SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2021
KORELASI HASIL PEMERIKSAAN C-REACTIVE PROTEIN
DAN LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN POSITIF
COVID-19
SKRIPSI
PENELITIAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2021
KORELASI HASIL PEMERIKSAAN C-REACTIVE PROTEIN
DAN LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN POSITIF
COVID-19
Mengetahui,
NIM : 1761050060
Adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya dalam
Skripsi tersebut telah diberi tanda citation dan ditunjukan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik.
NIM : 1761050060
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalty
nonekslusif ini, Universitas Kristen Indonesia berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Dibuat di Jakarta
Pada tanggal 8 Januari 2021
Yang menyatakan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus, atas berkat Rahmat dan
Karunia-Nya Skripsi yang berjudul “KORELASI HASIL PEMERIKSAAN C-
REACTIVE PROTEIN DAN LAJU ENDAP DARAH PADA PASIEN
POSITIF COVID-19” ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini tak lepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan moril
maupun materi dari banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
banyak kepada :
1. Dr. dr. Robert Hotman Sirait, Sp.An selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
2. Dr. Muhammad Alfarabi, S.Si., M.Si. selaku ketua tim skripsi.
3. dr. Danny Ernest Jonas Luhulima, Sp.PK sebagai dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan
memberi pengarahan dalam penyusunan skripsi.
4. dr. Kurniyanto, Sp.PD sebagai penguji sidang skripsi penulis yang berlangsung
pada hari Jumat, 12 Maret 2021.
5. Dr. Sudung Nainggolan, MHSc yang sudah menyediakan waktunya untuk
membantu dalam proses perhitungan statistik melalui program SPSS.
6. Orang tua penulis, Budi Mandala (Ayah) dan dr. Gloria Ilona (Ibu) yang telah
membesarkan, mendidik, mendoakan dan selalu memberi dukungan moral serta
materil kepada penulis.
7. Sahabat-sahabat kuliah penulis yang telah memberikan dukungan, semangat, dan
saran kepada penulis.
8. Para Dosen pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia yang
telah menginspirasi serta memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyusun
skripsi ini.
9. AMSA-UKI yang selalu membagi ilmu, pengalaman dan kekeluargaan kepada
penulis.
10. Ryo Fukuyama, teman satu dosen pembimbing yang saling memberi dukungan
selama penyusunan skripsi ini.
11. Seluruh keluarga dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
selalu memberikan semangat kepada penulis.
Akhir kata, saya berharap Tuhan berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberi manfaar bagi
pengembangan ilmu kedokteran.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................xi
DAFTAR DIAGRAM.......................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................xiv
ABSTRAK.........................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
II.1 COVID-19
SARS-CoV-2........................................................................9
COVID-19.........................................................................11
Chain Reaction......................................................................15
III.3.1 Populasi................................................................................24
III.3.2 Sampel....................................................................................24
IV.5 Pembahasan.....................................................................................45
V.1 Kesimpulan.......................................................................................49
V.2 Saran..................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51
BIODATA MAHASISWA...................................................................................60
LAMPIRAN..........................................................................................................61
DAFTAR TABEL
Tabel IV.2 Karakteristik sampel berdasarkan usia pada kelompok 1-40 tahun.......30
Tabel IV.3 Karakteristik sampel berdasarkan usia pada kelompok 41-90 tahun.....31
kelompok 1- 40 tahun............................................................................32
Tabel IV.6 Hasil perhitungan statistik antara PCR dengan CRP pada
Tabel IV.7 Hasil perhitungan statistik antara PCR dengan CRP pada
Tabel IV.8 Hasil perhitungan statistik antara PCR dengan LED pada
Tabel IV.9 Hasil perhitungan statistik antara PCR dengan LED pada
frekuensi pernafasan..............................................................................38
frekuensi pernafasan............................................................................39
Tabel IV.12 Hasil perhitungan statistik antara CRP dengan suhu tubuh.................41
Tabel IV.13 Hasil perhitungan statistik antara LED dengan suhu tubuh.................41
Tabel IV.14 Hasil perhitungan statistik antara CRP dengan frekuensi nadi............43
Tabel IV.15 Hasil perhitungan statistik antara LED dengan frekuensi nadi............44
DAFTAR DIAGRAM
