Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BAKTERIOLOGI II

“Pemeriksaan Bakteriologi Pangan Secara Kuantitatif Dengan Metode


ALT (Angka Lempeng Total)”

Dosen Pengajar : Pestariati, S.Pd,M.Kes

Disusun oleh :
1. Alifiah Salsabiil Rochman (P27834018001)
2. Ayu Candra Yudanti (P27834018002)
3. Anastasia Fany Mayka (P27834018003)
4. Adhistantia Krisandy Putri (P27834018004)
5. Bilqis Amaliah (P27834018005)
6. Diyan Mega Oktavia (P27834018006)
7. Devi Puspitasari (P27834018007)
8. Della Ika Putridamayanti (P27834018008)
9. Fitria Yulfirda Arini (P27834018009)
10. Etika Dwi Aprillia (P27834018010)
11. Ervina Wahyu Putri (P27834018011)
12. Ermila Nur Almatin (P27834018012)
13. Putu Milenia Swasti Ary S. (P27834018013)
14. Erda Fitri Ardila (P27834018014)
15. Nakita Aulia Assae (P27834018015)
16. Nyna Rachma Kumala (P27834018016)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................2
PEMBAHASAN MATERI....................................................................................3
1. Definisi Perhitungan Bakteri Pangan.......................................................3
2. Manfaat Penghitungan Bakteri Pangan...................................................4
3. Pengenceran Larutan.................................................................................6
4. Metode Perhitungan Bakteri......................................................................8
5. Pengertian Angka Lempeng Total (ALT)...............................................13
6. Manfaat Angka Lempeng Total...............................................................13
7. Prinsip ALT...............................................................................................13
8. Cara Penentuan ALT................................................................................14
9. Alat dan Bahan Dalam Metode ALT......................................................15
10. Prosedur Kerja ALT.............................................................................16
A. Pembuatan Media..................................................................................16
B. Penanganan / pemeriksaan angka bakteri pada makanan padat.....16
C. Pembacaan Hasil...................................................................................18
11. Kelebihan ALT......................................................................................20
12. Kekurangan ALT..................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

2
PEMBAHASAN MATERI

1. Definisi Perhitungan Bakteri Pangan


Perhitungan bakteri merupakan suatu cara atau metode yang
digunakan untuk menghitung jumlah koloni sel bakteri yang tumbuh pada
media pembiakkan. Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang dilakukan
untuk mengetahui berapa banyak sebaran bakteri yang tumbuh pada suatu
media. Secara kuantitatif koloni sel bakteri dapat dihitung dengan cara
menghitung populasinya secara umum atau juga dengan kata lain
menghitung seluruh sel bakteri yang ada dalam media termasuk juga sel
yang mati dan menghitung sel bakteri hidup dengan menggunakan suatu
teori pendekatan (Stainer , 1986).

Terdapat dua cara yang biasa digunakan dalam penghitungan bakteri


yaitu penghitungan bakteri secara langsung dan penghitungan secara tidak
langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain
adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana yang
kemudian diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung atau
disebut dengan sebutan sebagai(Counting chamber). Sedangkan perhitungan
secara tidak langsung hanya mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu
bahan yang masih hidup saja (Viable count). Dalam pelaksanaannya ada
beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan petri disebut (Viable Plate
Count Method). serta perhitungan melalui pegenceran dan perhitungan
jumlah terkecil atau jumlah yang terdekat(MPN methode), dan cara
kekeruhan atau turbidimetri yaitu yang dengan menggunakan alat
spektrofotometer (Wheeler, 1993).

Perhitungan angka bakteri yang digunakan dalam penelitian


mikrobiologi pangan adalah Angka Lempeng Total (ALT). Angka Lempeng
Total adalah metode untuk menentukan jumlah bakteri pada makanan, yang
tidak membedakan spesiesnya dan bersifat semi kuantitatif. Satuan yang

3
digunakan dalam metode ini adalah koloni per gram. Metode ini merupakan
gabungan dari metode pengenceran dan hitung cawan.

