurokuinolon mengarah TB / tampak normal/
Resistan INH Sensitif INH tidak ada perbaikan klinis
perbaikan klinis
Pengobatan
Pengobatan TBC Pengobatan TBC
Pengobatan TBC RO TBC Lanjutkan
RO paduan SO dengan OAT Bukan TBC
paduan individu monoresistan OAT lini satu
jangka pendek lini satu
INH
Catatan:
• Kartrid XDR belum diimplementasikan secara luas di Indonesia.
• Masih dilakukan implementasi awal di 2 provinsi DKI Jakarta dan Sumatera Utara
(15 fasyankes) mulai Februari-Mei 2023
B. Pengobatan
1. Obat Anti TBC (OAT) Kategori 1 fase awal dan lanjutan dengan dosis harian. Prioritas pemberian OAT ini untuk:
1) Pasien TBC HIV
2) Kasus TBC yang diobati di Rumah Sakit
3) Kasus TBC dengan hasil MTB pos Rifampisin sensitif dan Rifampisin indeterminate dengan riwayat
pengobatan sebelumnya.
2. Pemberian OAT Kategori 2 tidak direkomendasikan untuk pengobatan Pasien TBC. Mulai tahun 2021 Program TBC
tidak menyediakan OAT Kategori 2.
3. Pasien TBC MTB pos Rifampisin Sensitif yang berasal dari kriteria dengan riwayat pengobatan sebelumnya
(kambuh, gagal dan loss to follow up) diobati dengan OAT Kategori 1 dosis harian.
4. Sejak tahun 2019, Program TBC sudah menyediakan OAT dalam sediaan tablet dispersible untuk pengobatan TBC
RO anak dan TPT anak kontak dengan pasien TBC RO. Sediaan ini mudah dikonsumsi oleh anak, namun
pemanfaatannya masih terbatas. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota agar melakukan sosialisasi supaya
OAT RO anak dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
C. Pemantauan Kemajuan Pengobatan
1. Pemantauan pengobatan pasien TBC SO menggunakan pemeriksaan mikroskopis.
2. Pemantauan pengobatan pasien TBC RO* menggunakan pemeriksaan mikroskopis
dan biakan.
20
Faktor Resiko Kejadian TBC RO
TB, Rif Res TB, Rif Sen Neg Invalid/no result/error Indeterminate
1 dahak
Ulangi
TCM 1x
(2)
*) pengulangan TCM dilakukan di fasyankes TCM sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
Resiko Tinggi TBC RO
TB, Rif Res TB, Rif Sen Neg Invalid/no result/error Indeterminate
1 dahak
Ulangi Ulangi
TCM 1x (2) TCM 1x (2)
Invalid/
TB, Negatif/Invalid/ TB, TB, Neg Indet
TB, Indet no result/
Rif Res no result/ Rif Res Rif Sen
Rif Sen error
error
TCM tdk boleh diulang lagi TCM tdk boleh diulang lagi
*) pengulangan TCM dilakukan di fasyankes TCM sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
Resiko Rendah TBC RO
Hasil Pemeriksaan TCM ke-1 Hasil Pemeriksaan TCM ke-2 Hasil Akhir Terapi pengobatan
Rif Res Rif Res Rif Res TB RO
Rif Sen Rif Sen TB SO
Indet Rif Sen TB SO
Negatif /Invalid Rif Sen TB SO
/no result/error
Invalid/no result Rif Res Rif Sen TB SO
/error
Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Negatif Terapi pengobatan lain
Indet Rif Sen TB SO
Invalid/no result Invalid/no result/error Keputusan pengobatan oleh
/error TAK
Indeterminate Rif Res Rif Sen TB SO
(MTB Detected, Rif Sen Rif Sen TB SO
Rif Indeterminate)
Negatif Rif Sen TB SO
Indet Rif Sen TB SO
Invalid / no result /error Rif Sen TB SO
Perlu diperhatikan
● Faktor resiko tinggi (high) atau rendah (low) untuk kejadian TB RO berbeda dengan
hasil pemeriksaan yang keluar dari mesin TCM
Semikuantitatif
Tatalaksana TBC
Monoresistan INH
(Isoniasid)
Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Pengobatan Pasien TBC Monoresistan INH
Kriteria terduga TBC Monoresistan INH
Informasi Tambahan
• Terduga TBC dilakukan pemeriksaan TCM. Pada terduga TBC yang memiliki riwayat pengobatan
dengan hasil TCM Rif Sen dilakukan pemeriksaan uji kepekaan INH (LPA Lini 1)
• Permohonan pada SITB dilakukan sekaligus (LPA lini 1 dan 2) dari fasyankes pengirim ke
laboratorium pemeriksa LPA.