kelompok 1- 40 tahun.......................................................................32
Diagram IV.6 Hasil perhitungan statistik antara PCR dengan CRP pada
Diagram IV.8 Hasil perhitungan statistik antara PCR dengan LED pada
Diagram IV.9 Hasil perhitungan statistik antara PCR dengan LED pada
frekuensi pernafasan.......................................................................38
frekuensi pernafasan.......................................................................39
Diagram IV.12 Hasil perhitungan statistik antara CRP dengan suhu tubuh............40
Diagram IV.13 Hasil perhitungan statistik antara LED dengan suhu tubuh............41
Diagram IV.14 Hasil perhitungan statistik antara CRP dengan frekuensi nadi.......42
Diagram IV.15 Hasil perhitungan statistik antara LED dengan frekuensi nadi.......43
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
Pada Desember 2019, ditemukan kasus pneumonia misterius yang pertama kali
dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Kemudian dikenal sebagai COVID-19
beserta etiologinya adalah SARS-Cov-2. C-Reactive Protein merupakan protein
homopentamerik yang muncul pada kondisi inflamasi. Konsentrasi laju endap
darah umum meningkat pada inflamasi akut dan kronis. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui korelasi antara konsentrasi CRP dan LED dengan status
hasil pemeriksaan diagnostic PCR pada pasien. Jenis penelitian ini adalah studi
korelasi dengan pendekatan cross sectional. Data yang diambil adalah hasil
pertama kali pemeriksaan PCR dan laboratorium untuk COVID-19. Populasi
penelitian ini adalah Pasien dalam pemantauan (PDP) COVID-19 yang berobat di
salah satu RS di Bekasi Timur, Jawa Barat. Sampel penelitian ini berjumlah 65
orang, terdiri dari 28 (43,1%) pasien negatif COVID-19 dan 37 (56,9%) pasien
positif COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awal pasien
melakukan pemeriksaan PCR untuk COVID-19, terdapat peningkatan CRP
dengan signifikan lemah (r=0.311), serta terdapat hubungan yang signifikan
antara hasil PCR COVID-19 dengan kadar CRP pasien (p=0.040) pada kelompok
umur 1-40 tahun. Selain itu, terdapat peningkatan frekuensi pernafasan pada
pasien dengan CRP tinggi dengan signifikansi lemah (r=0.366) dan hubungan
yang signifikan antara hasil pemeriksaan CRP dengan frekuensi pernafasan
pasien (p=0.026). Selain itu, terdapat hubungan yang kuat antara peningkatan
CRP dan peningkatan LED (p=0.000)
Kata Kunci: COVID-19, SARS-CoV-2, CRP, LED, Frekuensi Pernafasan
ABSTRACT
In December 2019, a mysterious pneumonia case was found and was first
reported in Wuhan, Hubei Province. Came to be known as COVID-19 with the
etiology of SARS-Cov-2. C-Reactive Protein is a homopentameric protein
elevated in inflammatory conditions. The erithrocyte sedimentation rate
concentration is generally increased in inflammation. The aim of this study was to
determine the correlation between CRP and LED concentrations with the status of
the PCR diagnostic results in patients. This type of research is a correlation study
with a cross sectional approach. The data taken were the results of the first PCR
and laboratory examinations for COVID-19. The population of this study were
patients under monitoring of COVID--19 who were treated at a hospital in East
Bekasi, West Java. The sample of this study were 65 people, consisting of 28
(43.1%) negative COVID-19 patients and 37 (56.9%) positive COVID-19
patients. The results showed that at the beginning of the patient's PCR
examination for COVID-19, there was a significantly weak increase in CRP (r =
0.311) and there was a significant relationship between the COVID-19 PCR
results and the patient's CRP level (p = 0.040) in the age group of 1-40 years. In
addition, there was an increase in respiratory rate in patients with high CRP with
weak significance (r = 0.366) and a significant relationship between the results of
CRP examination and the patient's respiratory rate (p = 0.026) and a strong
significant relationship between the results of CRP and ESR (p = 0.000).
Keywords: COVID-19, SARS-CoV-2, CRP, LED, Respiratory Rate
BAB I
PENDAHULUAN
I.2.1. Bagaimana profil dan korelasi antara hasil pemeriksaan CRP dengan
hasil status pemeriksaan diagnostik PCR COVID-19?
I.2.2. Bagaimana profil dan korelasi dari hasil pemeriksaan LED dengan
hasil status pemeriksaan diagnostik PCR COVID-19.
TINJAUAN PUSTAKA
4
Universitas Kristen Indonesia
5
Empat protein utama dari virus ini adalah Spike (S), Membrane
(M), Envelope (E) dan Nucleocapsid (N). Dikodekan oleh ORF 10 dan
11. Selain dari empat protein utama, beberapa CoVs juga mengkode
protein struktural dan asesorius special seperti Hemagglutinin-esterase
(HE), 3a/b protein, dan 4 a/b protein. Semua protein ini mempunyai
tanggung jawab penting untuk replikasi dan ketahanan virus.18 Untuk
lebih detail, dapat dilihat pada tabel II.1.
Protein Fungsi
S (Spike) - Mediasi ikatan antigen virus-reseptor
permukaan sel hospes dan penetrasi virion ke
dalam sel hospes.
- Fusi sel terinfeksi dengan sel sehat,
menghasilkan sel raksasa multinuclear.
M (Membrane) - Memberi bentuk envelope dari virus.
