Anda di halaman 1dari 24

CACING TAMBANG

( Hook Worm )

By : Dewi Oktavia, S.KM


Nematoda Usus
Spesies Cacing tambang
(hookworm):

Necator americanus manusia


Ancylostoma duodenale
manusia
Ancylostoma braziliense kucing, anjing
Ancylostoma ceylanicum anjing,
kuncing
Infeksi cacing tambang
pada manusia terutama
disebabkan oleh
Ancylostoma duodenale (A.
duodenale) dan Necator americanus
(N. americanus).
Kedua spesies ini termasuk dalam
famili Strongyloidae dari filum
Nematoda.
Necator americanus
dan Ancylostoma
duodenale
SEJARAH
Cacing tambang di Eropa dulu
ditemukan pd pekerja tambang
HOSPES DAN NAMA PENYAKIT
Hospes: manusia
Penyebab
nekatoriasis/ankilostomiosis
DISTRIBUSI GEOGRAFIK
Di daerah khatulistiwa : pertambangan
dan perkebunan
penderita terbanyak di daerah tropis dan
subtropis, terutama di Asia dan subsahara
Afrika.
Tanah yg baik utk pertumbuhan larva
adalah tanah gembur ( berpasir, humus )
suhu optimum 28-32C N.americanus;
A. duodenale suhu 23-25C
MORFOLOGI Necator
americanus dan Ancylostoma
duodenale

Cacing dewasa di rongga usus mulut


melekat pada mukosa dinding usus
N. americanus 9000 telur/hari
A. duodenale 10000 telur/hari
Cacing betina 1 cm, jantan 0,8 cm
N. americanus seperti huruf S
A. duodenale seperti huruf C
Morfologi Necator americanus dan
Ancylostoma duodenale
Alat kelamin cacing jantan tunggal, betina
berpasangan.
Pd ujung posterior cacing jantan trdapat
bursa kopulasi (berfungsi utk memegang
cacing betina wkt kopulasi)
Ukuran telur 60 x 40 mikron, bentuk
lonjong, dinding tipis dan jernih
Telur dapat hidup bbrp jam pd suhu 45 C
dan 7 hr pd suhu 0 drjt
Ukuran pjg larva rabditiform 250 mikron
Ukuran pjg larva filariform 600 mikron
Tabel 1.1. Beda Ancylostoma duodenale dengan
Necator americanus

Ancylostoma Necator
duodenale americanus

Betina : 10-13mm x Betina : 9-11mm x


0,6mm 0,4mm
Ukuran
Jantan : 8-11mm x 0,5mm 7,9mm x 0,3mm

Bentuk C S

Rongga mulut 2 pasang gigi 1 pasang gigi chitin

Jumlah telur 10.000 butir/hari 9.000 butir/hari


cacing betina
Gambar 1.1. Cacing dewasa (a) Ancylostoma duodenale
(b) Necator americanus
Siklus Hidup
Telur larva rabditiform larva filariform
menembus kulit kapiler darah
jantung kanan paru bronkus
trakea laring tertelan usus halus
Infeksi terjadi bila larva menembus kulit
Infeksi A,duodenale juga mungkin dengan
menelan larva filariform
Wkt sampai ke usus halus : 10 hr
Cacing dewasa dpt hdp dlm tubuh
hospes : 10 th
Gambar 1.2. LIFE CYCLE NECATOR AMERICANUS AND ANCYLOSTOMA
DUODENALE
Gambar 1.3. Siklus hidup NECATOR AMERICANUS AND ANCYLOSTOMA
DUODENALE
Siklus hidup cacing tambang
Telur dikeluarkan melalui tinja,
menetas 1-1,5 hari larva
rabditiform, tiga hari larva
filariform tembus kulit (hidup
7-8 minggu di tanah)
Setelah menembus kulit, larva
ikut aliran darah ke jantung
terus ke paru-paru.
Di paru larvanya menembus
pembuluh darah masuk ke
bronchus lalu ke trachea dan
laring. Dari laring, larva ikut
tertelan dan masuk ke dalam
usus halus dan menjadi cacing
dewasa. Infeksi terjadi bila larva
filariform menembus kulit atau
ikut tertelan bersama makanan
(Menteri Kesehatan , 2006).
Patologi
Pada kulit : Ground itch >>>Kulit
gatal2 dan merah
Pada paru : Pneumonitis
Gejala:
1. STADIUM LARVA
Terjadi perubahan pada kulit ground itch
2. STADIUM DEWASA, Tergantung pd:
(1) jumlah cacing, terutama yang secara
kebetulan melekat pada mukosa yang
berdekatan dengan kapiler arteri;
(2) species cacing : seekor A duodenale yang
lebih besar daripada N. americanus mengisap
5 x lebih banyak darah;
N.americanus darah 0,005-0,1cc/hari/ekor
A. duodenale darah 0,08-0,34 cc/hari/ekor
(3) lamanya infeksi.
Cacing dewasa tsb melekat pd
>>>timbul luka>>>iritasi :
Perasaan tdk enak diperut
Rasa mual dan diare berdarah
Kekurangan darah (anemia Mikrociter
Hypochrom)
>>> Lesu, tidak bergairah, konsentrasi
belajar kurang, pucat, rentan terhadap
penyakit,, prestasi kerja menurun,
Jika berlangsung lama >>> komplikasi
Decompensatio cordis (gagal jantung)
Diagnosis

Ditemukan telur
A.duodenale dan
N. americanus dalam
tinja
Tabel 1.2. Hubungan tingkat infeksi dg
jumlah telur cacing tambang

Sumber : Gandahusada S, Ilahude H.D, Pribadi W, Parasitologi Kedokteran.


Pengobatan
Tetrachlor etilen
Pyrantel pamoat
Tetramisol
Jika Hb < 7 diberikan pengobatan
anemia terlebih dahulu
Pencegahan
Survei prevalensi untuk memulai
besarnya endemisitas di suatu daerah.
Penyuluhan kesehatan
Perbaikan sanitasi, terutama jamban
kelurga yang sehat,
Melarang Kebiasaan defekasi di tanah dan
pemakaian tinja sebagai pupuk penting
dalam penyebaran infeksi
Membudayakan mencuci tangan
Membiasakan memakai alas kaki
(sandal/sepatu) terutama pekerja
tambang atau perkebunan
12/11/2011

Sekian,
Terima kasih

23
DAFTAR PUSTAKA
1. Weldi. 2011. Mikrobiologi dan Parasitologi. Diktat
penuntun perkuliahan APIKES IRIS Padang.
2. Gandahusada,S., Herry D.I,Wita Pribadi, 2006,
Parasitologi Kedokteran, Edisi ketiga, Jakarta :
FKUI
3. Sumanto, D. 2010. Faktor Risiko Infeksi Cacing
Tambang Pada Anak Sekolah (Studi kasus kontrol di
Desa Rejosari, Karangawen, Demak) [tesis].
Semarang: UNIVERSITAS DIPONEGORO. Diakses
dari:
http://eprints.undip.ac.id/23985/1/DIDIK_SUMANTO.p
df
. 21 Mei 2012

Anda mungkin juga menyukai