Anda di halaman 1dari 16

TERMINATION

flokulasi 7
BELLY

Kelompok 7
Anggota kelompok 7

01 02 03
Adi pratama 1913453011 Yulisya mardiana 1913453012
Rachma lutfiana
1913453026

04 05
Listia herdiana /1913453045
Elisa tamara
1913453032
Pengertian flokulasi

 Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi (penggumpalan)


partikel-partikel terdestabilisasi menjadi flok dengan ukuran
yang memungkinkan dapat dipisahkan oleh sedimentasi dan
filtrasi.
 bertujuan untuk mempercepat proses penggabungan flok-flok
yang telah dibibitkan pada proses koagulasi
 Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya geser yang timbul akan mencegah pembentukan
flok, sebaliknya jika nilai gradient terlalu rendah/tidak memadai maka proses penggabungan
antar partikulat tidak akan terjadi dan flok besar serta mudah mengendap akan sulit
dihasilkan. Untuk itu nilai gradien kecepatan proses flokulasi dianjurkan berkisar antara
90/detik hingga 30/detik.
 Untuk mendapatkan flok yang besar dan mudah mengendap maka bak flokulasi dibagi atas
tiga kompartemen, dimana pada kompertemen pertama terjadi proses pendewasaan flok, pada
kompartemen kedua terjadi proses penggabungan flok, dan pada kompartemen ketiga terjadi
pemadatan flok.
Mekanisme fokulasi
● Efisiensi dari proses flokulasi pada prakteknya
seringkali dapat dilihat dari kualitas air setelah
dilakukan pemisahan flok secara mekanik
Proses pengolahan air (koagulasi-flokulasi)

 Koagulasi dan flokulasi merupakan proses yang terjadi secara berurutan untuk mentidakstabilkan
partikel tersuspensi, menyebabkan tumbukan partikel dan tumbuh menjadi flok.
 Tahap awal dimulai dengan proses koagulasi, koagulasi melibatkan netralisasi dari muatan
partikel dengan penambahan elektrolit
 Agregat yang terbentuk akan saling menempel dan menyebabkan terbentuknya partikel yang lebih
besar yang dinamakan mikroflok,
 Pengadukan cepat untuk mendispersikan koagulan dalam larutan dan mendorong terjadinya
tumbukan partikel sangat diperlukan untuk memperoleh proses koagulasi yang bagus
Proses pengolahan air (koagulasi-flokulasi)

 Biasanya proses koagulasi ini membutuhkan waktu sekitar 1-3 menit.

 Tahap selanjutnya dari proses koagulasi adalah proses flokulasi. Flokulasi disebabkan oleh adanya
penambahan sejumlah kecil bahan kimiayang disebut sebagai flokulan
 Mikroflok yang terbentuk pada saat proses koagulasi sebagai akibat penetralan muatan, akan
saling bertumbukan dengan adanya pengadukan lambat. Tumbukan tersebut akan menyebabkan
mikroflok berikatan dan menghasilkan flok yang lebih besar. lah kecil bahan kimia yang disebut
sebagai flokulan
Proses pengolahan air (koagulasi-flokulasi)

 Pertumbuhan ukuran flok akan terus berlanjut dengan penambahan flokulan atau polimer dengan
bobot molekul tinggi.
 Polimer tersebut menyebabkan terbentuknya jembatan, mengikat flok, memperkuat ikatannya
serta menambah berat flok sehingga meningkatkan rate pengendapan flok.
 Waktu yang dibutuhkan untuk proses flokulasi berkisar antara 15-20 menit hingga 1 jam.
 Proses koagulasi-flokulasi terjadi pada unit pengaduk cepat dan pengaduk lambat
Proses pengolahan air (koagulasi-flokulasi)

• Faktor utama yang mempengaruhi koagulasi dan flokulasi air adalah kekeruhan,
padatan tersuspensi, temperatur, pH, komposisi dan konsentrasi kation dan anion,
durasi dan tingkat agitasi selama koagulasi dan flokulasi, dosis koagulan, dan jika
diperlukan, koagulan-pembantu
Pengadukan

 Faktor penting pada proses koagulasi-flokulasi adalah pengadukan. Berdasarkan kecepatannya,


pengadukan dibedakan menjadi dua, yaitu pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Kecepatan
pengadukan dinyatakan dengan gradien kecepatan (G), yang merupakan fungsi dari tenaga yang
disuplai (P):
Uji Tes flokulasi

