AL-ISLAM
Islam dan Masalah Harta dan Jabatan
Disusun Oleh:
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia–Nya, yang telah
memberikan kemudahan dan petunjuk sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ Islam Dan Masalah Harta dan Jabatan ”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan mata kuliah Al-Islam S1 Keperawatan di STIK Muhammadiyah
Pontianak. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mendapatkan banyak
bantuan, bimbingan, dorongan, motivasi dan masukan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dan bantuan dari semua
pihak makalahini tidak akan terwujud.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Harta dan Jabatan...................................................................................................3
B. Harta dan Jabatan sebagai Amanah dan Karunia Allah..........................................5
C. Kewajiban Mencari Nafkah....................................................................................7
D. Sikap Terhadap Harta Dan Jabatan.........................................................................8
E. Pendayagunaan Harta dan Jabatan di Jalan Allah...................................................9
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harta dan Jabatan merupakan hal yang sangat dekat dengan kehidupan
manusia sehari-hari. Harta dapat membuat orang punya jabatan, sebaliknya
jabatan kadang-kadang dikejar orang untuk memperoleh harta. Sebagai “diin
Allah” yang nenjadi rahmat bagi semesta alam sudah barang tentu Islam
memiliki perhatian yang sangat serius dan mempunyai tata aturan yang jelas
mengenai harta dan jabatan. Harta dan jabatan dapat mengantarkan
seseorang kepada kemuliaan, tetapi dapat pula membuat seseorang menjadi
hina. Tergantung bagaimana manusia itu memandang dan menyikapinya.
Istilah HARTA, atau al-mal dalam al-Qur’an maupun Sunnah tidak
dibatasi dalam ruang lingkup makna tertentu, sehingga pengertian al-Mal
sangat luas dan selalu berkembang. Kriteria harta menurut para ahli fiqh
terdiri atas : pertama,memiliki unsur nilai ekonomis.Kedua, unsur manfaat
atau jasa yang diperoleh dari suatu barang.
Nilai ekonomis dan manfaat yang menjadi kriteria harta ditentukan
berdasarkan urf (kebiasaan/ adat) yang berlaku di tengah masyarakat. As-
Suyuti berpendapat bahwa istilah Mal hanya untuk barang yang memiliki
nilai ekonomis, dapat diperjual belikan, dan dikenakan ganti rugi bagi yang
merusak atau melenyapkannya.
manusia tidak berhenti sampai disitu, bahkan cenderung terus
berkembang kebutuhan-kebutuhan lain yang ingin dipenuhi. Segala
kebutuhan itu seolah-olah bisa terselesaikan dengan dikumpulkannya Harta
sebanyak-banyaknya..
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian harta
2. Bagaimana harta dan jabatan dikatakan sebagai amanah dan karunia Allah
3. Bagaimana kewajiban dalam mencari harta
4. Bagaimana menyikapi terhadap harta dan jabatan
5. Bagaimana pendayagunaan harta dan jabatan di jalan Allah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian harta
2. Untuk mengetahui harta dan jabatan dikatakan sebagai amanah dan
karunia Allah
3. Untuk mengetahui kewajiban dalam mencari harta
4. Untuk mengetahui menyikapi terhadap harta dan jabatan
5. Untuk mengetahui pendayagunaan harta dan jabatan di jalan Allah
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Harta
4
dalam takaran dan timbangan (al-Muthaffifin: 1-6), melalui cara-cara
yang batil dan merugikan (al-Baqarah:188), dan melalui suap menyuap
(HR Imam Ahmad).
3. Pengertian jabatan
5
mengganggu dan melanggar kepentingan pribadi, selama tidak merugikan
orang lain dan mayarakat, karena pemilikan manfaat berhubungan serta
dengan hartanya, maka pemilik boleh untuk memindahkan hak miliknya
kepada orang lain, misalnya dengan cara menjualnya, menghibahkannya dan
sebagainya.
Hakikat harta dan dan jabatan adalah merupakan amanah dan karunia
Allah. Disebut sebagai amanah Allah karena harta dan jabatan tersebut
didapat bukan semata-mata karena kehebatan seseorang, tetapi karena berkah
dan karunia dari Allah, juga sejatinya bukan dimaksud untuk kesenangan
pribadi pemiliknya, tetapi juga buat kemaslahatan orang lain. Karena harta
dan jabatan adalah amanah, maka harus dijaga dan dijalankan atau dipelihara
dan dilaksanakan dengan benar, sebab satu saat akan dipertanggung-jawabkan
di hadapan Allah SWT.
َوا ْعلَ ُموا أَنَّ َما أَ ْم َوالُ ُك ْم َوأَوْ اَل ُد ُك ْم فِ ْتنَةٌ َوأَ َّن هَّللا َ ِع ْن َدهُ أَجْ ٌر َع ِظي ٌم
إِن َما أَ ْم َوالُ ُك ْم َوأَوْ اَل ُد ُك ْم فِ ْتنَةٌ َوهَّللا ُ ِع ْن َدهُ أَجْ ٌر َع ِظي ٌم
Sehubungan dengan hal itu, maka harta dan jabatan adalah karunia
Allah yang sangat baik buat manusia, tetapi manakala tidak dapat dijaga dan
dipelihara dengan baik, maka ia akan menjadi fitnah dan bencana.
6
Harta dan jabatan yang halal serta digunakan dengan baik akan
membawa manfaat dan barokah, sedangkan harta dan jabatan yang
disalahgunakan atau diperoleh dengan tidak halal akan menjadi fitnah bahkan
musibah. Sehubungan dengan hal ini Rasulullah SAW bersabda:
) من حديث عم}}رو17763( " صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فيما رواه اإلمام أحمد في "مسنده
َ فقد قال
بن العاص رفعه "نعم المال الصالح للرجل الصالح" وإسناده صحيح.
Rasul bersabda :Sebaikbaik harta yang soleha adalah yang dimiliki oleh
orang yang soleh. HR Ahmad dan Ibnu Hibban. (Musnah Ahmad 29/16
hadits 17763 dan sohih Ibnu Hibban 8/6) Dijelaskan bahwa hadits ini adalah
sohih.
Tidak dapat diingkari bahwa harta sangat berguna buat manusia, bahkan
bukan hanya untuk kehidupannya di dunia, tetapi juga untuk kepentingan di
akhirat. Kepentingan di dunia maksudnya seperti untuk makan, minum,
pakaian, rumah tempat tinggal, biaya pengobatan, pendidikan dan sebagainya.
Sedangkan kepentingan akhirat maksudnya seperti untuk bisa kita berinfak,
berzakat, berwakaf, menunaikan ibadah haji dan sebagainya.
7
Oleh sebab itu manusia diperintahkan untuk bekerja keras atau berusaha
dalam rangka mencari harta buat kebahagiaannya dunia akhirat. Hal ini antara
lain difahami dari Firman Allah pada Surat Al-Mukminun ayat 3 dan 4 yang
berbunyi:
Artinya:
Harta dan jabatan itu adalah merupakan Amanah dari allah SWT, maka
kita harus bersikap hati-hati terhadapnya. Bila terhadap harta kita wajib
berupaya dan berusaha mencarinya karena harta merupakan kebutuhan kita
sebagai bahagian dari modal hidup, namun bukan demikian halnya tentang
jabatan. Jabatan itu merupakan amanah, oleh karena itu kita tidak harus
ambisus untuk memperolehnya.
8
dengan ketentuan bahwa ia juga tidak boleh terlalu percaya akan keahliannya,
sebaliknya jabatan atau menjaga amanah bagi yang tidak punya kompetensi
atau keahlian, oleh Allah disebut sebagai perilaku zhalim dan bodoh,
sebagaimana Firman allah pada Surat Yusuf ayat 54 dan 55 serta Surat Al-
Ahzab ayat 72 :
Artinya:
54. dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaKu, agar aku memilih Dia
sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-
cakap dengan Dia, Dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini
menjadi seorang yang berkedudukan Tinggi lagi dipercayai pada sisi kami".
Artinya:
9
Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu
yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk
orang-orang yang saleh?"
Artinya:
Jabatan juga harus digunakan secara baik dan penuh amanah, sebab di
hari akhirat kelak jabatan itu akan dipertanggung-jawabkan, sebagaimana
firman Allah SWT dalam Surat Al-Israk ayat 13 dan 34 yang berbunyi:
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa harta dan
jabatan adalah hal yang menjadi prioritas manusia disunia, namun kembali
pada sebuah hadis yang menjelaskan bahwa dunia adalah ladang akhirat.
Bekerjalah untuk tetap dapat hidup didunia menambah amalan diakhirat
kelak. Karena harta dan jabatan adalah amanah dari yang maha kuasa.
H. Saran
Daud, M.Z. (2015). Perancang Pembahagian Harta Semassa Hidup dalam Islam :
Konsep dan Kepentingannya. Jurnal GJAT. Vol.5 ISSUE 1.
Muslich, Ahmad Wardi. (2010). Fiqh Muamalat. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 67
12