SMKN 6 BANDUNG
Disusun Oleh:
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul: “Laporan Observasi SMKN 6 Bandung” ini dengan baik.
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajamen Mutu dan Kepemimpinan Pendidikan yang dibimbing
oleh Bapak Prof.Dr. Bachtiar, ST.MSIE Semoga makalah yang disusun oleh
penulis dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Wassalamua’laikum Wr. Wb
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. ii
BAB 1 Pendahuluan..................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................. 1
D. Manfaat............................................................................................... 2
A. POAC.................................................................................................. 3
C. Manajemen Kurikulum....................................................................... 7
B. Man..................................................................................................... 51
C. Money................................................................................................. 56
E. Manajemen Kurikulum....................................................................... 60
iii
F. Memori............................................................................................... 62
G. Market................................................................................................. 62
H. Minute ................................................................................................ 64
I. Place.................................................................................................... 64
BAB 4 Penutup............................................................................................ 64
A. Kesimpulan ........................................................................................ 65
B. Saran................................................................................................... 66
Daftar pustaka.............................................................................................. 67
Lampiran...................................................................................................... 69
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah ditegaskan negara
berkewajiban mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang dalam hal
ini salah satunya dapat dilaksanakan melalui pendidikan. Selanjutnya dalam
Undang-Undang Sisdiknas dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengembangan kemampuan serta
pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat di tengah
persaingan zaman.
Pendidikan nasional memiliki tujuan mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Konsep Pendidikan hakikatnya merupakan proses pembentukan pribadi
agar diperoleh kemampuan yang berlebih dari sebelumnya. Sasaran
pembentukannya menyangkut seluruh aspek, intelektual, sikap, dan keterampilan.
Pendidikan memiliki peran penting dalam aktivitas pemerintahan. Untuk
mencapai hal tersebut, program dan kegiatan peningkatan mutu pembelajaran
sekolah melalui penyiapan fasilitator pengembangan sekolah workshop/pelatihan
peningkatan mutu pembelajaran.
Mengingat pendidikan berbeda dengan pengajaran, pendidikan
mempunyai arti yang lebih luas lagi. Pendidikan dapat berlangsung di
masyarakat, di keluarga, di tempat bekerja dan tempat lainnya sementara
pengajaran dalam prosesnya harus berlangsung secara terorganisir melalui
institusi (formal) persekolahan termasuk di perguruan tinggi dengan
menumbuhkan nilai-nilai positif yang bermanfaat di kemudian hari. Siswa perlu
diajarkan dan dikenalkan secara dini dalam sistem pendidikan (nasional) agar
pada saat dibutuhkan mereka telah memiliki kapasitas dan akseptabilitas yang
memadai untuk bekerja pada bidang tertentu. Pendidikan menjadi sesuatu yang
1
sanga penting dan telah menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda
lagi dalam upaya memberdayakan masyarakat agar dari masyarakat yang sudah
terbedayakan ini akan lahir generasi yang mumpunyi secara intelektual, sikap,
dan keterampilan.
Makalah ini akan menguraikan mengenai pengembangan SMK 6
Bandung dari hasil observasi sekolah akan diuraikan data yang telah didapatkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Observasi
D. Manfaat Observasi
Observasi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengenal
oranglain dengan lebih mendalam dalam kehidupan sehari - hari. Yang dimaksud
2
observasi adalah suatu aktivitas mengamati tingkah laku individu. Biasanya
diakhiri dengan mencatat hal – hal yang dianggap penting sebagai penunjang
informasi mengenai individu.
Manfaat observasi adalah:
3
dilakukan dalam mencatatat hasil observasi yaitu pencatatan langsung dan
pencatatan retrospektif. Yang dimaksud pencatatan langsung adalah pencatatan
yang dilakukan ketika pengamatan sedang berlangsung. Sedangkan
E. Bagi Observer
BAB 2
KAJIAN TEORI
A. POAC
4
POAC merupakan fungsi manajemen yang bersifat umum dan meliputi
keseluruan proses manajerial.Banyak para ahli menambah banyak pengertian dari
fungsi manajemen, namun diantara banyak tambahan tersebut, didalamnya sudah
termasuk keempat fungsi yang diperkenalkan oleh George R Terry, yakni
Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerak dan Pengawasan.