2. Manfaat Penghitungan Bakteri Pangan


Perhitungan bakteri merupakan suatu cara atau metode yang
digunakan untuk menghitung jumlah koloni sel bakteri yang tumbuh pada
media pembiakkan. Terdapat dua cara yang biasa digunakan dalam
penghitungan bakteri, yaitu penghitungan bakteri secara langsung dan
penghitungan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara
langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan
(preparat sederhana yang kemudian diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung atau disebut dengan sebutan sebagai (counting
chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung hanya mengetahui
jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable
count). Dalam pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan pada
cawan petri disebut (Viable Plate Count Method), serta perhitungan melalui
pegenceran, dan perhitungan jumlah terkecil atau jumlah yang terdekat
(MPN methode), dan cara kekeruhan atau turbidimetri yaitu yang dengan
menggunakan alat spektrofotometer (Wheeler, 1993).

Pengenceran merupakan suatu cara yang dilakukan untuk


mengurangi kepadatan atau sebaran bakteri yang terdapat disuatu media.
Pada metode perhitungan cawan (plate method) dilakukan suatu
pengenceran yang juga bertingkat yang ditujukan untuk membentuk
konsentrasi dari suatu suspensi bakteri. Sampel yang telah di encerkan ini di
hitung ke dalam cawan baru dan kemudian di tuang kedalam mediumnya
(metode tuang). Kemudian setelah diinkubasi selama waktu 24-48 jam,
amati koloni yang tumbuh dan koloni yanng diamati hanyalah koloni yang
berjumlah 25- 250 koloni (Pelczar, J, 1986).

Prinsip pengenceran bakteri adalah untuk menurunkan jumlah


bakteri, sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan,
makin sedikit sedikit jumlah suatu bakteri, dimana suatu saat didapat hanya
satu bakteri pada satu tabung. Inkubasi dilakukan selama 2 x 24 jam ,karena

4
jumlah bakteri maksimal yang dapat dihitung. Selama masa inkubasi, sel
yang masih hidup akan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung oleh
mata (Dwidjoseputro, 1978).

Kualitas suatu bakteri dapat diketahui dengan melihat sifat-sifat


bakteri baik yang menguntungkan maupun merugikan. Sedangkan, untuk
menentukan kuantitas bakteri dapat dengan berbagai cara perhitungan
jumlah bakteri, antara lain dengan cara perhitungan mikroskopis langsung
(direct microscopis count) dan metode hitungan tak langsung (indirect
count) yang menggunakan metode hitung pada cawan (spread plate maupun
pour plate).

Enumerasi bakteri adalah teknik perhitungan jumlah mikroba dalam


suatu media tanpa mengidentifikasi jenis mikroba (bakteri, jamur, yeast)
yang bertujuan untuk menentukan jumlah sel dari suatu kultur bakteri secara
kuantitatif (Jutono, 1980). Penetapan jumlah bakteri dilakukan dengan
menghitung jumlah sel bakteri yang mampu membentuk koloni di dalam
media biakan atau membentuk suspense dalam larutan biak (Dwidjoseputro,
1990). Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan ini penting
dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan dan menghitung proses
pengawetan yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut (Fardiaz,
1993).
Penghitungan jumlah bakteri biasanya bertujuan untuk mengetahui
banyaknya jumlah bakteri yang mungkin ada pada suatu bahan (khususnya
bahan makanan) yang disimpan dengan waktu tertentu sehingga kualitas
bahan tersebut dapat diketahui atau diketahui masa dimana bahan makanan
tidak boleh di konsumsi lagi.