• Laboratorium LPA hanya akan melakukan pemeriksaan LPA lini 2 jika terbukti terdapat
resistansi INH dari pemeriksaan LPA lini 1.
• Pengiriman spesimen untuk pemeriksaan LPA untuk uji kepekaan INH harus dilengkapi dengan
form TBC.05 SITB dan salinan hasil pemeriksaan TCM yang menunjukkan hasil Rif Sen bagi
terduga Monoresistan H.
• Jumlah sampel yang dibutuhkan untuk pemeriksaan LPA lini 1 adalah 2 (dua) dahak yaitu
Sewaktu-Sewaktu, Sewaktu – Pagi maupun Pagi – Sewaktu, dengan jarak 1 jam dari
pengambilan dahak pertama ke pengambilan dahak kedua.
• Jika dalam waktu > 7 hari kalender data terduga / pasien belum terdaftar di Sistem Informasi
Tuberkulosis (SITB) maka laboratorium tidak akan melakukan pemeriksaan LPA dan membuang
spesimen tersebut.
RINGKASAN HASIL
INTERPRETASI LPA
LINI SATU
• Idealnya pasien Monoresistan INH tidak diberikan INH lagi dalam paduan
pengobatannya
• Namun paket obat yang disediakan Program TBC Nasional adalah sediaan
Kombinasi Dosis Tetap (KDT), sehingga INH masih diberikan
• Bila terdapat obat TBC lepasan di fasyankes, pasien dapat diberikan paduan
pengobatan tanpa INH (R-Z-E-Lfx)
• Tidak boleh ada penambahan obat injeksi golongan aminoglikosida
(streptomisin, kanamisin, amikasin dan kapreomisin pada paduan pengobatan
TBC Monoresistan
• Pemanjangan durasi pengobatan menjadi 6-12 bulan dipertimbangkan pada
kasus tertentu seperti TBC paru lesi luas, TBC milier, TBC paru konversi labat (lebih
dari 2 bulan, konversi BTA maupun kultur) dan TBC ekstraparu berat
Pemantauan Pengobatan
SKEMA PENGOBATAN:
1. JANGKA PENDEK (ORAL)
2. JANGKA PANJANG (ORAL)
Paduan Pengobatan TBC RO 2020
SE Dirjen P2P No. HK.01.02/III/9753/2020 dikeluarkan pada tanggal 9
Juli 2020
Poin utama surat edaran:
1. Pengobatan pasien TB RO menggunakan paduan pengobatan tanpa
injeksi sesuai dengan rekomendasi WHO tahun 2020, yang terdiri dari
- paduan pengobatan jangka pendek
- paduan pengobatan jangka panjang.
2. Paduan pengobatan seperti pada butir 1 di atas digunakan untuk
seluruh pasien TB RO, baik dewasa maupun anak.
3. Implementasi paduan pengobatan jangka pendek diberikan untuk
pasien yang baru memulai pengobatan.
4. Rencana penggunaan paduan BPaL dalam kerangka riset
operasional.
616.995
616.995
Ind
Indp
p
PENGOBATAN TBC RO DI INDONESIA 2009 - 2020