Anda di halaman 1dari 48

DIAGNOSIS TB RO

Jenis Spesimen TB
• Dahak Purulent
Kualitas dahak yang baik :
• Volume 3-5 ml
• Mukopurulent
Mucoid

• Non Dahak
1. Jenis : LCS, Jaringan, Kelenjar limfe, Bilas lambung/aspirat
lambung
2. Cara Pengambilan: tergantung pada lokasi lesi
Kualitas
Dahak
yang
Baik
Cara Berdahak Yang Baik
Pengiriman Spesimen TB
• Pengemasan dahak wajib menggunakan cold chain
 pada pengiriman dahak untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan
• Pengemasan dahak tidak wajib menggunakan cold chain
pada pengiriman dahak untuk pemeriksaan TCM.

• Dahak diterima oleh laboratorium maksimal 2 x 24 jam dari saat


pengambilan dahak.
Jenis Pemeriksaan Laboratorium untuk Diagnosis dan
Pemantauan Pengobatan dalam Program TB
– Pemeriksaan Mikroskopis TB
– Pemeriksaan Biakan dan Uji Kepekaan TB:
• Metode Konvensional: media padat (LJ) dan cair (MGIT)
– Pemeriksaan Molekuler TB:
• Tes Cepat Molekuler
• Line Probe Assay (LPA) lini dua
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Penyedia
Layanan Laboratorium TB
Lab Mandiri/
Jenis Pemeriksaan TB PKM RS B/BLK B/BKPM swasta

Mikroskopis TB √ √ √ √ √

Biakan dan Uji - √ √ - -


Kepekaan TB

Pemeriksaan TCM √ √ √ √ √

1st dan 2nd LPA - √ √ - -


Perbandingan Sensitivitas Pemeriksaan Lab TB

Kebutuhan Pooled Pooled


Jenis Pemeriksaan
Koloni Sensitifity Specificity

5.000 - 10.000
Mikroskopis BTA 70.8 % 94.9 %
cfu / ml

TCM TB untuk
88% 99%
diagnosis TB
(84.92) (98.99)
Tes Cepat Paru dewasa*
Molekuler 131 cfu / ml
(GeneXpert) TCM TB untuk
95% 98%
mendeteksi Rif
(90.97) (97.99)
Resistan **

* Berdasarkan 27 studies, 9558 partisipan


** Berdasarkan 24 studies, 2414 spesimen, 555 rif res spesimen WHO Xpert MTB/RIF- Policy Update 2013, Oct 2013
Perkembangan Pemeriksaan Diagnostik TB
TCM – 2 jam

LPA
5 – 7 hari

Metode MGIT
6 – 8 minggu

Metode LJ
Konvensional
10-14 minggu
Perbandingan Jenis
Pemeriksaan TB
Jenis TAT Kelebihan Kelemahan
Pemeriksaan
Mikroskopis 24 jam - Mudah, murah • Kurang sensitif terutama
- Level biosafety rendah terhadap pasien kategori low
risk
• Tidak dapat membedakan
BTA lingkungan (MOTT)
• Membutuhkan jumlah kuman
yang tinggi untuk dapat
terdeteksi positif
Tes Cepat 2 jam – 1 hari • Mendeteksi M. tuberculosis dan • Tidak dapat digunakan untuk
Molekuler resistensi terhadap RR dalam follow up pengobatan
(TCM) waktu ± 2 jam • Alat dan reagen mahal
• Level biosafety sama dengan • Membutuhkan suhu tertentu
pemeriksaan mikroskopis dan pasokan listrik stabil
• Harga alat cukup mahal
• Mampu mendeteksi kuman TB termasuk biaya operasional
pada jumlah kuman yang rendah dan pemeliharaan
Perbandingan Jenis Pemeriksaan TB
Jenis TAT Kelebihan Kelemahan
Pemeriksaan
LPA Lini Dua 5 hari Dapat mendeteksi • Membutuhkan ruangan khusus dan
resistensi terhadap tenaga terlatih molekuler
golongan OAT lini 2 dan • Tidak dapat mendeteksi
SLID dalam waktu lebih resistansi terhadap individual
cepat dibandingkan
pemeriksaan CDST obat
• Tidak dapat digunakan untuk
follow up pengobatan

Biakan Media Padat (LJ) : 4-8 minggu • Dapat mengidentikasi


Media Cair (MGIT : 2-6 minggu MTB dan resistensi
Uji Kepekaan Media Padat (LJ) : 3-4 minggu terhadap OAT lini 1, lini Waktu pemeriksaan yang dibutuhkan
Media Cair (MGIT : 1-3 minggu 2, dan SLID cukup lama (3-12 minggu)
• Pemeriksaan untuk
pemantauan
pengobatan TB/TB RO
Pemeriksaan Mikroskopis
• Mikobakteria dapat dibedakan secara visual dari organisme lain dengan
perwarnaan tahan asam.