3. Pengenceran Larutan
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat konsentrasi
tinggi dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang
lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,
kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi
pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat
dihilangkandengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke
dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam

5
sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat
memercik. jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak
kulit [ CITATION Tog151 \l 1033 ]

Biasanya larutan dibuat dan disimpan didalam laboratorium dengan


konsentrasi yang tinggi sebagai larutan “stok”. Hal tersebut akan
mengurangi waktu dibanding harus membuat larutan pada tiap praktikum.
Larutan “stok” ini nantinya hanya cukup diambil sedikit, yang selanjutnya
diencerkan sehingga konsentrasi menjadi lebih kecil dan sesuai dengan
kebutuhan. Oleh sebab itu harus mengetahui bagaimana mengencerkan
larutan tersebut. Ketika dilakukan suatu pengenceran, sebenarnya jumlah
mol zat terlarut tidak berubah, hanya saja yang mengalami perubahan adalah
volumenya saja.  [ CITATION Pur16 \l 1033 ]

rumus sederhana pengenceran menurut adalah sebagai


berikut.

M 1 ×V 1=M 2× V 2

Keterangan :

M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan

V1 = Volume larutan sebelum pelarutan

M2 = Molaritas larutan setelah pelarutan

V2 = Volume larutan setelah pelarutan

6
Prosedur Pembuatan Larutan Pengencer (pepton water) Sebelum
melakukan pengenceran pada sampel makanan yaitu menggunakan larutan
BPW (Buffered Pepton Water), untuk lebih jelasnya berikut merupakan
prosedur pembuatan larutan pengencer BPW yaitu :

1) Masukkan 20 g larutan peptone water ke dalam 1000 ml aquadest di


gelas ukur dan aduk rata.

2) Masukkan 180 ml campuran larutan peptone dan aquades kedalam 5


botol Schoot Duran.

3) Tutup botol Schoot Duran.

4) Setelah itu disterilisasi dengan autoclave pada suhu 121°C selama 15


menit.

Prosedur pengenceran sampel atau kultur mikroba Setelah larutan


BPW (Buffered Peptone Water) dibuat kemudian lakukan proses
pengenceran dari penghancuran sampel padat menggunakan stomacher
pengenceran (10-1 ) sampai ke pengenceran (10-4 ), lebih jelasnya berikut
merupakan prosedur dari proses pengenceran sampel atau kultur mikroba
yaitu :

1. Sampel atau kultur mikroba 25 g yang sudah dicampurkan larutan BPW


225 ml yang berada diplastik steril kemudian di haluskan sampai cair
menggunakan stomacher (pengenceran 10-1 ).

2. Kemudian setelah diencerkan, ambil 1 ml hasil sampel pengenceran


dengan pipet volume dan dituang ke tabung reaksi yang berisi 9 ml
aquadest (Pengenceran 10-2 ) lakukan perlakuan yang sama sampai ke
(pengenceran 10-3 ,10-4 ).

Teknik Pengenceran Bertingkat Menurut (Wasteson and Hornes,


2009) tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau
mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan
besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan
7
jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk
sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran
berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran
sebelumnya[ CITATION Yun15 \l 1033 ].

4. Metode Perhitungan Bakteri


Hitung bakteri yang merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung jumlah koloni sel bakteri yang tumbuh pada media
pembiakkan. Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat
dianggap bahwa setiap koloni yang tumbuh berasal dari satu sel, maka
dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahui penyebaran bakteri yang
ada pada bahan. Jumlah mikroba pada suatu bahan dapat dihitung dengan
berbagai macam cara, tergantung pada bahan dan jenis mikrobanya. Ada 2
macam cara perhitungan jumlah mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara
langsung dan tidak langsung :

1. Perhitungan jumlah mikroba secara langsung jumlah mikroba dihitung


secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup. Berbagai cara
perhitungan mikroba secara langsung menggunakan :
a. Counting chamber
Dengan membuat preparat dari suatu bahan(prepa rat
sederhana yang kemudian d i w a r n a i atau tidak
d i w a r n a i ) d a n  penggunaan ruang hitung
b. Cara pengecatan dan pengamatan mikroskopik

