TAHUN 2013
OLEH :
LAILA ISTIQOMAH
NIM 20106120621
KEPERAWATAN SINGKAWANG
2013
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk diujikan
dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Jurusan Keperawatan Singkawang
Politeknik Kesehatan Pontianak
Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
i
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS VII
TENTANG PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 SINGKAWANG BARAT
TAHUN 2013
LAILA ISTIQOMAH
NIM. 20106120621
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar AHLI MADYA KEPERAWATAN di Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Pontianak
Singkawang,..............2013
Ketua Jurusan Keperawatan
ii
NIP. 196503071987031001
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
LAILA ISTIQOMAH
NIM. 20106120621
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan karuniaNya yang telah dilimpahkan kepada penulis selama
menempuh pendidikan dan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul ” Hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VIII
tentang perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013 “.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan Program DIII Keperawatan di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Pontianak Jurusan Keperawatan Singkawang.
Penulis telah mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, koreksi,
dorongan motivasi dan masukkan dari berbagai pihak dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terima kasih yang pertama sekali dan sebesar-
besarnya terutama kepada ibunda Asnawati dan ayahanda Abdul Rasyid
serta adik saya Nurul Ariyanti yang selalu memberikan dukungan dan doa
selama menjalani proses perkuliahan ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis juga
menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
v
8. Bapak, Ibu dosen dan staf pengajar Jurusan Keperawatan Singkawang,
yang telah memberikan motivasi serta ilmu pengetahuan selama penulis
mengikuti pendidikan.
9. Sahabat-sahabat saya saudari Luh Ayu Krisdayantie, Sri Hardini,
Veronika Cici dan Iriana Haryati yang telah memberikan dukungan dan
semangatnya.
10. Rekan-rekan seangkatan tahun 2010 yang telah memberikan masukan
dan dukungan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini mungkin kurang memenuhi syarat-
syarat yang sudah ditentukan, maka dari itu penulis memohon kepada
ibu-ibu penguji untuk memberikan saran dan masukan bagi penulis. Atas
semua bantuan yang diberikan baik saran atau masukan bagi penulis dari
semua pihak, saya ucapkan terima kasih.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................ii
PERNYATAAN.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BIODATA............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..................................................................................6
E. Keaslian Penelitian.....................................................................................6
A. Landasan Teori..........................................................................................8
1. Pengetahuan..........................................................................................8
2. Sikap....................................................................................................11
3. Remaja.................................................................................................15
4. Pubertas...............................................................................................17
B. Kerangka Teori.....................................................................................22
C. Variabel Penelitian................................................................................23
vii
A. Kerangka Konsep.....................................................................................24
B. Hipotesis..................................................................................................24
C. Definisi Operasional.............................................................................24
A. Desain Penelitian.....................................................................................26
E. Instrumen penelitian.................................................................................27
F. Pengolaan Data.......................................................................................29
G. Analisa Data.........................................................................................29
H. Jalannya Penelitian..............................................................................33
I. Etika Penelitian........................................................................................34
A. Hasil Penelitian........................................................................................36
1. Karakteristik Responden.......................................................................36
B. Pembahasan............................................................................................39
viii
A. Kesimpulan..............................................................................................44
B. Saran.......................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................47
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
Lampiran 5 Kuesioner
Lampiran 10 Daftar Nilai Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Kelas VII
Tentang Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013 .
xi
BIODATA
Agama : Islam
Ibu : Asnawati
Jenjang Pendidikan :
xii
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS VII TENTANG
PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 5 SINGKAWANG BARAT
TAHUN 2013
INTISARI
Perubahan fisik pubertas dimulai sekitar usia 10 atau 11 tahun pada remaja putri.
Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada
kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap
penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang
proporsional tersebut. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapatkan informasi
tentang perubahan tersebut maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi
negatif lainnya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi, maka akan merasakan
pengalaman yang negatif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan
sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian Korelasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode total sampling yaitu dengan mengambil semua anggota
populasi menjadi sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 orang
siswi kelas VII.
Hasil penelitian menunjukkan gambaran pengetahuan tentang perubahan fisik
adalah terdapat 28 orang responden memiliki pengetahuan yang sedang, 24 orang
responden memiliki pengetahuan yang baik dan 23 orang responden memiliki
pengetahuan yang kurang. Dan untuk sikap terdapat 35 responden memiliki sikap positif
terhadap perubahan fisik dan 40 responden memiliki sifat yang negatif terhadap
perubahan fisik.
Hasil metode analisa uji Chi Square yang telah dilakukan, diperoleh harga Chi
Square (X2) hitung 9,342 sedangkan harga Chi Square (X2) tabel pada taraf signifikansi
0,05 adalah 5,99, hal ini berarti bahwa X 2 hitung > X2 tabel sehingga dapat disimpulkan
ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII tentang
perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat Tahun 2013. Dan juga karena nilai koefisien kontingensi adalah 0,33,
maka korelasi antara pengetahuan dengan sikap adalah lemah.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan dan
lemah antara pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik
pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun
2013.
Saran pada penelitian ini ialah diharapkan bagi remaja putri dapat lebih aktif
untuk memperoleh informasi mengenai perubahan fisik pada masa pubertas agar dapat
lebih memahami dan mendapatkan informasi yang jelas.
Daftar bacaan : 37
Kata kunci : pengetahuan, sikap
xiii
Keterangan : 1)peneliti, 2)pembimbing utama, 3)pembimbing pendamping
xiv
RELATIONSHIP WITH KNOWLEDGE OF ADOLESCENT ATTITUDES ABOUT CLASS
VII TO THE PHYSICAL CHANGES PUBERTY INJUNIOR HIGH SCHOOL 5 WEST
SINGKAWANG YEAR 2013
ABSTRACT
Reading list : 37
Keywords : knowledge, attitude
Description : 1) researcher, 2) main supervisor, 3) second supervisor
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pencapaian kesejahteraan masyarakat yaitu salah satunya dengan
menyiapkan generasi muda yang merupakan investasi bangsa World Health
Organization (WHO) tahun 1998, menghimbau semua Negara Asia Tenggara
agar memberikan komitmennya untuk memperhatikan dan melindungi kebutuhan
remaja akan informasi, keterampilan, pelayanan dan lingkungan yang umum dan
kesehatan reproduksi remaja (Rahayu & Widiati, n.d.).
Kehidupan yang sehat merupakan hak azasi setiap anggota masyarakat. Hal
ini sejalan dengan tujuan kemerdekaan yang salah satunya adalah untuk
memajukan kesejahteraan umum. Salah satu segmen anggota masyarakat yang
perlu mendapat perhatian dalam bidang kesehatan adalah remaja, karena
remaja merupakan kelompok masyarakat yang cukup besar jumlahnya dan
mempunyai pola kehidupan yang spesifik, yaitu masa tumbuh yang pesat menuju
kematangan, yang berlangsung dalam tahap perkembangan kehidupan antara
masa anak dan dewasa (Hartati, 2018)
1
2
yang berusia 10-19 tahun dan belum menikah. Menurut WHO remaja adalah
penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 15-24 tahun (BKKBN, 2003).
Perubahan fisik pubertas dimulai sekitar usia 10 atau 11 tahun pada remaja
putri, kira-kira 2 tahun sebelum perubahan pubertas pada remaja laki-laki.
Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat
berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja
sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan
bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut. Apabila mereka sudah
dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut maka
mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila
mereka kurang memperoleh informasi, maka akan merasakan pengalaman yang
negatif (Soetjiningsih, 2004).
adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu
tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas dan terjadi
perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih, 2004).
Ketidaktahuan remaja mengenai apa yang terjadi pada dirinya dan mengapa
hal itu terjadi dapat menimbulkan rasa cemas dan malu. Mereka akan bertanya-
tanya apakah perubahan itu merupakan suatu hal yang normal, apakah semua
orang mengalaminya, apa yang harus mereka lakukan dengan perubahan itu
(BKKBN, 2010). Keingintahuan remaja yang terus meningkat tentang perubahan
yang terjadi pada dirinya, membuat remaja akan mencari tahu dari berbagai
sumber. Hal seperti ini akan dapat menimbulkan banyak resiko, terlebih jika
remaja mendapatkan informasi dari sumber yang salah.
Pengambilan data awal yang dilakukan peneliti diperoleh data dari Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat yang memiliki siswa sebanyak
333 orang yang dibagi lagi menjadi 163 siswa putra dan 170 siswa putri dengan
rincian remaja putri kelas VII ada 75 orang, remaja putri kelas VII ada 53 orang
4
dan remaja putri kelas IX ada 43 orang (data siswa Sekolah Menengah Pertama
Negeri 5 Singkawang Barat th. Ajaran 2012 / 2013). Hasil wawancara kepada
kepala sekolah Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat,
didapatkan bahwa belum pernah dilakukan penelitian ataupun penyuluhan
tentang perkembangan seks sekunder. Lebih jauh belum ada organisasi
kesiswaan sebagai wadah kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan
perkembangan masa remaja.
Survey awal yang dilakukan peneliti pada kedua sekolah, yaitu Sekolah
Menengah Pertama Negeri 7 dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat. Didapatkan bahwa dari sepuluh siswi Sekolah Menengah
Pertama Negeri 7 Singkawang Barat mengatakan mengerti tentang perubahan
fisik yang terjadi pada diri mereka, dan mereka siap menerima perubahan yang
terjadi pada diri mereka. Dari sepuluh siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat enam siswi mengatakan merasa bingung tentang perubahan
fisik yang terjadi pada diri mereka, seperti buah dada yang membesar, pinggul
yang melebar, dan tumbuh rambut disekitar kemaluan. mereka menolak
perubahan yang terjadi pada diri mereka. Selain itu mereka mengaggap bahwa
perubahan tersebut belum wajar terjadi pada anak seusia mereka. Mereka
mengatakan belum mau menggunakan bra, sebab masih banyak teman mereka
yang belum mengalami perubahan bentuk payudaya seperti yang mereka alami.
Ada juga yang mengatakan merasa risih dengan pinggul yang semakin
membesar, hal itu membuat mereka merasa kurang percaya diri untuk tampil di
depan umum.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : “ adakah hubungan antara
pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik pada
masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
Tahun 2013 ?”.
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik
pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat Tahun 2013.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII
tentang perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013.
b. Untuk mengetahui sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan
fisik pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat Tahun 2013.
c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja
putri kelas VII tentang perubahan fisik pada masa pubertas di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun
2013.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Hasil penelitian diharapkan bisa menambah wawasan baru dalam
menerapkan mata kuliah metode penelitian, dan masukan serta
pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2. Bagi Jurusan Keperawatan Singkawang
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk penelitian selanjutnya dan menambah koleksi perpustakaan dalam
upaya peningkatan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan
remaja.
3. Bagi responden
Diharapkan para remaja dapat lebih mengetahui perubahan fisik
masa pubertas yang terjadi pada dirinya sehingga para remaja dapat
menerima perubahan fisik yang dialami.
4. Bagi Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam
meningkatkan pendidikan yang berhubungan dengan remaja, khususnya
permasalah mengenai seks .
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1 Keaslian Penelitian
8
9
(research methodology).
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri
maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperloeh dapat
memperluas pengetahuan seseorang.
2) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan
seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih
tinggi akan mempunyai pengetahuan lebih luas dibandingkan
dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
3) Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan
tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa
mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu
sifatnya positif maupun negatif.
4) Fasilitas
Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi,
majalah, koran, dan buku.
5) Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap
pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan
cukup besar, maka dia akan mampu untuk menyediakan atau
membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
6) Sosial Budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga
dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap
seseorang terhadap sesuatu.
11
2. Sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
(Notoatmodjo, 2007). sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi
perasaan sedangkan sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan
tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek
tersebut (Azwar, 2005).
b. Komponen Sikap
Menurut Purwanto (1998), sikap terdiri dari:
1) Sikap positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati,
menyenangi, menghadapkan objek tertentu.
2) Sikap Negatif, terdapat kecendrungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.
Azwar (2007) menyatakan bahwa sikap memiliki 3 komponen yaitu:
1) Komponen Kognitif
Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa
yang benar bagi objek sikap.
2) Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut
masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek
sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan
yang dimiliki terhadap sesuatu.
3) Komponen Perilaku
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur
sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan
objek sikap yang dihadapinya.
c. Tingkatan Sikap
1) Menerima (receiving)
12
d. Pembentukan Sikap
Azwar (2007) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi,
kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa,
institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor
emosi dalam diri individu.
1) Pengalaman Pribadi
Middlebrook (1980), sepertiyang dikutip dalam Azwar,
(2007) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman yang dimiliki
oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan
membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan
lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi yang melibatkan
emosi akan menghasilkan pengalaman yang lebih mendalam dan
lebih lama membekas.
13
3) Pengaruh Kebudayaan
Skinner (1969), seperti yang dikutip Azwar (2007) sangat
menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam
membentuk pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola
perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah penguat
(reinforcement) yang kita alami Hergenhahn (1997) dalam Azwar
(2007). Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu
dalam suatu masyarakat. Kebudayaan telah menanamkan garis
pengarah sikap individu terhadap berbagai masalah.
4) Media Massa
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar
dalam pembentukan opini dan kepercayaan individu. Media
massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan
sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal
sehingga terbentuklah arah sikap tertentu
5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai
sesuatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap
dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis
pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan,
diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-
ajarannya. Konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan
14
6) Faktor Emosional
Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat
merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu
frustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang
lebih persisten dan bertahan lama. Menurut Walgito (2001) (dalam
Dayakisni & Hudaniah, 2003), pembentukan dan perubahan sikap
akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
a) Faktor internal (individu itu sendiri) yaitu cara individu dalam
menanggapi dunia luar dengan selektif sehingga tidak semua
yang datang akan diterima atau ditolak.
b) Faktor eksternal yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar
individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau
mengubah sikap.
e. Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat
atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis,
kemudian ditanyakan pada responden (sangat setuju, setuju, tidak
setuju, sangat tidak setuju) (Notoatmodjo, 2007).
3. Remaja
a. Pengertian Remaja
Remaja dalam arti adolescence berasal dari bahasa latin
adolscere yang artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa
(Hurlock,1996). Masa ini merupakan suatu tahap antara masa kanak-
kanak dengan dewasa. Istilah ini menunjukkan masa dari awal
pubertas sampai terjadinya kematangan. Yusuf (2002)
mengemukakan bahwa remaja merupakan masa perkembangan
sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah
kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri,
dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
b. Tahapan Perkembangan Masa Remaja
Tabel 2 Perkembangan masa remaja berdasarkan umur
Remaja awal 11 – 14 9 – 13
1) Pra Remaja
Masa pra remaja adalah suatu tahap untuk memasuki
tahap remaja yang sesungguhnya. Pada masa pra remaja ada
beberapa indikator yang telah dapat ditentukan untuk
menentukan identitas jender laki-laki atau perempuan.
Beperapa indikator tersebut ialah indikator biologis yang
berdasarkan jenis kromosom, bentuk gonad dan kadar
hormon.
2) Remaja Awal
Remaja awal merupakan tahap awal/permulaan, remaja
sudah mulai tampak ada perubahan fisik yaitu fisik sudah
mulai matang dan berkembang. Pada masa ini remaja sudah
mulai mencoba melakukan onani karena telah seringkali
terangsang secara seksual akibat pematangan yang dialami.
Rangsangan ini diakibatkan oleh faktor internal yaitu
meningkatnya kadar testosteron pada laki-laki dan estrogen
pada remaja perempuan.
3) Remaja Menengah
Masa remaja menengah, para remaja sudah mengalami
pematangan fisik secara penuh yaitu anak laki-laki sudah
mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan sudah
mengalami haid. Pada masa ini gairah seksual remaja sudah
mencapai puncak sehingga mereka mempunyai
kecenderungan mempergunakan kesempatan untuk
melakukan sentuhan fisik.
4) Remaja Akhir
Masa remaja akhir remaja sudah mengalami
perkembangan fisiik secara penuh, sudah seperti orang
dewasa. Mereka telah mempunyai perilaku seksual yang
sudah jelas dan mereka sudah mengembangkannya dalam
bentuk pacaran. (Soetjiningsih, 2004).
c. Ciri – Ciri Remaja Awal
1) Perkembangan Fisik
17
tangan. Baru pada akhir remaja seluruh daerah tubuh akan mencapai
ukuran dewasa.
c. Ciri – Ciri Seks Primer
Perubahan fisik ketiga adalah pertumbuhan dan perkembangan
ciri–ciri seks primer, yaitu organ-organ seks. Semua organ reproduksi
wanita tumbuh selama masa puber, meskipun ada dalam tingkat
kecepatan yang berbeda. Petunjuk pertama bahwa mekanisme
reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya haid.
d. Ciri – Ciri Seks Sekunder
Perubahan fisik keempat adalah perkembangan ciri-ciri sekunder.
Ciri-ciri seks sekunder yang penting pada perempuan antara lain :
1) Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah
kulit.
2) Payudara
Segera setelah pinggul membesar, payudara juga
berkembang, putting susu membesar dan menonjol, dan dengan
berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan
bulat.
3) Rambut
Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara mulai
berkembang, bulu ketiak dan bulu kulit pada wajah mulai tampak
setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula
lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih
gelap dan agak keriting.
4) Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang
pori-pori bertambah besar.
5) Kelenjar
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan di kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar
keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya lebih
menusuk sebelum dan selama haid.
22
6) Otot
Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada
pertengahan dan menjelang akhir masa pubertas, sehingga
memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai.
7) Suara
Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu. Suara
serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan
23
B. Kerangka Teori
Pengetahuan Sikap
Remaja
a. Pengertian remaja
b. Perkembangan remaja
masa pubertas
C. Variabel Penelitian
B. Hipotesis
F. Definisi Operasional
N Definisi Alat
Variabel Kategori Skala Hasil ukur
o Operasional ukur
1 Pengetahuan Hasil tahu kuisioner Ordinal Baik = 76 –100
. remaja putri remaja putri 1. Baik Cukup = 56-75
tentang tentang 2. Cukup Kurang = ≤ 55
perubahan perubahan 3. Kurang
fisik ukuran tubuh,
pinggul melebar,
payudara
membesar,
rambut di
daerah
kemaluan,
25
26
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian.
Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian
(Dharma, 2011). Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan berupa
Korelasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu penelitian yang
dilakukan pada saat bersamaan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dengan sikap remaja putri terhadap perilaku perubahan fisik pada masa pubertas
dan pada saat yang sama mencoba menghubungkan antara variabel independen
dengan variabel dependen pada periode waktu tertentu (Hidayat, 2010)
1. Populasi
Populasi adalah semua anggota kelompok orang,kejadian atau objek
yang dirumuskan secara jelas (Setiadi, 2007). Populasi penelitian ini
adalah semua remaja putri kelas VII yang ada di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 5 Singkawang Barat yang berjumlah 75 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian populasi yang diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010).
Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas VII di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat dengan kriteria inklusi :
a. Tercatat sebagai siswi kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri
5 Singkawang Barat
b. Bersedia menjadi responden.
c. Hadir pada saat penelitian.
3. Teknik sampling
27
28
I. Instrumen penelitian
Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan dua kuisioner berbeda yaitu
40
Jumlah total soal pertanyaan
30
J. Pengolaan Data
1. Editing
Data yang penulis peroleh diperiksa kembali. Data yang diperoleh
yaitu dari pengisian kuisioner oleh 75 siswi kelas VII yang menjadi
responden. Setelah semua data terkumpul, kemudian diolah agar dapat
memberikan arti dalam menyimpulkan masalah penelitian.
2. Coding
Tiap kuisioner yang terkumpul diberi kode sesuai dengan jumlah
responden agar memudahkan pengolahan data.
3. Data entry
Tiap-tiap variabel independen dan dependen dianalisa
menggunakan fasilitas Microsoft excel. Analisa bivariat menggunakan
aplikasi SPSS.
4. Tabulating
Data dikelompokkan kedalam tabel menggunakan program
komputerisasi. Tiap variabel ditentukan jumlah nilai dari masing-masing
responden kemudian dikelompokkan sesuai dengan kategori yang
ditentukan.
K. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat untuk melihat gambaran dari tiap variabel yang akan
diteliti (Hidayat, 2007). Adapun langkah yang akan digunakan dalam
analisa data adalah terlebih dahulu menghitung nilai pengetahuan dan
nilai sikap yaitu sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Analisa data yang digunakan peneliti untuk menghitung
pengetahuan adalah menggunakan rumus menurut Sugiyono (2007)
yaitu :
31
x
S= x 100
n
Keterangan :
Benar = 1
Salah = 0
1) Baik = 76-100
2) Cukup = 56-75
3) Kurang = ≤ 55
b. Sikap
Analisa data yang digunakan untuk faktor sikap yang
menggunakan skala likert (Sugiyono, 2007) dengan rumus :
y
Y= x 100
n
Keterangan :
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Untuk pernyataan negatif (unfavorable):
Pernyataan Kode Nilai
Sangat Setuju SS 1
Setuju S 2
Tidak Setuju TS 3
Sangat Tidak Setuju STS 4
x
P= x 100%
n
Keterangan :
P = Persentase
2. Analisa Bivariat
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara kedua variabel maka dalam penelitian ini digunakan uji
33
Chi kuadrat , yaitu uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
bila dalam populasi terdiri atau lebih klas, data berbentuk nominal dan
sampelnya besar, Caranya adalah sebagai berikut :
a. Mencari frekuensi harapan (fe) pada tiap sel dengan rumus
( ∑ f k – f b)
f e=
∑T
Keterangan :
fe : frekuensi yang diharapkan
∑fk : jumlah frekuensi pada kolom
∑fb : jumlah frekuensi pada baris
b. Mencari nilai Chi Kuadrat hitung dengan rumus
2
2 ( f 0−f e )
x =∑
fe
c. Mencari nilai x2 tabel dengan rumus
dk = (k-1)(b-1)
keterangan
k : banyaknya kolom
b : banyaknya baris
d. Membandingkan nilai x2 hitung dengan nilai x2 tabel
Apabila nilai x2 hitung ≥ nilai x2 tabel maka Ho ditolak,
artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja
putri kelas VII tentang perubahan fisik pada masa pubertas di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun
2013. Apabila nilai x2 hitung ≤ nilai x2 tabel maka Ho diterima,
artinya tidak ada hubungan hubungan antara pengetahuan
dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik pada
masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat Tahun 2013.
e. Menentukan kriteria keeratan hubungan
Adapun kriteria keeratan hubungan dengan menggunakan
koefisien kontingen yaitu sebagai berikut:
0,00-0,19 = hubungan sangat lemah
(Sugiyono, 2007)
L. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Merancang kuesioner
3. Pelaksanaan penelitian
4. Penyelesaian penelitian
35
program Microsoft Excel dan SPSS. Data yang telah selesai dan
ditetapkan.
M. Etika Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik berdasarkan umur
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Remaja Putri Kelas VII
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
Bulan Juni Tahun 2013.
1 12 20 27
2 13 36 48
3 14 16 21
4 15 3 4
Jumlah 75 100
37
38
1 Baik 24 32
2 Cukup 28 37
3 Kurang 23 31
Jumlah 75 100
1 Positif 35 47
2 Negatif 40 53
Jumlah 75 100
diri mereka dan sebagian kecil dari responden 35 orang (47%) memiliki
sikap yang positif terhadap perubahan fisik yang terjadi pada diri mereka.
4. Analisa Bivariat antara pengetahuan dengan sikap
Analisa bivariat adalah analisa untuk menguji hubungan antara
pengetahuan dengan sikap tentang perubahan fisik pada masa pubertas
dengan menggunakan uji statistik Chi Square.
Tabel 8 Hasil Uji Chi Square Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap
Remaja Putri Kelas VII Tentang Perubahan Fisik pada Masa
Pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat Bulan Juni Tahun 2013.
Klasifikasi Sikap P
N % N % N %
3 Baik 12 50 12 50 24 100
Bila dilihat dari hasil, menunjukkan bahwa harga Chi Square (X2)
hitung 9,342 sedangkan harga Chi Square (X2) tabel pada taraf
signifikansi 0,05 adalah 5,99 hal ini berarti bahwa X2 hitung > X2 tabel
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan dengan
sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik pada masa pubertas
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013.
Disamping itu juga dapat dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar
0,009 dengan taraf signifikansi 0,05, hal ini menunjukkan nilai ρ < α, atau
0,009 < 0,05, maka Ho ditolak. Hal itu berarti ada hubungan antara
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang perubahan fisik pada masa
pubertas. Dari hasil tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat adalah 0,33. Maka dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik
pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat Tahun 2013 memiliki hubungan yang lemah.
B. Pembahasan
1. Analisis deskriptif univariat mengenai pengetahuan tentang perubahan
fisik
Hasil penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat menunjukkan bahwa 24 orang responden (32%)
memiliki pengetahuan yang baik. Hal ini dikarenakan responden sudah
mengetahui tentang pengertian dan perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa pubertas seperti pinggul yang bertambah besar.
Pengetahuan yang baik ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah pendidikan. Hal ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Erfandi (2009) bahwa pengetahuan sangat erat
kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan dengan pendidikan
yang tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya.
41
Dalam penelitian ini remaja remaja putri memiliki pengetahuan yang baik
karena mendapatkan informasi tentang perubahan fisik dari media massa
seperti internet, TV dan majalah-majalah.
Hal ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Soetjiningsih
(2004) bahwa media informasi tidak dapat ditinggalkan untuk ikut serta
dalam menyampaikan informasi penting kepada masyarakat umumnya
dan remaja khususnya.
Dalam hal ini remaja putri belum mendapat mata pelajaran dan
penyuluhan kesehatan yang berhubungan tentang perubahan fisik pada
masa pubertas.
2. Analisis deskriptif univariat tentang sikap terhadap perubahan fisik
Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 75
responden, remaja putri kelas VII yang memiliki sikap positif terhadap
perubahan fisik sebanyak 35 responden (47%). Hal ini dikarenakan
responden menganggap bahwa perubahan fisik merupakan suatu hal
yang wajar terjadi pada usia remaja, selain itu mereka memahami bahwa
perubahan fisik akan dialami soleh semua remaja putri.
Menurut Sunaryo (2004) bahwa ada 4 faktor yang dapat
menentukan sikap yaitu faktor fisiologis, faktor pengalaman langsung
terhadap objek sikap, faktor kerangka acuan, dan faktor komunikasi
sosial. Selain itu ada dua faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
pengubahan sikap yaitu faktor internal dan ekstrernal. Faktor internal
berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini individu menerima,
mengolah, dan memilih segala sesuatu yang datang dari luar, serta
menentukan mana yang akan diterima dan mana yang tidak. Hal-hal yang
diterima atau tidak berkaitan erat dengan apa. Sedangkan faktor
eksternal berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk membentuk
dan mengubah sikap. Stimulus tersebut dapat bersifat langsung, misalnya
individu dengan kelompok. Dapat juga bersifat tidak langsung, yaitu
melalui perantara, seperti alat komunikasi dan media masa baik elektronik
maupun nonelektronik.
Remaja putri kelas VII yang memiliki sikap negatif terhadap
perubahan fisik sebanyak 40 responden (53%). Hal ini dikarenakan
responden merasa tidak percaya diri terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri mereka, seperti tumbuhnya bulu di daerah
kemaluan mereka. Selain itu mereka merasa bahwa perubahan fisik
belum pantas terjadi pada anak seusia mereka.
Hal ini didukung oleh teori dari purwanto (1998) sikap negatif yaitu
terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, dan
tidak menyukai objek tertentu.
43
46
47
adalah 5,99, hal ini berarti bahwa X2 hitung > X2 tabel, Disamping itu juga
dapat dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0,009 dengan taraf
signifikansi 0,05, hal ini menunjukkan nilai ρ < α, atau 0,009 < 0,05, maka
Ho ditolak. Hal Itu Berarti Ada hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Putri Tentang Perubahan Fisik.sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII
tentang perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013.
4. Dari hasil tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat adalah 0,33. Maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik pada masa
pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
Tahun 2013 memiliki hubungan yang lemah.
B. Saran
1. Bagi Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
Diharapkan dapat meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan
bimbingan konseling di lingkungan sekolah dan dapat bekerjasama
dengan instansi kesehatan dan institusi kesehatan terdekat dalam
pemberian penyuluhan kesehatan. agar dapat menambah pengetahuan
siswi menjadi tingkatan yang lebih baik, serta merubah sikap negatif
menjadi sikap yang positif.
2. Bagi Jurusan Keperawatan Singkawang
Sebaiknya dapat menjadi masukan penerapan penyuluhan mahasiswa
pada kelompok remaja dalam kegiatan komunitas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai hubungan
pengetahuan dengan sikap remaja putrid kelas VII tentang perubahan
fisik pada masa pubertas dan dapat dijadikan sebagai acuan sumber data
mengenai penelitian dan kasus-kasus sejenis sehingga dapat membantu
saat penelitian.
4. Bagi Responden
Diharapkan bagi remaja putri dapat lebih aktif untuk memperoleh
informasi mengenai perubahan fisik pada masa pubertas dengan cara
48
membaca buku, internet dan lainnya agar dapat lebih memahami dan
mendapatkan informasi yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, S. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita Di
23.
Rahayu, C., & Widiati, S. (n.d.). Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan
Rane, S., Jurnalis, Y. D., & Ismail, D. (n.d.). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
2013. 5.
49