• Pemeriksaan dengan dua spesimen sputum dapat mengidentifikasi 95-


98% pasien TB yang smear positif
• Rekomendasi WHO untuk negara dengan PME dan kualitas mikroskop
yang baik maka untuk diagnosis TB cukup menggunakan dua sputum
Apa Itu TCM TB? • Tes Amplifikasi asam nukleat (NAA) menggunakan katrid
sekali pakai dengan sistem instrumen TCM
*(1 sampel per terduga/pasien TB RO)
• Dapat mendeteksi M. tuberculosis dan resistensi
terhadap rifampicin resistance dalam waktu lebih
kurang 2 jam
• Membantu mempercepat pemilihan paduan pengobatan
yang tepat
• Bermanfaat untuk penemuan kasus TB pada ODHA, TB
pada pasien DM, TB anak (low risk TB RO)
Kekurangan:
• Tingkat biosafety TCM sama dengan pemeriksaan
• Memerlukan suplai listrik yang tidak terputus.
mikroskopis dan kebutuhan akan pelatihan juga
• Memerlukan suhu ruangan antara 15-30 °C minimal.
ketika beroperasi. Keterbatasan
• Cartridge dan reagen harus disimpan pada • Harga alat cukup mahal begitu juga dengan operasionalnya.
suhu 2-28 °C. • Modul memerlukan kalibrasi tahunan.
• Masa berlaku/expired date cartridge harus • TCM tidak menghilangkan kebutuhan terhadap pemeriksaan
dimonitor. biakan dan uji kepekaan konvensional.
• Tidak bisa digunakan untuk follow up/menilai • Hasil tes Rif resisten pada pasien/populasi resiko rendah TB
pengobatan. MDR harus diulang.
Pemeriksaan TCM untuk spesimen non dahak
• Spesimen non-dahak :
1. cairan serebrospinal (CSF),
2. jaringan biopsi
3. kelenjar getah bening.

• Bilasan lambung (gastric lavage), aspirasi cairan lambung (gastric aspirate)


diperbolehkan pada terduga TB anak yang tidak dapat berdahak / tidak
dapat dilakukan induksi sputum.

• Pemeriksaan spesimen non-dahak hanya dilakukan di laboratorium yang


memiliki BSC (Biosafety Cabinet) dan menggunakan bio-containment
sentrifus untuk menjamin keamanan petugas  menghindari terhirupnya
aerosol saat pengelohan spesimen oleh petugas
Pemeriksaan TCM untuk spesimen non dahak

a. Dilarang mengerjakan TCM pada cairan pleura (sensitivitas


rendah (43,7%) (SE Direktur P2PML No:PM.01.03/1/759
2018).
b. Sampel feses hanya dilakukan untuk terduga/pasien anak
(Petunjuk Teknis pemeriksaan TB menggunakan Tes
Cepat Molekuler /2017). Namun berdasarkan rekomendasi
Pokja TB anak, meminta agar sampel feses tidak dikerjakan
dahulu untuk pemeriksaan TCM (menunggu hasil piloting
pemeriksaan TCM dengan sampel feses pada anak).
17 Distribusi 634 alat TCM – Agustus 2018
19 6
11
15 5
10 4
8 10
22
3 14 9
8
10 7
24 15 11
8 4 13
13 38
13
10 11
13 7

Distribusi TCM di 396 Kab/Kota


Sumatera
Jawa
137 TCM
299 TCM
Bali & Nusa Tenggara 31 TCM
496 20 95
Kalimantan 47 TCM RS Lab PKM
Sulawesi 82 TCM
Maluku & Malut
Papua & Papua Barat
16 TCM
22 TCM 611 Fasyankes
PENAFSIRAN HASIL TCM TB

