Haemoglobin
• 15±2 g/dL
Men 150 ± 20 g/l
Indeks eritrosit
Memerlukan data jumlah eritrosit dalam juta/ µL, nilai hemoglobin, dan nilai
hematokrit
PEMERIKSAAN ERITROSIT
Indeks eritrosit
Memerlukan data jumlah eritrosit dalam juta/ µL, nilai hemoglobin, dan nilai
hematokrit
Mean corpuscular Volume (MCV)
• Merupakan rerata volume eritrosit
• Digunakan untuk klasifikasi anemia dan menggambarkan kemungkinan
patofisiologi kelainan eritrosit
• Perhitungannya : Ht/jumlah eritrosit
• Satuan :femtoliter (fL)
• Nilai rujukan : 82-92 fL
PEMERIKSAAN ERITROSIT
Indeks eritrosit
Mean corpuscular haemoglobin (MCH)
Merupakan rerata banyaknya hemoglobin dalam satu eritrosit
Perhitungan: Hb (g/dL)/jumlah eritrosit
Nilai rujukan : 27-31 pg (picogram)
Pada gangguan sintesis hb seperti pada hemoglobinopathy atau defisiensi besi
maka nilainya menurun
Mean corpuscular hemoglobin concentration
Mencerminkan gram hb/dl dalam hematokrit
Perhitungan: Hb (g/dL0/Hematokrit
Nilai rujukan 31-36 g/dL
PEMERIKSAAN LEUKOSIT
HITUNG LEUKOSIT
Dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan pipet leukosit
dan larutan Turk maupun secara automatis
Nilai rujukan berbeda menurut metode dan umur.
Nilai rujukan : 5000-10.000/µL
Meningkat pada keadaan infeksi, inflamasi, keganasan (leukemia)
Menurun pada infeksi (biasanya viral infection), gangguan produksi di
sumsum tulang
Hitung jenis leukosit
Bisa dilakukan secara manual dengan sediaan hapus darah tepi maupun
automatis
PEMERIKSAAN TROMBOSIT
Hitung trombosit
Dapat dilakukan manual dengan menggunakan amonium oksalat 1% atau
automatis
Nilai rujukan 150.000-400.000/µL
Biasanya nilai trombosit pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada lelaki, pada
umur kurang dari 1 tahun trombositnya lebih tinggi dibandingkan dewasa
Meningkat pada :
1. Exercise berat
2. Essential trombositosis
Menurun pada:
1. Produksinya berkurang gangguan pembentukan trombosit di sumsum tulang
2. Penghancuran trombosit Idiopatik atau Imunologik trombositopeni purpura
3. Hipersplenisme
PEMERIKSAAN MORFOLOGI DARAH
TEPI/GAMBARAN DARAH TEPI
PEMBUATAN SEDIAAN DARAH HAPUS
Bahan:
1. Darah tanpa antikoagulan (darah vena atau kapiler) bila darah
kapiler digunakan maka tempak jelas agregasi trombosit,
sedangkan pada darah vena tdpt agregasi ringan
2. Darah dgn antikoagulan (EDTA) chelasi kalsium shg mencegah
agregasi trombosit dan trombosit akan tersebar merata
ALAT:
1. Gelas obyek
2. Kaca penghapus
REAGEN:
1. Metanol absolut untuk fiksasi
2. Pewarnaan Romanowsky :
• MGG (May Grunwald Giemsa)
• Wright
• Wright Giemsa
Bain, BJ.Blood Cells: apractical guide.4th ed.London.Blackwell Publishing.2006.
PEMBUATAN SEDIAAN DARAH HAPUS
ANTIKOAGULAN:
• K2EDTA direkomendasikan oleh ICSH (International Committee for
Standardization in Haematology) 1,5-2,2 mg/mL
• K3EDTA ukuran sel mengecil hematokrit rendah
• Na2EDTA kurang larut dibandingkan garan kalium
EDTA yg berlebihan mempengaruhi morfologi sel saat pewarnaan
2. Hapusan otomatis
Hapusan cara Wedge dapat dilakukan dengan spreader mekanik
yang diintegrasikan dalam mesin pewarnaan atau automated
full blood counter
ERITROSIT
• Dievaluasi distribusi, ukuran (size), shape (bentuk), konsentrasi Hb
(staining), dan inklusi
• Distribusi:
o Terdapat bagian yang tipis sel terpisah satu dgn lainnya dan tidak
ada overlapping di daerah ini dilakukan penilaian eritrosit. Bagian
tipis tersebut ± 1/3 dari panjang hapusan
o Pada bagian tepi dan ujung hapusan distribusi ireguler disertai bentuk
artifaktual dan distorsi ukuran serta warna
o Jgn dilakukan penilaian di bagian yg saling menumpuk atau jarang-
jarang
o Distribusi abnormal :
Rouleaux eritrosit tidak terpisah satu dgn lainnya, tampak
tumpukan panjang atau pendek menyerupai koin. Rouleaux
terbentuk karena permukaan bikonkaf eritrosit beraposisi.
