LANDASAN TEORI
Huruf Sin yang tidak bergigi berasal dari Persia, sedangkan Sin bergigi berasal dari
Arab.
Keempat, nisan pada makam Malik Saleh (1297) dan makam Malik Ibrahim (1419) di
Gresik dipesan dari Gujarat. Dalam hal ini teori Persia mempunyai kesamaan muthlak
dengan teori Gujarat.
Kelima, pengakuan umat Islam Indonesia terhadap madzhab Syafi'i sebagai madzhab
utama di daerah Malabar. Di sini ada sedikit kesamaan dengan teori Makkah, cuman
yang membedakannya adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat di satu pihak melihat salah
satu budaya Islam Indonesia kemudian dikaitkan dengan kebudayaan Persia, tetapi
dalam memandang madzhab Syafi'i terhenti ke Malabar, tidak berlanjut sampai ke
pusat madzhab itu, yakni di Makkah.Walaupun dari analisa perbandingan di atas ketiga
teori tersebut lebih menampakkan tajamnya perbedaan dari pada persamaan, namun ada
titik temu yang bisa disimpulkan yakni, bahwa pertama, Islam masuk dan berkembang
di Nusantara melalui jalan damai (infiltrasi kultural), dan kedua, Islam tidak mengenal
adanya missi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen dan Katolik.
2. Melalui perkawinan
Para pedagang muslim yang datang di Indonesia, ada sebagian di antara mereka yang
kemudian menetap di kota-kota pelabuhan dan membentuk perkampungan yang
disebut Pekojan. Perkawinan antara putri bangsawan dan pedagang muslim akhirnya
berlangsung. Perkawinan ini dilakukan secara Islam, yaitu dengan mengucapkan
(menirukan) dua kalimat syahadat. Upacara perkawinan berjalan dengan mudah
karena tanpa pentasbihan atau upacara-upacara yang panjang, lebar, dan
mendalam.Dalam Babad Tanah Jawi, misalnya, diceritakan perkawinan antara
Maulana Iskhak dan putri Raja Blambangan yang kemudian melahirkan Sunan Giri,
sedangkan dalam Babad Cirebon diceritakan perkawinan putri Kawunganten dengan
Sunan Gunung Jati.
3. Melalui tasawuf
Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik dan hal-hal
yang bersifat magis. Ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung
persamaan alam pikiran seperti pada mistik Indonesia–Hindu, antara lain, Hamzah
Fansuri, Nuruddin ar Raniri, dan Syeikh Siti Jenar.
4. Melalui Pendidikan
Pendidikan dalam Islam dilakukan dalam pondok-pondok pesantren yang dise-
lenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, atau ulama-ulama. Pesantren ini
merupakan lembaga yang penting dalam penyebaran agama Islam karena merupakan
tempat pembinaan calon guru-guru agama, kiai-kiai, atau ulama-ulama. Setelah
menamatkan pelajarannya di pesantren, murid-murid (para santri) akan kembali ke
kampung halamannya.
6. Melalui dakwah
Penyebaran Islam di Nusantara, terutama di Jawa, sangat berkaitan dengan pengaruh
para wali yang kita kenal dengan sebutan wali sanga. Mereka inilah yang berperan
paling besar dalam penyebaran agama Islam melalui metode dakwah.
1. BANGSA PORTUGIS
Portugis adalah bangsa Barat yang pertama datang mencari rempah-rempah di
Nusantara. Pelaut-pelaut Portugis di bawah pimpinan Bartholomeus Diaz
mengadakan perjalanan ke dunia Timur untuk mencari pusat rempah-rempah. Namun,
pelayaran tersebut hanya sampai di ujung Afrika Selatan (tahun 1496) dikarenakan
besarnya gelombang Samudra Hindia (Samudra Indonesia), sehingga kapal-kapal
yang dibawa oleh Bartholomeus Diaz diberi nama Tanjung Pengharapan (Cape of
Good Hope atau Tanjung Harapan sekarang).Di bawah pimpinan Vasco da Gama,
Portugis berhasil mendarat di Kalkuta (India). Pada tahun 1498, mereka mengincar
Malaka yang merupakan bandar Internasional dan pusat perdagangan rempah-rempah.
Armada Portugis di bawah pimpinan Alfonso D’Albuquerque berhasil merebut
Malaka pada tahun 1511. Pada waktu itu, Karajaan Malaka diperintah oleh Sultan
Mahmud Syah (1488-1511). Dengan dikuasainya Malaka, maka portugis memperoleh
dua keuntungan yaitu sebagai berikut.
Portugis akan menguasai jalur perdagangan penting di Asia, termasuk perdagangan
rempah-rempah. Malaka dapat dijadikan batu loncatan untuk menguasai perdagangan
rempah-rempah di Maluku. Oleh karena itu, kemudian Portugis membangun basis
militer yang kuat di Malaka. Alfonso D’Albuquerque ingin mendapatkan sendiri pusat
rempah-rempah yang ada di Kepulauan Maluku, dan pada tahun 1512 bangsa Portugis
tiba di Ternate (Maluku). Ketika bangsa Portugis tiba di Ternate, Kerajaan Ternate
sedang bertikai dengan Kerajaan Tidore. Kedatangan Portugis di Ternate disambut
baik oleh raja Ternate dengan tujuan agar bangsa Portugis dapat dijadikan sekutu
dalam menghadapi Kerajaan Tidore yang dibantu Spanyol. Oleh karena itu, di
samping perang antara Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore juga merupakan perang
antara bangsa kulit putih yaitu antara Spanyol dan Portugis.