• TCM tidak menggantikan kebutuhan untuk pemeriksaan


mikroskopis BTA, Kultur M.tb dan uji kepekaan
• Fasyankes memastikan bahwa kualitas spesimen dahak
baik.
• Hasil TCM diinterpretasikan bersama dengan
pemeriksaan klinis, radiografi dan temuan laboratorium
lainnya.
Tabel Hasil dan Interpretasi Pemeriksaan TCM
HASIL INTERPRETASI TINDAK LANJUT
 DNA MTB terdeteksi Lanjutkan sesuai dengan
MTB DETECTED;
 Mutasi gen rpoB terdeteksi, alur diagnosis TB resistan
Rif Resistance
kemungkinan besar resistan terhadap Obat
DETECTED
rifampisin (TB RO)
MTB DETECTED;  DNA MTB terdeteksi
Lanjutkan sesuai dengan
Rif Resistance  Mutasi gen rpoB tidak terdeteksi.
alur diagnosis TB biasa
NOT Kemungkinan besar sensitif terhadap
(TB SO)
DETECTED Rifampisin
 DNA MTB terdeteksi
Ulangi pemeriksaan*)
MTB DETECTED;  Mutasi gen rpoB / resistansi rifampisin
secepatnya menggunakan
Rif Resistance tidak dapat ditentukan karena sinyal
spesimen dahak baru
INDETERMINATE penanda resistansi tidak cukup
dengan kualitas yang baik
terdeteksi
Lanjutkan sesuai alur
MTB Not Detected DNA MTB tidak terdeteksi
diagnosis TB

*) Apabila hasil TCM adalah indeterminate/invalid/Error/No result maka hanya diperbolehkan untuk mengulang
proses pemeriksaan TCM sebanyak 1 (satu) kali.
HASIL INTERPRETASI TINDAK LANJUT

Ulangi pemeriksaan dengan


Keberadaan DNA MTB tidak dapat
katrid baru dan spesimen
ditentukan karena kurva SPC tidak
dahak baru*), pastikan
INVALID menunjukan kenaikan jumlah amplikon,
specimen tidak terdapat bahan-
proses sampel tidak benar, reaksi PCR
bahan yang dapat menghambat
Terhambat
reaksi PCR

Ulangi pemeriksaan dengan


Keberadaan DNA MTB tidak dapat
katrid baru*), pastikan
ERROR ditentukan, quality control internal gagal
pengolahan spesimen sudah
atau terjadi kegagalan system
benar

Keberadaan DNA MTB tidak dapat Ulangi pemeriksaan dengan


NO RESULT ditentukan karena data reaksi PCR tidak katrid baru*) (lihat BAB VI.B.
Mencukupi Penyelesaian Masalah)

*) Apabila hasil TCM adalah indeterminate/invalid/Error/No result maka hanya diperbolehkan untuk mengulang
proses pemeriksaan TCM sebanyak 1 (satu) kali.
PEMERIKSAAN BIAKAN DAN UJI KEPEKAAN TB
• Keuntungan (MGIT):
o Waktu hasil pemeriksaan lebih
singkat
o Sensitifitas lebih tinggi dibanding
dengan LJ
o Manual, semi automated, fully
• Lamanya waktu pemeriksaan automated formats
1. LJ (media padat) : 10-14 minggu • Kendala (MGIT):
2. MGIT (media cair): 6-8 minggu o Higher isolation rate of NTM
Hasil Biakan pada media padat LJ o Higher contamination rate
Pembacaan Pencatatan
>200 koloni 3+ Hasil Biakan pada cair
100 – 200 koloni 2+ media MGIT:
10 – 100 koloni 1+  Hasil : Positif atau negatif
1 – 9 koloni Jumlah koloni (tanpa gradasi)
Tidak ada  Hasil Negatif dikeluarkan
Negatif setelah 42 hari
pertumbuhan
Laboratorium Biakan dan Uji Kepekaan TB Tersertifikasi
(Update Agustus 2018)
RS RS
Adam Malik
Adam Malik
BLKBLK
Samarinda
Samarinda HUMRC Makassar
HUMRC Makassar

BBLK Makassar BLKBLK


Manado
Manado
BBLK Makassar
BBLK Palembang*
BBLK Palembang*
BLKBLK
Jayapura
Jayapura

BP4BPLubuk
4 Lubuk
Alung
Alung
BLKBLK
Semarang*
Semarang*

BBLK Jakarta
BBLK Jakarta
Mikrobiologi FK FK
Mikrobiologi UI UI
BBKPM Ambon
BBKPM Ambon
RS RS
Persahabatan
Persahabatan RS RS
Sanglah*
Sanglah*