2. Perhitungan jumlah mikroba secara tidak langsung jumlah mikroba


dihitung secara keseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya
untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup saja, ini tergantung
cara-cara yang digunakan. Untuk menentukan jumlah mikroba yang
hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan atau biakan mikroba
diencerkan dengan faktor pengencer tertentu dan ditumbuhkan dalam
media dengan cara-cara tertentu. Tergantung dari macam dan sifat-
sifat mikroba. Perhitungan jumlah mikroba secara tidak langsung ini
dapat dilakukan dengan :
8
a. Berdasarkan atas kekeruhannya atau turbidimetri
yaitu dengan menggunakan alat spektrofotometer. Metode
analisa spektrofotometer ini didasarkan pada kekeruhan yang
ditimbulkan oleh koloni bakteri yang tumbuh dan berkembang di
Prinsip kerja yang ada di media yang terkait dengan
spektrofotometer ini merupakan sumber cahaya (monokromatik
yang dihasilkan) sesuai dengan medium yang homogen, dan
hasilnya dari sinar masuk akan dipantulkan, scbagian di memo
dalam medium itu, dan diterima diteruskan. Nilai yang keluar dari
cahaya yang diterima dalam nilai absorbansi Karena memiliki
hubungan dengan sampel sampel Studi tentang spektrofotometri
biasa dipertimbangkan juga lolos dari pemeriksaan visual yang
lebih lengkap dari energi penyerap (Gibsen, 1996).

Terkait kepadatannya dan berdasarkan kekeruhannya.


Mendistribusikan scl-sel bakteri di dalam suatu media, maka akan
meningkatkan mcningkatkan kekeruhan suatu media, hal yang
akan mempengaruhi jumlah sinar-sinar yang juga dapat
ditransmisikan juga untuk medium, serta untuk menggunakan
koloni bakteri terse tetapi menggunakan alat yang
"spcktrofotometer bernama Fungsi dari alat spektrofotometer ini
adalah untuk nengukur transmitans atau absorbans dari contoh
yang ditentukan suatu dalam fungsi panjang gelombang (Brady,
1999).

b. Viable count method


adalah cara penghitungan bakteri yang dilakukan secara
langsung dengan menghitung koloni sel bakteri yang tersedia di
media secara langsung. Tidak semua jumlah bakteri dapat
dihitung. Ada juga beberapa persyaratan perhitungan yang harus
bisa dihitung seperti jumlah koloni setiap petridish antara 30-300
koloni, jika memang tidak ada yang memenuhi persyaratan. Dipilih
yang didukung oleh 300. Tidak ada koloni bakteri yang
ditambahkan lebih besar dari besar petridish, koloni ini dikenal
sebagai spreader. Perbandingan jumlah bakteri dari hasil
9
pengenceran yang bertunrt berkontribusi antara pengenceran yang
lebih besar dengan pengenceran yang sebelumnya, jika sama atau
lebih kecil dari 2 hasil dirata- rata, tetapi jika lebih besar dari 2
yang digunakan jumlah mikrobia dari hasil pengenceran yang
sebelumnya. Jika dengan persyaratan memenuhi maka hasil juga
dirata-rata (Schlegel, 1994).

c. metode Plate Count (penghitungan pada cawan)


Penghitungan plate / viable count meupakan suatu metode
yang sesuai dengan setiap sel-sel mikroorganis saya dalam survival
hidup akan berkembang menjadi satu koloni bakteri oleh Setelah
diinkubasi, jumlah koloni yang bisa tumbuh tersebut dihitung dan
juga dihitung atau dihitung jumlahnya dari mikroorganisme yang
ada di dalam suspensi. Koloni-koloni bakteri yang tumbuh tidak
selalu bisa dilihat oleh sel mikroorganisme mikroorganisme
tertentu yang membentuk kelompok atau berantai discbut dengan
istilah Coloni Forming Units (CFU) per m (Fardiaz, 1993).

Prinsip dari metode perhitungan cawan (viable plate count


methode) adalah menumbuhkan sel-sel bakteri yang masih hidup
dan tumbuh pada media agar, mencari sel bakteri yang akan bisa
digunakan untuk tumbuh dan berkembang biak dan membuat
koloni yang dapat dilihat langsung dengan menggunakan tanpa
menggunakan mikroskop. Metode hitunga cawan (metode
hitungan yang layak) ini dapat dibedakan atas dua cara yaitu: cara
pertama yaitu metode tuang (tuang piring) dan cara kedua yaitu
dengan menggunakan metode permukaan / sebar atau biasa discbut
(permukaan / spread plate) (Volk, 1989).

d. Menggunakan cara pengenceran

10
Pengenceran merupakan cara yang dilakukan untuk
mengurangi kepadatan atau sebaran bakteri yang merupakan
disuatu media. Pada metode perhitungan cawan (metode lempeng)
dilakukan suatu pengenceran yang juga bertingkat yang
dimaksudkan untuk membuat komposisi dari suatu suspensi
bakteri. Sampel yang telah di encerkan ini di hitung ke dalam
cawan baru dan kemudian di tuang mediumnya ke (saya tode
Kemudian setelah tuang). diinkubasi selama waktu 24-48 jam,
amati koloni yang tumbuh dan koloni yanng bertambah koloni
yang ditingkatkan 25- 250 koloni (Pelczar. J, 1986 Prinsip
pengenceran bakteri untuk jumlah ikan yang meningkat, jumlah
pengenceran yang dilakukan, makin banyak scdikit banyak satu
bakteri di mana ada yang didapat han ya satu bakteri pada satu
tabung
e. Menggunakan cara jumlah mikroba yang paling mungkin (Most
probable Number atau MPN)
Metode Most Probable Number (MPN), merupakan metode
perhitungan sel terutama untuk perhitungan bakteri coliform
berdasarkan jumlah perkiraan terdekat. Perkiraan terdekat yaitu
perhitungan dalam range tertentu. Dihitung sebagai nilai duga
dekat secara statistik dengan merujuk pada tabel MPN (Most
Probable Number) (Hartanti, 2015).

Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut :

1. Cawan yang dihitung atau dipilih adalah yang mengandung jumlah koloni
antara 30-300 koloni
2. Satu koloni dihitung 1 koloni
3. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni
4. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni
5. Dua koloni yang berhimoitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni
6. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan ) tidak
dihitung koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan
dihitung 1 koloni.

11
5. Pengertian Angka Lempeng Total (ALT)
ALT merupakan metode kuantitatif yang digunakan untuk
mengetahui jumlah mikroba pada suatu sampel. ALT aerob mesofil atau
anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa
koloni yang dapat dipahami secara visual dan dihitung, intepretasi hasil
berupa angka dalam koloni (cfu) per ml / g. Cara yang digunakan antara
lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar.

ALT juga dapat di artikan yaitu, Jumlah yang menunjukkan jumlah


bakteri mesofil dalam setiap-1 ml atau 1 gram sampel makanan yang
dikumpulkan. atau Jumlah koloni yang tumbuh pada media dari
pengenceran sampel.

6. Manfaat Angka Lempeng Total


Uji Angka Lempeng Total (ALT) digunakan untuk mengetahui
jumlah mikroba pada suatu sampel. ALT aerobmesofil atau anaerobmesofil
menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa angka dalam koloni
(cfu) per mL/g.

7. Prinsip ALT
Angka lempeng total adalah angka yang menunjukkan jumlah
bakteri mesofil dalam tiap-tiap 1 mL atau 1 gram sampel makanan yang
diperiksa.
Prinsip dari ALT adalah menghitung pertumbuhan koloni bakteri
aerob mesofil setelah sampel makanan ditanam pada lempeng media yang
sesuai dengan cara tuang kemudian dieramkan selama 24-48 jam pada suhu
35-37oC (Joko Wibowo Ristanto, 1989).

12
Pada prinsipnya dilakukan pengenceran terhadap sediaan yang
diperiksa kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar.
Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah
inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai, perhitungan dilakukan terhadap
petri dengan jumlah koloni bakteri 30-300. Angka lempeng total dinyatakan
sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan faktor
pengenceran.

8. Cara Penentuan ALT


Macam-macam cara penentuan ALT dapat dibedakan atas 2 cara, yaitu
metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (surface/spread plate).
1. Metode tuang (pour plate), sejumlah contoh (1 mL atau 0,1 mL) dari
pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan  petri,
kemudian ditambahkan agar cair steril yang telah didinginkan (47-
50°C) sebanyak 15-20 mL dan digoyangkan supaya contoh menyebar
rata.
2. Metode permukaan (surface/spread plate), terlebih dahulu dibuat
agar  pada cawan kemudian sebanyak 0,1 mL contoh yang telah
diencerkan dipipet pada permukaan agar tersebut, dan diratakan
dengan batang gelas melengkung yang steril. Jumlah koloni dalam
contoh dapat dihitung sebagai  berikut :
1
Koloni per mL=Jumlah koloni per cawan×
faktor pengenceran

Untuk melaporkan hasil analisis mikrobiologi dengan cara hitungan


cawan digunakan suatu standar yang disebut Standard Plate Counts (SPC)
sebagai berikut:
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah
koloni antara 30-300.
2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu
kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloni diragukan dapat
dihitung sebagai satu koloni.

9. Alat dan Bahan Dalam Metode ALT


Alat :
13
 petridish steril
 Pipet ukur steril 10 mL dan 1 Ml
 Erlenmeyer
 Inkubator
 Autoklaf
 Timbangan
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Beaker glass
 Spatula
 Gelas ukur
 Colony counter
 Waterbath
 Thermometer
 Spidol

Bahan:
 Nutrient agar
 Alkohol 70%
 NaCl 0,9 %
 Lampu spirtus dan korek api
 Kapas, aluminium foil, kertas coklat, tali rami
 Masker dan handscoon
 Etiket
 Kantong plastik
 Aquadest

10. Prosedur Kerja ALT


A. Pembuatan Media
1. Pembuatan Pepton Water (PW)
a. Timbang PW 1,35 gram lalu masukkan erlenmeyer
b. Tambahkan aquadest sebanyak 90 ml lalu aduk hingga
larut
14
c. Tutup dengan kapas dan alumunium foil lalu ikat dengan
tali rami
d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15
menit

2. Pembuatan Media Pengencer (Larutan NaCl 0,9%)


a. Timbang NaCl 0,405 gram lalu masukkan dalam beaker
glass
b. Tambahkan aquadest sebanyak 45 ml lalu aduk hingga
larut
c. Pindahkan dalam tabung reaksi sejumlah 6 tabung @9 ml
lalu tutup menggunakan kapas
d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15
menit

3. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)


a. Timbang NA 2,52 gram lalu masukkan erlenmeyer
b. Tambahkan aquadest sebanyak 90 ml lalu aduk, bila tidak
larut maka panaskan di atas kompor hingga larut
c. Tutup menggunakan kapas dan alumunium foil
d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15
menit

B. Penanganan / pemeriksaan angka bakteri pada makanan padat


a. Mensterilkan meja dan alat yang digunakan untuk penanganan
sampel
b. Menyalakan lampu spirtus
c. Menimbang sampel makanan sebanyak 10 gram (dalam keadaan
steril) ditaruh di plastik transparan dibasahi alkohol 70% dan
pengambilan dengan sendok yang telah disterilkan
d. Menyiapkan mortir yang telah disteril
e. Penyiapkan larutan pengencer berupa Pepton Water dalam
Erlenmeyer
f. Haluskan sampel dengan menggunakan mortar steril
15
g. Tambahkan Pepton Water 90 ml sedikit demi sedikit lalu
homogenkan (lakukan secara steril)
h. Masukkan kembali sampel ke dalam Erlenmeyer sebelumnya
lalu tutup (beri kode 10-1)
i. Siapkan larutan pengencer (NaCl 0,9%) dalam tabung reaksi
sebanyak 5 tabung @9 ml
j. Beri kode 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, K (pada tabung reaksi)
k. Melakukan pengikisan terhadap sampel:

 Ambil 1 ml larutan pada erlenmeyer berkode 10-1lalu


masukkan ke tabung pengencer kode 10-2, homogenkan
(lakukan secara steril)
 Ambil 1 ml larutan berkode 10-2 lalu masukkan ke tabung
pengencer kode 10-3, homogenkan (lakukan secara steril)
 Ambil 1 ml larutan berkode 10-3 lalu masukkan ke tabung
pengencer kode 10-4, homogenkan (lakukan secara steril)
 Ambil 1 ml larutan berkode 10-4 lalu masukkan ke tabung
pengencer kode 10-5, homogenkan lalu ambil 1 ml dan
tempatkan dalam beaker glass (tidak digunakan). Lakukan
secara steril.

16
 Siapkan 6 petridish steril lalu beri kode 10-1, 10-2, 10-3, 10-
4
, 10-5, K
 Tabung K tanpa sampel
 Masing-masing pengencer dipipet 1 ml masukkan ke
dalam petridish yang sudah diberi kode (lakukan secara
steril)
l. Masing-masing petridish dituangi media Nutrient Agar dengan
suhu 45-55C sebanyak 15-20 ml
m. Lalu homogenkan dengan diputar searah jarum jam
n. Biarkan beku, setelah beku petridish dibalik lalu dibungkus
dengan kertas coklat dan ikat dengan tali rami
o. Dieramkan dalam inkubator pada suhu 37C selama 2 x 24 jam

C. Pembacaan Hasil

Untuk melaporkan analisis mikrobiologi digunakan suatu


standar yang disebut “Standard Plate Count” yang menjelaskam cara
menghitung koloni pada cawan serta cara memilih data yang ada
untuk menghitung jumlah koloni dalam suatu contoh.

Cara menghitung koloni pada cawan harus memperhatikan hal-hal


berikut ini :

o Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung


jumlah koloni antara 25 sampai 250. 
o Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu
kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya
diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni. 
o Suatu deretan atau rantai koloni yang terlihat seperti suatu garis
tebal dihitung sebagai satu koloni. 
o Bila salah satu dari cawan petri menunjukkan jumlah koloni ≤25
atau ≥250 maka hitunglah jumlah rata-rata koloni, kemudian
dikalikan dengan faktor pengencerannya . 
o Bila cawan-cawan dari dua tingkat pengenceran yang berurutan
menunjukkan jumlah koloni antara 25-250 à hitunglah jumlah

17
koloni dari masing-masing tingkat pengenceran, dikalikan
dengan faktor pengencerannya dan rata-rata jumlah koloni dari
kedua pengenceran tersebut. 
o Bila hasil perhitungan diatas, pada tingkat pengenceran yang
lebih tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata ≥2kali jumlah
koloni rata-rata pengenceran dibawahnya, maka dipilih tingkat
pengenceran yang lebih rendah. 
o Bila tidak satupun koloni tumbuh dalam cawan, maka Total
Plate Count dinyatakan sebagai <1 dikalikan faktor pengenceran
terendah.
o Jika seluruh cawan menunjukkan jumlah koloni ≥250, dipilih
cawan dari tingkat pengenceran tertinggi kemudian dibagi
menjadi beberapa bagian atau sector (2,4, atau 8) dan dihitung
jumlah koloni dari satu sektor
o Rumus :

(koloni – K) x P
ALT (koloni/gram) =
P

Keterangan :

ALT = Angka Lempeng Total (koloni/gram)


