NASKAH PUBLIKASI
Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Disusun oleh:
Merlin Herofianti
NIM : P07134112070
Semester V / Reguler B
Diajukan oleh
RESTI RUSFIANI
NIM:P07134108030
TAHUN 2011
PENGARUH LAMA PENDIAMAN DARAH EDTA PADA SUHU KAMAR
TERHADAP JUMLAH RETIKULOSIT MENGGUNAKAN
METODE TIDAK LANGSUNG
Resti Rusfiani
INTISARI
Tahapan pra analitik merupakan tahapan yang sangat penting dan perlu
diperhatikan pada pemeriksaan hematologi. Masih banyak petugas laboratorium
yang melakukan penundaan pemeriksaan terutama pemeriksaan hematologi
metode manual. Salah satu pemeriksaan hematologi yang menggunakan
metode manual adalah pemeriksaan hitung retikulosit. Penundaan pemeriksaan
hitung retikulosit dapat menyebabkan penurunan jumlah retikulosit karena
retikulosit matur secara invitro. Mengetahui pengaruh lama pendiaman darah
EDTA pada suhu kamar terhadap jumlah retikulosit dengan menggunakan
metode tidak langsung. Eksperimen semu dengan desain penelitian pre and post
test without control. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hematologi Jurusan
Analis Kesehatan pada bulan April – Mei tahun 2011. Subjek penelitian
mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan tahun ajaran 2010/2011 dengan kriteria
pria atau wanita usia 20-22 tahun dan tidak mengalami kelainan jumlah
retikulosit. Lama pendiaman darah EDTA adalah 6 jam. Data yang didapat
disajikan dalam bentuk tabel kemudian diuji secara deskriptif dan uji statistik One
Way Anova. Hasil uji One Way Anova menunjukan nilai F hitung sebesar 28,543.
Besarnya nilai signifikan adalah 0,000 (lebih besar dari 0,05) maka dinyatakan
ada pengaruh lama pendiaman darah EDTA pada suhu kamar terhadap jumlah
retikulosit. Hasil uji Post Hoc Test (LSD) diketahui bahwa penurunan jumlah
retikulosit signifikan setelah pendiaman selama 3 jam dengan nilai signifikan
0,000 (kurang dari 0,05). Ada pengaruh lama pendiaman darah EDTA selama 6
jam pada suhu kamar terhadap jumlah retikulosit.
Kata Kunci : Lama pendiaman darah EDTA, Suhu kamar, Jumlah retikulosit.
PENDAHULUAN
dengan baik sehingga didapatkan hasil yang tepat dan dapat dipercaya.7
pra analitik, analitik dan post analitik. Tahapan pra analitik merupakan tahapan
yang sangat penting dan perlu diperhatikan. Tahapan pra analitik meliputi
bahan uji, dan pengolahan bahan uji.7 Pada penanganan bahan uji hal penting
yang perlu diperhatikan adalah rentang waktu antara pengambilan bahan uji dan
pemrosesannya. Jika rentang waktu diantara keduanya cukup lama maka akan
adanya pengaruh yang signifikan terhadap kadar Hb, nilai Mean Corpuscular
(PLT), Mean Platelet Volume (MPV), Platelet Distribution Wright (PDW) dan
Platelet Large Cell Ratio (P-LCR). Selain itu penundaan waktu pemeriksaan
dapat menyebabkan perubahan bentuk sel yaitu pada sel monosit yang
beberapa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) ternyata masih banyak petugas
pengiriman bahan uji dari bangsal atau poliklinik ke laboratorium. Selain itu
metode manual akan terjadi penundaan pemeriksaan yang cukup lama hingga
berjam-jam.
kasus yang menyangkut aktivitas sumsum tulang maupun kasus lain yang
meliputi penegakan diagnosis, penilaian hasil terapi dan penilaian berat tidaknya
suatu penyakit utamanya pada kasus anemia. Banyaknya retikulosit dalam darah
selama 24 jam dalam almari es (4oC) 3, atau dapat disimpan selama 6 jam dalam
suhu kamar.7
Penundaan pemeriksaan hitung retikulosit dapat menyebabkan hasil
rendah palsu. Hal ini disebabkan karena ada beberapa retikulosit yang matur
Darah yang diinkubasi 37oC jumlah retikulositnya akan turun cepat pada
6 jam pertama. Setelah 48 jam inkubasi hampir seluruh retikulosit matur menjadi
eritrosit dewasa.4
suhu kamar terhadap jumlah retikulosit. Hasil hitung retikulosit akan diuji secara
penundaan pemeriksaan.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain penelitian pre
and post test without control. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April –
pria atau wanita sehat usia 20-22 tahun dan tidak ada kelainan jumlah retikulosit.