LRN: BBLK
LRN: Surabaya
BBLK Surabaya
BLKBLK
Bandung
Bandung RSRSPM
Saiful
RS Anwar
Saiful Anwar
Madiun
RSPM Madiun LabLab Tersertifikasi uji kepekaan lini 1 dan 2
RS RS
Rotinsulu
Rotinsulu
BP4BPTegal LabLab Tersertifikasi uji kepekaan lini 1
4 Tegal
RSPRSP
Cisarua
Cisarua LabLab Lab Biakan terstandarisasi
ALUR DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN
TB RESISTAN OBAT DI INDONESIA
TCM

MIKROSKOPIS

RADIOLOGI BIAKAN, UJI KEPEKAAN


Lini 1 dan Lini 2
Alur Diagnosis TB dan TB RO di Indonesia (1)
Alur Diagnosis TB dan TB RO di Indonesia (1)
Ringkasan Alur Diagnosis TB dan TB RO

1. TCM wajib dilakukan pada : terduga TB dengan riwayat pengobatan


sebelumnya, terduga TB pada ODHA, dan terduga TB dg kontak erat
dengan pasien TB RO (jika pasien datang di fasyankes mikroskopis,
maka pasien / dahak dirujuk ke fasyankes TCM)
2. Pada terduga TB baru, terduga TB dg HIV neg, tidak ada kontak
dengan TB RO dapat dilakukan pemeriksaan mikroskopis BTA (jika
tidak terdapat fasilitas TCM)
3. Pemeriksaan mikroskopis dilakukan pada 2 dahak
Ringkasan Alur Diagnosis TB dan TB RO (lanjutan)

4. Hasil TCM M.TB Resistan Rifampisin dari kelompok low risk TB RO(yaitu
dari terduga TB harus dilakukan pemeriksaan ulang TCM dengan contoh
uji yang baru. Pengulangan di Laboratorium TCM, bukan di RS Rujukan
TB RO. Jika terdapat perbedaan hasil, maka hasil pemeriksaan TCM yang
terakhir (yang memberikan hasil MTB detected) yang menjadi acuan
selanjutnya.
5. Penjelasan mengenai pemeriksaan TCM pada kelompok High risk dan
low risk TB RO dijelaskan pada slide selanjutnya.
6. Pemeriksaan TCM hanya untuk penegakan diagnosis. Pemantauan
pengobatan dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis.
Jumlah Dahak untuk
Pemeriksaan Diagnosis TB RO

• Jumlah dahak untuk diagnosis (TCM) adalah 2 dahak berkualitas baik:


1. Satu dahak untuk diperiksa TCM
2. Satu dahak sebagai cadangan jika diperlukan pemeriksaan ulangan,
yaitu
ct. jika hasil TCM indeterminate, invalid, error, no result atau hasil Rif
Resistan pada pasien dengan resiko rendah TB RO

diambil 2 dahak
• Pasien TB RO yang telah terkonfirmasi RR harus
(SS/SP) untuk pemeriksaan LPA dan uji kepekaan TB.
Pengaturan Rujukan Spesimen
• Pengaturan alur pengiriman dahak dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
sesuai jejaring rujukan uji kepekaan/Drug Susceptibility Test (DST)
dan LPA lini 2, yaitu:
a. Kelompok 1, laboratorium DST lini 1,2 dan LPA berada di 1
(satu) laboratorium
b. Kelompok 2, laboratorium DST lini 1 terpisah dengan
laboratorium DST lini 2 dan LPA
c. Kelompok 3, laboratorium DST lini 1 dan 2 terpisah dengan
laboratorium LPA
Jadwal Pemeriksaan Lab untuk
Pasien TB RO
Surat Direktur P2PML tanggal 16 November 2017
• Jumlah dahak yang diambil saat diagnosis 2
dahak
• Pemeriksaan lanjutan dari hasil akhir Rif Res 
2 dahak: Paket Standar Uji Kepekaan dan LPA
lini 2
• Hasil pemeriksaan wajib dicatat di eTB manager