Formasi ini bisa terbentuk pada hiperproteinemia dan mieloma
multipel
Aglutinasi terjadi bila terdapat antibodi eritrosit sehingga
terjadi aglutinasi
Miwa, S. Atlas of blood cell.Tokyo. Bunkodo Co.Ltd. 1998.
Evaluasi Morfologi eritrosit
Ukuran:
• Dinilai apakah ukurannya normositik, makrositik, atau mikrositik
• Ukuran eritrosit kurang lebih sebesar inti limfosit kecil sehingga
untuk menilai ukuran dapat diperbandingkan ukuran eritrosit dgn
ukuran inti limfosit kecil
Bentuk:
• Dinilai apakah terdapat bermacam-macam bentuk (poikilositosis)
Staining:
• Normokrom/hipokrom/polikrom
• Normokrom maka central pallor ±1/3 eritrosit, hipokrom maka
CP>1/3, bila polikromasi tidak tdpt CP
Badan Inklusi:
• Dilaporkan ada tidaknya badan inklusi seperti basophilic stippling,
Howell-Jolly bodies, cincin Cabot, Nucleated RBC atau eritrosit
berinti, atau parasit (seperti Plasmodium spp)
Eritrosit normal
Central pallor
CP > 1/3
Papanheimer
Basophilic stippling
Howell Jolly bodies
Heinz bodies
EVALUASI LEKOSIT
2. Klasifikasi lekosit:
1. Granulosit (neutrofil, eosinofil, basofil) dan nongranulosit
(limfosit dan monosit)
2. PMN (Netrofil, eosinofil, basofil) dan MN (limfosit dan monosit)
3. Fagosit (Netrofil, eosinofil, basofil, monosit) dan imunosit
(limfosit)
Urutan diff coun lekosit: basofil, eosinofil, batang, segmen, limfosit,
monosit
Lawrence, LW. The phagocytic leucocytes: morphology, kinetics, and function. In:Martin, EA, Steineger, CA, Koepke, JA editors. Clinical hematology: Principles,
Procedures, Correlations.Philadelphia. Lippincott. 1998.p:303-316
Eosinofil
• Ukuran 10-15 μm
• Sitoplasma mengandung granula besar, berwarna merah,
homogen,granula tidak menutupi inti
• Kromatin inti padat
• Inti berlobus dua
• 1-3 % di darah tepi
• Meningkat : infestasi parasit (eosinofilia berat > 50%),
alergi (eosinofilia ringan 5-15%),asma brokiale,
infiltrat paru, hay fever, penyakit kulit, penyembuhan
dari infeksi, HES, CML, Myelomonositik leukemia dg eosi
nofilia, setelah radiasi. Kadang juga ditemukan pd pasi
en AIDS
• Terdapat variasi diurnal (rendah pd pagi hari dan tinggi
pada malam hari)
Basofil
• Ukuran 10-15 μm
• sitoplasmanya mengandung granula besar, warna
biru kehitaman, heterogen (ukuran:0,2-1 μm), gra
nula menutupi inti
• Granula basofil mengsekresi histamin, heparin bila terstimu
lasi eksositosis
• 0-1% di darah tepi
• Meningkat: CML fase akselerasi dan blast, myksedem, kolitis
ulseratif, sinusitis kronik, smallpox, chicken pox, dan setelah
injeksi dg protein asing
Basofil
Netrofil Batang
• Diameter berkisar 15 μm
• Sitoplasma mengandung granula halus, warna ungu
muda
• Inti : kromatin inti padat, kasar, menggumpal, berwar
na merah keunguan, inti membentuk lekukan > ½
jarah pinggir inti ke garis tengah, membentuk tapal
kuda, huruf U atau C,
• 1-5% di darah tepi (digsum)/5-10% (shiro miwa)
• Bila meningkat shift to the left respon pejamu
Netrofil-batang
Netrofil Segmen
• ukuran berkisar 10-15 μm
• sitoplasma merah muda mengandung granula kecil, ha
lus, warna merah muda
• Inti: warna ungu tua,terdiri dari bbrp lobus (3-5)di
sertai dgn filamen menghubg antara lobus satu dg
lainnya, kromatin inti padat,
• 50-70% didarah tepi
• Netrofilia: infeksi akut, proses inflamasi, intoksikasi,
hemoragik akut, hemolisis akut, olahraga berlebihan,
neoplasma dan myeloproliferatif
Netrofil segmen • Neutropenia : infeksi, syok anafilaktik, hemodialisis,
obat, zat kimia, atau penggunaan alkohol berlebihan
LIMFOSIT
• Limfosit kecil 7-10
Diff Count:
1. Basofil 0-1 %
2. Eosinofil 1-3%
3. Netrofil Segmen 40-60%
4. Limfosit 20-40%
5. Monosit 2-8%
EVALUASI TROMBOSIT
• Dinilai jumlah dan morfologi trombosit
• Jumlah normal trombosit : 1 trombosit dalam 15-20
eritrosit (4-8 trombosit dalam 100 eritrosit)
• Morfologi dinilai apakah morfologi normal atau tidak
Ukuran normal berkisar 1-4 um
Terdapat 2 bagian yaitu kromomer yang bergranula di
tengah, dan hialomer yang mengelilingi kromomer
Bentuk abnormal antara lain giant trombosit, clumping
DIAGNOSIS SEL DARAH TEPI PATOLOGIK
Table 2.6 -- Effects of cigarette smoking[*]54–59
Increased Decreased
Haemoglobin (Hb) Plasma volume
Red cell count (RBC) Protein S
Packed cell volume (PCV)
Mean cell volume (MCV)
Mean cell haemoglobin (MCH)
White cell count (WBC)
Neutrophil count
Lymphocyte count T cells (CD4-positive)
Monocyte count
Carboxyhaemoglobin (>2 %)
Platelet count (transient)
Mean platelet volume
Fibrinogen
β-thromboglobulin
von Willebrand factor
Red cell mass
Haptoglobins
Plasma viscosity
Whole blood viscosity
Erythrocyte sedimentation rate (ESR)
PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
JENIS PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
Berdasarkan organ yang mengalami gangguan, pemeriksaan kimia klinik dapat
dibedakan menjadi:
Hati pemeriksaan fungsi hati
1. Gangguan integritas sel hati : peningkatan enzim transaminase yaitu ALT dan
AST.
2. Gangguan fungsi ekskresi: peningkatan bilirubin
3. Gangguan fungsi sintesis: penurunan albumin serum, pemanjangan
prothrombin time (PT), dan penurunan kadar kolinesterase.
4. Gangguan detoksikasi: kadar amoniak darah dan asam hipurat
5. Bila terjadi kolestasis: peningkatan enzim alkali fosfatase (ALP), γ-globulin
transpeptidase (GGT), dan 5’nucleotidase.
JENIS PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
1. WARNA
Normal kekuningan
Hijau sayur mayur
Abu2 atau dempul ikterus obstruktif tidak ada zat warna tinja,
Abu2 defisiensi enzim pankreas sehingga banyak lemak tidak dicerna
Merah perdarahan saluran cerna distal
Hitam perdarahan saluran cerna proksimal
2. BAU normalnya bau indol, skatol, dan asam butirat. Bila terdapat bau busuk
kemungkinan ada proses pembusukan oleh kuman
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS FESES
3. KONSISTENSI
Normal lunak mempunyai bentuk
Encer diare
Keras konstipasi
4. LENDIR
Menandakan ada radang pada mukosa saluran cerna
Bila lendir hanya di permukaan radang di colon (usus besar)
Bila lendir bercampur dengan feses radang di intestinal (usus halus)
Kadang bercampur darah
Pada disentri, intusepsi, ileocolitis kadang dijumpai lendir tanpa tinja
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS FESES
3. DARAH
Perhatikan warna darahnya
Bila darah segar biasanya dari saluran cerna distal seperti rektum, anus, atau
kolon distal
Bila makin hitam dan bercampur dengan feses kemungkinan di saluran cerna
proksimal
4. PARASIT
Cacing ascaris atau ancylostoma mungkin tampak
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS FESES
Meliputi pemeriksaan:
1. Sel epitel
2. Makrofag
3. Leukosit
4. Eritrosit
5. Kristal
6. Sisa makanan
7. Sel ragi
8. Telur cacing
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS FESES
Sisa makanan:
Karbohidrat menggunakan larutan lugol positif bila
terdapat butir2 biru atau merah
Lemak Sudan III atau Sudan IV dalam alkohol 70% lemak
netral menjadi tetes2 merah atau jingga