Penelitian ini menggunakan bahan uji darah vena dengan antikoagulan EDTA.
Dari bahan uji tersebut dilakukan pemeriksaan hitung retikulosit tanpa pendiaman
metode tidak langsung. Jumlah retikulosit dihitung per seribu eritrosit dan
deskriptif disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, sedangkan analisis statistik
dilakuakn secara komputerisasi menggunakan alat bantu program SPSS 16.0 for
windows dengan taraf kepercayaan 95%. Uji yang digunakan adalah uji One Way
Anova untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lama pendiaman darah EDTA
HASIL
Waktu pendiaman
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
darah EDTA pada suhu kamar maka jumlah retikulosit yang didapat akan
semakin rendah. Hal ini membuktikan bahwa waktu pendiaman darah EDTA
1 0.1 8.33
2 0.1 8.33
3 0.5 41.67
4 0.5 41.67
5 0.6 50.00
6 0.7 58.33
Hasil uji normalitas data didapatkan nilai Asymp Sig sebesar 0,079 (lebih
besar 0,05) maka distribusi data normal dan dilanjutkan uji One Way Anova.
Hasil uji One Way Anova di dapatkan nilai Asymp Sig 0,00 (lebih kecil dari
0,05) yang berarti bahwa ada pengaruh lama pendiaman darah EDTA selama 6
jam pada suhu kamar terhadap jumlah retikulosit. Selanjutnya untuk mengetahui
seberapa signifikan penurunan jumlah retikulosit dilihat dari setiap variasi waktu
setelah pendiaman selama 3 jam, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan yang
PEMBAHASAN
Hasil uji One Way Anova pada penelitian ini sesuai dengan teori yang
darah EDTA untuk pemeriksaan hitung retikulosit dapat disimpan selama 24 jam
dalam almari es (4oC) atau dapat disimpan 6 jam pada suhu kamar.7
menyebabkan hasil rendah palsu. Hal ini disebabkan karena ada beberapa
karena pendiaman darah EDTA dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya suhu
dan ketercukupan nutrisi. Pada suhu rendah proses maturasi menjadi terhambat,
maturasi retikulosit secara invitro akan berjalan seperti maturasi invivo jika darah
diinkubasi 37oC. Pada darah yang diinkubasi 37oC jumlah retikulosit turun cepat
pada 6 jam pertama. Setelah 48 jam inkubasi hampir seluruh retikulosit matur
Hasil Post Hoc Test (LSD) pada penelitian ini kurang sesuai dengan
salah satu teori yang ada. Dalam teori disebutkan bahwa darah EDTA untuk
pemeriksaan hitung retikulosit dapat disimpan selama 6 jam pada suhu kamar.7
Akan tetapi hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah retikulosit setelah
pendiaman darah EDTA selama 3 jam pada suhu kamar sudah mengalami
Hasil penelitian hitung retikulosit ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor
yaitu kesetabilan suhu pada saat penelitian, ketelitian dari peneliti, homogenisasi
darah dan ketepatan dalam pemipetan. Dalam penelitian ini ketelitian yang baik
penelitian ini, pemeriksaan hitung retikulosit dilakukan secara duplo pada setiap
perlakuan.
perubahan yang bermakna terhadap jumlah trombosit, nilai MCV, MPV serta
darah EDTA.2
kurang dari 3 jam setelah darah berhasil ditampung jika darah EDTA disimpan
pada suhu kamar. Apabila lebih dari 3 jam dikhawatirkan hasil yang didapat
KESIMPULAN
1. Ada pengaruh lama pendiman darah EDTA selama 6 jam pada suhu kamar
jumlah retikulosit.
pendiaman selama 6 jam terhadap jumlah retikulosit pada 0 jam pendiaman yaitu
: jam ke-1 sebesar 8,33%, jam ke-2 sebesar 8,33%, jam ke-3 sebesar 41,67%,
jam ke-4 sebesar 41,67%, jam ke-5 sebesar 50,00%, jam ke-6 sebesar 58,33%.
3. Penurunan jumlah retikulosit yang signifikan dimulai dari waktu pendiaman 3 jam
dan seterusnya. artinya batas toleransi waktu pendiaman darah EDTA pada
KEPUSTAKAAN
Livingstone.
4. Gloria, G., Swift, H., Theodore, L.S. 1984. Maturation of Reticulocyte In Vitro. J.
Cell Sci. (71) 177-179. Diunduh tanggal 20 Maret 2011 dari http://cellsci.org.
7. Wirawan, R., Setiabudi, R., Satyawirawan, F. S., Silman, E., Loho, T., Pitono, I.