 Pemeriksaan Mikroskopis wajib dicatat paling


lambat 3 hari sejak contoh uji diterima

Pemeriksaan Lab TB untuk follow up pasien TB RO:


a. Tahap awal (intensif) :
setiap bulan dengan 1 dahak (STR dan Individual),
kec untuk STR pada bulan ke-4, 5, 6, dan akhir pengobatan
di ambil 2 dahak

b. Tahap lanjutan : Setiap 2 bulan sekali dengan 1 dahak

c. Pasca pengobatan: 6 bulan sekali selama 2 tahun


Faktor Resiko Kejadian TB RO

• Berdasarkan faktor resiko untuk kejadian TB RO, pasien


dibedakan menjadi:
– Resiko tinggi untuk TB RO (kriteria High Risk TB RO)
Yang masuk dalam kriteria ini adalah 9 kriteria terduga TB RO
– Resiko rendah untuk TB RO (kriteria Low Risk TB RO)
Yang masuk dalam kriteria ini adalah terduga TB termasuk
terduga TB anak, TB dari pasien DM, terduga TB dari ODHA.
Kriteria Terduga TB Resistan Obat
1. Pasien TB gagal pengobatan Kategori 2
2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi setelah 3 bulan
pengobatan
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak standar
serta menggunakan kuinolon dan obat injeksi lini kedua minimal selama 1
bulan
4. Pasien TB gagal pengobatan kategori 1
5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tidak konversi
6. Pasien TB kasus kambuh (relaps), kategori 1 dan kategori 2
7. Pasien TB yang kembali setelah loss to follow-up (lalai berobat/default)
8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TB RO
9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons secara klinis maupun
bakteriologis terhadap pemberian OAT (bila penegakan diagnosis awal
tidak menggunakan TCM).
Diagnosis TB RO Pada Kriteria Low Risk
Pada kelompok low risk TB RO yaitu terduga TB, TB anak, TB pada pasien
HIV dengan hasil RR maka wajib dilakukan pengulangan pemeriksaan TCM di
fasyankes TCM sebanyak 1 (satu) kali menggunakan dahak baru berkualitas baik
dengan ketentuan sebagai berikut:

*Jika hasil TCM kedua (ulangan) adalah:


a. Rif Res : Keluarkan hasil keduanya  diobati sebagai TB RO
b. Rif Sen : keluarkan hasil keduanya  diobati sebagai TB SO
c. Neg/Indeterminate/Error/No Result: Tidak diperbolehkan dilakukan
pengulangan TCM, keluarkan hasil pemeriksaan keduanya

(hal tersebut disebabkan karena keterbatasan alat TCM, di mana pada hasil Rif
Res pada kelompok risiko rendah/low risk TB RO memiliki Positive Predictive
Value /PPV yang rendah yaitu 60-70%.
Pemeriksaan Diagnosis TB RO
High risk TB RO Ket:
(1) Hasil pemeriksaan ke-1
2 dahak (2) Hasil pemeriksaan ke-2
Pemeriksaan TCM
1 dahak (1)

TB, Rif Res TB, Rif Sen Neg Invalid/no result/error Indeterminate
1 dahak

Ulangi
TCM 1x
(2)

TB, TB, Neg Invalid/no result/error Indeterminate


• LPA Lini dua
Rif Res Rif Sen
• Uji Kepekaan TCM tdk boleh diulang lagi

Tindak lanjut hasil


pemeriksaan TCM
di slide selanjutnya

*) pengulangan TCM dilakukan di fasyankes TCM sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
High Risk TB RO
Hasil
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan Hasil Akhir Terapi pengobatan
TCM ke-2
TCM ke-1
Invalid / no Rif Res Rif Res TB RO
result / error Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Negatif Terapi pengobatan lain
Indet Indet Keputusan pengobatan oleh TAK
Invalid/no Invalid/no result/error Keputusan pengobatan oleh TAK
result/error
Indeterminate Rif Res Rif Res TB RO
Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Indet Keputusan pengobatan oleh TAK
Indet Indet Keputusan pengobatan oleh TAK
Invalid / no Indet Keputusan pengobatan oleh TAK
result/error
Tindak lanjut keputusan pengobatan oleh TAK
• Keputusan Pengobatan oleh TAK perlu mempertimbangkan
beberapa hal berikut:
1.TCM ke-3  sesuai ketentuan Program TB, pengulangan hanya
diperbolehkan 1 kali
2.Biakan Pasien bisa dipertimbangkan dilakukan pemeriksaan
biakan, namun pembiayaan tidak ditanggung Program TB
3.Telusuri kembali riwayat pengobatan pasien – pastikan tidak ada
riwayat pengobatan sebelumnya atau tidak ada kontak dengan
pasien TB RO. Pertimbangkan pengobatan sebagai TB SO atau
TB RO
Pemeriksaan Diagnosis TB RO
Low risk TB RO Ket:
(1) Hasil pemeriksaan ke-1
2 dahak (2) Hasil pemeriksaan ke-2
Pemeriksaan
(2) TCM
1 dahak (1)