- Berinteraksi dengan protein struktural
coronavirus lainnya.
- Stabilisasi nukleokapsid.
E (Envelope) - Perakitan virion intraselluler
- Pematangan dan produksi virus
N (Nucleoprotein) - Mengikat gen sel hospes dengan RNA genom
CoV
- Menginduksi siklus replikasi virus
- Meningkatkan produksi Virus-like-particle
(VLP)
Batuk 67,8%
Lemas 38,1%
Produksi sputum 33,4%
Sakit tenggorokan 13,9%
Sakit kepala 13,6%
Mual muntah 5%
Gangguan pencernaan dengan diare 3,8%
melaporkan sebuah fraksi serologis asing yang diisolasi pada pasien yang
terinfeksi pneumokokus, berbeda dari fraksi polisakarida kapsul dan
nukleoprotein yang terdeteksi oleh antibodi spesifik dari bakteri yang
bersangkutan. Kemudian fraksi tersebut diberi nama Fraksi C.56
dengan situs pengikatan fosfokolin yang terdiri dari dua ion kalsium
terkoordinasi yang berdekatan dengan kantong hidrofobik.58 Untuk struktur
lebih jelas, dapat dilihat pada gambar 456
Hingga saat ini, fosfatidilkolin masih menjadi ligan CRP yang paling
krusial. Fosfatidilkolin adalah fosfolipid yang terdapat pada bakteri, jamur
dan sel eukariotik.58 Selain itu, CRP juga berikatan pada fosfokolin yang
dikeluarkan oleh sel yang mengalami nekrosis.57 Binding site dari CRP untuk
fosfatidilkolin terdapat pada permukaan lateral dari masing-masing subunit
dan membutuhkan ikatan dengan dua ion kalsium di dalam pocket hidrofobik
yang berada di tengah phe66, situasi ini disebut calcium-dependent ligand
binding.58
Indikasi dari pemeriksaan CRP antara lain adalah; (1) untuk melihat
apakah ada infeksi pasca prosedur operasi, (2) untuk mengawasi penyakit
infeksi yang dapat membuat inflamasi, dan (3) untuk monitor dari
pengobatan penyakit seperti infeksi atau kanker.59
Prinsip dari penelitian ini adalah Tes CRP didasarkan pada metode
aglutinasi lateks yang diperkenalkan oleh Singer et al pada tahun 1957. Ini
adalah uji aglutinasi slide untuk deteksi kualitatif dan semikuantitatif CRP
dalam serum manusia. Partikel lateks dilapisi oleh IgG kambing mengandung
anti-CRP dicampur dengan serum sampel yang mengandung CRP akan
Laju Endap Darah (LED) merupakan tes yang mudah dan sering
dilakukan di dalam laboratorium. Pemeriksaan LED bukan marker spesifik
dari inflamasi, namun masih sering digunakan oleh para dokter untuk
membantu diagnosis dan monitoring pasien dengan penyakit kronik. 64 The
International Council for Standardization in Haematology
merekomendasikan metode Westergren sebagai pemeriksaan LED terbaik.
PCR (+)
Reaksi inflamasi
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Kata Definisi
Mengalami gejala ISPA seperti demam
dengan suhu di atas dan salah satu gejala
penyakit pernapasan, seperti batuk, sesak
napas, sakit tenggorokan, dan pilek.
Suspek COVID-19
Memiliki riwayat kontak dengan orang
yang termasuk kategori probable atau
justru sudah terkonfirmasi menderita
COVID-19 dalam waktu 14 hari terakhir
Kasus probable adalah orang yang masih
dalam kategori suspek dan memiliki
gejala ISPA berat, gagal napas, atau
meninggal dunia, namun belum ada hasil
pemeriksaan yang memastikan bahwa
Probable COVID-19
dirinya positif COVID-19. Untuk
memastikan atau mengonfirmasi kasus
COVID-19, seseorang perlu menjalani
pengambilan sampel dahak atau swab
tenggorokan.
Kasus Terkonfirmasi COVID-19 Kasus konfirmasi COVID-19 adalah
orang yang sudah dinyatakan positif
terinfeksi virus Corona berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium berupa PCR.
Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah
ke dalam bentuk tabel-tabel, kemudian data diolah menggunakan aplikasi
komputer SPSS. Proses pengolahan data menggunakan program komputer ini
terdiri dari beberapa langkah:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada kelompok
umur antara 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun terdapat lebih banyak
sampel yang positif COVID-19 dibandingkan dengan sampel negative COVID-19.
Tabel IV.3: Karakteristik sampel berdasarkan usia pada kelompok umur 41-
90 tahun.
