oleh:
Annisa Dwi Putri (NIM 1502184289)
Amelia Dwinda Gusanti (NIM 1502180140)
Aurelia Salsabila Atmaja (NIM 1502180256)
Carina Sindylosa Br Ginting (NIM 1502184198)
Desvia Dwiana Putri Ayuningtyas (NIM 1502184317)
Detty Widyaningsih (NIM 1502184329)
Feby Andarina (NIM 1502184379)
Nadia Fadhilah Putri (NIM 1502180273)
Raehan Ayu Dyah Putri (NIM 1502184086)
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Literasi TIK yang berjudul
“Eksistensi Perpustakaan Digital (Digital Library) Indonesia di Kalangan Mahasiswa/i Universitas
Telkom Angkatan 2018 (Studi Kasus : iPusnas, Wattpad, dan Webtoon)”. Semoga makalah ini
dapat menambah ilmu pengetahuan serta informasi bagi para pembaca.
Malakah ini kami susun dengan segala kemampuan kami. Namun, kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta
kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran, dan pesan dari
semua pembaca terutama ibu Ni Putu Nurwita selaku dosen Literasi TIK yang kami harapkan
sebagai bahan koreksi untuk kami.
Perkembangan ICT ini akhirnya melahirkan sebuah perpustakaan berbasis komputer. Ada
automasi perpustakaan, ada pula perpustakaan digital (digital library). Seringkali orang
menyamakan automasi perpustakaan dengan perpustakaan digital (digital library). Namun,
keduanya adalah hal yang berbeda. Banyak perpustakaan yang mengidamkan penerapan
perpustakaan digital (digital library) dalam pengelolaannya. Namun demikian tidak semudah
yang dibayangkan. Dana yang terbatas dan SDM yang rendah ditengarai sebagai faktor
dominan ketidakberdayaan mewujudkan sebuah perpustakaan digital (digital library).
Perpustakaan digital (digital library) secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan
dengan perpustakaan tradisional. Chapman dan Kenney (dalam Sismanto 2008),
mengemukakan empat alasan yaitu: institusi dapat berbagi koleksi digital, koleksi digital dapat
mengurangi kebutuhan terhadap bahan cetak pada tingkat lokal, penggunaannya akan
meningkatkan akses elektronik, dan nilai jangka panjang koleksi digital akan mengurangi
biaya berkaitan dengan pemeliharaan dan penyampaiannya. (Setiawati, Deni Laras Catur,
2017).
Konsep perpustakaan digital (digital library) memberi jawaban atas keinginan masyarakat
dalam mengakses informasi. Masyarakat awam menganggap perpustakaan digital (digital
library) sama dengan perpustakaan virtual dan otomasi perpustakaan. Menurut Masnezah
(2002) dalam Prabowo, Thoriq Tri (2013), perpustakaan digital (digital library) yaitu suatu
kumpulan koleksi informasi yang besar dan tetatur, didigitalkan dalam berbagai bentuk
(kombinasi antara teks, gambar, suara, dan video) yang memungkinkan pencarian informasi
kapan dan dimana saja melalui konsep jaringan komunikasi global serta penggunaan teknologi
informasi yang maksimal. Sedangkan bagi Subrata (2009) dalam Prabowo, Thoriq Tri (2013),
perpustakaan digital (digital library) adalah penerapan teknologi informasi sebagai sarana
untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam
format digital. Atau secara sederhana dapat dianalogikan sebagai tempat menyimpan koleksi
perpustakaan yang sudah dalam bentuk digital.
Menurut Abdul Rahman Saleh (2013), sampai saat ini pengembangan perpustakaan digital
(digital library) bagi perpustakaan-perpustakaan di Indonesia masih menemui banyak kendala
baik kendala teknis maupun kendala finansial. Walaupun demikian semangat untuk
mengembangkan perpustakaan digital (digital library) para pustakawan di Indonesia patut
diacungi jempol. Hal ini terbukti dengan dibentuknya Konferensi Perpustakaan Digital
Indonesia (KPDI) pada tahun 2008. KPDI ini telah secara rutin mengadakan konferensi yang
membahas segala hal menyangkut pengembangan perpustakaan digital (digital library).
Di Indonesia sendiri perkembangan teknologi informasi yang mendasari pengembangan
otomasi perpustakaan dan perpustakaan digital (digital library) ini dimulai pada akhir 1970an
dengan dicanangkannya jaringan kerjasama IPTEK berbasis komputer yang dikenal dengan
nama IPTEKNET. Pada dekade 1980an dibentuk jaringan perguruan tinggi yang dikenal
dengan nama University Network atau UNINET. (Saleh, Abdul Rahman, 2013)
Adapun perpustakaan digital (digital library) lainnya, yakni Wattpad. Wattpad adalah
salah satu situs dan aplikasi blogging yang memberikan fasilitas bagi penggunanya untuk
menulis dan membaca. Pengelola Wattpad mengklaim bahwa di tahun 2016 terdapat 45 juta
orang per bulan yang mengakses Wattpad, 15 miliar menit waktu yang dihabiskan pengguna
untuk mengakses Wattpad. Wattpad juga diklaim memiliki lebih dari 300 juta cerita, dengan
90% aktivitas Wattpad diakses melalui mobile serta mendukung lebih dari 50 bahasa. Hal ini
membuktikan bahwa sebenarnya masyarakat memiliki ketertarikan tersendiri dalam hal
menulis dan membaca. Sehingga dengan adanya Wattpad memudahkan mereka untuk
menyalurkan rasa ketertarikan tersebut. (Syaharani, Nadya dan Adi Bayu Mahadian, 2017).
Contoh perpustakaan digital (digital library) lainnya yang datang ke Indonesia tahun 2015
adalah Webtoon. Webtoon merupakan sebuah platform penerbitan digital (tersedia di web dan
mobile: Android dan iOS) gratis bagi para pembuat komik baik amatir maupun profesional
untuk menampilkan karya terbaik mereka kepada para penyuka komik di seluruh dunia.
Layanan serial webtoon ini akan dimutakhirkan per hari dan tersedia dalam berbagai pilihan
bahasa, yang membuat para pembaca dari seluruh dunia dapat menikmatinya, termasuk
tersedianya pilihan dalam Bahasa Indonesia. (Arifin Choirul, 2015).
Terkait hal tersebut penulis tertarik membuat makalah tentang eksistensi perpustakaan
digital (digital library) Indonesia (studi kasus: iPusnas, Wattpad, Webtoon). Dalam hal ini
penulis mengambil variabel atau objek penelitian yang mencakup kalangan mahasiswa/i di
Universitas Telkom Angkatan 2018.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1.3.1. Untuk mengetahui eksistensi perpustakaan digital (digital library) Indonesia di
kalangan mahasiswa/i Universitas Telkom Angkatan 2018 (studi kasus: iPusnas,
Wattpad, Webtoon).
1.3.2. Untuk mengetahui pengaruh perpustakaan digital (digital library) Indonesia di
kalangan mahasiswa/i Universitas Telkom Angkatan 2018 (studi kasus: iPusnas,
Wattpad, Webtoon).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 iPusnas
iPusnas adalah aplikasi perpustakaan digital persembahan Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. Dalam situs resmi ipusnas.id, iPusnas merupakan aplikasi
perpustakaan digital (ePustaka) yang dilengkapi dengan eReader untuk membaca
eBook dan fitur sosial media. iPusnas sendiri dimiliki oleh Badan Perpustakaan
Nasional (Perpusnas) kerjasama dengan PT. Woolu Akasara Maya (Aksaramaya)
sebagai pengembang aplikasi.
Adapun beberapa contoh judul yang tersedia di iPusnas, antara lain: Etika dan
Asketika Ilmu: Kajian Filsafat Ilmu, Otak Atik Taktik Senjata Nuklir, Meja Bundar,
Cards on The Table, Rahasia Renjana, Rames Semar: Guyon Maton Bersama Semar,
An Abudance of Katherines, dan masih banyak lagi.
(Sumber: Google)
2.1.3 Wattpad
Wattpad merupakan situs atau aplikasi blogging yang memberikan fasilitas bagi
penggunanya untuk menulis dan membaca. Dalam kata lain Wattpad memberikan
suatu ketertarikan tersendiri bagi pengguananya untuk melakukan dua hal tersebut.
(Syahrani, Nadya dan Adi Bayu Mahadian, 2017).
Adapun beberapa contoh judul yang terkenal di Wattpad, diantaranya: Dear
Nathan, Revered Back, I Wuf You, Mariposa, Melo-dylan, Of You Know Who, If You
Know Why, Dunia Nadhira, After, Aberasi, Tomfoolery, Dua Jejak, King Bullying VS
Queen Rescue, Kontruksi, Petjah, Blacky White, Rotasi dan Revolusi, Maps, Wedding
With Converse, Revan & Reina, Evermore, Rushing, dan masih banyak lagi.
(Sumber: Google)
2.1.4 Webtoon
Webtoon termasuk aplikasi gratis yang memberikan wadah bagi komikus amatir
maupun professional untuk menampilkan karya terbaik mereka untuk dinikmati oleh
penggemar komik di seluruh dunia. (Arifin Choirul, 2015).
Adapun judul yang terkenal dari perpustakaan digital (digital library) Webtoon,
antara lain: The Secret of Angel, Pasutri Gaje, Virgo and The Sparklings, Demi 5kg,
Honey Honey Wedding, In A Dream, Kecoa dan Dendam, Terlalu Tampan, Eggnoid,
Kosan 95, dan masih banyak lagi.
(Sumber: Google)
3.1. Eksistensi Perpustakaan Digital (Digital Library) Indonesia (studi kasus: iPusnas,
Wattpad, Webtoon)
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa sebanyak 80% responden mengetahui
perpustakaan digital (digital library) yang tersedia melalui Internet, lalu 36% responden
menjawab dari Obrolan/Perbincangan, diikuti 28% responden memilih mengetahui lewat
Iklan, dan sebanyak 2% responden masing-masing menjawab dari Seminar, Dari Line, dan
Rekomendasi Teman. Dapat disimpulkan bahwa Internet menjadi acuan responden dalam
mendapatkan informasi, termasuk untuk mengetahui sebuah perpustakaan digital (digital
library).
3.2. Pengaruh Perpustakaan Digital (Digital Library) Indonesia (studi kasus: iPusnas,
Wattpad, Webtoon)
Dari kesimpulan bahwa iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) menjadi
perpustakaan digital (digital library) yang eksistensinya masih dibawah antara Wattpad dan
Webtoon, penulis tidak hanya menyebar kuisioner dengan melanjutkan pertanyaan di no. 7
“Berdasarkan Jawaban No. 6, Alasan Apa yang Membuat Anda Sering Menggunakan
Perpustakaan Digital Tersebut?”, tetapi penulis juga melakukan wawancara terhadap 3
partisipan pada tanggal 23 April 2019 yang telah berpartisipasi mengisi kuisioner ini.
Jika berdasarkan pertanyaan no.7 tersebut, terdapat beragam jawaban yang diberikan
oleh responden terhadap alasan apa yang ingin diberikan. Hasilnya secara menyeluruh,
responden menjelaskan karena perpustakaan digital (digital library) tersebut menarik. Selain
karena mudah diakses, menurut mayoritas responden menginginkan perpustakaan digital
(digital library) tersebut sesuai dengan apa yang ingin responden dapatkan dari adanya
sebuah media atau platform untuk tujuan yang sifatnya menghibur.
Hal ini juga disetujui oleh Berlian Syarafina Larasati yang mengungkapkan bahwa
kembali pada pribadi masing-masing. Laras, sapaan akrabnya, adalah orang yang mencari
hiburan dari adanya perpustakaan digital (digital library). Tetapi dia tidak menyangkal
bahwa banyak perpustakaan digital (digital library) yang juga bertujuan untuk mengedukasi
pembacanya selain menghibur.
Laras sendiri memang masih tidak terlalu mengenal iPusnas (Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia) untuk mencari perpustakaan digital (digital library) jika ingin mencari
buku atau jurnal dengan tujuan edukasi. Tetapi jika untuk tujuan mencari buku ataupun
jurnal, Laras menyarankan untuk mencari di perpustakaan digital (digital library) masing-
masing universitas karena sejalan dengan apa yang mahasiswa/i butuhkan untuk bahan
pembelajaran. Selain itu, dapat langsung mencari kata kuncinya di mesin pencarian atau
search engine.
Berbeda dengan Iga Narendra Pramawijaya yang sempat menggunakan iPusnas
(Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) tetapi dalam waktu yang lampau. Pria yang satu
ini juga mengatakan tidak lagi menggunakan iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia). Iga hanya sempat mengakses iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia) beberapa kali, maka dari itu saat dia diingatkan dengan pertanyaan yang berkaitan
tentang iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) dia sudah tidak asing
mendengarnya.
Tetapi Iga sendiri juga tidak menetapkan iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia) sebagai acuan dalam mencari bahan pembelajaran. Dikarenakan bahan
pembelajaran juga tergantung dengan keadaan pribadi masing-masing, Iga mengungkapkan
bahwa selain mencari bahan di mesin pencarian atau search engine, Iga lebih menyukai buku
dalam bentuk fisik karena sesuai dengan jurusan yang diambil yakni Teknik Telekomunikasi.
Baginya, jika buku dalam bentuk fisik akan memudahkan pembelajaran untuk langsung
menulis sesuatu hal yang dianggap penting dan latihan soal langsung di buku tersebut.
Padahal menurut Fauzan Sri Ati (2019), pada aplikasi iPusnas (Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia) sendiri sudah memenuhi dua aspek teori Technology Acceptance Model
(TAM), yakni:
1) Aspek Kemudahan Pengunaan
Pemanfaatan aplikasi iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia)
memberi kemudahan kepada para penggunanya untuk mencari dan membaca buku.
Selain mudah untuk dipelajari, aplikasi ini dinilai mampu dikendalikan dengan
mudah sesuai kebutuhan penggunanya. Konten dan menu-menu di aplikasi iPusnas
(Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) yang jelas dan dapat secara mudah
dipahami membuat para penggunanya tidak memakan waktu lama untuk mahir dalam
menggunakan aplikasi tersebut. Aplikasi ini fleksibel karena para pengguna dapat
memanfaatkan aplikasi iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) ini
dimana saja dan kapan saja sesuai keinginan mereka dan hal ini membuat aplikasi
iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) menjadi mudah untuk
digunakan.
2) Aspek Kegunaan
Aplikasi iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) mampu membantu
memudahkan pekerjaan para penggunanya dari berbagai kalangan profesi serta
membantu menyelesaikan pekerjaan mereka dengan cepat. Kinerja pekerjaan para
pengguna juga menjadi meningkat karena aplikasi ini. Dampaknya, produktifitas para
penggunanya meningkat sejak menggunakan aplikasi ini, karena pekerjaan mereka
dinilai menjadi lebih efektif dengan aplikasi iPusnas (Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia) ini. Jadi, aplikasi iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia) sangat bermanfaat bagi pekerjaan para penggunanya.
Tetapi benar saja, setiap perpustakaan digital (digital library) pasti akan menjalankan
sebagaimana mestinya sesuai fungsi dari masing-masing perpustakaan digital (digital
library) tersebut. Hal yang selaras diungkapkan oleh 3 responden, termasuk Afifah
Rahayuningtyas. Afa yang menjadi sapaan akrabnya menerangkan bahwa setiap
perpustakaan digital (digital library) akan mempunyai kapasitas yang berbeda. Yang ingin
mencari pembahasan karya ilmiah, buku-buku referensi skripsi, ataupun untuk pembelajaran
lainnya bisa di iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia). Yang ingin mencari
cerita-cerita untuk diimajinasikan sendiri ada di Wattpad. Dan untuk Webtoon sendiri yang
ingin mencari cerita dengan visual sesuai jalan ceritanya.
Afa juga menginginkan bahwa semuanya untuk tetap berada di fungsinya masing-
masing. Tetap selalu memperbagus perpustakaan digital (digital library)-nya masing-
masing. Dan harus terus lebih ditata agar masyarakat Indonesia yang mengakses dapat
merasakan manfaatnya dalam membaca perpustakaan digital (digital library) tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Perpustakaan digital (digital library) merupakan sebuah sistem yang memiliki berbagai
layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek informasi tersebut melalui
perangkat digital. Di Indonesia sendiri ada beberapa macam perpustakaan digital (digital
library) seperti iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia), Wattpad, dan
Webtoon. Dalam makalah ini penulis memilih objek penelitian mahasiswa/i Universitas
Telkom Angkatan 2018 untuk mengetahui tingkat eksistensi dan pengaruh perpustakaan
digital (digital library) tersebut.
iPusnas adalah aplikasi perpustakaan digital persembahan Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. Dari 50 responden, eksistensi iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia) di kalangan mahasiswa/i khususnya di Universitas Telkom ini sekitar 54% para
mahasiswanya mengetahui perpustakaan digital tersebut. Sedangkan untuk Wattpad sendiri
yang merupakan situs atau aplikasi blogging dengan memberikan fasilitas bagi penggunanya
untuk menulis dan membaca, di kalangan mahasiswa/i Universitas Telkom sendiri sekitar
82% para mahasiswa mengetahui aplikasi tersebut. Serta untuk Webtoon yang termasuk
aplikasi dengan memberikan wadah bagi komikus amatir maupun professional untuk
menampilkan karya terbaik mereka ini lebih banyak dikenal mahasiswa/i Universitas
Telkom dibandingkan iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) dan Wattpad
dengan persentase 84%.
Dari penelitian yang kami buat melalui form, pengaruh perpustakaan digital (digital
library) di kalangan mahasiswa/i Universitas Telkom Angkatan 18 yaitu sebagai mahasiswa/i
menggunakan iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) untuk mengerjakan
tugas-tugas kuliah dengan mencari pembahasan karya ilmiah, buku-buku referensi skripsi,
ataupun pembelajaran lainnya bisa di iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia)
tetapi banyak juga mahasiswa/i yang tidak terlalu mengenal iPusnas (Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia) karena jarang adanya iklan dan kurangnya promosi dari pemerintah
sendiri. Dan juga para mahasiswa/i yang ingin mencari cerita-cerita untuk diimajinasikan
sendiri ada di Wattpad dan Webtoon, itu hanya sebagai hiburan dan untuk mengasah
kreativitas menulis yang terpendam dalam diri seseorang.
4.2. Saran
Adapun saran dalam makalah ini sebagai berikut.
1) Lebih baik pemerintah mempromosikan iPusnas (Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia) ke berbagai media sosial dan juga iklan di radio atau televisi dikarenakan
kurangnya pengetahuan para mahasiswa/i tentang aplikasi ini.
2) Agar aplikasi Wattpad bisa dgunakan oleh semua kalangan dan sesuai dengan umur,harus
ada penyaringan/konfirmasi yg lebih ketat dari pihak Wattpad. Karena masih banyak
cerita di Wattpad yang tidak lulus sensor.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Choirul. 2015. Line Webtoon, Cara Enak Baca Komik Lewat Ponsel. Tersedia pada:
http://www.tribunnews.com/techno/2015/05/11/line-webtoon-cara-enak-baca-komik-
lewat-ponsel [Diakses tanggal 22 April 2019]
Ati, Sri dan Fauzan. 2017. Analisis Pemanfaatan Aplikasi iPusnas Berbasis Android di
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Tersedia pada:
file:///C:/Users/Asus/Downloads/22944-46636-1-PB.pdf [Diakses tanggal 23 April 2019]
Husna, Nailul. 2015. Perbedaan Antara Perpustakaan Konvensional, Digital, Hibrida dan
Bookless. Tersedia pada: file:///C:/Users/Asus/Downloads/824-1660-1-PB.pdf [Diakses
tanggal 23 April 2019]
Karim, Al. 2015. Analisis Tantangan dan Peluang Perkembangan Perpustakaan Digital
Berdasarkan Study Kasus Pengembangan Perpustakaan Digital Perpustakaan Nasional.
Tersedia pada:
https://www.academia.edu/9205705/Analisis_Tantangan_dan_Peluang_Perkembangan_Pe
rpustakaan_Digital_Berdasarkan_Study_Kasus_Pengembangan_Perpustakaan_Digital_Pe
rpustakaan_Nasional [Diakses tanggal 23 April 2019]
Setiawati, Deni Laras Catur. 2017. Penggunaan Perpustakaan Digital Sebagai Pusat Sumber
Belajar. Tersedia pada:
http://eprints.uad.ac.id/5216/1/PENGGUNAAN%20PERPUSTAKAAN%20DIGITAL%2
0SEBAGAI%20PUSAT%20SUMBER%20BELAJAR.pdf [Diakses tanggal 22 April
2019]
Sulistyo dan Basuki. 2012. Perpustakaan Digital di Indonesia. Tersedia pada:
http://digilib.undip.ac.id/v2/2012/07/03/perpustakaan-digital-di-indonesia-sebuah-
pandangan/ [Diakses tanggal 23 April 2019]
Sunu, Purwoko. 2011. Peran Perpustakaan Digital dan Teknologi Informasi di Era Globalisasi.
Tersedia pada: file:///C:/Users/Asus/Downloads/34-71-1-SM.pdf [Diakses tanggal 23 April
2019]
Syaharani, Nadya dan Adi Bayu Mahadian. 2017. Perilaku Menulis Fanfiction Oleh Penggemar
KPOP di Wattpad. 2017. Tersedia pada:
www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKG/article/download/9331/7318 [Diakses tanggal 23 April
2019]