TB, Rif Res TB, Rif Sen Neg Invalid/no result/error Indeterminate
1 dahak

Ulangi Ulangi
TCM 1x (2) TCM 1x (2)

Invalid/
TB, Negatif/Invalid/ TB, TB, Neg Indet
TB, Indet no result/
Rif Res no result/ Rif Res Rif Sen
Rif Sen error
error

TCM tdk boleh diulang lagi TCM tdk boleh diulang lagi

Tindak lanjut hasil Tindak lanjut hasil


pemeriksaan TCM pemeriksaan TCM
di slide selanjutnya di slide selanjutnya

*) pengulangan TCM dilakukan di fasyankes TCM sebelum pasien di rujuk ke fasyankes / balkes layanan TB RO
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
Low Risk TB RO
Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Hasil Akhir Terapi pengobatan
TCM ke-1 TCM ke-2
Rif Res Rif Res Rif Res TB RO
Rif Sen Rif Sen TB SO
Indet MTB Pos TB SO
Negatif /Invalid MTB Pos TB SO
/no result/error
Invalid/no result Rif Res - Keputusan pengobatan oleh TAK
/error Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Negatif Terapi pengobatan lain
Indet MTB Pos, indet (Rif ?) TB SO
Invalid/no result Invalid/no result/error Keputusan pengobatan oleh TAK
/error
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TCM
Low Risk TB RO (lanjutan)
Hasil
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan Hasil Akhir Terapi pengobatan
TCM ke-2
TCM ke-1
Indeterminate Rif Res Rif Res TB RO
Rif Sen Rif Sen TB SO
Negatif Indet TB SO
Indet Indet TB SO
Invalid / no result Indet TB SO
/error
Algoritma Pemeriksaan TBC
untuk pasien TB RO mengacu
kepada Permenkes No.67 tahun
2016 dan algoritma pengobatan
pasien TB RO

Pedoman Nasional Tatalaksana


TBC Resistan Obat di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
(Fasyankes) TBC Resistan Obat
Pemeriksaan LPA Lini Dua
• Pemeriksaan LPA lini 2 dapat mengidentifikasi:
1. M. tuberculosis kompleks
2. Resistensi terhadap Fluorokuinolon
3. Resistensi terhadap antibiotik injeksi (seperti :
Aminoglikosida dan siklik peptida)
• Membantu untuk
∞ Mengidentifikasi pasien dengan resistansi FQ dan obat
injeksi lini kedua
∞ Memulai pengobatan lebih awal dengan pengobatan yang
sesuai
∞ Membatasi transmisi penyakit
• Jenis sampel yang digunakan:
 Dahak/sputum
 Isolat
Rencana Pengembangan Laboratorium
LPA Lini 2

Tahap-1 Tahap-2

• BBLK Surabaya • RS Kariadi


• RSUP • HUMRC
Persahabatan • BBLK Palembang
• Lab Mikrobiologi • BLK Jawa Barat
FKUI
* Sudah digunakan oleh Program TB
Tabel Hasil Pemeriksaan LPA lini dua
HASIL INTERPRETASI
MTB FQ Res SLID Res MTB resistan terhadap Fluoroquinolone dan obat injeksi lini kedua

MTB FQ Res SLID Sen MTB resistan terhadap Fluoroquinolone dan sensitif terhadap obat
injeksi lini kedua

MTB FQ Sen SLID Res MTB sensitif terhadap Fluoroquinolone dan resistan terhadap obat
injeksi lini kedua

MTB FQ Sen SLID Sen MTB sensitif terhadap Fluoroquinolone dan obat injeksi lini kedua
Surat Direktur P2PML No.PM.01.03.1/2071/2018
tanggal 24 Agustus 2018 ,
Pemberitahuan tentang Pengaturan
Rujukan Pemeriksaan TBC
Pengaturan Rujukan Pemeriksaan TBC – TCM, LPA, CDST
Pengaturan Rujukan Pemeriksaan TBC – TCM, LPA, CDST
Pengaturan Rujukan Pemeriksaan TBC – TCM, LPA, CDST
N
A B
T
P A
E AS
I T TERIMA
R C N KASIH
E I
P LIM
E

Anda mungkin juga menyukai