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Penggerak (actuating)
5. Pengawasan (controling)
5
pemeriksaan terhadap adanya penyimpangan menjadi hakekat
pengawasan(digilib.unimed.ac.id, 2006: 19-20).
1. Pendidikan Formal
6
Dalam Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2008: 18), pendidikan
formal adalah pendidikan yang besifat permanen, dalam jangka lama,
waktu belajar cukup banyak, mempunyai efek jenjang dalam lapangan
pekerjaan. Lembaga formal merupakan Pendidikan yang diadakan di
instansi kelembagaan
2. Pendidikan Nonformal
3. Pendidikan Informal
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan
lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional BAB VI mengenai Jenjang pendidikan formal
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
4. Pendidikan Dasar
5. Pendidikan Menengah
7
Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat.
6. Pendidikan Atas
a. Pendidikan Umum
b. Pendidikan Kejuruan
c. Pendidikan Akademik
d. Pendidikan Profesi
8
e. Pendidikan Vokasi.
f. Pendidikan Keagamaan
g. Pendidikan Khusus
C. MANAJEMEN KURIKULUM
9
1. Konsep Dasar Kurikulum
10
c) Fungsi penyesuaian. Kurikulum sebagai alat pendididkan ahrus
mampu mangantarakan siswanya agar memiliki kemapuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan sosialnya.
1. Komponen Tujuan
11
Merupakan tujuan jangka panjang dimana tercapainya
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Serta
pemenuhan kebutuhan pendidikan yang saat ini Indonesia
mewajibkan belajar 9 tahun.
2) Tujuan Institusional
3) Tujuan Kulikuler
4) Tujuan Instruksional
5) Tujuan Pembelajaran
2. Komponen Materi
12
3. Komponen Metode
Dilihat dari filsafat dan dari segi teori pendidikan yang melandasi
pengembangan kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan
tujuan dan materi pembelajaran. Dengan adanya hal tersebut
tentunya akan memunculkan perbedaan pendekatan, strategi dan
metode pembelajaran yang hendak di kembangkan. Seperti bagi
para pendudkung filsafat klasik dimana tujuan pembelajaran adalah
informasi dan intelektualitas maka pendekatan pembelajaran yang
dikembangkan akan lebih berpusat pada guru, hal ini berbeda
dengan kalangan pendukung progresivisme dimana yang seharusnya
menjadi pusat dari pembelajaran adalah siswa dimana siswa yang
menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan
kebutuhnya.
4. Komponen Evaluasi
2. Perencanaan Kurikulum
13
1. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagi pedoman atau alat
manajemen yang berisi petujuk tentang jenis dan sumber peserta,
media penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya,
tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol dan evaluasi, peran
unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen
organisasi.
14
1. Bidang keilmuan yang terdiri dari atas ilmu-ilmu sosial,
administrasi, ekonomi, komunikasi, dan rekayasa teknologi, IPA,
matematika dan lain-lain.
3. Pengorganisasian Kurikulum
15
pengembangan kurikulum berdasarkan pola pikir manajemen yakni,
perencanaan kurikulum, pengorganisasian, pelaksanaan (implementasi),
penilaian kurikulum, evaluasi kurikulum, pengembangan kurikulum.
4. Pelaksanaan Kurikulum
16
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:
17
6. Penilaian Kurikulum
7. Pengembangan Kurikulum
18
1. Obyektif, artinya memiliki tujuan yang jelas dan operasional yang
bertalian denagan tujuan tingkah laku yang dapat diamati dan dapat
diukur
19
adanya kemungkinan dan informasi yang bermanfaat bagi
pengembangan kurikulum
20
berkenaan dengan segi indivdualitasnya, sosial, aspirasi, kebutuhan dan
segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Agar tujuan dan fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya (Tim
Dosen UPI, 2008 : 206), antara lain:
21
peserta didik dimulai dari ketika peserta didik mendaftar sampai mereka
lulus atau meninggalkan lembaga pendidikan (sekolah) tersebut.
2. Buku Klapper
3. Daftar Presensi
22
peserta didik di kelas pada jam-jam pelajaran, daftar hadir itu
dipegang oleh guru yang mengajar.
6. Daftar Nilai
7. Buku Legger
23
pengisian raport. Pencatatan nilai-nilai dalam legger biasanya
satu tahun dua kali (sesuai dengan pembagian raport).
8. Buku Raport
24
Perpindahan peserta didik dari luar lingkungan dinas pendidikan
yang tidak dibina oleh Pemerintah Indonesia ke sekolah dalam
lingkungan pembinaan Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah dapat dilakukan dengan tes penempatan oleh sekolah
yang bersangkutan, setelah mendapat rekomendasi dari Dirjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
25
Sebab-sebab mutasi peserta didik (Eka Prihatin, 2011 : 144) :
c) Malas.
26
4. Yang bersumber dari teman sebaya :
b) Adanya konflik.
4. Layanan Khusus
2. Layanan Perpustakaan
27
6. Layanan Asrama.
28
7. Peserta didik jalur nonformal dan informal dapat diterima di
SMA, SMK atau bentuk lain yang sederajat tidak pada awal
kelas 10 (sepuluh) setelah memenuhi persyaratan:
10. SD, MI, SMP, MTs, SMA, SMK atau bentuk lain yang sederajat
memberikan bantuan penyesuaian akademik, sosial, dan/atau
mental yang diperlukan oleh peserta didik berkelainan dan
29
peserta didik pindahan dari satuan pendidikan formal lain atau
jalur pendidikan lain.
30
Sumber: www.siap-psb.com
31
Sumber : www.siap-psb.com
32
E. MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN
pendidik pembimbing
Tenaga kependidikan
supervisor
pendidikan
administrator pendidikan
teknis pendidikan
Keterangan :
a. Tenaga pendidik
Tenaga pendidik adalah personil di lembaga atau organisasi
pelaksanaan pendidikan yang melakukan salah satu aspek atau
seluruh kegiatan (proses) pendidikan, mikro ataupun makro
(mengembangkan daya cipta, rasa, karsa dan karya manusia).
Tenaga pendidik berdasarkan kenyataan sistem yang ada dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu pengajar,
pembimbing dan supervisor pendidikan.
b. Tenaga administrator pendidikan
Administrator pendidikan adalah orang-orang (personil)
yang secara legal-profesional bertugas melaksanakan kegiatan
pengelolaan penyelenggaraan pendidikan, tidak sama dengan
tata usahawan pendidikan. Administrator pendidikan merupakan
33
orang yang memiliki wawasan pendidikan yang luas dan
mendalam dan kemampuan menejerial atau administratorial
pengelolaan penyelenggaraan pendidikan. Kedalam kelompok
administrator pendidikan ini dapat dimasukkan personil
perencana pendidikan profesional baik perencanaan pendidikan
mikro maupun makro, pengembangan kurikulum pendidikan,
peneliti dan pengembangan pendidikan, serta perancang sarana
dan media pendidikan.
34
Sedangkan perekrutan tenaga kerja dari luar (eksternal) yaitu
mengambil tenaga kerja dari luar instansi atau individu dari luar lembaga
terkait. Perekrutan dengan cara ini dilakukan dengan menerima lamaran-
lamaran dan berlaku bagi semua masyarakat luas yang memenuhi
persyaratan. Metode ini mempunyai segi positif karena dengan sistem ini
tenaga kerja yang diterima merupakan pilihan dari pelamar-pelamar yang
telah memenuhi syarat-syarat maksimum. Dengan demikian dapat
diharapkan bahwa tenaga yang diterima adalah tenaga dengan mutu
terbaik. Jika dinyatakan bahwa ada lowongan dan membutuhkan pegawai
baru maka lembaga atau instansi tersebut mencari tenaga baru dengan
cara sumber dari dalam lembaga dan sumber dari luar lembaga seperti
melalui iklan media massa, lembaga pendidikan, dan lamaran kerja yang
sudah masuk di lembaga (Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, 2008: 219-
220).
35
organisasi. Penempatan dalam arti pembagian tugas pada para
personil sekolah baik yang lama maupun yang baru dalam lembaga
pendidikan harus dilakukan oleh kepala sekolah. Menurut Hartati
Sukirman dkk (1998: 21) prinsip dasar penempatan dan penugasan
pegawai adalah kesesuaian tugas dengan kemampuan yang dimiliki
pegawai tersebut (Suryosubroto dkk, 2000: 39).
36
adapula dalam bentuk lain seperti asuransi. Adapun tunjangan
tersebut diperuntukkan sebagai tunjangan keluarga, kesehatan,
tunjangan pangan, jabatan, dan lain-lain. Bagi pegawai negeri
sipil diberikan tunjangan sebagai berikut:
(1) Tunjangan Keluarga
Tunjangan keluarga ini terdiri atas: (a) tunjangan
istri/suami sebesar 5% dari gaji pokok. Bagi suami/ istri
yang kedua-duanya berkedudukan sebagai pegawai negeri
sipil, maka tunjangan hanya diberikan pada pegawai
negeri sipil yang mempunyai gaji pokok yang lebih besar,
(b) tunjangan anak-anak sebesar 2% untuk setiap anak.
Tunjangan anak diberikan sebanyak-banyaknya untuk 3
anak.
(2) Tunjangan Pangan
Tunjangan pangan berupa tunjangan seharga sepuluh
kilogram untuk setiap anggota untuk sebanyak lima orang.
(3) Tunjangan Jabatan
Kepada pegawai negeri sipil yang menjabat jabatan
tertentu diberikan tunjangan jabatan. Jenis jabatan dan
besarnya tunjangan jabatan ditentukan dengan keputusan
presiden. Tunjangan jabatan dapat berbentuk tunjangan
struktural dan tunjangan fungsional.
(4) Tunjangan Lain-lain
Tunjangan lain-lain diberikan sesuai peraturan pemerintah.
(5) Taspen
(6) Asuransi Kesehatan
(7) Koperasi
5) Kenaikan Pangkat.
37
d) Meningkatkan keterampilan dan keahlian serta prestasi kerja baik.
e) Meningkatkan kecakapan dalam mengambil keputusan lebih baik.
f) Akan meningkatkan kepemimpinan yang lebih baik.
Pensiun diartikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai balas jasa
terhadap PNS yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada
Negara. Pensiun diberikan kepada PNS sendiri, janda/duda, anak dan
orang tua PNS yang bersangkutan.
38
Masa kerja digunakan untuk menetapkan besarnya pensiun/pensiun
pokok yaitu gaji pokok terakhirnya yang berhak diterima oleh PNS yang
berkepentingan berdasarkan peraturan gaji yang berlaku gajinya.
1) Besarnya pensiun pegawai sebulan adalah 2,5% dari dasar pensiun
untuk setiap tahun masa kerja, dengan ketentuan bahwa :
a. Pensiun pegawai sebulan adalah maksimal 75% dan minimal 40%
dari pensiun.
b. Bagi PNS yang diberhentikan karena dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi, sebesar 75% dari dasar pensiun.
c. Pensiun pegawai sebulan tidak boleh kurang dari gaji pokok
terendah menurut peraturan yang berlaku bagi pegawai yang
bersangkutan.
d. Besarnya pensiun janda/duda sebulan adalah 36% (baik untuk
seorang istri atau lebih). Namun apabila PNS tewas, maka
besarnya pensiun adalah 72% dari dasar pensiun. Jika beristri
lebih dari satu, masing-masing istri mendapat 72% dari dasar
pensiun.
e. Apabila janda/duda penerima pensiun sudah tidak ada, maka
pensiun diberikan kepada anak/anak-anaknya yang seayah-seibu.
Dengan ketentuan :
a) Belum mencapai usia 25 tahun, atau
b) Tidak mempunyai penghasilan, atau
c) Belum menikah atau belum pernah menikah
2) Pensiun pegawai akan diberhentikan setelah tidak ada lagi janda/duda
atau anak yang memenuhi syarat untuk menerimanya.
3) Hak atas pensiun tidak boleh dipindahkan (Suryosubroto dkk, 2000:
68-73).
39
tujuan pendidikan nasional. Sedangkan manfaatnya adalah melindungi
profesi guru dari praktek-praktek yang tidak kompeten yang dapat merusak
citra guru.
Sertifikasi guru dalam jabatan diperuntukkan bagi para guru yang sudah
mengajar baik guru PNS, maupun non PNS. Sesuai dengan amanat Undang-
Undang guru dan dosen, guru dalam jabatan yang dapat disertifikasi adalah
mereka yang berkualifikasi S1 atau D4 dan dapat ditempuh melalui sertifikasi
dengan penilaian portofolio dan sertifikasi melalui PLPG.
Alasan program pendidikan profesi guru prajabatan saat ini menjadi
sorotan publik di Indonesia karena program PPG adalah program pendidikan
yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan
S1/DIV Non kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru
agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional
pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Sehingga dirasa tidak cukup adil khususnya bagi lulusan S1 kependidikan.
Apabila seorang guru telah diangkat menjadi pegawai negeri sipil
(PNS) maka ia berhak menerima gaji yang diberikan oleh pemerintah sesuai
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Keenam Belas Atas Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1977
Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
40
1. Fasilitas fisik, yaitu segala sesuatu yang berwujud benda atu
fisik yang dapat dibendakan dan dapat memiliki peranan untuk
memudahkan dan melancarkan suatu usaha. Contoh, kendaraan,
alat tulis, alat komunikasi dsb.
41
c. Kepala sekolah bersama guru dan juga pengurus komite sekolah
memilih daftar perlengkapan yang akan dibeli sesuai dengan
kebutuhan sekolahnya masing- masing.
42
Dalam kaitan itu, dengan pengadaan perlengkapan sekolah, ada
beberapa cara yang dapat ditempuh oleh pengelola perlengkapan sekolah
untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah, antara lain
dengan cara:
1. Pembelian;
2. Membeli di pabrik
3. Membeli di toko
4. Memesan
6. Tukar Menukar;
7. Meminjam
a. Satuan Pendidikan
b. Lahan
43
minimum luas lahan terhadap peserta didik
44
e. Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki
izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
untuk jangka waktu minimum 20 tahun.
c. Bangunan
45
b. Dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif
untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan
petir.
46
a. Peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan
jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau
bencana lainnya.
47
Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana
berupa ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi,
ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang
laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang pimpinan,
ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling,
ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang
sirkulasi, tempat bermain/berolahraga.
48
4. Penghapusan Fasilitas Pendidikan
49
4) Setelah SK penghapusan dari Kantor Dinas Pendidikan
Nasional Kota/Kabupaten terbit, selanjutnya panitia
penghapusan segera bertugas, yaitu memeriksa kembali batang
yang rusak berat, biasanya dengan membuat Berita Acara
Pemeriksaan.
5) Begitu selesai melakukan pemeriksaan, panitia mengusulkan
penghapusan barang-barang yang terdaftar didalam Berita
Acara Pemeriksaan. Dalam rangka itu, biasanya perlu adanya
pengantar dari kepala sekolahnya. Usulan ituu lalu diteruskan
ke kantor pusat Jakarta.
6) Akhirnya begitu surat keputusan penghapusan dari Jakarta
datang, bisa segera dilakukan penghapusan terhadap barang-
barang tersebut. Ada dua kemungkinan penghapusan
perlengkapan sekolah, yaitu dimusnahkan dan dilelang. Apabila
melalu lelang, yang berhak melelang adalah kantor lelang
setempat. Sedangkan hasil lelangnya menjadi milik negara.
50
G. MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
51
2. Sumber-Sumber Pembiayaan Pendidikan
Sumber dana keuangan sekolah antara lain orang tua, pemerintah
pusat, pemerintah daerah, masyarakat, fasilitas sekolah, siswa, pemilik
sekolah (yayasan).
52
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang,
jasa, dan barang
3) Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran
pada dasarnya merupakan pernyataan finansial
4) Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah
disetujui dan dipergunkan oleh institusi tertentu
5) Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari
pihak yang berwenang
6) Melakukan revisi usulan anggaran
7) Persetujuan revisi usulan anggaran
8) Pengesahan anggaran
mempersiapkan pembukaan
melakukan pembelanjaan dan membuat transaksi
membuat perhitungan
mengawasi pelaksanaan sesuai dengan prosedur kerja yang
berlaku
membuat laporan pertanggung jawaban keuangan :
biasanya dengan membuat analisis akuntansi yang terdidiri dari
bagian perkiraan akun, jurnal, buku besar, buku cek, buku pos,
faktur, buku kas pembayaran uang sekolah, dan buku kas piutang
(E. Mulyasa, Manajemen berbasis sekolah, hal 175)
53
4) Menentukan tindakan perbaikan atau koreksi yang kemudian
menjadi materi rekomendasi.
Sasaran pemeriksaan (audit)
1. Pemeriksaan kas
2. Pemeriksaan pengurusan barang
3. Tuntutan ganti rugi
4. Pemeriksaan anggaran pre audit
6. Program BOS
54
H. MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN
MASYARAKAT
55
c. Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat
dalam membantu pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah
Proses kegiatan humas dapat ditempuh melalui lima tahap
1) Tahap persiapan
2) Tahap pelaksanaan
3) Tahap pengecekan tanggapan masyarakat
4) Tahap penilaian dan pengontrolan hasil
5) Tahap pemberian saran kepada pimpinan
1. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini selalu dihubungkan dan ditunjukkan kepada
publik atau masyarakat di luar sekolah. Terdapat dua kegiatan
yang dapat dilakukan, yakni kegiatan tidak langsung dan
kegiatan langsung atau tatap muka. Kegiatan tidak langsung
adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat melalui
perantara media tertentu, misalnya melalui televisi, radio, media
cetak, pameran dan penerbitan majalah. Kegiatan langsung
misalnya rapat denga pengurus BP3 (Badan Pembantu
Penyelenggaraan Pendidikan), konsultasi dengan tokoh
masyarakat, dan melayani kunjungan tamu.
2. Kegiatan Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam.Sasarannya
adalah warga sekolah, yakni para guru, para tenaga administrasi
dan para siswa.
56
b. Hubungan sekolah dengan alumni
c. Hubungan dengan dunia usaha atau dengan dunia kerja
d. Hubungan dengan instansi lain
57
bahan keterangan atau informasi yang berwujud warkat. Pekerjaan tata usaha
meliputi rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat, mengelolah,
menggandakan, mengirim dan menyimpan keterang-keterangan yang
diperlukan dalam setiap usaha kerja sama.
58
tugas tertentu. Bagian-bagian itu ialah (1) pengumpulan data (2)
penyimpan data (3) pemroses data baik dari dalam lembaga pendidikan
maupun dari luar lembaga pendidikan.
59
tugas-tugas pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada tiga macam supervisi yaitu
(Suharsimi, 2004) :
a. Supervisi Akademik
b. Supervisi Administrasi
c. Supervisi Lembaga
a. Tujuan Umum
60
Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis
dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang lain agar
personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kerjanya,
terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses
pembelajaran.
b. Tujuan Khusus
61
aspek-aspek yang ada kaitannya dengan factor penentu
keberhasilan sekolah.
62
3. Jenis-jenis Supervisi Pendidikan
2)Teknik Kelompok
a. Mengadakan pertemuan/rapat
d. Seminar
63
BAB III
HASIL OBSERVASI
1. Profil SMK
3) NPSN : 20219142
5) TELP./FAX : (022)7563293
6) E-mail: : smk6bandung@yahoo.com
7) Website : http://www.smkn6bandung.sch.id
8) Kota : Bandung
64
Jalan Padjajaran Nomor 92 Bandung ke Jalan Soekarno-Hatta Komplek Riung
Bandung. Selanjutnya pada tahun pelajaran 1996/1997 STM Negeri 5 Bandung
berubah nama menjadi SMK Negeri 6 Bandung dengan SK Mendikbud Nomor
036/O/1997. Diatas lahan SMK Negeri 6 Bandung seluas 4.610 m2 berdiri
berbagai gedung yang menunjang kegiatan pembelajaran seperti Ruang
Administrasi, Bengkel (Work Shop), Ruang Teori, Gedung Serba Guna,
Perpustakaan, Masjid, Ruang Gambar, Kantin, Parkir, Lapangan Olah Raga.
Sarana dan Prasarana baru terus dikembangkan dengan menggunakan dana dari
Komite Sekolah maupun dana dari Dinas Pendidikan Kota, Propinsi dan Pusat.
Visi : Terwujudnya Peserta Didik yang berakhlaqul Kharimah, Sehat dan Cerdas
Misi :
6. Tujuan SMK
65
3) Tahun 2018 siswa mampu membangun kebiasaan yang aktif untuk
mencari informasi menggunakan teknologi informasi.
4) Tahun 2018 sekolah memiliki sarana dan prasarana penunjang PBM
yang lengkap.
5) Tahun 2018 sekolah memiliki guru dan tenaga pendukung yang
handal untuk mendukung seluruh manajemen sekolah.
6) Sekolah memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan seluruh
warga sekolah, stake holders dan instansi serta institusi pendukung
pendidikan lainnya.
7) Siswa memiliki, mengaplikasikan dan meningkatkan nilai-nilai
ketuhanan serta nilai-nilai kehidupan yang bersifat universal dalam
kehidupannya.
B. Man
66
5. Menyerahkan fotokopi kartu keluarga (C-1)
d. Tidak bertato,
67
fotocopynya yang telah dilegalisir;
68
Gambar : Data Akademik SMKN 6 Bandung.
1. Tenaga Kependidikan
69
a. Pengumuman tentang penerimaan calon pegawai tenaga
pengajar atau tenaga pendidikan.
b. Pendaftaran calon pegawai tenaga edukatif atau pendidikan.
c. Melaksanakan ujian saringan.
d. Mengumumkan ujian saringan.
e. Memproses pengusulan untuk diangkat sebagai calon pegawai
tenaga pendidikan.
f. Mengatur penempatan sesuai surat keputusan.
70
untuk meningkatkan kualitas guru. Adapun guru yang ada di MTs
tersebut, belum ada yang menjadi PNS. Ada satu guru yang sudah
PNS, tetapi tidak menjadi guru tetap di SMKN 6 Bandung. Beliau
mengajar di SMK tersebut hanya untuk menambah jam mengajar
untuk program sertifikasi.
2. Manajemen Organisasi
1. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi di SMKN 6 Bandung dapat dilihat pada
bagan berikut:
71
juga menimbulkan hierarki dan struktur wewenang organisasi serta
memperlihatkn hubungan pelaporannya yang ditunjukkan oleh garis lurus.
Selain itu juga menunjukkan hubungan koordinasi antara pihak internal
dengan pihak eksternal yang ditunjukkan dengan garis putus-putus.
Pihak internal yang dimaksud adalah pihak yang secara langsung
mengelola organisasi, misalnya kepala SMK, wks, bendahara, dll.
Sedangkan pihak eksternal yang dimaksud adalah pihak yang tidak secara
langsung turut serta mengelola SMK, tetapi secara tidak langsung turut
serta dalam pengambilan keputusan, misalnya komite SMK.
2. Jalur, Jenjang, dan Jenis Lembaga Pendidikan
Jalur pendidikan di SMKN 6 Bandung termasuk dalam jalur
pendidikan formal dimana pendidikannya besifat permanen, dalam
jangka lama, waktu belajar cukup banyak, mempunyai efek jenjang
dalam lapangan pekerjaan dan diadakan di instansi kelembagaan.
Berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, jenjang pendidikan SMKN 6 Bandung termasuk
dalam jenjang pendidikan menengah.
1. Fasilitas Pendidikan
72
basket, lapangan sepak bola, dan administrasi sarana prasarana sudah
teradministrasi dengan baik.
73
kekurangan sarana dan prasarana untuk menunjang proses
pembelajaran.
B. Manajemen Kurikulum
1. Kurukulum
SMKN 6 Bandung pada tahun ajaran 2014/2015 menerapkan
kurikulum 2013 dalam perumusan kurikulum SMKN 6 Bandung sudah
sangat siap. SMKN 6 Bandung juga mempunya draf kurikulum pasangan
yaitu kurikulum validasi DU/DI memberikan masukan apa saja yang
dibutuhkan oleh industri, kmudian dari pihak sekolah memasukkan
dalam kompetensi. Sehingga sekolah dapat menciptakan siswa yang
sesuai dengan kebutuhan industri
2. Pengorganisasian Kurikulum
Pengembangan kurikulum di SMKN 6 Bandung dilaksanakan
mulai dari perencanaan kurikulum, pengorganisasian, pelaksanaan
(implementasi), penilaian kurikulum, evaluasi kurikulum, sampai
pengembangan kurikulum.
Dalam penyusunan kurikulum SMK, Kepala SMK menetapkan tim
penyusun dan pengembang kurikulum. Adapun tugas dari tim penyusun
dan pengembang kurikulum adalah sebagai berikut:
3. Pelaksanaan kurikulum
74
baru, penyusunan RPP oleh guru baru tersedia , evaluasi penilaian sudah
terprogram secara maksimal, analisis hasil evaluasi sudah terprogram,
perbaikan dan pengayaan sudah terprogram, buku pelajaran sudah
tersedia dengan lengkap, dan supervise pembelajaran juga sudah
terprogram.
4. Pengembangan Kurikulum
C. Memori
Segala macam data disimpan pada TU serta bentuk fisik seperti RAPBS
dll disimpan pada ruang kerja yang bersangkutan.
D. Market
75
a) Planning peserta didik
b) Organizing
c) Actuating
- Industri
a) Planing
b) Organizing
- KI (Kunjungan Industri)
76
Tujuan dari KI yaitu:
1. Silaturahmi
2. Memonitoring siswa
- Prakerin
c) Actuating
Pada saat KI sekolah membawa selembaran yaitu berisi profil,
jurusan apa saja yang ada di sekolah, jumlah lulusan, sehinga pada saat
DU/DI membutuhkan bisa menghubungi pihak sekolah apa yang
dibutuhkan oleh DU/DI.
Kriteria sebelum sekolah menerjunkan para siswa untuk
melaksanakan prakerin sekolah mempelajari profil DU/DI yang akan
digunakan para siswa untuk prakerin, jangan sampai sekolahan salah
memili tempat untuk prakerin, dikarenakan banyak ditemukan
kejanggalan- kejanggalan yang terjadi dilapangan.
Hubungan timbal balik yang didapat dari semua kegiatan tersebut
yaitu banyak DU/DI yang memberikan alat atau penunjang pembelajaran
dikarenakan dari pihak DU/DI merasa dibantu dari semua kegiatan
tersebut. Misalnya : Toyota Astra Motor, PT. Buma, dll.
E. Minute
F. Place
77
Ruang pembelajaran khusus : Penunjang :
m. Lapangan Olahraga
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
78
bagian lainnya. Adapun SMK tersebut termasuk dalam jenis lembaga
pendidikan formal dan keagamaan.
79
SMK tersebut sudah memiliki lembaga/ badan khusus tersendiri yang
mengurusi manajemen informasi SMK.
2. Saran
80
DAFTAR PUSTAKA
81
Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Supervisi (Buku Pegangan Kuliah).
Jakarta: PT Rineka Cipta.
82
Soepardi, Imam. 1988. Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jember: FKIP-
Universitas Jember.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
83
Gambar 1. Foto bersama WKS3
84
Gambar 2. Foto bersama WMM
85
Gambar 3. Contoh foto APBS tahun 2014/2015
86