Tabel IV.3 menunjukkan bahwa jumlah sampel paling tinggi pada kelompok
umur diatas 40 tahun adalah kelompok umur 41-50 tahun dengan jumlah
sampel adalah 20 pasien (25%). Jumlah pasien positif COVID-19 paling
banyak juga ditemukan pada kelompok umur tersebut dengan persentase
45.5%
Tabel IV.4 menunjukkan bahwa pada kelompok umur 1-40 tahun lebih
banyak ditemukan sampel pria daripada sampel wanita. Dimana sampel pria
berjumlah 11 pasien dari total 21 pasien. Namun perbedaan angka sangatlah
sedikit, hanya berjumlah 1 sampel.
adalah hasil pemeriksaan laju endap darah dan c-reactive protein. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil pemeriksaan PCR pasien. Peneliti
juga meneliti keterkaitan antara LED dan CRP dengan gejala inflamasi yaitu
adalah frekuensi pernafasan.
Tabel IV.6: Hasil perhitungan statistik antara PCR dan CRP pada
kelompok 1-40 tahun
Pada tabel IV.6 hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov pada data
ini adalah 0.000, menandakan distribusi dari data adalah tidak normal.
Sehingga perhitungan statistik yang digunakan adalah uji statistik
spearman untuk uji koefisien korelasi. Pada kelompok 1-40 tahun
lebih banyak ditemukan dengan konsentrasi CRP normal dengan
Tabel IV.7: Hasil perhitungan statistik antara PCR dan CRP pada
kelompok 41-90 tahun
Pada tabel IV.7 hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov pada data
ini adalah 0.000, menandakan distribusi dari data adalah tidak
normal. Sehingga perhitungan statistik yang digunakan adalah uji
statistik spearman untuk uji koefisien korelasi. Pada kelompok umur
41-90 tahun lebih banyak pasien dengan CRP tinggi dibandingkan
dengan normal. nilai CRP yang tinggi juga lebih banyak pada pada
pasien dengan status positif COVID-19 dengan jumlah pasien 19
dari 29 pasien dan persentase sebesar 43.2%. didapatkan nilai p
sebanyak 0.040 dan nilai r sebanyak 0.311.
Tabel IV.8: Hasil perhitungan statistik antara PCR dan LED pada
kelompok umur 1-40 tahun
Pada tabel IV.8 Hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov pada data
ini adalah 0.000, menandakan distribusi dari data adalah normal.
Sehingga perhitungan statistik yang digunakan adalah uji statistik
spearman. Ditemukan bahwa pada kelompok 1-40 tahun ditemukan
lebih banyak pasien dengan konsentrasi LED normal dibandingkan
dengan LED yang tinggi. Dengan pasien positif COVID-19 dengan
LED tinggi hanya berjumlah 3 pasien (14.3%), sedangkan pasien
positif COVID-19 dengan LED normal berjumlah 8 pasien (38.1%).
Pada pasien COVID-19 lebih banyak ditemukan pasien dengan LED
Tabel IV.9: Hasil perhitungan statistik antara PCR dan LED pada
kelompok umur 41-90 tahun
Pada tabel IV.9 Hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov pada data
ini adalah 0.044, menandakan distribusi dari data adalah normal.
Sehingga perhitungan statistik yang digunakan adalah uji statistik
pearson. Data menunjukkan bahwa pada kelompok umur 40-90 tahun
pasien dengan LED tinggi lebih banyak ditemukan, selain itu juga
ditemukan bahwa pasien dengan status COVID-19 positif lebih
banyak yang mempunyai konsentrasi LED tinggi yaitu dengan total
36 pasien dari 44 pasien (81.8%). Didapatkan nilai p = 0.180 dan nilai
r = 0.206.
Pada tabel IV.12 ditunjukkan bahwa lebih banyak pasien dengan suhu
normal dibandingkan dengan suhu tinggi dengan jumlah sebanyak 22
pasien dari 37 pasien, persentasenya sebesar 59.5%. Kemudian, suhu yang
tinggi juga lebih banyak ditemukan pada pasien dengan konsentrasi CRP
tinggi dengan per. Didapatkan nilai p = 0.918 dan nilai r = 0.018
Pada tabel IV.13 hasil pemeriksaan dan analisis bivariat antara konsentrasi
laju endap darah ditunjukkan bahwa suhu yang tinggi lebih banyak
ditemukan pada pasien dengan kosentrasi LED tinggi, dengan
persentasenya adalah sebesar 27.0%. Nilai p ditemukan sebesar 0.032 dan
nilai r -0.354
Nilai normal frekuensi nadi dari manusia yang digunakan adalah 60-
100 bpm, diatas nilai tersebut maka dinilai sebagai frekuensi nadi tinggi.
Pada uji normalitas Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai 0.200 yang
menandakan data terdistribusi normal sehingga digunakan uji korelasi
pearson.
