Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

INFEKSI VIRUS DENGUE

OLEH
Elfrida Jesika
FAA 111 0018

Pembimbing :
dr. Enny Karyani, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN


ANAK
FK UNPAR - RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
2017
Pendahuluan
Demam dengue (DD) dan demam
berdarah dengue (DBD) penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue.

Demam Berdarah Dengue banyak


ditemukan di daerah tropis dan sub-
tropis

. Sudjana P. Buletin jendela epidemiologi demam


berdarah dengue., 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Virus dengue
Demam Dengue (DD) dan Demam
Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus
dengue yang termasuk kelompok B
Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang
sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus,
famili Flaviviridae, dan mempunyai

4 jenis serotipe, yaitu: DEN-1, DEN2, DEN-


3, DEN-4

Soedarmo SSS, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari


IDAI, 2012.h.1.
Morfolologi Vitus dengue

Soedarmo SSS, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari


IDAI, 2012.h.1.
EPIDEMIOLOGI

Data WHO terhitung sejak tahun 1968


hingga tahun 2009, negara dengan kasus DBD
tertinggi di Asia Tenggara.
Depkes RI 2009 5 provinsi dengan Angka
Insidensi tertinggi dapat Provinsi DKI dan
Kalimantan Timur

Ditjen : PP & PL DEPKES RI 2009


05/23/17
PATOFISIOLOGI dan PATOGENESIS
Virus tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk yang menembus kulit
periode tenang selama lebih 3-4
hari virus berreplikasi virus
masuk sirkulasi darah (viremia)
manusia yang terinfeksi akan
menunjukkan gejala.
Roespandi H, Nurhamzah W, et all. WHO Indonesia,
2008.h.162-6.
Gambaran klinik

World Health Organization. WHO,


2011.h. 17-56.
DIAGNOSIS
Anamnesis
- Onset demam/penyakit
- Jumlah intake oral, diare,perubahan status
mental/kejang/ketidaksadaran, urin output
(frekuensi, volume, dan waktu terakhir
kencing)
- Riwayat keluarga atau tetangga yang
mengalami DBD, riwayat endemis.

Pudijadi AH, et all. : IDAI, 2009.h. 141-


9.
Diagnosis (2)
Pemeriksaan fisik

Manifestasi perdarahan
Uji rumple test
Mudah lebam dan berdarah pada daerah tusukan untuk
jalur vena.
Petekie pada ekstremitas
Menorrhagia
Hepatomegali

Pudijadi AH, et all. : IDAI, 2009.h. 141-


9.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan radiologi
3. Pemeriksaan antigen dan
antibodi virus

Kliegman RM, Stanton BMD, et all.


Nelson s,2011.p.1092-4c
DEMAM BERDARAH DENGUE
Klinis:
demam mendadak tinggi, perdarahan (termasuk uji
bendung +), hepatomegali, syok.
Lab:
Trombositopenia ( 100.000/L), hemokonsentrasi (Ht
20% dari normal)
2 gejala klinis pertama + 2 gejala laboratoris
DBD

Dapertemen kesehatan Republik


Indonesia 2004
Derajat penyakit
1. Derajat I Demam disertai gejala tidak khas dan
satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji tornikuet
positif

2. Derajat II Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit


dan atau perdarahan lain

3. Derajat III Ditemukannya kegagalan sirkulasi yaitu


nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun (kurang
dari 20 mmHg)/ hipotensin disertai kulit yang dingin,
lembab dan penderita menjadi gelisah

4. Derajat IV Renjatan berat dengan nadi yang tidak


dapat diraba dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur

Pudijadi AH, et all. : IDAI, 2009.h. 141-


9.
Diagnosis banding
Demam: tipoid, malaria.
Ruam: morbili
Demam chikungunya.

World Health Organization.


Comprehensive guidelines : WHO, 201
Komplikasi
Ensefalopati Dengue
Kelainan ginjal
Udem paru

Dapertemen kesehatan Republik


Indonesia d 2004
Penatalaksanaan
Tanpa penyulit:

1. Tirah baring selama masih demam


2. Obat antipiretik/kompres air hangat bila perlu.
3. Pemberian cairan/elektrolit per oral.
4. Antibiotik bila terdapat infeksi sekunder
5. Monitor suhu, trombosit, hematokrit sampai normal kembali.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2004). m


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2004). m
Penanganan Pada DBD derajat I dan II
Penanganan pada DBD derajat III dan derajat IV (Sindrom Syok
Dengue/SSD)
Prognosis
Keselamatan secara langsung
berhubungan dengan
penatalaksanaan awal dan
intensif.

Dapertemen kesehatan Republik


Indonesia 2004
Kesimpulan
Demam dengue dan demam berdarah
dengue penyakit infeksi virus
dengue demam, nyeri otot dan/atau
nyeri sendi yang disertai lekopeni,
ruam, limfadenopati, trombositopenia
dan diatesis hemoragik.
Pada DBD terjadi perembesan plasma
yang ditandai dengan
hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan
di rongga tubuh.
Daftar Pustaka
Sudjana P. Buletin jendela epidemiologi demam berdarah dengue. Vol 2.
Jakarta : Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementerian Kesehatan
RI, 2010.h.21-8.
Soedarmo SSS, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI, penyunting. Buku ajar
infeksi & pediatri tropis. Edisi ke-2. Jakarta: Badan Penerbit IDAI,
2012.h.155-81.
World Health Organization. Dengue : guidelines for diagnosis, treatment,
prevention and control. France : WHO, 2009.p. 25-106.
Roespandi H, Nurhamzah W, et all. Buku saku pelayanan kesehatan anak
di rumah sakit, pedoman bagi rumah sakit rujukan tingkat petama di
kabupate/ kota. Jakarta : WHO Indonesia, 2008.h.162-6.
World Health Organization. Comprehensive guidelines for prevention and
control of dengue and dengue haemorrhagic fever. Revised and expanded
edition. India : WHO, 2011.h. 17-56.
Kliegman RM, Stanton BMD, et all. Nelson textbook of pediatrics. 19 th
edition. Canada : Elsevier Saunders,2011.p.1092-4.
Pudijadi AH, et all. Pedoman pelayanan medis ikatan dokter anak
Indonesia. Jakarta : IDAI, 2009.h. 141-9.
Dapertemen kesehatan Republik Indonesia dikrtorat jendral
pemberantasan penyakit menular dan kesehatan lingkungan 2004
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2004). Demam Berdarah
Dengue, Pelatihan bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam dalam Tatalaksana Kasus DBD, FKUI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai