Anda di halaman 1dari 24

Contoh kasus

KERACUNAN SIANIDA
I. Pendahuluan

* Pelaku kejahatan sering menyamarkan tidakannya


 racun digunakan

* Racun dimasukkan kedalam jamu  masalah jadi kompleks

* Menyulitkan penyidik dan dokter forensik ?

* Polisi bisa salah dalam menentukan tersangka !


II. Laporan Kasus
Permintaan Otopsi oleh Kepolisian Sektor Turi Sleman Yogyakarta
terhadap jenazah A.B, laki-laki, 17 tahun, dugaan keracunan jamu

II.1 Informasi :
- Selasa malam 27 Maret 2007  yasinan di rumah nenek korban
- Hadir juga Ny. A.S (korban lainnya)
- Ny. AS dapat kiriman jamu : seduhan dan serbuk
- Jamu seduhan diminum dengan cara dicampur dengan minuman merk ‘S’
- Ny. A.S sesak nafas & kejang  dibawa ke RS  meninggal di perjalanan
- Korban A.B menghirup uap/mencium dan mencicipi jamu 
pusing, limbung, sesak nafas,
jatuh & kejang
- Korban A.B dilarikan kerumah sakit
- Tidak tertolong dan meninggal dunia

- 3 orang polisi datang dan mencium seduhan jamu  sesak nafas


II.2 Pemeriksaan

PX. Luar
1. Lebam jenazah : Warna merah terang
2. Bintik perdarahan pada selaput kelopak mata
3. Pada sudut mulut terdapat cairan berbusa
4. Bibir dan gusi berwarna merah kebiruan
5. Pembuluh darah balik leher melebar dan terisi penuh
6. Liang kemaluan mengeluarkan cairan putih keruh
7. Jaringan di bawah kuku berwarna kebiruan
Lebam merah terang
Bintik perdarahan
Di kelopak mata
Sianosis di mukosa bibir
Sianosis di gland penis
Sianosi di palung kuku
PX. Dalam
- Gambaran kongesti organ dalam
- Terdapat lendir putih kental pd jalan nafas
Px. Patologi Anatomi
1. Otak : ekstravasasi eritrosit & kesan kongesti
2. Lidah : reaksi radang ringan
3. Paru : dilatasi kapiler, sebagian alveolus terisi darah,
terdapat rx radang & kesan kongesti
4. Jantung : rx peradangan ringan & kesan kongesti
5. Hati : ekstravasasi eritrosit, rx radang, degenerasi parenkim
& kesan kongesti
6. Limpa : rx peradangan & kesan kongesti
7. Ginjal : ekstravasi eritrosit, rx peradangan & kesan kongesti

Kesimpulan : Kongesti menyeluruh pada organ-organ dalam


(General Congestion)
Lidah : kesan peradangan ringan
Otak : kesan kongesti
Paru : kesan kongesti
Jantung : kesan kongesti
Limpa : kesan kongesti
Hati : kesan kongesti
Ginjal : kesan kongesti
Toksikologi :
1. Alkohol (-)
2. Sianida (+) : pd gelas berisi jamu,cairan lambung, darah, otak, hepar
lidah, limpa & ginjal
(-) : pd serbuk jamu, minuman “S”, & urin
3. Arsen (-)
II.3 Kesimpulan
Jenazah laki-laki, panjang badan seratus enam puluh sentimeter,
berat badan tujuh puluh kilogram, golongan darah A. Sebab kematian
korban akibat racun sianida di dalam darah dan organ-organ tubuh yang
mengakibatkan mati lemas. Saat kematian dua belas sampai dua puluh
empat jam sebelum pemeriksaan.

sianida
III. Analisis Kepustakaan

Taylor : racun = bahan yg dlm jumlah kecil bila masuk ke dalam tubuh
akan menimbulkan reaksi biokimiawi/patofisiologik
yg menyebabkan penyakit dan/atau kematian

Secara umum : racun = zat yg bila masuk ke dlm tubuh dlm dosis toksik
selalu mengakibatkan ggn fungsi tubuh, dapat
berakir dgn penyakit atau kematian

KUHAP ps 133 ayat 1 : hanya ada kata “keracunan”


KUHP ps 356 : ada kata “meracuni”  penyaniayaan

Data epidemiologi : kematian karena racun ~ tinggi

Sianida : >>
Sianida :
- Sangat toksik & Mematikan
- CN  menginaktifasi enzim sitokrom oksidase

hambatan rx oksidasi-reduksi  oksiHb tak dpt disosiasi

RH

anoksia histotoksik FH6Klm8


36
mikrojoul

Kriteria menentukan sebab mati ec. racun:


1. Riwayat kontak dgn racun
2. Gejala & tanda sesuai dgn dugaan jenis racun
3. Sisa barang bukti menunjukkan racun yg dimaksud
4. Bedah mayat menunjukkan hal yg sesuai & tdk ditemukan tanda kekerasan
lain
5. Analisa toksikologi membuktikan adanya racun dan/atau metabolitnya
IV. Analisis Kasus
 Informasi ~ korban menghirup uap & mencicipi seduhan jamu
:pusing, limbung, kesadaran turun, sesak & kejang  meninggal (singkat)
(ada korban lain: Ny. A.S & 3 org polisi)
 Data epidemiologi : !!
 Hasil otopsi : tanda2 mati lemas, lebam merah terang
tak ada tanda kekerasan lain
 Tanda patognomonik : bau amandel ?  kemampuan herediter
 Hasil PA : General Congestion
 Toksikologi : Sianida (+)
& arsen (-)

Kematian disebabkan racun sianida, melalui mekanisme mati lemas, racun


masuk ke dlm tubuh bisa perinhalasi dan peroral
2KCN + H2CO3 K2CO3 + 2HCN
V. Simpulan & Saran
- Sianida sangat berbahaya
- Bisa masuk peroral dan perinhalasi
- Bisa karena kecelakaan, bisa pembunuhan & bisa juga bunuh diri
- Perlu kehati-hatian, ketelitian & pengetahuan ttg toksikologi

Anda mungkin juga menyukai