Pada tabel IV.14 ditunjukkan bahwa pada pasien COVID-19, lebih banyak
pasien dengan frekuensi nadi normal dibandingkan dengan frekuensi nadi
yang tinggi, dimana pasien dengan frekuensi nadi tinggi mencapai 24 dari
37 pasien (64.9%) dari total pasien positif COVID-19. Frekuensi nadi yang
tinggi juga lebih banyak ditemukan pada pasien dengan konsentrasi CRP
yang tinggi. Didapatkan nilai p = 0.721 dan nilai r = -0.610
Pada tabel IV.15 ditunjukkan bahwa frekuensi nadi yang tinggi lebih
banyak ditemukan pada pasien dengan kosentrasi LED tinggi dengan
persentasenya adalah sebesar 24.3%. Nilai p ditemukan sebesar 0.563 dan
nilai r = -0.980.
Dengan nilai CRP normal berkisar antara 0-6 mg/L dan nilai LED normal
adalah 0-10 mm/h untuk pria dan 0-15 mm/h untuk wanita.
IV.5 Pembahasan
pembagian kelompok umur menjadi 1-40 tahun dan 41-90 tahun, dimana
lebih banyak ditemukan sampel dengan jenis kelamin pria dibandingan
wanita.
Pada penelitian ini, pada analisis bivariat dan deskriptif antara CRP dan
PCR dilakukan dua kali perhitungan statistik, yaitu adalah pada sampel
kelompok umur 1-40 tahun dan sampel kelompok umur 41-90 tahun. Pada
data kelompok umur 1-40 tahun ditemukan lebih banyak sampel dengan
konsentrasi CRP yang normal pada pasien positif COVID-19. Jumlah pasien
positif COVID-19 yang mengalami peningkatan konsentrasi CRP hanya
berjumlah 4 pasien dari total 21 pasien dengan persentase sebesar 19.0%.
Pada kelompok umur 41-90 tahun ditemukan bahwa lebih banyak pasien
COVID-19 dengan konsentrasi CRP yang tinggi dengan jumlah sampelnya
adalah 19 pasien dari 29 pasien positif dan persentasenya adalah sebesar
65.9%
Nilai normal dari CRP pada tubuh manusia berkisar antara 1,0 mg – 6.0
mg.6 CRP secara signifikan meningkat pada infeksi bakteri dan meningkat
pada infeksi virus walau tidak semenonjol pada infeksi bakteri. Konsentrasi
CRP pada pasien diduga menjadi kunci dari tingkat keparahan dari pasien
COVID-19.4 Selama pasien pada fase infeksi atau status penyakit radang,
kadar CRP meningkat dengan cepat dalam 6-8 pertama jam dan puncaknya
pada tingkat hingga 350-400 mg / L setelah 48 jam.57
masa kecil hingga lansia, beliau menyatakan bahwa pada umur muda
terutama pada dewasa muda terdapat maksimalisasi dari kerja sistem imun
sehingga pasien tidak mudah mengalami perberatan penyakit terutama
dengan etiologi infeksi.69
Salah satu limitasi dari penelitian ini adalah tidak adanya informasi
mengenai hal-hal yang disebut sebelumnya, sehingga hasil dari penelitian
masih bersifat bias. Hal itu yang dapat menjadi alasan dari lebih banyaknya
ditemukan CRP dengan konsentrasi normal pada pasien COVID-19 pada
umur 1-40 tahun. Selain itu, penelitian ini juga mempunyai limitasi dimana
pemeriksaan cek darah lengkap pasien pada data ini hanya dilakukan pada
pasien yang datang pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan PCR
untuk diagnostk dari penyakit COVID-19.
paru pasien.4 Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Alisa A Mueller et al yang melakukan studi kohort pada 100
pasien di rumah sakit Brigham untuk mencari korelasi antara peningkatan
konsetrasi CRP dengan gejala gagal nafas pada pasien COVID-19. Beliau
menemukan bahwa peningkatan CRP menjadi prediktor kuat bahwa pasien
akan mengalami penurunan dalam fungsi pernafasan yang mempunyai
indikasi untuk dikirim ke ruang ICU dan dapat memprediksikan
kemungkinan pemasangan intubasi pada pasien.76
peningkatan pada LED dan laju respirasi. Teori tersebut mendukung hasil
analisis data yang didapatkan yaitu adalah semakin tinggi LED maka
semakin tinggi pula laju respirasi.
Pada penelitian ini dilakukan analisis bivariat antara CRP dan LED
dengan suhu. Nilai suhu normal 35-37 derajat celcius, penelitian dilakukan
dengan perhitungan statistik dan analitik. Pada perhitungan deskriptif CRP
dengan suhu ditemukan bahwa lebih banyak pasien dengan suhu normal
dengan jumlah 22 pasien (59.5%). Kemudian, ditemukan pasien dengan CRP
yang tinggi dan suhu yang tinggi berjumlah 10 orang (27%). Pada
perhitungan analitik ditemukan nilai p=0.918 yang berarti tidak ada
hubungan yang signifikan antara dua variabel, dan ditemukan nilai r=0.018
yang berarti lebih banyak pasien dengan suhu yang tinggi pada CRP yang
tinggi. Pada perhitungan deskriptif antara LED dengan suhu, ditemukan
pasien dengan LED yang tinggi dengan suhu yang tinggi berjumlah 15 pasien
(40.5%). Dengan nilai p=0.032 yang berarti ada hubungan yang signifikan
antara kedua variabel, kemudian nilai r=-0.354 yang berarti lebih banyak
pasien dengan suhu yang normal pada LED yang tinggi.
Pada penelitian ini dilakukan perhitungan statistic antara CRP dan LED
dengan nilai normal dari frekuensi nadi normal adalah 60-100 bpm.
Perhitungan deskriptif antara CRP dengan frekuensi nadi ditemukan lebih
banyak sampel dengan frekuensi nadi normal dengan jumlah 13 pasien
(35.1%). Pasien dengan CRP yang tinggi dan frekuensi nadi yang tinggi
berjumlah 9 pasien (24.3%). Perhitungan analitik yang dilakukan adalah
p=0.721 yang berarti tidak ada hubungan antara kedua variabel, selain itu
ditemukan r=-0.610 yang berarti lebih banyak pasien dengan frekuensi nadi
normal pada konsentrasi CRP yang tinggi. Pada perhitungan deskriptif antara
LED dengan frekuensi nadi ditemukan pasien dengan nilai CRP yang tinggi
dengan frekuensi nadi yang tinggi berjumlah 9 pasien (24.3%). Perhitungan
analitik ditemukan nilai p=0.563 yang berarti tidak ada hubungan yang
signifikan antara kedua variabel, kemudian ditemukan nilai r=-0.980 yang
berarti lebih banyak pasien dengan nilai frekuensi nadi yang normal pada
konsentrasi LED yang tinggi.
V.1 Kesimpulan
Pemeriksaan CRP hanya bermakna pada kelompok umur 41-90 tahun dan
terdapat hubungan yang bermakna antara peningkatan CRP dengan laju
pernapasan pada pasien COVID-19
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
10. Harrison M. Erythrocyte Sedimentation Rate and C-Reactive Protein. Aust Presc
[Internet]. 2015 [disitasi 2020 Mei 16];38(3): p93-4. doi:
https://dx.doi.org/10.18773%2Faustprescr.2015.034
11. Wiratma DY, Situmorang A. Pengaruh Perbedaan Metode Pemeriksaan Laju
Endap Darah (LED) Terhadap Nilai LED Pasien Tersangka Penderita
Tuberkulosis Paru di Upt. Kesehatan Paru Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara Meda Tahun 2015. Jurnal Analis Laboratorium Medik.
2016;1(1): p24-31.
12. Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y, et al. Clinical Features of
Patients Infected with 2019 Novel Coronavirus in Wuhan, China. The Lancet
[Internet] 2020. [disitasi 2020 Mei 16];395(10223): p497-506. doi:
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30183-5
13. World Health Organization, Coronavirus Disease (COVID-2019) Situation
Reports. WHO. 2020. [disitasi 2020 Mei 16]. Tersedia pada :
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-
reports
14. Munster VJ, Koopmans M, van Doremalen N, van Riel D, de Wit E. A Novel
Coronavirus Emerging in China—Key Questions for Impact Assessment. N Engl
J Med [Internet] 2020 [disitasi 2020 Mei 18];382(8): p692–4. doi:
10.1056/NEJMp2000929
15. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan COVID-19 di Indonesia
[Internet]. KemenKes. 2020. [disitasi pada 16 Mei 2020]. Tersedia pada :
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/
16. Wu YC, Chen CS, Chan YJ. The Outbreak of COVID-19: An Overview. J Chin
Med Assoc [Internet]. 2020 [disitasi 2020 Mei 16];83(3): p217-20. doi:
10.1097/JCMA.0000000000000270.
17. Mousavizadeh L, Ghasemi S. Genotype and phenotype of COVID-19: Their roles
in pathogenesis [Internet]. Journal of Microbiology, Immunology and Infection
[Internet]. 2020 [disitasi 2020 Mei 18]. doi:
https://doi.org/10.1016/j.jmii.2020.03
18. van Boheemen S, de Graaf M, Lauber C, Bresteboer TM, Raj VS, Zaki AM, et al.
Genomic characterization of a newly discovered coronavirus associated with
acute respiratory distress syndrome in humans. Genome and Phylogeny of
Human Coronavirus EMC [Internet]. 2012 [Disitasi 2020 Mei 18];3(6): p473-12.
doi: 10.1128/mBio.00473-12
19. Schoeman D, Fielding BC. Coronavirus envelope protein: current knowledge.
Virology Journal [Internet]. 2019 [disitasi 2020 Mei 18];16(69): p2-22. doi:
https://doi.org/10.1186/s12985-019-1182-0
20. Zhu N, Zhang D, Wang W, Li X, Yang B, Song J, et al. A Novel Coronavirus
from Patients with Pneumonia in China, 2019 [Internet]. N Engl J Med. 2020
[disitasi 2020 Mei 18]. doi: 10.1056/NEJMoa2001017.
21. Jin Y, Yang H, Ji W, Wu W, Chen S, Zhang W, et al. Virology, Epidemiology,
Pathogenesis, and Control of COVID-19. Viruses [Internet]. 2020 [disitasi 2020
Mei 18];12(372): p1-17. doi:10.3390/v12040372.
22. Sun P, Lu X, Xu C, Sun W, Pan B. Understanding of COVID‐19 Based on
Current Evidence. J Med Virol [Internet]. 2020 [disitasi 2020 Mei 18];92: p548-
51. doi : https://doi.org/10.1002/jmv.25722
23. World Health Organization. Modes of transmission of virus causing COVID-19:
implications for IPC precaution recommendations [Internet]. WHO. 2020.
Tersedia pada : https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/modes-of-
transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-
recommendations
24. Busse LW, Chow JH, McCurdy MT, Khanna AK. COVID-19 and the RAAS—a
potential role for angiotensin II?. Critical Care [Internet]. 2020 [disitasi 2020
Mei 18];34(136): p1-24. doi: https://doi.org/10.1186/s13054-020-02862-1
25. Patel VB, Clarke N, Wang Z, Fan D, Parajuli N, Basu R, et al. Angiotensin II
induced proteolytic cleavage of myocardial ACE2 is mediated by TACE/ADAM-
17: a positive feedback mechanism in the RAS. J Mol Cell Cardiol [Internet].
2014 [Disitasi 20 Mei 2020];66(2014): p167‐76. doi:
http://dx.doi.org/10.1016/j.yjmcc.2013.11.017
26. Li MY, Li L, Zhang Y, Wang XS. Expression of the SARS-CoV-2 cell receptor
gene ACE2 in a wide variety of human tissues. Infectious Diseases of Poverty
[Internet]. 2020 [Disitasi 2020 Mei 20];9(45): p1-7. doi:
https://doi.org/10.1186/s40249-020-00662-x
27. Ciaglia E, Vecchione C, Puca AA. COVID-19 Infection and Circulating ACE2
Levels: Protective Role in Women and Children [Internet]. Frontier. 2020 [disitasi
2020 Mei 20]. doi: https://doi.org/10.3389/fped.2020.00206
and Clinical Immunology [Internet]. 2014 [disitasi 2020 Mei 24];2(1): p1-23.
doi: 10.15305/ijrci/v2iS1/117
57. World Health Organization, C-reactive protein concentrations as a marker of
inflammation or infection for interpreting biomarkers of micronutrient status.
WHO [Internet]. 2020 [disitasi 2020 Mei 24]. Tersedia pada:
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/133708/WHONMHNHDEPG14.
7;jsessionid=B2F60910E0D2A0168AC2CD3189715D6C?sequence=1
58. Black S, Kushner I, Samols D. C-reactive Protein. The Journal of Biological
Chemistry [Internet]. 2004 [disitasi 2020 Mei 24];279(47): p48487-90. doi:
10.1074/jbc.R400025200
59. Dhurba Giri, C-Reactive Protein (CRP) Test : Introduction, Principle, Procedure
and Interpretation [Internet]. laboratoryinfo. 2020 [disitasi 2020 Mei 24].
Tersedia pada: https://laboratoryinfo.com/c-reactive-protein-crp/
60. Wang G, Wu C, Zhang Q, Wu F, Yu B, Lv J. C-Reactive Protein Level May
Predict the Risk of COVID-19 Aggravation. Open Forum Infectous Disease
[Internet]. 2020 [disitasi 2020 Mei 24];7(5): p1-5. doi:
https://doi.org/10.1093/ofid/ofaa153
61. Wu J, Jin Y, Li H, Xie Z, Li J, Ao Y. Evaluation and significance of C-reactive
protein in the clinical diagnosis of severe pneumonia. Experimental and
Therapeutic Medicine [Internet]. 2015 [disitasi 2020 Mei 24];10(1): p175-80. doi:
https://dx.doi.org/10.3892%2Fetm.2015.2491
62. Ramsay ES, Lerman MA. How to use the erythrocyte sedimentation rate in
paediatrics. BMJ Journal [Internet]. 2014 [disitasi 2020 Mei 26];100(1): p30-6.
doi: http://dx.doi.org/10.1136/archdischild-2013-305349
63. Hashemi R, Majidi A, Motamed H, Amini A, Najari F, Tabatabaey A.
Erythrocyte Sedimentation Rate Measurement Using as a Rapid Alternative to
the Westergren Method. Emergency [Internet]. 2015 [disitasi 2020 Mei 26];3(2):
p50-3. Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4614602/
64. Dewi MMW, Herawati S, Mulyantari NK, Prabawa IPY. The comparison of
erythrocyte sedimentation rate (ESR) modify Westergren Caretium Xc-A30 and
Westergren Manual in Clinical Pathology Laboratory, Sanglah General
Hospital, Denpasar, Bali. Bali Med J [Internet]. 2019 [disitasi 2020 Mei 26];8(2):
p396-9. Tersedia pada:
https://www.balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/viewFile/1401/pdf
BIODATA MAHASISWA
RIWAYAT PENDIDIKAN
JUDUL SKRIPSI:
Lampiran 3
Crosstabs dan diagram antara PCR dengan usia pada semua kelompok umur
Lampiran 4
Crosstabs dan diagram antara PCR dengan usia pada semua kelompok usia
1-40 tahun
Lampiran 5
Crosstabs dan diagram antara umur dengan hasil PCR pada kelompok umur 41-
90 tahun
Lampiran 6
Crosstabs dan diagram antara jenis kelamin dengan hasil PCR pada kelompok
umur 1-40 tahun
Lampiran 7
Crosstabs, korelasi, dan diagram hasil pemeriksaan PCR dengan CRP pada
kelompok umur 1-40 tahun
Correlations
CRP KodePCR
Spearman's rho CRP Correlation Coefficient 1.000 -.095
Sig. (2-tailed) . .682
N 21 21
KodePCR Correlation Coefficient -.095 1.000
Sig. (2-tailed) .682 .
N 21 21
Lampiran 8
Crosstabs, korelasi, dan diagram hasil pemeriksaan PCR dengan CRP pada
kelompok umur 1-40 tahun
Correlations
Kode PCR CRP
Spearman's rho Kode PCR Correlation Coefficient 1.000 .311*
Sig. (2-tailed) . .040
N 44 44
CRP Correlation Coefficient .311* 1.000
Sig. (2-tailed) .040 .
N 44 44
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 9
Hasil crosstabs, korelasi, dan diagram hasil pemeriksaan PCR dengan LED pada
kelompok umur 1-40 tahun.
Correlations
KodePCR LED
Spearman's rho KodePCR Correlation Coefficient 1.000 -.277
Sig. (2-tailed) . .224
N 21 21
LED Correlation Coefficient -.277 1.000
Sig. (2-tailed) .224 .
N 21 21
Lampiran 10
Hasil crosstabs, korelasi, dan diagram hasil pemeriksaan PCR dengan LED pada
kelompok umur 41-90 tahun.
Correlations
Kode PCR Kelompok LED
Kode PCR Pearson Correlation 1 .206
Sig. (2-tailed) .180
N 44 44
Kelompok LED Pearson Correlation .206 1
Sig. (2-tailed) .180
N 44 44
Lampiran 11
Hasil crosstabs, korelasi, dan diagram antara CRP dengan frekuensi pernapasan
Correlations
CRP KelRR
Spearman's rho CRP Correlation Coefficient 1.000 .366*
Sig. (2-tailed) . .026
N 37 37
*
KelRR Correlation Coefficient .366 1.000
Sig. (2-tailed) .026 .
N 37 37
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 12
Hasil crosstabs, korelasi, dan diagram antara LED dengan frekuensi pernapasan
Correlations
Kelompok LED KelRR
Spearman's rho Kelompok LED Correlation Coefficient 1.000 .055
Sig. (2-tailed) . .744
N 37 37
KelRR Correlation Coefficient .055 1.000
Sig. (2-tailed) .744 .
N 37 37
Lampiran 13
Hasil crosstabs, korelasi, dan diagram antara CRP dengan suhu tubuh
Total 14 23 37
Correlations
CRP HR
CRP Pearson Correlation 1 -.061
Sig. (2-tailed) .721
N 37 37
HR Pearson Correlation -.061 1
Sig. (2-tailed) .721
N 37 37
Lampiran 14
Correlations
Kelompok LED Suhu
Kelompok LED Pearson Correlation 1 -.354*
Sig. (2-tailed) .032
N 37 37
*
Suhu Pearson Correlation -.354 1
Sig. (2-tailed) .032
N 37 37
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 15
Correlations
CRP HR
CRP Pearson Correlation 1 -.061
Sig. (2-tailed) .721
N 37 37
HR Pearson Correlation -.061 1
Sig. (2-tailed) .721
N 37 37
Lampiran 16
Correlations
Kelompok LED KelHR
Spearman's rho Kelompok LED Correlation Coefficient 1.000 -.098
Sig. (2-tailed) . .563
N 37 37
KelHR Correlation Coefficient -.098 1.000
Sig. (2-tailed) .563 .
N 37 37
Lampiran 17
Correlations
Kelompok LED CRP
Spearman's rho Kelompok LED Correlation Coefficient 1.000 .557**
Sig. (2-tailed) . .000
N 37 37
**
CRP Correlation Coefficient .557 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 37 37
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 18