Anda di halaman 1dari 9

RANDOM THOUGHTS

OCTOBER 29, 2015 BY DEFTIA

KELAINAN BENTUK ERITROSIT


(SHAPE)
Eritrosit matang normal memiliki bentuk cakram bikonkaf dengan
diameter 7.82 ± 0.82 µ (7.00 – 8.64 µ), tebal bagian tepi 2.58 ± 0.27 µ
(2.31 – 2.85 µ ) dan tebal abgian tengah 0.81 ±  0.35µ (0.46-1.16µ)
dengan volume eritrosit matang normal 94 ±  14 fL (80-108 fL).

Pada sediaan hapus darah tepi dengan pewarnaan Wright, eritrosit


matang normal tampak sebagai bulatan berwarna kemerahan
dengan daerah pucar di bagian tengah. Normalnya daerah pucat
tidak melebihi setengah dari diameter eritrosit.

eritrosit normal

SEL SASARAN (TARGET CELL)

Target cell adalah eritrosit berbentuk seperti lonceng akibat


permukaan eritrosit lebih luas dari eritrosit normal. Pada sediaan
apus darah tepi menggunakan pulasan Wright eritrosit ini akan
terlihat seperti sel sasaran (target), dimana bagian tengah yang
harusnya berwarna pucat malah berwarna lebih gelap atau merah.

Sel target akibat mempunyai luas permukaan yang lebih besar


dibandingkan eritrosit normal,menunjukan fragilitas osmotic yang
lebih rendah dari eritrosit normal (tidak mudah pecah/lebih tahan
terhadap larutan yang hipotonik).

Sel sasaran dapat terjadi akibat;

Peningkatan kadar kolesterol dan fosfolipid pada membrane


eritrosit; penyakit hati kronik.
Penurunan jumlah/ kadar Hb dalam sel eritrosit, misalnya pada
anemia de�siensi besi, thalassemia, anemia sel sabit, penyakit
haemoglobin C.

target cell

SFEROSIT

Sel ini berbentuk seperti bola, pada sediaan apus dengan


pewarnaan Wright akan tampak sebagai eritrosit normal dan tidak
terdapat daerah pucat di bagian tengah eritrosit sehingga warnanya
tampak lebih gelap. Sferosit terjadi akibat kelainan atau kerusakan
membrane eritrosit, baik yang kongenital maupun didapat.

Kelainan kongenital: Sferositosis herediter.


Kelainan didapat: Immune haemolytic anemia, luka bakar yang
berat, Hipersplenisme, dan Mikroangiopati.
OVALOSIT / ELIPTOSIT

Bentuk eritrosit lonjong seperti telur (oval), kadang dapat lebih


gepeng sehingga disebut sebagai eliptosit. Mekanisme terjadinya
kelinan ini belum diketahui.

Keadaan ini dapat dijumpai pada:

Elipsitosis herediter
Anemia megaloblasitik (makro-ovalosit)
Anemia de�siensi besi (sel pensil/sel cerutu)
Mielo�brosis
Anemia sel sabit

STOMATOSIT

Bentuk seperti mangkuk, pada sediaan apus dengan pulasan Wright


tampak sebagai eritrosit dengan bagian pucatnya sebagai celah
(tidak bundar). Mekanisme kelainan ini belum diketahui. Stomatosit
dapat dijumpai pada:

Kelainan kongenital: sferostomasitosis herediter dan sferositosis


herediter.
Kelainan didapat: alkoholisme akut, pengaruh obat (fenotiasin dan
khlorpromazine), bersifat reversible.

Stomatosit

SICKLE CELL/ DREPANOSYTE (SEL SABIT)

Sel ini adalah eritrosit yang berubah bentuk menyerupai sabit


akibat polimerisasi Hb S pada keadaan kekurangan O2 yang bersifat
reversible.

