Anda di halaman 1dari 65

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS VII

TENTANG PERUBAHAN FISIK PADA MASA

PUBERTAS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NEGERI 5 SINGKAWANG BARAT

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

LAILA ISTIQOMAH

NIM 20106120621

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN

KESEHATAN PONTIANAK JURUSAN

KEPERAWATAN SINGKAWANG

2013
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk diujikan
dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Jurusan Keperawatan Singkawang
Politeknik Kesehatan Pontianak

Singkawang, 15 Juli 2013

Pembimbing Utama,

Ns. Nurbani, M.Kep

Pembimbing Pendamping,

Ns. Halina Rahayu, M.Kep

i
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS VII
TENTANG PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 SINGKAWANG BARAT
TAHUN 2013

Dipersiapkan dan disusun oleh :

LAILA ISTIQOMAH

NIM. 20106120621

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada tanggal, 16 Juli 2013
Susunan Dewan Penguji
Ketua,

Ns. Puspa Wardani,M.Kep


Anggota,
anggota

Ns, Halina Rahayu,M.Kep Ns. Nurbani,M.Kep

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar AHLI MADYA KEPERAWATAN di Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Pontianak

Singkawang,..............2013
Ketua Jurusan Keperawatan

Susito, SKM, M. Kes

ii
NIP. 196503071987031001

iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Singkawang, Juli 2013

LAILA ISTIQOMAH

NIM. 20106120621

iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan karuniaNya yang telah dilimpahkan kepada penulis selama
menempuh pendidikan dan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul ” Hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VIII
tentang perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013 “.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan Program DIII Keperawatan di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Pontianak Jurusan Keperawatan Singkawang.
Penulis telah mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, koreksi,
dorongan motivasi dan masukkan dari berbagai pihak dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terima kasih yang pertama sekali dan sebesar-
besarnya terutama kepada ibunda Asnawati dan ayahanda Abdul Rasyid
serta adik saya Nurul Ariyanti yang selalu memberikan dukungan dan doa
selama menjalani proses perkuliahan ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis juga
menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Khayan, SKM, M.Kes, Selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kemenkes Pontianak
2. Bapak Susito, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Singkawang Politeknik Kesehatan KeMenKes Pontianak.
3. Ibu Ns. Nurbani, M.Kep, selaku Dosen pembimbing I Karya Tulis Ilmiah ini
yang telah berbaik hati meluangkan segenap waktunya untuk
membimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Ns. Halina Rahayu, M.Kep, selaku Dosen pembimbing II dalam Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M.Kep, selaku Dosen Penguji Karya Tulis
Ilmiah ini.
6. Bapak Denni Daniel, S.Pd. Ind selaku Kepala sekolah Sekolah Menengah
Pertama Negeri 5 Singkawang Barat.
7. Siswi kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 yang telah bersedia
dijadikan sampel dalam penelitian dan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

v
8. Bapak, Ibu dosen dan staf pengajar Jurusan Keperawatan Singkawang,
yang telah memberikan motivasi serta ilmu pengetahuan selama penulis
mengikuti pendidikan.
9. Sahabat-sahabat saya saudari Luh Ayu Krisdayantie, Sri Hardini,
Veronika Cici dan Iriana Haryati yang telah memberikan dukungan dan
semangatnya.
10. Rekan-rekan seangkatan tahun 2010 yang telah memberikan masukan
dan dukungan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini mungkin kurang memenuhi syarat-
syarat yang sudah ditentukan, maka dari itu penulis memohon kepada
ibu-ibu penguji untuk memberikan saran dan masukan bagi penulis. Atas
semua bantuan yang diberikan baik saran atau masukan bagi penulis dari
semua pihak, saya ucapkan terima kasih.

Singkawang, Juli 2013

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................ii

PERNYATAAN.....................................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI......................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x

BIODATA............................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................4

C. Tujuan Penelitian....................................................................................5

D. Manfaat Penelitian..................................................................................6

E. Keaslian Penelitian.....................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................8

A. Landasan Teori..........................................................................................8

1. Pengetahuan..........................................................................................8

2. Sikap....................................................................................................11

3. Remaja.................................................................................................15

4. Pubertas...............................................................................................17

5. Perubahan Fisik Masa Remaja.............................................................19

B. Kerangka Teori.....................................................................................22

C. Variabel Penelitian................................................................................23

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL....24

vii
A. Kerangka Konsep.....................................................................................24

B. Hipotesis..................................................................................................24

C. Definisi Operasional.............................................................................24

BAB IV METODE PENELITIAN..........................................................................26

A. Desain Penelitian.....................................................................................26

B. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................26

C. Popolasi dan Sampel Penelitian...........................................................26

D. Metode pengumpulan data...................................................................27

E. Instrumen penelitian.................................................................................27

F. Pengolaan Data.......................................................................................29

G. Analisa Data.........................................................................................29

H. Jalannya Penelitian..............................................................................33

I. Etika Penelitian........................................................................................34

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................................36

A. Hasil Penelitian........................................................................................36

1. Karakteristik Responden.......................................................................36

2. Analisis deskriptif univariat mengenai pengetahuan tentang perubahan


fisik 36

3. Analisis deskriptif univariat tentang sikap terhadap perubahan fisik.....37

4. Analisa Bivariat antara pengetahuan dengan sikap..............................37

B. Pembahasan............................................................................................39

1. Analisis deskriptif univariat mengenai pengetahuan tentang perubahan


fisik 39

2. Analisis deskriptif univariat tentang sikap terhadap perubahan fisik.....40

3. Hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII tentang


perubahan fisik pada masa pubertas...........................................................41

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................44

viii
A. Kesimpulan..............................................................................................44

B. Saran.......................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................47

ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1 Kerangka Teori.............................................................. 29

Gambar 2 Kerangka Konsep.......................................................... 31

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal

Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 3 Permintaan Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 4 Pemberitahuan Persetujuan Responden (Informed Concent)

Lampiran 5 Kuesioner

Lampiran 6 Kunci Jawaban Kuisioner

Lampiran 7 Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8 Rekapitulasi Data Pengetahuan

Lampiran 9 Rekapitulasi Data Sikap

Lampiran 10 Daftar Nilai Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Kelas VII
Tentang Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013 .

Lampiran 11 Analisis Regresi Linear Perangkat Lunak SPSS (Hubungan


Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Putri Kelas VII Tentang
Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013).

Lampiran 12 Lembar Konsultasi

xi
BIODATA

Nama : Laila Istiqomah

Tempat, Tanggal Lahir : Pontianak, 08 Maret 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Petani Gg. Wonosobo No. 29 Pontianak

Nama Orang Tua Ayah : Abdul Rasyid

Ibu : Asnawati

Alamat : Jl. Petani Gg. Wonosobo No. 29 Pontianak

Jenjang Pendidikan :

1. MIN PAAL LIMA PONTIANAK Tahun 2004

2. MTsN 2 PONTIANAK Tahun 2007

3. MAN 2 PONTIANAK Tahun 2010

4. Jurusan Keperawatan Singkawang Poltekkes Kemenkes Pontianak 2013

xii
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS VII TENTANG
PERUBAHAN FISIK PADA MASA PUBERTAS DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 5 SINGKAWANG BARAT
TAHUN 2013

Laila Istiqomah1), Nurbani2), Halina Rahayu3)

xv+60 halaman, 8 tabel, 2 gambar, 12 lampiran

INTISARI

Perubahan fisik pubertas dimulai sekitar usia 10 atau 11 tahun pada remaja putri.
Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada
kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap
penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang
proporsional tersebut. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapatkan informasi
tentang perubahan tersebut maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi
negatif lainnya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi, maka akan merasakan
pengalaman yang negatif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan
sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian Korelasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode total sampling yaitu dengan mengambil semua anggota
populasi menjadi sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 orang
siswi kelas VII.
Hasil penelitian menunjukkan gambaran pengetahuan tentang perubahan fisik
adalah terdapat 28 orang responden memiliki pengetahuan yang sedang, 24 orang
responden memiliki pengetahuan yang baik dan 23 orang responden memiliki
pengetahuan yang kurang. Dan untuk sikap terdapat 35 responden memiliki sikap positif
terhadap perubahan fisik dan 40 responden memiliki sifat yang negatif terhadap
perubahan fisik.
Hasil metode analisa uji Chi Square yang telah dilakukan, diperoleh harga Chi
Square (X2) hitung 9,342 sedangkan harga Chi Square (X2) tabel pada taraf signifikansi
0,05 adalah 5,99, hal ini berarti bahwa X 2 hitung > X2 tabel sehingga dapat disimpulkan
ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII tentang
perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat Tahun 2013. Dan juga karena nilai koefisien kontingensi adalah 0,33,
maka korelasi antara pengetahuan dengan sikap adalah lemah.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan dan
lemah antara pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik
pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun
2013.
Saran pada penelitian ini ialah diharapkan bagi remaja putri dapat lebih aktif
untuk memperoleh informasi mengenai perubahan fisik pada masa pubertas agar dapat
lebih memahami dan mendapatkan informasi yang jelas.

Daftar bacaan : 37
Kata kunci : pengetahuan, sikap

xiii
Keterangan : 1)peneliti, 2)pembimbing utama, 3)pembimbing pendamping

xiv
RELATIONSHIP WITH KNOWLEDGE OF ADOLESCENT ATTITUDES ABOUT CLASS
VII TO THE PHYSICAL CHANGES PUBERTY INJUNIOR HIGH SCHOOL 5 WEST
SINGKAWANG YEAR 2013

Laila Istiqomah1), Nurbani2), Halina Rahayu3)

xvi +60 pages, 8 tables, 2 shots, 12 attachments

ABSTRACT

The physical changes of puberty begins around age 10 or 11 years in adolescent


girls. Sexual maturity and body shape changes greatly affect the lives of adolescent
mental health, while the attention of teens on her appearance is very large so they are
often concerned about body shape is proportionally less. If they are prepared and
informed about the change, they will not experience anxiety and other negative reactions,
but if they lack information, it will feel negatife experience.
The purpose of this study was to determine the relationship of knowledge with
attitude seventh grade girls about physical changes during puberty in junior high school
western Singkawang Year 2013. This research uses the Analytic Correlational research
design cross-sectional approach. The samples in this study with a total sampling method
is to take all members of the population being sampled. The number of samples in this
study were as many as 75 students of class VII.
The results show an overview of knowledge about physical changes is there are
28 people who are knowledgeable respondents, 24 respondents had a good knowledge
and 23 respondents have less knowledge. And for the attitude there were 35 respondents
have a positive attitude towards change and physical properties of the 40 respondents
had negative physical changes.
Results of Chi Square analysis method that has been done, the price obtained
Chi Square (X2) 9.342 count while the price of Chi Square (X 2) table at the significance
level of 0.05 is 5.99, this means that the calculated X 2 > X2 table so it can be concluded
there is a relationship between knowledge with attitude seventh grade girls about physical
changes during puberty in Junior high school western Singkawang Year 2013. And also
because the value of contingency coefficient is 0.33, then the correlation between the
attitude knowledge is weak.
The conclusion from this study is that there is a significant relationship between
knowledge and weak with seventh grade girls attitudes about physical changes during
puberty in junior high school western Singkawang Year 2013.
Advice on this study is expected to be more active teenage girls to obtain
information about the physical changes at puberty in order to better understand and get
clear information.

Reading list : 37
Keywords : knowledge, attitude
Description : 1) researcher, 2) main supervisor, 3) second supervisor

xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pencapaian kesejahteraan masyarakat yaitu salah satunya dengan
menyiapkan generasi muda yang merupakan investasi bangsa World Health
Organization (WHO) tahun 1998, menghimbau semua Negara Asia Tenggara
agar memberikan komitmennya untuk memperhatikan dan melindungi kebutuhan
remaja akan informasi, keterampilan, pelayanan dan lingkungan yang umum dan
kesehatan reproduksi remaja (Rahayu & Widiati, n.d.).

Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar


dari penduduk dunia. Sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja
berumur 10-19 tahun. Jumlah remaja di Indonesia mencapai 36 juta jiwa dan
55% nya adalah remaja putri. Jawa Tengah memiliki jumlah remaja putri yaitu 2,9
juta berada pada rentang usia 15-24 tahun (Hartati, 2018)

Jumlah penduduk remaja yang cukup besar tersebut membawa konsekuensi


yang tidak ringan bagi Indonesia, karena untuk mempersiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas tidak dihasilkan melalui proses yang cepat, tetapi
memerlukan proses yang berkelanjutan (Pakpahan, n.d.). Perkembangan remaja
perlu mendapat perhatian dalam pembangunan nasional di Indonesia, sebab
dalam perkembangan remaja terdapat beberapa masalah seksual yang dapat
terjadi.

Kehidupan yang sehat merupakan hak azasi setiap anggota masyarakat. Hal
ini sejalan dengan tujuan kemerdekaan yang salah satunya adalah untuk
memajukan kesejahteraan umum. Salah satu segmen anggota masyarakat yang
perlu mendapat perhatian dalam bidang kesehatan adalah remaja, karena
remaja merupakan kelompok masyarakat yang cukup besar jumlahnya dan
mempunyai pola kehidupan yang spesifik, yaitu masa tumbuh yang pesat menuju
kematangan, yang berlangsung dalam tahap perkembangan kehidupan antara
masa anak dan dewasa (Hartati, 2018)

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke


masa dewasa. Batasan usia Remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya
setempat. Remaja menurut BKKBN adalah penduduk laki-laki atau perempuan

1
2

yang berusia 10-19 tahun dan belum menikah. Menurut WHO remaja adalah
penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 15-24 tahun (BKKBN, 2003).

Remaja identik dengan pubertas, pubertas merupakan masa peralihan antara


masa kanak-kanak dan masa dewasa (Prawirohardjo, 1999). Menurut
Soetjiningsih, 2004 pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang
menjadi matang. Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat
perubahan fisik penting dimana tubuh anak dewasa: perubahan ukuran tubuh,
perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan
perkembangan ciri-ciri seks sekunder (Rane et al., n.d.). Selama perkembangan
menuju dewasa, tubuh berkembang secara terus menerus. Keseluruhan
frekuensi perubahan terjadi dengan cepat sebelum lahir, selama masa bayi, dan
saat pubertas (Cristian, 2004).

Perubahan fisik pubertas dimulai sekitar usia 10 atau 11 tahun pada remaja
putri, kira-kira 2 tahun sebelum perubahan pubertas pada remaja laki-laki.
Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat
berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja
sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan
bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut. Apabila mereka sudah
dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut maka
mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainnya, tetapi bila
mereka kurang memperoleh informasi, maka akan merasakan pengalaman yang
negatif (Soetjiningsih, 2004).

Perkembangan seks primer pada remaja perempuan ditandai dengan


munculnya periode menstruasi. Sedangkan perkembangan seks sekunder
menunjukkan adanya perbedaan jasmaniyah yaitu pembesaran payudara,
pinggul melebar dan suara menjadi halus. Terjadinya perubahan fisik pada
remaja perempuan terkadang menimbulkan kebingungan bagi remaja putri.
Tanggapan yang negatif tentang perubahan fisik pada remaja akan
mengakibatkan berbagai dampak di antaranya remaja putri merasa cemas, takut
dan malu. Terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya (Cherry,1999).

Masalah remaja terjadi karena tidak dipersiapkannya pengetahuan tentang


perkembangan perubahan masa remaja, termasuk perkembangan seks. Remaja
3

adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu
tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas dan terjadi
perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih, 2004).

Pentingnya pengetahuan remaja tentang perubahan fisiknya karena masa


remaja merupakan “badai dan tekanan”, masa stress full karena ada perubahan
fisik dan biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga diperlukan
suatu proses penyesuaian dari remaja. Tidak semua remaja mengalami badai
tekanan. Namun benar juga bila sebagian remaja mengalami ketidakstabilan dari
waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola
perilaku baru dan harapan sosial baru (Nurfajriyah, 2009).

Menurut data RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) tahun 2006


data ditingkat propinsi Jawa Tengah prosentase rata-rata remaja perempuan di
Jawa Tengah sebagian sudah mengetahui tanda-tanda seks sekunder yakni
tumbuh rambut di sekitar alat kelamin dan ketiak (35,66%), payudara membesar
(40,81%), pinggul membesar (1,84%), gairah sex meningkat (0,15%), mulai haid
(10,76%), jerawat (1,23%), tertarik pada lawan jenis (0,85%), menonjolkan jati
diri (0,08%), lainnya (0,08%) dan tidak tahu (8,53%).

Ketidaktahuan remaja mengenai apa yang terjadi pada dirinya dan mengapa
hal itu terjadi dapat menimbulkan rasa cemas dan malu. Mereka akan bertanya-
tanya apakah perubahan itu merupakan suatu hal yang normal, apakah semua
orang mengalaminya, apa yang harus mereka lakukan dengan perubahan itu
(BKKBN, 2010). Keingintahuan remaja yang terus meningkat tentang perubahan
yang terjadi pada dirinya, membuat remaja akan mencari tahu dari berbagai
sumber. Hal seperti ini akan dapat menimbulkan banyak resiko, terlebih jika
remaja mendapatkan informasi dari sumber yang salah.

Penelitian Isnawati (2011) menunjukan terdapat 53 (76,8%) responden


memiliki perubahan fisik yang baik, 16 (23,2%) responden memiliki perubahan
fisik yang tidak baik.

Pengambilan data awal yang dilakukan peneliti diperoleh data dari Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat yang memiliki siswa sebanyak
333 orang yang dibagi lagi menjadi 163 siswa putra dan 170 siswa putri dengan
rincian remaja putri kelas VII ada 75 orang, remaja putri kelas VII ada 53 orang
4

dan remaja putri kelas IX ada 43 orang (data siswa Sekolah Menengah Pertama
Negeri 5 Singkawang Barat th. Ajaran 2012 / 2013). Hasil wawancara kepada
kepala sekolah Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat,
didapatkan bahwa belum pernah dilakukan penelitian ataupun penyuluhan
tentang perkembangan seks sekunder. Lebih jauh belum ada organisasi
kesiswaan sebagai wadah kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan
perkembangan masa remaja.

Survey awal yang dilakukan peneliti pada kedua sekolah, yaitu Sekolah
Menengah Pertama Negeri 7 dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat. Didapatkan bahwa dari sepuluh siswi Sekolah Menengah
Pertama Negeri 7 Singkawang Barat mengatakan mengerti tentang perubahan
fisik yang terjadi pada diri mereka, dan mereka siap menerima perubahan yang
terjadi pada diri mereka. Dari sepuluh siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat enam siswi mengatakan merasa bingung tentang perubahan
fisik yang terjadi pada diri mereka, seperti buah dada yang membesar, pinggul
yang melebar, dan tumbuh rambut disekitar kemaluan. mereka menolak
perubahan yang terjadi pada diri mereka. Selain itu mereka mengaggap bahwa
perubahan tersebut belum wajar terjadi pada anak seusia mereka. Mereka
mengatakan belum mau menggunakan bra, sebab masih banyak teman mereka
yang belum mengalami perubahan bentuk payudaya seperti yang mereka alami.
Ada juga yang mengatakan merasa risih dengan pinggul yang semakin
membesar, hal itu membuat mereka merasa kurang percaya diri untuk tampil di
depan umum.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk


melakukan penelitian mengenai “Hubungan antara Pengetahuan dengan sikap
Remaja Putri Kelas VII Tentang Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : “ adakah hubungan antara
pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik pada
masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
Tahun 2013 ?”.
5

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik
pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat Tahun 2013.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri kelas VII
tentang perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013.
b. Untuk mengetahui sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan
fisik pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat Tahun 2013.
c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja
putri kelas VII tentang perubahan fisik pada masa pubertas di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun
2013.
6

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Hasil penelitian diharapkan bisa menambah wawasan baru dalam
menerapkan mata kuliah metode penelitian, dan masukan serta
pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2. Bagi Jurusan Keperawatan Singkawang
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk penelitian selanjutnya dan menambah koleksi perpustakaan dalam
upaya peningkatan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan
remaja.
3. Bagi responden
Diharapkan para remaja dapat lebih mengetahui perubahan fisik
masa pubertas yang terjadi pada dirinya sehingga para remaja dapat
menerima perubahan fisik yang dialami.
4. Bagi Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam
meningkatkan pendidikan yang berhubungan dengan remaja, khususnya
permasalah mengenai seks .

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1 Keaslian Penelitian

N Nama/ Judul Variabel Tempat Hasil penelitian


o Tahun
1 Isnawati Hubungan SMP Negeri 2 Terdapat
1. Perubahan
. (2011) perubahan fisik Singkawang. hubungan
fisik
dengan konsep antara
2. Konsep diri
diri remaja putri perubahan fisik
pada masa dengan konsep
pubertas di SMP diri.
Negeri 2
Singkawang
2 Mussifah Gambaran tingkat Tingkat SMP Negeri 1 Tingkat
pengetahuan
Nur pengetahuan Sine ngawi pengetahuan
remaja putri
Saputri remaja putri tentang seks remaja putri
sekunder
(2012) tentang seks tentang seks
sekunder kelas sekunder kelas
7

VII di SMP Negeri VII di SMP Sine


1 Sine Ngawi Ngawi dapat
dikategorikan
pengetahuan
baik 22
responden (23,6
%),
pengetahuan
cukup 58
responden (62,4
%) pengetahuan
kurang 13
responden (14
%).
3 Tyas Hubungan tingkat SMP Negeri 9 ada hubungan
1. Pengetahua
Moenir pengetahuan Kabupaten antara tingkat
n remaja
(2011) remaja putri kelas Jember pengetahuan
putri kelas
VII tentang remaja putri
VII
perubahan fisik kelas VII
2. Sikap
dengan sikap tentang
remaja putri
pada masa perubahan fisik
kelas VII
pubertas di SMP dengan sikap
Negeri 9 pada masa
kabupaten pubertas di
Jember SMP Negeri 9
Kabupaten
Jember. 

Sepengetahuan penulis penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan


dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik pada masa pubertas
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat belum pernah
dilakukan, namun ada beberapa penelitian yang serupa, namun tetap terdapat
perbedaan, seperti yang digambarkan pada tabel 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010). Menurut Keraf (2001)
pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep
dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala
isinya, termasuk manusia dan kehidupannya. Sedangkan Menurut
Salam (1998), pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha
manusia untuk tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal,
sadar, insaf, mengerti dan pandai.
Beberapa definisi pengetahuan yang ada diatas, maka dapat
diambil kesimpulan tentang definisi tersebut yaitu merupakan hasil
pemikiran terhadap fungsi dari pengindraan manusia yang menuju
kepada suatu objek dengan baik dan benar dalam keadaan sadar
sehingga manusia menjadi tahu atau mengetahui sesuatu
berdasarkan hasil pengamatannya.
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2010) ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)


Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang
lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga
gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai

8
9

masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara


ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau
metode coba salah coba-coba.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh
orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut
baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan
turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata
lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas
atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini
adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh
orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau
membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena
orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa
yang dikemukannya ádalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah,
pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara
berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah
mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode
penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian
10

(research methodology).
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri
maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperloeh dapat
memperluas pengetahuan seseorang.

2) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan
seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih
tinggi akan mempunyai pengetahuan lebih luas dibandingkan
dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
3) Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan
tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa
mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu
sifatnya positif maupun negatif.
4) Fasilitas
Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi,
majalah, koran, dan buku.
5) Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap
pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan
cukup besar, maka dia akan mampu untuk menyediakan atau
membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
6) Sosial Budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga
dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap
seseorang terhadap sesuatu.
11

2. Sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek
(Notoatmodjo, 2007). sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi
perasaan sedangkan sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan
tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek
tersebut (Azwar, 2005).
b. Komponen Sikap
Menurut Purwanto (1998), sikap terdiri dari:
1) Sikap positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati,
menyenangi, menghadapkan objek tertentu.
2) Sikap Negatif, terdapat kecendrungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.
Azwar (2007) menyatakan bahwa sikap memiliki 3 komponen yaitu:

1) Komponen Kognitif
Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa
yang benar bagi objek sikap.
2) Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut
masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek
sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan
yang dimiliki terhadap sesuatu.
3) Komponen Perilaku
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur
sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan
objek sikap yang dihadapinya.
c. Tingkatan Sikap
1) Menerima (receiving)
12

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan


memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan
atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan
itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide
tersebut.
3) Menghargai (valuting)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling
tinggi (Notoatmodjo, 2007).

d. Pembentukan Sikap
Azwar (2007) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi,
kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa,
institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor
emosi dalam diri individu.

1) Pengalaman Pribadi
Middlebrook (1980), sepertiyang dikutip dalam Azwar,
(2007) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman yang dimiliki
oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan
membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan
lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi yang melibatkan
emosi akan menghasilkan pengalaman yang lebih mendalam dan
lebih lama membekas.
13

2) Pengaruh Orang Lain Yang dianggap Penting


Umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya
penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan
untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan
orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh Kebudayaan
Skinner (1969), seperti yang dikutip Azwar (2007) sangat
menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam
membentuk pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola
perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah penguat
(reinforcement) yang kita alami Hergenhahn (1997) dalam Azwar
(2007). Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi individu
dalam suatu masyarakat. Kebudayaan telah menanamkan garis
pengarah sikap individu terhadap berbagai masalah.
4) Media Massa
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar
dalam pembentukan opini dan kepercayaan individu. Media
massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya
sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan
sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal
sehingga terbentuklah arah sikap tertentu
5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai
sesuatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap
dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis
pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan,
diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-
ajarannya. Konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan
14

sistem kepercayaan sehingga tidaklah mengherankan kalau pada


gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperanan dalam
menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Apabila terdapat
sesuatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya orang
akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya
atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap
memihak. Ajaran moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan
atau lembaga agama sering kali menjadi determinan tunggal yang
menentukan sikap.

6) Faktor Emosional
Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat
merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu
frustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang
lebih persisten dan bertahan lama. Menurut Walgito (2001) (dalam
Dayakisni & Hudaniah, 2003), pembentukan dan perubahan sikap
akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
a) Faktor internal (individu itu sendiri) yaitu cara individu dalam
menanggapi dunia luar dengan selektif sehingga tidak semua
yang datang akan diterima atau ditolak.
b) Faktor eksternal yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar
individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau
mengubah sikap.

Sementara itu Mednick, Higgins dan Kirschenbaum (dalam


Dayakisni & Hudaniah, 2003) menyebutkan bahwa pembentukan
sikap dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :

a) Pengaruh sosial, seperti norma dan kebudayaan.


b) Karakter kepribadian individu
c) Informasi yang selama ini diterima individu
15

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa


pembentukan sikap dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik yang
berasal dari luar individu dan faktor intrinsik yang berasal dari
dalam individu.

e. Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat
atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis,
kemudian ditanyakan pada responden (sangat setuju, setuju, tidak
setuju, sangat tidak setuju) (Notoatmodjo, 2007).
3. Remaja
a. Pengertian Remaja
Remaja dalam arti adolescence berasal dari bahasa latin
adolscere yang artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa
(Hurlock,1996). Masa ini merupakan suatu tahap antara masa kanak-
kanak dengan dewasa. Istilah ini menunjukkan masa dari awal
pubertas sampai terjadinya kematangan. Yusuf (2002)
mengemukakan bahwa remaja merupakan masa perkembangan
sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah
kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri,
dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
b. Tahapan Perkembangan Masa Remaja
Tabel 2 Perkembangan masa remaja berdasarkan umur

Tahapan remaja Umur (tahun) Umur (tahun)


perempuan
laki–laki

Pra remaja <11 <9

Remaja awal 11 – 14 9 – 13

Remaja menengah 14-17 13-16

Remaja akhir 17-22 16.21


Sumber: Soejiningsih, 2004.
16

1) Pra Remaja
Masa pra remaja adalah suatu tahap untuk memasuki
tahap remaja yang sesungguhnya. Pada masa pra remaja ada
beberapa indikator yang telah dapat ditentukan untuk
menentukan identitas jender laki-laki atau perempuan.
Beperapa indikator tersebut ialah indikator biologis yang
berdasarkan jenis kromosom, bentuk gonad dan kadar
hormon.
2) Remaja Awal
Remaja awal merupakan tahap awal/permulaan, remaja
sudah mulai tampak ada perubahan fisik yaitu fisik sudah
mulai matang dan berkembang. Pada masa ini remaja sudah
mulai mencoba melakukan onani karena telah seringkali
terangsang secara seksual akibat pematangan yang dialami.
Rangsangan ini diakibatkan oleh faktor internal yaitu
meningkatnya kadar testosteron pada laki-laki dan estrogen
pada remaja perempuan.
3) Remaja Menengah
Masa remaja menengah, para remaja sudah mengalami
pematangan fisik secara penuh yaitu anak laki-laki sudah
mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan sudah
mengalami haid. Pada masa ini gairah seksual remaja sudah
mencapai puncak sehingga mereka mempunyai
kecenderungan mempergunakan kesempatan untuk
melakukan sentuhan fisik.
4) Remaja Akhir
Masa remaja akhir remaja sudah mengalami
perkembangan fisiik secara penuh, sudah seperti orang
dewasa. Mereka telah mempunyai perilaku seksual yang
sudah jelas dan mereka sudah mengembangkannya dalam
bentuk pacaran. (Soetjiningsih, 2004).
c. Ciri – Ciri Remaja Awal
1) Perkembangan Fisik
17

Beberapa perkembangan fisik yang terjadi pada periode ini


adalah pertumbuhan rambut pada beberapa area tubuh,
meningkatnya produksi dan pengeluaran keringat serta minyak
pada rambut dan kulit, kejadian ini biasa juga disebut dengan
istilah tanda-tanda pubertas pada seseorang.
Payudara mulai mengalami pembesaran serta mulai
mengalami menstruasi pada remaja perempuan, sedangkan pada
remaja laki-laki, alat kelamin mulai mengalami pertumbuhan,
mimpi basah serta perubahan suara. Periode ini juga merupakan
periode dimana berat badan dan tinggi badan mengalami
perkembangan yang luar biasa.
2) Perkembangan Kognitif
Tahapan ini, kemampuan berfikir mulai tumbuh dan pada
umumnya sudah mulai berfikir tentang masa depan meskipun
dalam taraf terbatas dan aspek moral selalu menjadi perhatian.
3) Perkembangan Sosial-Emosional
Remaja pada tahapan ini mulai berusaha menunjukkan
identitas dirinya,  muncul perasaan canggung  saat bertemu
dengan seseorang, konflik dengan orang tua meningkat, pengaruh
teman sebaya sangat besar, memiliki perasaan bebas dan tidak
mau diatur, memiliki kecenderungan berperilaku kekanak-kanakan
khususnya jika mereka mengalami stress, sifat moodi meningkat,
ketertarikan kepada lawan jenis juga meningkat

d. Ciri – Ciri Berdasarkan Periode Masa Remaja


Setiap periode penting selama rentang kehidupan memiliki ciri –
ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan
sesudahnya. Gunarsa (2001) Secara umum menyatakan ciri - ciri
remaja sebagai berikut :

1) Masa remaja sebagai periode yang penting.


2) Masa remaja sebagai periode peralihan.
3) Masa remaja sebagai periode perubahan.
4) Masa remaja sebagai periode bermasalah.
18

5) Masa remaja sebagai masa mencari identitas.


6) Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.
7) Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
4. Pubertas
a. Pengertian Pubertas
Menurut Soetjiningsih (2004) pubertas adalah suatu periode
perubahan dari tidak matang menjadi matang. Menurut Monks (2002)
pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu pubescere yang artinya
mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin
sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual. Menurut Root
dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam
perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan
tercapai kemampuan reproduksi.
Masa puber merupakan periode transisi dan tumpang tindih.
Dikatakan transisi sebab pubertas berada dalam peralihan antara
masa kanak-kanak dengan masa remaja. Tumpang tindih sebab
beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak masih dimilikinya,
sementara ciri remaja juga dimilikinya.
Jadi masa puber meliputi tahun-tahun akhir masa kanak-kanak
dan tahun awal masa remaja. Menjelaskan anak matang secara
seksual disebut “anak puber”, begitu matang secara seksual ia
disebut “remaja” atau “remaja muda” (Al-mighwar, 2006).
b. Penyebab Perubahan Masa Pubertas
Usia mulainya pubertas dan perkembangannya dipengaruhi oleh
berbagai faktor biologis, psikososial dan lingkungan. Faktor terpenting
tampaknya adalah kesehatan umum individu (Henderson, 2005).
Santrock (2003) mengemukakan berbagai riset menemukan bahwa
sebelum anak matang secara seksual, pengeluaran hormone seks
jarang terjadi. Akan tetapi, dengan semakin meningkatnya jumlah
hormon yangdikeluarkan, struktur dan fungsi organ-organ seks akan
semakin matang. hubungan yang erat antara kelenjar pituitary yang
ada pada dasar otak telah terbentuk dengan gonad atau kelenjar
seks. Jadi ada tiga hal yang menjadi penyebab masa puber yaitu :
1) Peran Kelenjar Pituitary
19

Kelenjar pituitary memproduksi dua hormon,yaitu hormon


pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya
individu, hormon gonadotropik yang merangsang gonad untuk
meningkatkan aktivitasnya. Sebelum datangnya masa puber,
jumlah hormon gonadotropik bertambah secara bertahap,
demikian pula kepekaan gonad terhadap hormon terhadap
gonadotropik. Dalam kondisi itulah terjadinya perubahan-
perubahan masa puber.
2) Peran Gonad
Seiring pertumbuhan dan perkembangan gonad, bertambah
besarlah organ-organ seks, yaitu ciri-ciri seks primer dan
fungsinya pun menjadi matang. Begitu pula ciri-ciri seks sekunder,
seperti berkembangnya rambut kemaluan.
3) Interaksi Kelenjar Pituitary Dan Gonad
Hormon yang telah diproduksi gonad, yang telah dirangsang
oleh hormon gonadotropik yang diproduksi oleh kelenjar pituitary,
kemudian bereaksi terhadap kelenjar ini dan secara berangsur-
angsur mengakibatkan penurunan jumlah hormon pertumbuhan
yang diproduksi sehingga menjadikan proses pertumbuhan
terhenti. Interaksi antara hormon gonadotropik dan gonad terus
berlangsung sepanjang kehidupan reproduksi individu, kemudian
berkurang secara perlahan saat wanita mendekati menopause.
Wong (2009) mengatakan bahwa secara umum peristiwa
pubertas disebabkan oleh pengaruh hormon dan dikendalikan
oleh kelenjar hipofisis anterior (adenohiposis) sebagai respons
terhadap stimulasi dari hipotalamus. Stimulasi gonad memiliki
fungsi ganda, yaitu :
a) produksi dan pelepasan gamet-produksi sperma pada pria dan
kematangan serta pelepasan ovum pada wanita:
b) sekresi hormone seks yang sesuai, yaitu estrogen dan
progesterone dari ovarium (wanita) dantestosteron dari testis
(pria).
5. Perubahan Fisik Masa Remaja
Perubahan fisik pada masa pubertas adalah ekstermitas tubuh lebih
20

cepat daripada batang tubuh. Pertumbuhan ekstremitas kemudian


berhenti, tetapi batang tubuh terus tumbuh dengan baik sampai remaja.
Pertumbuhan batang tubuh yang paling besar biasanya pada tulang
pelvis. Lebarnya bertambah lebih cepat dari pada ukuran antero-
posterior. Rongga pelvis memanjang dan pintu panggul melebar, untuk
mempersiapkan fungsi kehamilan (Henderson, 2005).
a. Tanda – Tanda Seks Primer
yaitu berhubungan langsung dengan organ seks (terjadinya haid
pada remaja putri dan terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki)
b. Tanda – Tanda Seks Sekunder
1) Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, timbulnya jakun,
penis dan buah zakar bertambah besar, badan berotot,
tumbuhnya kumis, dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.
2) Pada remaja putri : panggul melebar, pertumbuhan rahim dan
vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut di ketiak dan
sekitar kemaluan (pubis).

Hurlock (1996) mengemukakan ada empat perubahan fisik yang


terjadi pada masa puber, yaitu :
a. Perubahan Ukuran Tubuh
Perubahan fisik utama pada masa pubertas adalah perubahan
ukuran tubuh dalam tinggi dan berat badan. Pada remaja putri untuk
peningkatan tinggi sebelum haid rata-rata 3 inchi. Setelah haid tingkat
pertumbuhan menurun sampai kira-kira 1 inchi setahun dan berhenti
sekitar 18 tahun. Pertambahan berat pada masa puber pada anak
perempuan terjadi sesaat sebelum dan setelah haid. Setelah itu
pertambahannya hanya sedikit.

b. Perubahan Proporsi Tubuh


Perubahan fisik pokok yang kedua adalah proporsi tubuh. Daerah-
daerah tertentu yang terjadi terlampau kecil sekarang menjadi
terlampau besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari
daerah–daerah tubuh lain. Hal ini tampak jelas pada hidung, kaki dan
21

tangan. Baru pada akhir remaja seluruh daerah tubuh akan mencapai
ukuran dewasa.
c. Ciri – Ciri Seks Primer
Perubahan fisik ketiga adalah pertumbuhan dan perkembangan
ciri–ciri seks primer, yaitu organ-organ seks. Semua organ reproduksi
wanita tumbuh selama masa puber, meskipun ada dalam tingkat
kecepatan yang berbeda. Petunjuk pertama bahwa mekanisme
reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya haid.
d. Ciri – Ciri Seks Sekunder
Perubahan fisik keempat adalah perkembangan ciri-ciri sekunder.
Ciri-ciri seks sekunder yang penting pada perempuan antara lain :
1) Pinggul
Pinggul menjadi bertambah lebar dan bulat sebagai akibat
membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah
kulit.
2) Payudara
Segera setelah pinggul membesar, payudara juga
berkembang, putting susu membesar dan menonjol, dan dengan
berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi lebih besar dan
bulat.
3) Rambut
Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara mulai
berkembang, bulu ketiak dan bulu kulit pada wajah mulai tampak
setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula
lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih
gelap dan agak keriting.
4) Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang
pori-pori bertambah besar.
5) Kelenjar
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan di kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar
keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya lebih
menusuk sebelum dan selama haid.
22

6) Otot
Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada
pertengahan dan menjelang akhir masa pubertas, sehingga
memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai.
7) Suara
Suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu. Suara
serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan
23

B. Kerangka Teori

Pengetahuan Sikap

a. Pengertian pengetahuan a. Pengertian sikap

b. Cara memperoleh b. Komponen sikap

pengetahuan c. Tingkatan sikap

c. Faktor – faktor yang d. Pembentukan sikap

mempengaruhi e. Pengukuran sikap

pengetahuan f. Pengukuran sikap

Remaja

a. Pengertian remaja

b. Perkembangan remaja

c. Ciri – ciri remaja

Perubahan fisik pada

masa pubertas

Gambar 1 kerangka teori

Kerangka Teori Penelitian Modifikasi dari Notoatmodjo (2007), Azwar (2007),


Yusuf (2002) dan Soetjiningsih (2007)
24

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas : pengetahuan remaja putri tentang perubahan fisik


2. Variabel terikat : sikap remaja putri terhadap perubahan fisik
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Pengetahuan remaja putri Sikap remaja putri terhadap


tentang perubahan fisik perubahan fisik

Gambar. 2. Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Ha : Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri


kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
tentang perubahan fisik pada masa pubertas.

F. Definisi Operasional

Tabel 3 Definisi operasional

N Definisi Alat
Variabel Kategori Skala Hasil ukur
o Operasional ukur
1 Pengetahuan Hasil tahu kuisioner Ordinal Baik = 76 –100
. remaja putri remaja putri 1. Baik Cukup = 56-75
tentang tentang 2. Cukup Kurang = ≤ 55
perubahan perubahan 3. Kurang
fisik ukuran tubuh,
pinggul melebar,
payudara
membesar,
rambut di
daerah
kemaluan,

25
26

2 Sikap remaja Respon remaja kuisioner Nominal Negatif = 20-60


. putri putri Sekolah 1. positif Positif = ≥ 60-
terhadap Menengah 2. negatif 100
perubahan Pertama Negeri
fisik 5 yang sifatnya
positif atau
negatif terhadap
perubahan fisik
yang terjadi
pada dirinya,
yang dilihat dari
a. kecendrungan
tindakan
mendekati,
menyenangi,
menghadapi
perubahan
fisik yang
terjadi
b. kecendrungan
untuk
menjauhi,
menghindari,
membenci,
tidak
menyukai
perubahan
fisik yang
terjadi
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian.
Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian
(Dharma, 2011). Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan berupa
Korelasional Analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu penelitian yang
dilakukan pada saat bersamaan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dengan sikap remaja putri terhadap perilaku perubahan fisik pada masa pubertas
dan pada saat yang sama mencoba menghubungkan antara variabel independen
dengan variabel dependen pada periode waktu tertentu (Hidayat, 2010)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5


Singkawang Barat Jl. Alianyang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni, yaitu
pada minggu ke 2.

G. Popolasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi
Populasi adalah semua anggota kelompok orang,kejadian atau objek
yang dirumuskan secara jelas (Setiadi, 2007). Populasi penelitian ini
adalah semua remaja putri kelas VII yang ada di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 5 Singkawang Barat yang berjumlah 75 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian populasi yang diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010).
Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas VII di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat dengan kriteria inklusi :
a. Tercatat sebagai siswi kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri
5 Singkawang Barat
b. Bersedia menjadi responden.
c. Hadir pada saat penelitian.
3. Teknik sampling

27
28

Teknik sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi


sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada,
sehingga jumlah sampel akan mewakili dari keseluruhan populasi yang
ada (Sugiyono, 2009). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah sampel jenuh atau total sampling yaitu dengan mengambil semua
anggota populasi menjadi sampel, yaitu seluruh remeja putri kelas VII di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat tahun 2013 yang
berjumlah 75 orang.

H. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti dalam


mengumpulkan data penelitian (Dharma, 2011). Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuesioner.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disusun dan ditentukan
standarnya oleh peneliti yang akan dibagikan dan di isi oleh responden. Proses
pengisian, responden didampingi oleh peneliti untuk menjelaskan pertanyaan
yang mungkin belum jelas.

I. Instrumen penelitian

Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan dua kuisioner berbeda yaitu

1. Pengetahuan remaja putri tentang perubahan fisik.


Kuisioner pengetahuan remaja putri tentang perubahan fisik.
Menggunakan pertanyaan yang tersusun dengan baik, sudah matang,
dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan
memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2005). Jika jawaban
benar mendapatkan skor 1 (nilai tertinggi) dan bila jawaban yang
diberikan salah mendapatkan skor 0 (nilai terendah).
Standar objektif untuk pengetahuan tentang perubahan fisik
Nilai baik : 76-100
Nilai cukup : 56-75
Nilai kurang : ≤ 55
2. kuisioner sikap terhadap perubahan fisik
Kuisioner sikap terhadap perubahan fisik menggunakan bentuk skala
Likert yang berisi 4 kelompok pernyataan, yaitu :
29

Untuk pernyataan positif (favorable):


Pernyataan Kode Nilai
Sangat Setuju SS 4
Setuju S 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1

Untuk pernyataan negatif (unfavorable):


Pernyataan Kode Nilai
Sangat Setuju SS 1
Setuju S 2
Tidak Setuju TS 3
Sangat Tidak Setuju STS 4

Standar objektif untuk sikap tentang perubahan fisik

1) Nilai positif : ≥ 60-100


2) Nilai negatif : 20-60

Tabel 4 Kisi-kisi kuisioner penelitian

no Variabel Keterangan no soal Jumlah


1 Variabel Pengetahuan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13, 20
bebas remaja putri 14,15,16,17,18,19,20 pertanyaan
tentang
perubahan fisik
Pernyataan positif (favorable) 10
1,2,3,6,12,13,14,15,16,20 pernyataan
Sikap remaja
Variabel
2 putri terhadap
terikat
perubahan fisik Pernyataan negatif 10
(unfavorable) pernyataan
4,5,7,8,9,10,11,17,18,19

40
Jumlah total soal pertanyaan
30

J. Pengolaan Data

Teknik pengolahan data merupakan cara mengolah data agar dapat


disimpulkan atau dinterpretasikan menjadi informasi (Hidayat, 2010). Proses
pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan, diantaranya :

1. Editing
Data yang penulis peroleh diperiksa kembali. Data yang diperoleh
yaitu dari pengisian kuisioner oleh 75 siswi kelas VII yang menjadi
responden. Setelah semua data terkumpul, kemudian diolah agar dapat
memberikan arti dalam menyimpulkan masalah penelitian.
2. Coding
Tiap kuisioner yang terkumpul diberi kode sesuai dengan jumlah
responden agar memudahkan pengolahan data.
3. Data entry
Tiap-tiap variabel independen dan dependen dianalisa
menggunakan fasilitas Microsoft excel. Analisa bivariat menggunakan
aplikasi SPSS.
4. Tabulating
Data dikelompokkan kedalam tabel menggunakan program
komputerisasi. Tiap variabel ditentukan jumlah nilai dari masing-masing
responden kemudian dikelompokkan sesuai dengan kategori yang
ditentukan.
K. Analisa Data

1. Analisa Univariat
Analisa univariat untuk melihat gambaran dari tiap variabel yang akan
diteliti (Hidayat, 2007). Adapun langkah yang akan digunakan dalam
analisa data adalah terlebih dahulu menghitung nilai pengetahuan dan
nilai sikap yaitu sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Analisa data yang digunakan peneliti untuk menghitung
pengetahuan adalah menggunakan rumus menurut Sugiyono (2007)
yaitu :
31

x
S= x 100
n

Keterangan :

S = Skor/nilai pengetahuan remaja

x = Jumlah yang benar

n = Jumlah total soal

Untuk variabel pengetahuan, nilai skornya adalah:

Benar = 1

Salah = 0

Selanjutnya dari hasil hitung nilai pengetahuan kemudian


diinterpretasikan dengan menggunakan skala menurut Nursalam (2009):

1) Baik = 76-100
2) Cukup = 56-75
3) Kurang = ≤ 55
b. Sikap
Analisa data yang digunakan untuk faktor sikap yang
menggunakan skala likert (Sugiyono, 2007) dengan rumus :

y
Y= x 100
n

Keterangan :

Y = Nilai faktor sikap

y = Jumlah skor yang didapat

n = Jumlah nilai maksimal

Untuk pernyataan positif (favorable):


Pernyataan Kode Nilai
Sangat Setuju SS 4
Setuju S 3
32

Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Untuk pernyataan negatif (unfavorable):
Pernyataan Kode Nilai
Sangat Setuju SS 1
Setuju S 2
Tidak Setuju TS 3
Sangat Tidak Setuju STS 4

Selanjutnya dari hasil hitung nilai sikap kemudian diinterpretasikan


kedalam standar objektif

1) Nilai positif : ≥ 60-100


2) Nilai negatif : 20-60

Selanjutnya dari hasil hitung nilai pengetahuan dan nilai sikap


kemudian diinterpretasikan ke dalam rumus persentase sebagai berikut :

x
P= x 100%
n

Keterangan :

P = Persentase

x = Jumlah responden yang menjawab sesuai kategori

n = Jumlah seluruh responden

Setelah data diolah, maka data tersebut disajikan dalam bentuk


narasi dan untuk memudahkan membacanya peneliti menyajikan
dalam bentuk tabel.

2. Analisa Bivariat
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara kedua variabel maka dalam penelitian ini digunakan uji
33

Chi kuadrat , yaitu uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
bila dalam populasi terdiri atau lebih klas, data berbentuk nominal dan
sampelnya besar, Caranya adalah sebagai berikut :
a. Mencari frekuensi harapan (fe) pada tiap sel dengan rumus
( ∑ f k – f b)
f e=
∑T
Keterangan :
fe : frekuensi yang diharapkan
∑fk : jumlah frekuensi pada kolom
∑fb : jumlah frekuensi pada baris
b. Mencari nilai Chi Kuadrat hitung dengan rumus
2
2 ( f 0−f e )
x =∑
fe
c. Mencari nilai x2 tabel dengan rumus
dk = (k-1)(b-1)
keterangan
k : banyaknya kolom
b : banyaknya baris
d. Membandingkan nilai x2 hitung dengan nilai x2 tabel
Apabila nilai x2 hitung ≥ nilai x2 tabel maka Ho ditolak,
artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja
putri kelas VII tentang perubahan fisik pada masa pubertas di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun
2013. Apabila nilai x2 hitung ≤ nilai x2 tabel maka Ho diterima,
artinya tidak ada hubungan hubungan antara pengetahuan
dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik pada
masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat Tahun 2013.
e. Menentukan kriteria keeratan hubungan
Adapun kriteria keeratan hubungan dengan menggunakan
koefisien kontingen yaitu sebagai berikut:
0,00-0,19 = hubungan sangat lemah

0,20-0,39 = hubungan lemah


34

0,40-0,59 = hubungan cukup kuat

0,80-1,00 = hubungan sangat kuat

(Sugiyono, 2007)

L. Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Perizinan pengambilan data awal beserta penelitian kepada

Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat dengan

melampirkan surat Permohonan Izin pengambilan data awal dan

penelitian dari pendidikan. Surat permohonan pengambilan data awal

diserahkan pada bulan Desember 2012. Surat penelitian diserahkan pada

bulan Juni 2013.

2. Merancang kuesioner

Kegiatan penelitian dimulai membuat proposal beserta merancang

kuesioner. Kuisioner yang telah dirancang dikonsultasikan dengan

pembimbing I dan II yang kemudian diseminarkan.

3. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pengambilan data awal

dan wawancara kepada sepuluh orang responden yang dilakukan pada

bulan desember 2012. Setelah didapatkan masalah, dilanjutkan dengan

penelitian pada tanggal 14 Juni 2013 dengan menyebarkan kuisioner

kepada responden yang menjadi subjek penelitian di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 5 Singkawang Barat.

4. Penyelesaian penelitian
35

Peneliti melakukan pengecekan kembali isian kuisioner apakah

sudah lengkap atau tidak, dilanjutkan dengan memberikan kode untuk

tiap-tiap responden agar memudahkan pengolahan data. Untuk

mempermudah pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

program Microsoft Excel dan SPSS. Data yang telah selesai dan

terkumpul selanjutnya diolah ke dalam bentuk tabel yang lebih mudah

dibaca untuk diuji secara statistik kebenaran hipotesa yang telah

ditetapkan.

M. Etika Penelitian

Secara umum terdapat empat prinsip utama dalam etik penelitian


keperawatan :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).


Peneliti memberikan formulir persetujuan (informed consent).
Peneliti melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan informed
consent antara lain :
a. Mempersiapkan formulir persetujuan yang akan ditandatangani
oleh responden.
b. Memberikan penjelasan langsung kepada subjek mencakup
seluruh penjelasan yang tertulis dalam formulir informed consent
dan menjelaskan cara mengisi kuisioner penelitian.
c. Memberikan kesempatan kepada subjek untuk bertanya tentang
aspek-aspek yang belum dipahami dari penjelasan peneliti dan
menjawab seluruh pertanyaan subjek dengan terbuka.
d. Memberikan waktu 10 menit kepada subjek untuk menentukan
pilihan mengikuti atau menolak ikut serta sebagai subjek
penelitian.
e. Meminta subjek untuk menandatangani formulir informed consent,
jika ia menyetujui ikut serta dalam penelitian.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and
confidentially).
36

Setiap kuisioner yang diisi oleh responden diberi kode tanpa


mencantumkan identitas responden karena peneliti menjunjung tinggi
prinsip kerahasiaan.
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice
inclusiveness)
Penelitian dilakukan secara terbuka dilakukan secara jujur, tepat,
cermat, hati-hati dan dilakukan secara profesional. Penelitian dilakukan
secara adil, tidak membeda-bedakan antara responden satu dengan
yang lain.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harm and benefits)
Penelitian, ini tidak merugikan responden dengan menyebarkan
data responden.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Bab ini dibahas hasil penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Dengan
Sikap Remaja Putri Kelas VII Tentang Perubahan Fisik Masa Pubertas di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013”.
Pengumpulan data dilakukan selama 1 minggu terhitung sejak bulan Juni 2013
minggu ke 2 dengan mengambil 75 responden.

Penjelasan tersebut meliputi karakteristik responden yaitu umur. Selain itu


disajikan pula tentang analisis bivariat dengan uji Chi Square. Semua
pengumpulan data dan pelaksanaan penelitian dilaksanakan oleh peneliti
dengan melibatkan guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang
Barat. Tiap data yang terkumpul dan telah memenuhi syarat selanjutnya
dilakukan analisis. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

1. Karakteristik Responden
Karakteristik berdasarkan umur
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Remaja Putri Kelas VII
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
Bulan Juni Tahun 2013.

No Umur (tahun) Frekuensi Persentase

1 12 20 27

2 13 36 48

3 14 16 21

4 15 3 4

Jumlah 75 100

Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dari 75 responden didapatkan


umur yang paling besar jumlah siswinya adalah 13 tahun (48%) dan
terdapat 3 orang siswi (4%) yang umurnya 15 tahun dengan latar
belakang terlambat masuk sekolah.

37
38

2. Analisis deskriptif univariat mengenai pengetahuan tentang perubahan


fisik
Tabel 6 Frekwensi dan Persentasi Data Pengetahuan Remaja Putri Kelas
VII Tentang Perubahan Fisik pada Masa Pubertas di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
Bulan Juni Tahun 2013

No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase

1 Baik 24 32

2 Cukup 28 37

3 Kurang 23 31

Jumlah 75 100

Tabel 6 menunjukkan sebagian besar responden memiliki


pengetahuan yang sedang yaitu sebanyak 28 responden (37%),
kemudian diikuti responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak
23 responden (31%).

3. Analisis deskriptif univariat tentang sikap terhadap perubahan fisik


Tabel 7 Frekwensi dan Persentase Data Sikap Remaja Putri Kelas VII
Terhadap Perubahan Fisik pada Masa Pubertas di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
Bulan Juni Tahun 2013

No Klasifikasi Sikap Frekuensi Persentase

1 Positif 35 47

2 Negatif 40 53

Jumlah 75 100

Tabel 7 di menunjukkan sebagian besar responden (53%) 40 orang


memiliki sikap yang negatif menanggapi perubahan fisik yang terjadi pada
39

diri mereka dan sebagian kecil dari responden 35 orang (47%) memiliki
sikap yang positif terhadap perubahan fisik yang terjadi pada diri mereka.
4. Analisa Bivariat antara pengetahuan dengan sikap
Analisa bivariat adalah analisa untuk menguji hubungan antara
pengetahuan dengan sikap tentang perubahan fisik pada masa pubertas
dengan menggunakan uji statistik Chi Square.
Tabel 8 Hasil Uji Chi Square Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap
Remaja Putri Kelas VII Tentang Perubahan Fisik pada Masa
Pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat Bulan Juni Tahun 2013.

Klasifikasi Sikap P

N Tingkatan Total X2 Valu CC


Negatif Positif
o Pengetahuan e

N % N % N %

1 Kurang 18 78,3 5 21,7 23 100 9,342 0,009 0,33

2 Cukup 10 35,7 18 64,3 28 100

3 Baik 12 50 12 50 24 100

Jumlah 40 53,3 35 46,7 75 100      

Tabel 8 menunjukkan hasil uji Chi Square hubungan pengetahuan


dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik pada masa
pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
tahun 2013 didapatkan bahwa dari 75 responden sebanyak 12 (50,0%)
responden memiliki pengetahuan baik dan sikap positif, sebanyak 12
(50,0%) responden memiliki pengetahuan baik dan sikap negatif,
sebanyak 18 responden (64,3%) memiliki pengetahuan sedang dan sikap
positif, sebanyak 10 responden (35,7%) memiliki pengetahuan sedang
dan sikap negatif, sebanyak 5 orang responden (21,7%) memiliki
pengetahuan kurang dan sikap positif, dan sebanyak 18 orang responden
(78,3%) memiliki pengetahuan yang kurang dan sikap yang negatif.
40

Tabel 8 juga dapat dilihat jumlah distribusi responden yang


memiliki sikap negatif lebih dominan daripada responden yang memiliki
sikap positif, yaitu sebanyak 40 orang (53,3%). Disamping itu, dari tingkat
pengetahuan responden yang tertinggi yaitu sebanyak 28 responden .

Bila dilihat dari hasil, menunjukkan bahwa harga Chi Square (X2)
hitung 9,342 sedangkan harga Chi Square (X2) tabel pada taraf
signifikansi 0,05 adalah 5,99 hal ini berarti bahwa X2 hitung > X2 tabel
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan dengan
sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik pada masa pubertas
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013.

Disamping itu juga dapat dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar
0,009 dengan taraf signifikansi 0,05, hal ini menunjukkan nilai ρ < α, atau
0,009 < 0,05, maka Ho ditolak. Hal itu berarti ada hubungan antara
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang perubahan fisik pada masa
pubertas. Dari hasil tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat adalah 0,33. Maka dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik
pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat Tahun 2013 memiliki hubungan yang lemah.

B. Pembahasan
1. Analisis deskriptif univariat mengenai pengetahuan tentang perubahan
fisik
Hasil penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Singkawang Barat menunjukkan bahwa 24 orang responden (32%)
memiliki pengetahuan yang baik. Hal ini dikarenakan responden sudah
mengetahui tentang pengertian dan perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa pubertas seperti pinggul yang bertambah besar.
Pengetahuan yang baik ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah pendidikan. Hal ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Erfandi (2009) bahwa pengetahuan sangat erat
kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan dengan pendidikan
yang tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya.
41

Dalam penelitian ini remaja remaja putri memiliki pengetahuan yang baik
karena mendapatkan informasi tentang perubahan fisik dari media massa
seperti internet, TV dan majalah-majalah.
Hal ini sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Soetjiningsih
(2004) bahwa media informasi tidak dapat ditinggalkan untuk ikut serta
dalam menyampaikan informasi penting kepada masyarakat umumnya
dan remaja khususnya.

Remaja putri yang memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu


sebanyak 28 orang (27%). Hal ini dikarenakan mereka sebagian besar
mendapatkan informasi dari orang tua. Lingkungan merupakan faktor
dominan karena lingkungan manusia mengadakan interaksi dalam
proses kehidupannya baik dalam lingkungan fisik, psikologis sosial
budaya, dimana kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh perilaku
individu, keluarga, kelompok, norma adat istiadat yang berlaku di
masyarakat.

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat


mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap
sesuatu (Notoadmodjo, 2010).

Selain itu, remaja putri yang memiliki pengetahuan kurang


sebanyak 23 responden (31%). Hal ini dikarenakan responden belum
mengetahui tentang tahap-tahap masa remaja, serta hormon-hormon
yang mempengaruhi perkembangan masa remaja. Selain itu hasil
wawancara kepada sepuluh orang siswi kelas VII didapatkan bahwa
mereka belum pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang
perubahan fisik pada masa pubertas. Serta dalam mata pelajaran biologi
belum pernah disampaikan materi tentang perubahan fisik pada masa
pubertas.

Hal ini didukung dengan teori dari Notoatmodjo (2003) tingkat


pendidikan seseorang akan berpengaruh didalam memberi respon
terhadap sesuatu yang dating dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi
akan memberi respon lebih rasional terhadap informasi yang datang.
42

Dalam hal ini remaja putri belum mendapat mata pelajaran dan
penyuluhan kesehatan yang berhubungan tentang perubahan fisik pada
masa pubertas.
2. Analisis deskriptif univariat tentang sikap terhadap perubahan fisik
Berdasarkan dari hasil penelitian diperoleh bahwa dari 75
responden, remaja putri kelas VII yang memiliki sikap positif terhadap
perubahan fisik sebanyak 35 responden (47%). Hal ini dikarenakan
responden menganggap bahwa perubahan fisik merupakan suatu hal
yang wajar terjadi pada usia remaja, selain itu mereka memahami bahwa
perubahan fisik akan dialami soleh semua remaja putri.
Menurut Sunaryo (2004) bahwa ada 4 faktor yang dapat
menentukan sikap yaitu faktor fisiologis, faktor pengalaman langsung
terhadap objek sikap, faktor kerangka acuan, dan faktor komunikasi
sosial. Selain itu ada dua faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
pengubahan sikap yaitu faktor internal dan ekstrernal. Faktor internal
berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini individu menerima,
mengolah, dan memilih segala sesuatu yang datang dari luar, serta
menentukan mana yang akan diterima dan mana yang tidak. Hal-hal yang
diterima atau tidak berkaitan erat dengan apa. Sedangkan faktor
eksternal berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk membentuk
dan mengubah sikap. Stimulus tersebut dapat bersifat langsung, misalnya
individu dengan kelompok. Dapat juga bersifat tidak langsung, yaitu
melalui perantara, seperti alat komunikasi dan media masa baik elektronik
maupun nonelektronik.
Remaja putri kelas VII yang memiliki sikap negatif terhadap
perubahan fisik sebanyak 40 responden (53%). Hal ini dikarenakan
responden merasa tidak percaya diri terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri mereka, seperti tumbuhnya bulu di daerah
kemaluan mereka. Selain itu mereka merasa bahwa perubahan fisik
belum pantas terjadi pada anak seusia mereka.
Hal ini didukung oleh teori dari purwanto (1998) sikap negatif yaitu
terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, dan
tidak menyukai objek tertentu.
43

3. Hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII tentang


perubahan fisik pada masa pubertas
Hasil analisis pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII
tentang perubahan fisik dilakukan dengan uji Chi Square. Hasil
perhitungan dapat dilihat dari hasil data yang menunjukkan bahwa hasil
Chi Suare (X2) hitung 9,342 sedangkan hasil Chi Suare (X2) tabel pada
taraf signifikansi 0,05 adalah 5,99, hal ini berarti bahwa X 2 hitung > X2
tabel. Disamping itu juga dapat dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar
0,009 dengan taraf signifikansi 0,05, hal ini menunjukkan nilai ρ< α, atau
0,009 < 0,05, maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII
tentang perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013.
Disamping itu bisa juga dilihat dari hasil tingkat keeratan
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah 0,33.
Maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dengan sikap remaja putri
kelas VII tentang perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013 memiliki
hubungan yang lemah.
Menurut peneliti, berdasarkan hasil pengamatan didapatkan
bahwa pengetahuan ada hubungannya dengan sikap terhadap
perubahan fisik, karena dari hasil penelitian didapatkan bahwa remaja
yang memiliki sikap negatif didapatkan lebih tinggi dikarenakan memiliki
pengetahuan yang kurang tentang perubahan fisik yang terjadi,
dibandingkan dengan remaja yang memiliki sikap positif namun memiliki
pengetahuan yang kurang. Hal ini dikarenakan remaja putri kurang
berusaha dalam mencari informasi tentang perubahan fisik yang terjadi
pada masa pubertas, sehingga mempengaruhi pembentukan dan
perubahan sikap mereka.
Remaja putri yang memiliki sikap yang positif terhadap perubahan
fisik didapatkan lebih tinggi karena memiliki pengetahuan yang sedang
tentang perubahan fisik dibandingkan dengan remaja yang memiliki sikap
negatif namun pengetahuan tentang perubahan fisik sedang. Hal ini
dikarenakan mereka sebagian besar hanya mendapatkan informasi dari
44

orang tuanya dan tinggal bersama orang tua. Lingkungan merupakan


faktor dominan karena manusia mengadakan interaksi dalam proses
kehidupannya baik dalam lingkungan fisik, psikologis, sosial budaya,
dimana kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh perilaku individu,
keluarga, kelompok, norma adat istiadat yang berlaku di masyarakat.
Remaja putri yang memiliki sikap negatif terhadap perubahan fisik
dan memiliki pengetahuan yang baik, sama besar jumlahnya dengan
remaja putri yang memiliki sikap positif dan pengetahuan yang baik. Hal
ini dapat terjadi karena masa remaja tidak hanya terjadi perubahan fisik,
akan biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga
diperlukan suatu proses penyesuaian dari remaja. Sikap negatif terhadap
perubahan fisik yang terjadi merupakan usaha dari penyesuaian diri pada
pola perilaku baru yang terkadang dapat menyebabkan sebagian remaja
mengalami ketidakstabilan.
Menurut Notoatmodjo ( 2002 ), Pengetahuan adalah sejumlah
fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya baik yang diperoleh dari pengalaman
langsung maupun pengalaman orang lain. Sikap merupakan organisasi
pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif
ajeg, disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada
orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara
tertentu yang dipilihnya ( Walgito, 2001 ).
Meningkatkan pengetahuan dan mengubah sikap remaja putri
menjadi positif perlu adanya penambahan informasi tentang kesehatan
reproduksi yang diperoleh lewat penyuluhan-penyuluhan di sekolah yang
dapat bekerja sama dengan puskesmas setempat dan harus aktif mencari
informasi baik lewat media elektronik maupun non elektronik.
Bimbingan konseling tentang perubahan fisik yang terjadi pada
masa pubertas sangat penting dilakukan karena dengan pengetahuan
yang cukup atau informasi yang jelas tentang perubahan fisik yang
mereka alami akan menghilangkan rasa cemas, takut, malu, merasa lain,
dan bingung, sehingga akan menimbulkan akan menimbulkan sikap yang
positif (Anonim, 2009).
45
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari 75 responden, didapatkan pengetahuan remaja putri kelas VII


tentang perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 5 Singkawang Barat tahun 2013 tergolong cukup, yaitu
sebanyak 28 (37%) responden.
Mereka sebagian besar mendapatkan informasi dari orang tua.
Lingkungan merupakan faktor dominan karena lingkungan manusia
mengadakan interaksi dalam proses kehidupannya baik dalam lingkungan
fisik, psikologis sosial budaya, dimana kondisi tersebut sangat
dipengaruhi oleh perilaku individu, keluarga, kelompok, norma adat
istiadat yang berlaku di masyarakat. 
Dari 75 responden, sikap remaja putri kelas VII terhadap
perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013 tergolong negatif yaitu terdapat
40 (53%). Para remaja mempunyai sikap negatif hal ini dikarenakan
responden merasa tidak percaya diri terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada diri mereka, seperti tumbuhnya bulu di daerah
kemaluan mereka. Selain itu mereka merasa bahwa perubahan fisik
belum pantas terjadi pada anak seusia mereka.
2. Dari 75 responden menunjukkan bahwa diperoleh data hasil yaitu
sebanyak 12 (50,0%) responden memiliki pengetahuan baik dan sikap
positif, sebanyak 12 (50,0%) responden memiliki pengetahuan baik dan
sikap negatif, sebanyak 18 responden (64,3%) memiliki pengetahuan
sedang dan sikap positif, sebanyak 10 responden (35,7%) memiliki
pengetahuan sedang dan sikap negatif, sebanyak 5 orang responden
(21,7%) memiliki pengetahuan kurang dan sikap positif, dan sebanyak 18
0rang responden (78,3%) memiliki pengetahuan yang kurang dan sikap
yang negatif.
3. Dari hasil menunjukkan bahwa harga Chi Square (X2) hitung 9,342
sedangkan harga Chi Square (X2) tabel pada taraf signifikansi 0,05

46
47

adalah 5,99, hal ini berarti bahwa X2 hitung > X2 tabel, Disamping itu juga
dapat dilihat dari nilai probabilitas yaitu sebesar 0,009 dengan taraf
signifikansi 0,05, hal ini menunjukkan nilai ρ < α, atau 0,009 < 0,05, maka
Ho ditolak. Hal Itu Berarti Ada hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap
Remaja Putri Tentang Perubahan Fisik.sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII
tentang perubahan fisik pada masa pubertas di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 5 Singkawang Barat Tahun 2013.
4. Dari hasil tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat adalah 0,33. Maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
dengan sikap remaja putri kelas VII tentang perubahan fisik pada masa
pubertas di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
Tahun 2013 memiliki hubungan yang lemah.

B. Saran
1. Bagi Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Singkawang Barat
Diharapkan dapat meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan
bimbingan konseling di lingkungan sekolah dan dapat bekerjasama
dengan instansi kesehatan dan institusi kesehatan terdekat dalam
pemberian penyuluhan kesehatan. agar dapat menambah pengetahuan
siswi menjadi tingkatan yang lebih baik, serta merubah sikap negatif
menjadi sikap yang positif.
2. Bagi Jurusan Keperawatan Singkawang
Sebaiknya dapat menjadi masukan penerapan penyuluhan mahasiswa
pada kelompok remaja dalam kegiatan komunitas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai hubungan
pengetahuan dengan sikap remaja putrid kelas VII tentang perubahan
fisik pada masa pubertas dan dapat dijadikan sebagai acuan sumber data
mengenai penelitian dan kasus-kasus sejenis sehingga dapat membantu
saat penelitian.
4. Bagi Responden
Diharapkan bagi remaja putri dapat lebih aktif untuk memperoleh
informasi mengenai perubahan fisik pada masa pubertas dengan cara
48

membaca buku, internet dan lainnya agar dapat lebih memahami dan
mendapatkan informasi yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, S. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita Di

Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru. Jurnal Endurance, 8.

Pakpahan, D. R. (n.d.). Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perilaku

Masyarakat Pada Bank Syariah Di Wilayah Kelurahan Sei Sikambing D.

23.

Rahayu, C., & Widiati, S. (n.d.). Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan

Perilaku terhadap Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan

Status Kesehatan Periodontal Pra Lansia di Posbindu Kecamatan

Indihiang Kota Tasikmalaya. 6.

Rane, S., Jurnalis, Y. D., & Ismail, D. (n.d.). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang Diare Dengan Kejadian Diare Akut pada Balita di Kelurahan

Lubuk Buaya Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun

2013. 5.

49

Anda mungkin juga menyukai