K = Jumlah koloni pada petridish control (≤5 koloni)
koloni = Jumlah koloni pada petridish sampel (30-300
koloni)
P = Besar pengenceran

P = Jumlah pengenceran yang koloninya dihitung

11. Kelebihan ALT


Kelebihan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka
Lempeng Total adalah kita dapat mengetahui jumlah mikroba yang
dominan. Kelebihan lainnya kita juga dapat mengetahui adanya mikroba
jenis lain yang terdapat dalam sample.
Kelebihan dari metode hitungan cawan:
1. Bakteri yang hidup dihitung
18
2. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni
yang terbentuk mungkin berasal sari suatu jasad renik yang memiliki
penamapakan pertumbuhan spesifik.

12. Kekurangan ALT


Adapun kelemahan dari metode ALT bakteriologi pangan adalah:
1. Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel
mikroba, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau
kelompok sel.
2. Kemungkinan akan memperkecil jumlah sel mikroba yang
sebenarnya.
3. Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena
penggunaan jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen
selama masa inkubasi.
4. Koloni dari beberapa mikroorganisme terutama dari contoh bahan
pangan, kadang-kadang menyebar di permukaan media agar, sehingga
menutupi pertumbuhan dan perhitungan jenis mikroba lainnya.
5. Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi
mikrobanya antara 30–300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari
30 koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara
statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan menghasilkan hal yang
sama karena terjadi persaingan diantara koloni.
6. Penghitungan populasi mikroba hanya dapat dilakukan setelah masa
inkubasi yang umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/17546484/PERHITUNGAN_JUMLAH_BAKTERI_A
ndree_Firmansyah
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/985/4/4.%20Chapter2.pdf

https://www.academia.edu/17546484/PERHITUNGAN_JUMLAH_BAKTERI_A
ndree_Firmansyah

https://www.academia.edu/25414202/LAPORAN_MIKROBIOLOGI_Enumerasi
_Bakteri_perhitungan_bakteri_

Purwanti, M. (2016, Desember 1). academia.edu. Retrieved Oktober 31, 2019,


from academia.edu web site:
https://www.academia.edu/10335701/Laporan_Pengenceran_dan_Pembuatan_Lar
utan

Togatorop, E. (2015, January 15). academia.edu. Retrieved October 31, 2019,


from academia.edu website:
https://www.academia.edu/10671190/PEMBUATAN_PENGENCERAN_dan_PE
NCAMPURAN_LARUTAN

Yunita, M., Hendrawan, Y., & Yulianingsih, R. (2015). Analisis Kuantitatif


Mikrobiologi Pada Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia
Berdasarkan. Malang: Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem.

https://id.scribd.com/doc/250718583/Uji-Angka-Lempeng-Total

https://id.scribd.com/doc/250718583/Uji-Angka-Lempeng-Total

https://www.academia.edu/17546484/PERHITUNGAN_JUMLAH_BAKTERI_A
ndree_Firmansyah

https://www.academia.edu/29252742/PRAKTEK_METODE_PLATE_COUNT_
TPC_.docx

https://www.academia.edu/34215800/Perhitungan_Bakteri_Dengan_Metode_MP
N_ALT_ANGKA_LEMPENG_TOTAL

20
https://www.academia.edu/29952208/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA
https://www.academia.edu/7288967/LAPORAN_LENGKAP_AKK_dan_ALT
https://www.academia.edu/11703203/Angka_Lempeng_Total_pada_Makanan
http://anugrahtamaintanpertiwi.blogspot.com/2014/11/angka-lempeng-total.html
http://pendidikan-biolog.blogspot.com/2014/10/laporan-alt-bakteri.html
http://pendidikan-biolog.blogspot.com/2014/10/laporan-alt-bakteri.html
https://www.academia.edu/11703203/Angka_Lempeng_Total_pada_Makanan
https://vellanurkumsa.blogspot.com/2017/04/mikrobiologi.html

21

Anda mungkin juga menyukai