Dijumpai pada: penderita Hb S, terutama yang homozigot, kadang


ditemukan juga pada Hb C Harlem dan Hb I.

sickle cell

AKANTOSIT
Eritrosit yang pada permukaannya mempunyai 3-12 duri dengan
ujung tumpul yang tidak sama panjang. Mekanisme terbentuknya
kelainan ini belum diketahui. Diketahui bahwa kadar kolesterol
membrane eritrosit pada kelainan ini meningkat dan jumlah lecithin
pada membrane menurun. Kelainan ini dapat dijumpai pada:

Abetalipoproteinemia kongenital
Penyakit hati kronik
Hipotiroidisme
De�siensi vitamin E
Pasca splenektomi

akantosit

BURR CELL (ECHINOCYTE)

Di permukaan eritrosit ini terdapat 10-30 buah duri-duri kecil


pendek, ujungnya tumpul, yang jarak duri yang satu dengan duri
lainnya sama. Terjadi akibat mekanisme fragmentasi, yaitu
hilangnya sebagian membrane eritrosit, baik disertai dengan
hilangnya Hb ataupun tidak. Sel ini dapat dijumpai pada:

Uremia
Penyakit jantung
Keganansan lambung
Ulkus peptic yang berdarah
Sesudah penyuntikan heparin
Hipotiroidisme
Dehidrasi
Nb: kelainan ini juga dapat terbentuk pada proses pembuatan
sediaan apus darag:bila dilakukan pulasan sebelum sediaan apus
kering.

burr cell (10-30 duri tumpul berjarak sama)

SEL HELMET

Eritrosit berbentuk seperti helm. Terjadi akibat mekanisme


fragmentasi, yaitu hilangnya sebagian membrane eritrosit, baik
disertai dengan hilangnya Hb ataupun tidak. Sel ini dapat dijumpai
pada:

Emboli paru
Metaplasia myeloid
Disseminated intravascular coagulation

helmet cell

FRAGMENTOSIT (SCHITOCYTE)
Bentuk eritrosit tidak beraturan akibat proses fragmentasi. Terjadi
akibat proses fragmentasi, yaitu hilangnya sebagian membrane
eritrosit, baik disertai dengan hilangnya Hb ataupun tidak.
Frgamentosit dapat terjadi karena:

Gangguan sirkulasi cairan dalam pemubuluh darah seperti pada


hipertensi, TTP, penggantian katub jantung.
Kelianan pada eritrosit yang menyebabkan eritrosit tidak mudah
berubah bentuk menyesuaikan dengan bentuk kapiler saat melewati
mikrosirkulasi, seperti pada sferositosis, perubahan membrane
eritrosit oleh antibody.

Sel ini dapat ditemui pada:

Anemia hemolitik mikroangiopatik


DIC
Pembedahan katub jantung atau pemakaian katub jantung buatan
Sindroma hemolitik uremic
TTP (Thrombotic Trombositopenia Purpura)
Luka bakar yang berat.

schistocyte / fragmentosit

TEAR DROP CELL

Eritrosit bentuk seperti buah pear atau tetesan air mata. Dijumpai
pada mielo�brosis dengan metaplasia myeloid. Diduga
berhubungan dngan eritrosit yang mengandung badan/benda
inklusi, dimana saat benda inklusi dikeluarkan dari sel terjadi
perubahan bentuk tersebut.

tear drop cell

Advertisements

Report this ad

Report this ad

SSh
haar
ree tth
hiiss::

 Twitter  Facebook  Google


 Like
Be the first to like this.

Related

B A S I C S C I E N C E , C L I N I C A L PAT H O L O G Y, H E A LT H A N D M E D I C A L
CONTENT

A B N O R M A L , B E N T U K , DA R A H , E R I T R O S I T, E R Y T R O C Y T E ,
H E M AT O L O G I , K E L A I N A N , P E WA R N A A N , P U L A S A N , S H A P E , T E P I ,
WRIGHT

Anda mungkin juga menyukai