2.2.1. Pemeriksaan RPR (Rapid Plasma Reagin)


Pemeriksaan RPR mendeteksi reagin antibodi dalam serum dan lebih sensitif tetapi kurang spesifik daripada VDRL.Seringkali
digunakan pada darah donor untuk mendeteksi sifilis. Sebaiknya hasil RPR positif dikonfirmasikan dengan pemeriksaan
VDRL.
Dasar Teori Tujuan pemeriksaan : digunakan untuk test flokulasi non treponemal untuk penentuan adanya reagen antibodi
dalam serum.
Metode : Slide Test
Prinsip : pencampuran terjadi antara kolesterol/cardiolipin/tetrasiklin dalam reagen yang juga terdapat partikel karbon dengan
reagen antibodi dalam serum, hasil dapat dilihat secara mikrokopis dalam bentuk gumpalan hitam.
Reagen: RPR Ag, Kontrol (+), kontrol (–)
Alat : slide putih
Cara Kerja :
1. Reagen dan serum diinkubasi dalam suhu kamar, teteskan 50 mikroL serum ke dalam lubang slide
2. Tambahkan 1 tetes reagen antigen pada test spesimen
3. Putar slide pada 100 Rpm selama 8 menit.
Interpretasi hasil:
a. positif : Bila terjadi aglutinasi
b. Negative : Bila tidak terjadi aglutinasi
2.2.2 Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Laboratory )

Pada uji VDRL terdapat 2 tahap pemeriksaan yaitu Test Kualitatif dan Test Kuantitatif.
1.Test Kualitatif digunakan untuk mendeteksi awal ada tidaknya antibodi terhadap bakteri T. pallidum. Jika ditemukan
adanya antibodi terhadap bakteri T. pallidum maka akan terbentuk flokulasi pada serum yang bereaksi dengan reagen.
2.Test kuantitatif dilakukan setelah didapatkan hasil reaktif pada test kualitatif.
Hasil flokulasi pada test kualitatif maupun test kuantitatif disebut dengan flokulan.
Tujuan Pemeriksaan : VDRL carbon antigen digunakan pada non treponema secara kulilitatif dan semi kuantitatif dalam
mendeteksi sifilis dengan menggunakan serum dan plasma
Alat Dan Bahan :
a. Alat :
Slide tes (latar belakang putih) Mikro pipet dan tip
Rotator
Pengaduk disposible
Timer
Tabung serologis 
b. Bahan:
Sampel
VDRL Carbon Antigen

 
CARA KERJA:
Uji Kualitatif :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diteteskan 50 µl sampel serum pada lingkaran slide tes diuji.
3. Dikocok antigen dan tambahkan satu tetes (antigen VDRL) ke dalam sampel yang diuji.
4. Diputar slide selama delapan menit pada 100 rpm
5. Diperiksa secara makroskopik dalam pencahayaan yang baik, diamati ada tidaknya flokulasi
 
Uji Semi Kuantitatif :
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Lakukan pengenceran berseri pada slide dengan cara 50µl serum +50μl saline dihomogenkan kemudian dari campuran
tersebut dipipet 50µl dan diletakkan pada lingkaran kedua pada slide yang sama kemudian tambahkan 50μl saline dan
homogenkan kembali lakukan hal yang sama seperti pada lingkaran pertama sampai lingkaran terakhir dimana pada
pengenceran terakhir hasil pengenceran dibuang sebanyak 50µl. Maka hasil pengenceran1/2,1/4, 1/8,1/16,
1/32,1/64,1/128
3. Kepada masing-masing pengenceran tahmbahkan 1 tetes (µl) antigen VDRL (reagen)
4. Kemudian dihomogenkan dan di putar dengan rotator kecepatan 100 rpm selama 5-8 menit
5. Amati ada tidaknya flokulasi setiap pengenceran dan tentukan titer pemeriksaannya (yaitu pengenceran terakhir yang
masih menunjukkan flokulasi)

Interpretasi hasil :
Hasil positif menampilkan karakteristik aglutinasi mulai dari sedikit (reaktif lemah) hingga intens (reaktif kuat). Hasil
reaktif yang sangat lemah ditandai dengan aglutinasi kecil di sekitar pinggiran daerah uji
Hasil negatif tidak menunjukkan reaksi ini dan tampilan mikroskopis lembut
Kelebihan Flokulasi
Kelebihan Flokulasi

 Lebih cepat, efektif dan efisien menghilangkan bahan-bahan limbah dalam bentuk koloid, dengan
menambahkan koagulan. Dengan koagulasi, partikel-partikel koloid akan saling menarik dan
menggumpal membentuk flok , serta memudahkan partikel-partikel tersuspensi yang sangat
lembut dan bahan-bahan koloidal di dalam air menjadi agregat/jonjot (proses sebelum
penggumpalan) dan membentuk flok, sehingga dapat dipisahkan dengan proses pengendapan .
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai