Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAKTERIOLOGI AMAMI

PEMERIKSAAN MAKANAN DAN MINUMAN METODE TPC


(GERY CHOCOLATOS)
DOSEN PENGAMPU : Maria Tuntun Siregar, S.Pd., M.Biomed

DISUSUN OLEH
DHIYAR NAJMUDDIN AL QOSAM
1913453047

TINGKAT 2 REGULER 1
SEMESTER 4

PROGRAM STUDI D3-TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari
mata kuliah bakteriologi dengan judul “PEMERIKSAAN MAKANAN DAN MINUMAN METODE
TPC(GERY CHOCOLATOS)”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen kami yang
telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Lampung, 23 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2.Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3.Tujuan Pembahasan ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

2.1.TPC (Total Plate Count) ..................................................................... 3


2.2.Metode Pemeriksaan ........................................................................... 5
2.3.Hasil .................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 12

3.1.KESIMPULAN.....................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis, dengan demikian kesehatan selain sebagai hak asasi manusia,
kesehatan juga merupakan investasi. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis, agar kesehatan
selalu terjaga maka hal yang harus dilakukan adalah menghindari makanan
atau jajanan sembarangan dan makan-makanan bergizi serta rutin
berolahraga.
Makanan menurut WHO (World Health Organization) yaitu semua
substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan obat-obatan dan substansi-
substansi yang diperlukan untuk pengobatan. Makanan merupakan salah satu
faktor yang langsung berpengaruh terhadap kondisi kesehatan manusia.
Pangan yang aman, bermutu dan bergizi dibutuhkan tubuh untuk menunjang
aktivitas. Namun sebaliknya, pangan yang tidak memenuhi standar
keamanan, mutu dan gizi akan membahayakan kesehatan tubuh. Oleh karena
itu, pemilihan pangan sebelum dikonsumsi sangat penting agar terhindar dan
produk pangan yang tidak memenuhi standar serta dapat membahayakan
kesehatan (Muchtaridi, 2011).
Pada tahun 2003 ditemukan bahwa dari 18 kasus keracunan sebanyak
83,3% diduga disebabkan oleh bakteri patogen. Demikian pula pada tahun
2004 dan 2005, yaitu sebanyak 60% dari 41 kasus keracunan dan 72,2%
dari53 kasus keracunan juga diduga karena adanya mikroorganisme,
terutama bakteri patogen. Sementara itu, sisanya disebabkan oleh zat kimia
dan lain-lain (tidak diketahui). Ternyata sebagian besar kasus keracunan
1
makanan bersumber pada makanan siap santap yang diolah oleh industri jasa
boga, sedangkan lainnya berasal dari pengolahan rumah tangga yang diolah
untuk konsumsi massal (Irianto, 2013).
Salah satu jenis makanan yang diminati masyarakat adalah roti. Jika
dalam pembuatan roti tersebut tidak menggunakan air yang bersih maka
terdapat pemicu timbulnya penyakit yang berasal dari mikroba patogen.
Mikroorganisme patogen ini akan berkembang biak didalam saluran
pencernaan dan selanjutnya akan menyebabkan penyakit, misalnya penyakit
perut seperti disentri, typus, dan diare.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya cemaran
bakteri pada roti, dan untuk mengetahui ada atau tidaknya angka kuman yang
melebihi batas maksimum cemaran mikroba pada roti yang dijual di Kota
Bandarlampung.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana penjelasan tentang metode TPC (Total Plate Count) ?
2. Bagaimana proses pemeriksaan pada roti gepeng merk Z.B rasa kacang
hijau yang menggunakan metode TPC (Total Plate Count) ?
3. Bagaimana hasil penghitungan koloni pada roti gepeng merk Z.B rasa
kacang hijau yang menggunakan metode TPC (Total Plate Count) ?

1.3. Tujuan Pembahasan


4. Untuk mengetahui penjelasan tentang metode TPC (Total Plate Count)
5. Untuk mengetahui proses pemeriksaan pada roti gepeng merk Z.B rasa
kacang hijau yang menggunakan metode TPC (Total Plate Count)
6. Untuk mengetahui hasil penghitungan koloni pada roti gepeng merk
Z.B rasa kacang hijau yang menggunakan metode TPC (Total Plate
Count)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. TPC ( Total Plate Count )

Total Plate Count dimaksudkan untuk menunjukkan jumlah


mikroorganisme dalam suatu sampel, yang pada prinsipnya jika sel mikroba
yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel mikroba tersebut
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat diamati secara
makroskopis tanpa menggunakan mikroskop (Badan Standardisasi Nasional
1994, dalam Susianawati, 2006). Ditambahkan juga oleh Fardiaz (1989)
dalam Susianawati, 2006 salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba adalah metoda hitungan cawan.

Metode TPC merupakan metode untuk menghitung jumlah mikroba yang


terdapat pada sampel makanan dan produk hasil pertanian. Jumlah mikroba
harus dibatasi pada produk makanan dan hasil pertanian harus mengikuti
standar-standar yang sudah ditetapkan.

Metode TPC dibedakan atas dua cara, yakni :


1. Metode Penetesan dalam Cawan
Media yang dipersiapkan terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi tiga
atau empat sektor dan setets larutan sampel (0,02 ml), lalu dipindahkan ke
masing-masing sektor. Setelah tetesan tersebut dibiarkan kering, cawan
petri kemudian diinkubasi. Suatu pipet penetes yang telah dikalibrasi
dipergunakan untuk mengukur dan memindahkan tetesan.
Pengenceran sampel diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh antara 5-20
koloni terbentuk dari setiap tetsan pada permukaan media agar. Suatu
keuntungan metode ini adalah bahwa perhitungan dapat dilakukan 3-4 kali
ulangan sekaligus dalam satu cawan, sehingga dapat menghemat bahan-
bahan untuk uji mikrobiologi. Sampel bahan yang mengandung sekecil 250
sel setiap ml masih dapat dihitung dan teknik ini dapat diterapkan dala

3
percobaan-percobaan lapangan (Lukas, 2007)
2. Metode Penyebaran
Dengan menuangkan terlebih dahulu media agar ke dalam cawan
petri kemudia sampel diratakan pada permukaan agar dengan batang gelas
bengkok. Dengan menggunakan 0,1 ml larutan sampel disebar-ratakan
dipermukaan media agar yang tersedia dengan tongkat gelas yang
melengkung (bent glass round) yang telah disterilkan. Setelah diinkubasi,
koloni yang tumbuh dihitung.
3. Metode Penuangan (Pour Plate)
Dengan menambahkan sampel ke dala cawan petri terlebih dahulu,
lalu ditambahkan media agar. Dalam metode penuangan, 1,0 ml sampel
yang sudah diencerkan dipindahka ke dasar cawan petri dan dituangkan
diatasnya 15-20 ml media PCA yang tela didinginkan sampai 45-50℃ dan
dcampur serata mungkin. Setelah diinkubasi, koloni yang tumbuh di dalam
agar atau di permukaannya dihitung (Dwidjoseputro, 2005).

Pengukuran kuantitatif populas mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk


mengetahui kualitas bahan atau tujua lain berdasarkan jumlah mikroba yang
ada dalam sampel tersebut. Sehingga dapat mengetahui apakah mikroba
tersebut berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu.

Setelah melalui masa inkubasi pada suhu 37℃ selama 2x24 jam
perhitungan koloni dilakukan pada lempengana agar tersebut. Perhitungan
dapat dilakukan secara manual dengan memberi tanda titik menggunakan
spidol pada cawan petri untuk koloni yang sudah dihitung atau dapat pula
menggunakan colony counter. Setelah itu, dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus pada plate yang mengandung 30-300 koloni.

Pada umumnya penelitian mengenai TPC diikuti dengan daya simpan


produk. Uji daya simpan produk berguna untuk melihat perkembangan jumlah
mikroba didalam produk selama perlakuan penyimpanan. Sampel akan diuji
per jam, per hari atau per minggu, tergantung jenis produk yang dibuat oleh

4
peneliti.

Media Plate Count Agar (PCA) merupakan media padat, yaitu media yang
mengandung agar sehingga setelah dingin media tersebut akan menjadi padat.
Media PCA terdiri dari casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose,
agar. Media PCA dilarutkan dengan aqua destilata dengan membentuk suspensi
22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf 15 menit pada suhu 121°C.

Media PCA biasanya dibuat dan disterilisasi dalam jumlah yang banyak
sesuai dengan kebutuhan sampai akhir penelitian. Sisa media yang belum
dipakai disimpan di lemari pendingin pada suhu 100C. Jika akan dipakai lagi
media dipanaskan diatas hot plate. Demikian seterusnya diulang berkali-kali.

2.2. Metode Pemeriksaan

Metode yang digunakan yaitu Metode Penuangan (Pour Plate). Dengan


menambahkan sampel ke dala cawan petri terlebih dahulu, lalu ditambahkan
media agar. Dalam metode penuangan, 1,0 ml sampel yang sudah diencerkan
dipindahka ke dasar cawan petri dan dituangkan diatasnya 15-20 ml media PCA
yang tela didinginkan sampai 45-50℃ dan dcampur serata mungkin. Setelah
diinkubasi, koloni yang tumbuh di dalam agar atau di permukaannya dihitung.
4. Prinsip
Seri pengenceran tabung kemudian ditumbuhkan pada media PCA
dan dihitung pertumbuhan bakteri pada media tersebut setelah
diinkubasi pada suhu 37℃ selama 2x24 jam.

5. Alat

a. Tabung reaksi
b. Rak tabung

c. Pipet ukur steril


d. Hot plate
e. Lampu spirtus / bunsen

5
f. Erlenmeyer
g. Petridish steril

h. Vacum pump
i. Gelas ukur
j. Autoclave

k. Vortex mixer
l. Inkubator
m. Colony counter
n. Neraca elektrik
o. Mortal

6. Bahan
a. Sampel (roti gepeng merk 2.B rasa kacang hijau)
b. Media PCA (Plate Count Agar)
c. NaCl 0,85%
d. KH2PO4
e. NaOH 1 N
f. Alkohol 70%
g. Aquadest

7. Waktu dan Tempat Pemeriksaan


Pemeriksaan dilaksanakan pada bulan Maret 2021, pemeriksaan ini
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Analis
Kesehatan, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Bandarlampung,
Lampung.

8. Cara Kerja
a. Pembuatan Meida PCA (Plate Agar Count)
1) Timbang dan larutkan media PCA bubuk 93,67 gr ke
dalam 3.990 ml aquadest di dalam erlenmeyer

6
2) Letakkan erlenmeyer di atas hot plate, panaskan media
sampai larut sempurna, dengan ciri larutan media jernih
dan tidak ada lagi butir-butir media pada dinding
erlenmeyer
3) Sterilkan media yang sudah larut tersebut menggunakan
hot plate
b. Pembuatan Larutan Pengencer Buffer Phospat
1) Timbang dan larutkan KH2PO4 0,51 gr dalam 7,5 ml
aquadest
2) Tambahkan NaOH dalam larutan KH2PO4 hingga pH
7,2. Kemudian tambah aquades hingga 15 ml (menjadi
larutan buffer phospat stock)
3) Buat larutan pengencer buffer phospat dengan
menambahkan 13,25 ml larutan buffer phospat stock
pada erlenmeyer, lalu tambahkan NaCl 0,85% hingga
10.600 ml
4) Tutup dengan alumunium foil dan sterilisasi di pada
autoclave
c. Preparasi Sampel
Hari-1
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Timbang sampel sebanyak 25 gram dan gerus
menggunakan mortal steril sampai halus
3) Masukkan sampel ke erlenmeyer yang telah berisi
larutan pengencer 225 ml, lalu homogenkan
4) Setelah homogen pisahkan filtrat dan endapannya
5) Siapkan 6 tabung yang telah diisi lar. buffer fosfat
sebanyak 9 ml pada masing-masing tabung
6) Pipet 1 ml sampel kedalam tabung pertama yang menjadi
pengenceran 10-2 atau 100x lalu homogenkan
menggunakan vortex. Lalu diambil 1 ml dipindahkan ke

7
tabung berikutnya hingga memperoleh pengenceran 10-6
atau 1.000.000x pengenceran. Kemudian, pada tabung
terakhir dipipet 1 ml lalu dibuang
7) Siapkan tabung control yang berisi lar. Pengencer buffer
fosfat yang steril
8) Pipet 1 ml dari masing-masing tabung kedalam petridish
steril yang sudah bertanda (diawali dengan tabung
control)
9) Tuang media perbenihan PCA ke masing-masing plate
sebanyak ±10 − 15 ml dengan ketebalan ±4 mm
10) Homogenkan tiap petridish dengan gerakan membentuk
angka delapan masing-masing selama 10x
11) Tunggu hingga membeku, lalu inkubasi pada suhu 37℃
selama 2x24 jam
HARI-3
Lakukan pembacan hasil dan buat perhitungan
1) Jumlah koloni yang boleh dihitung antara 30-300
CFU
2) Jumlah koloni pada kontrol, maksimal 5 koloni
3) Koloni yang bergabung atau sekumpulan koloni
dihitung sebagai satu koloni
4) Satu deretan rantai koloni atau suatu garis tebal
dihitung sebagai satu koloni
5) Perhitungan secara manual dengan memberi tanda
titik menggunakan spidol pada cawan petri untuk
koloni yan telah dihitung

8
2.3.Hasil
Rumus perhitungan :

(ΣK. p − k)p1 + (ΣK. p − k)p2 + (ΣK. p − k)p3 + ⋯ + p ke N


A=
Σp
Ket : A : Jumlah koloni/ml sampel
ΣK. p : Jumlah koloni sesuai pengenceran
k : Jumlah koloni pada kontrol
p1 : Pengenceran 1
Σp : Jumlah cawan petri yang memiliki koloni bakteri 30-300 CFU

Hasil Pengamatan
Data sampel :
Nama produk : Gary Chocolatos

Bahan kemasan : Terbuat dari plastik


Kondisi kemasan : Baik
Komposisi : Tepung terigu, gula, coklat bubuk,minyak nabati

9
Tanggal kadaluwarsa : 23-8-2023
BPOM : Ada (DIN.KES.P.IRT 2061167101884-19)
Tanggal pemeriksaan : 23 Maret 2019, pukul 14.09 WIB

Keterangan :

Plate Jumlah Koloni


Pengenceran 10−1 40
Pengenceran 10−2 35
Pengenceran 10−3 34
Pengenceran 10−4 32
Pengenceran 10−5 30
Pengenceran 10−6 18
kontrol 5

Perhitungan :
(ΣK. p − k)p1 + (ΣK. p − k)p2 + (ΣK. p − k)p3 + ⋯ + (ΣK. p − k)𝑝5
A=
Σp
(40 − 5)10 + (35 − 5)102 + (34 − 5)103 + (32 − 5)104 + (30 − 5)105
=
5
(35.10) + (30.100) + (29.1000) + (27.10000) + (25.100000)
=
5
350 + 3000 + 29000 + 270000 + 2500000
=
5
2.802.350
=
5
= 560.470 koloni/gr

10
11
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sampel “Gary Chocolatos” dapat
disimpulkan bahwa jumlah bakteri yang diperiksa sebesar 560,470
koloni/gr (layak konsumsi) karena menurut SNI-7388-2009 tentang batas
maksimal cemaran mikroba dalam pangan yaitu batas maksimum sebesar
1x10−6 CFU/ml sampel

12
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Siti. 2014. Buku Penuntun Praktikum Bakteriologi III (Semester


4). Bandarlampung : Analis Kesehatan Poltekkes Tanjungkarang

Soemarno. 2010. Isolasi dan Identifikasi Bacteri Klinik. Yogyakarta :


Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta

http://temapela.labdasar.unand.ac.id/index.php/temapela/article/download/
20/14/

http://repository.unair.ac.id/25627/14/14.%20Bab%202.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai