Anda di halaman 1dari 21

MEMBUAT SEDIAAN APUS DARAH TEPI

Manfaat pemeriksaan sediaan hapus darah tepi :


(Morfologi apus darah tepi)

2. Mencari ada tidaknya parasit mikrofilaria


Reagens :

1. Metanol absolut larutan fiksasi


2. Zat warna Giemsa yang baru diencerkan

Larutan Giemsa stok diencerkan 20 X dengan aquadest


atau dengan larutan buffer

Bahan :

- Darah kapiler ( tanpa antikoagulan )


- Darah vena + antikoagulan
 Na2EDTA 1 mg/cc darah
 K2 EDTA
 K3EDTA  terbaik
Peralatan :

1. Kaca Obyek :
• Harus betul-betul bersih, bebas lemak dan kering
• Sebelum dipakai, kaca obyek yang disimpan kering harus
dihapus dengan alkohol dikeringkan.

2. Kaca penghapus :
• kaca obyek yang dipakai untuk penghapus / pendorong tetesan darah.
• Tepi kaca harus rata. Patahkan sudut kaca obyek, menurut garis diagonal
hapusan darah tidak mencapai tepi kaca obyek.

3. Rak untuk mewarnai


4. Pipet
5. Gelas ukur / tabung reaksi
CARA KERJA :

A. Bahan : darah kapiler

1. Bersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol, biarkan kering.


Tusuk dengan blood Lancet

tetesan darah pertama hapus dgn kapas kering

2. 1 tetes darah diteteskan di atas gelas obyek


(1 cm dari ujung kaca)

2
TET
ESK
1 AN
B. Bahan darah vena
(+ antikoagulan EDTA)

Teteskan 1 tetes darah pada


Gelas obyek (1 cm dari ujung
kaca gelas obyek)
2
TET
ESK
1 AN
3

3. Letakkan kaca penghapus dengan sudut 30-45 terhadap kaca obyek,


di depan tetesan darah
Dorong kaca penghapus ke belakang
menyentuh tetesan darah,
sehingga tetesan darah melebar
mengikuti kaca penghapus

4. Dengan gerakan mantap


tarik kaca penghapus ke arah depan

Hapusan darah (3-4 cm) atau


Panjang = ½ - ⅔ kaca obyek dan
apusan tidak boleh sampai tepi
kaca obyek
5. Biarkan hapusan darah mengering di udara
6. Tulis identitas pasien di bagian tebal hapusan dengan jarum/pencil
7. Sediaan diwarnai dengan Giemsa.

Ciri-ciri sediaan hapus yang baik :


• Tidak melebar sampai tepi kaca obyek, panjangnya = ½ - ⅔ panjang kaca obyek
• Mempunyai bagian yang cukup tipis untuk diperiksa
• Rata, tidak berlubang-lubang dan tidak bergaris-garis
• Mempunyai penyebaran lekosit yang baik, tidak bertumpuk pada bagian pinggir
atau ujung-ujung sediaan
PEWARNAAN : MGG, Wright, Wrigth Giemsa

Prinsip :
Komponen esensial pewarnaan romanowsky:
1. Basic dye atau cationic dye (spt Azure B) 
 biru atau biru violet
 mewarnai asam nukleat (berikatan dgn phosphat dari DNA dan RNA),
nukleoprotein, granula basofil,
• berikatan secara lemah dgn granula netrofil
2. Acidic dye atau anionic dye (seperti eosin) 
 merah atau orange  hemoglobin, granula eosinofil
 Juga berikatan dgn protein inti kationik (mewarnai inti)
CARA PERWARNAAN
1.Dilakukan fiksasi dgn metanol absolut selama 10 menit
2.Teteskan wright diatas hapusan sehingga seluruh hapusan tertutup merata
minimum 1 menit
3.Teteskan buffer phosphat dlm jumlah yang sama pada sediaan
dan diamkan selama 4-6 menit
4.Dicuci dgn air mengalir untuk menghilangkan sisa zat warna
dan bersihkan bagian belakang slide
5.Keringkan di udara
PEWARNAAN GIEMSA

1. Letakkan sediaan hapus pada tempat


pewarnaan

2. Fiksasi dengan methanol absolut


selama 2 – 3 menit

3. Buang kelebihan methanol

4. Warnai dengan larutan Giemsa


selama 20 - 30 menit
5. Bilas dengan air mengalir, mula-mula
dengan aliran lambat kemudian aliran
lebih cepat

Menghilangkan semua
kelebihan zat warna

Letakkan sediaan hapus pada rak


Dengan posisi tegak dan biarkan
mengering.
Sediaan hapus yang tidak baik (gagal)

Sediaan hapus yang baik

Sebaran sel pada sediaan hapus darah tepi yang baik

1. Kepala
4 2. Ekor
2 6 3 5 1 3. Daerah limfosit
4. Daerah granulosit / monosit
4 5. Eritrosit berkelompok
6. Eritrosit terpisah
HASIL:

1. Granulosit :
• Inti sel : merah keunguan
• Granula eosinofilik : merah
• Granula basofilik : biru tua
• Granula netrofilik : merah keunguan
2. Limfosit :
• sitoplasma : biru
3. Eritrosit : merah pucat
4. Trombosit : biru dengan internal bodies berwarna ungu
A. Eritrosit
B. Limfosit besar
C. N. segmen
D. Eosinofil
E. N. Segmen
F. Monosit
G. Trombosit
H. Limfosit kecil
I. N. Batang
J. Basofil
HASIL PRAKTIKUM
Gambar jenis-jenis leukosit normal dalam darah tepi :

Nama sel Karakteristik sel GAMBAR


Bentuk Diameter (ų) Sitoplasma Inti
Basofil

Eosinofil

N. Batang

N. Segmen

Limfosit
Kecil

Limfosit
besar

Monosit
Hitung jenis leukosit :
menentukan distribusi / persentase leukosit berdasarkan jenisnya.

CARA KERJA
1. Dengan menggunakan sediaan hapus darah tepi yang sudah diwarnai;
pembacaan dilakukan dengan 2 cara :
• Dengan blood cell sheet
• Dengan blood cell counter

Blood Cell counter

2. Secara otomatis.
Hitung Jenis Leukosit dengan Blood Cell Sheet :
Alat : 1. Mikroskop ( lensa okuler 10 X, lensa obyektif 40 X )
2. Blood cell sheet (lembar hitung jenis)

Bahan : Sediaan Hapus darah tepi yang sudah diwarnai

Catatan :
1. Makin banyak leukosit yang dihitung, makin kecil kesalahan yang terjadi
2. Penghitungan dilakukan sebanyak 100 leukosit.
Tetapi pada keadaan leukositosis, harus lebih banyak leukosit yang dihitung

JUMLAH LEUKOSIT / mm3 JUMLAH LEUKOSIT YG


DIHITUNG PD HITUNG JENIS
10.000 – 20.000 200 SEL
> 20.000 – 50.000 300 SEL
> 50.000 400 SEL

3. Eritrosit berinti (normoblast) tidak ikut dihitung. Tetapi dilaporkan jumlahnya


dalam 100 leukosit (misalnya : nomoblast = 2%)
Cara Kerja :
1. Periksa sediaan hapus darah tepi di bawah mikroskop
lensa obyektif 10 x

Cari bagian di mana eritrosit tersebar berdampingan


(bagian yang tipis di ujung sediaan)

2. Mulailah menghitung dari sebelah atas (tepi) sediaan.


Dengan arah gerakan sesuai dengan anak panah pada gambar :
3. Ganti lensa obyektif 10 x dengan yang 100 x minyak imersi

4. Catat setiap leukosit yang dililhat dengan memberi tanda ( I ) dalam kolom
yang sesuai, untuk masing-masing leukosit

5. Satu kolom hanya untuk 10 leukosit.


Sel ke 11 dst dicatat dalam kolom berikutnya sampai
jumlah leukosit yang dihitung 100 leukosit

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 JML
Basofil
Eosinofil
N. Batang
N. Segmen
Limfosit
Monosit
TOTAL
Normoblast 100

Anda mungkin juga menyukai