Untuk menyelesaikan pertikaian bangsa kulit putih tersebut, Paus turun tangan dengan
melakukan Perjanjian Saragosa (zaragoza) pada tahun 1529. Adapun isi Perjanjian
Saragosa sebagai berikut.
1) Spanyol harus meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina.
2) Portugis tetap melakukan perdagangan di kepulauan Maluku.
Pada awal Kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia, rakyat Indonesia memang tidak
menentangnya. Akan tetapi setelah melihat sepak terjangnya di Indonesia yang sangat
menyengsarakan rakyat Indonesia, maka bangsa Indonesia berusaha menentangnya.
Portugis berada di Indonesia dari tahun 1511 sampai 1641. Pengaruh Portugis yang
ditinggalkan di Indonesia terlihat dalam bidang kebudayaan. Pengaruh tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Berdirinya benteng-benteng Portugis.
2) Berkembangnya agama Kristen dan Katolik di Maluku yang disebarkan oleh
Fransiscus Xaverius.
3) Berkembangnya musik keroncong yang berasal dari Portugis.
4) Adanya nama-nama orang Indonesia yang menggunakan nama Portugis.
2. BANGSA SPANYOL
Berdasarkan pengetahuan bahwa dunia itu bulat, maka Christophorus Columbus
mengajukan permohonan bantuan kepada raja Spanyol untuk berlayar memcari
sumber rempah-rempah ke dunia Timur. Permintaan itu dipenuhi dengan memberikan
tiga kapal yang bernama Pinta, Nina, dan Maria beserta 88 orang pelaut. Ketika
Columbus tiba di Kepulauan Bahama, Columbus merasa dirinya telah sampai di
Kepulauan Hindia yang merupakan sumber rempah-rempah. Penjelajahan bangsa
Spanyol kemudian dilanjutkan oleh Ferdinand Magelhaens. Dari pelayaran yang
dilakukan oleh Columbus itulah, Magelhaens berpendapat bahwa Hindia Timur dapat
dicapai dari arah barat melalui ujung selatan Benua Amerika. Magelhaens berlayar ke
arah barat kemudian menyusuri pantai selatan Benua Amerika dan Samudra Pasifik.
Pada tahun 1520, rombongan Magelhaens tiba di Kepulauan Filipina, kemudian
mendirikan tugu peringatan dan menyatakan bahwa daerah itu sebagai daerah milik
raja Spanyol.
Ketika Magelhaens berada di Filipina, di Filipina sedang terjadi perang antarkerajaan.
Dalam peperangan tersebut Magelhaens membantu salah satu kerajaan dan
meninggal. Rombongan Magelhaens selanjutnya dipimpin oleh kapten kapalnya yang
bernama Sebastian de Elcano. Kemudian, Sebastian de Elcano memimpin rombongan
dan melanjutkan pelayarannya ke arah selatan. Pada tahun 1521 rombongan sampai di
Kepulauan Maluku. Ternyata di Maluku telah berkuasa bangsa Portugis yang telah
tiba sejak tahun 1521.
3. BANGSA BELANDA
kedatangan bangsa belanda ke indonesia Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia
dilatarbelakangi oleh hal-hal berikut.
1) Meletusnya Perang Delapan Puluh Tahun antara Belanda dan Spanyol (tahun
1568-1648). Perang antara Belanda dan Spanyol ini pada awalnya bersifat
agama. Kemudian perang berkembang menjadi perang ekonomi dan politik.
Raja Philip II dari Spanyol memerintahkan kota Lisabon tertutup bagi kapal
Belanda pada tahun 1585. Portugis menaati perintah tersebut sebab Portugis
telah diduduki Spanyol.
2) Adanya petunjuk jalan ke Indonesia dari Jan Huygen van Linscoten, mantan
pelaut Belanda yang bekerja pada Portugis dan pernah sampai ke Indonesia.
Pada tahun 1596, Belanda datang ke Indonesia dan mendarat di Pelabuhan
Banten dipimpin oleh Cornelis de Houtman dan Pieter Keyzer dengan empat
buah kapal. Kemudian pada tanggal 28 November 1598, bangsa Belanda tiba
di Banten dengan membawa delapan buah kapal dipimpin oleh Jacob van
Neck dan Warwijk.
4. BANGSA INGGRIS
Sejak abad ke-17 M pada pedagang Inggris sudah berdagang sampai ke daerah India.
Para pedagang Inggris di India Timur mendirikan kongsi dagang yaitu East India
Company (EIC) pada tahun 1600. Daerah operasi EIC di India pusatnya di Kalkuta
(India). Dari kota inilah kemudian Inggris meluaskan wilayahnya ke Asia Tenggara.
Para pedagang Inggris ini pada abad ke-18 M sudah banyak berdagang di Indonesia
dan menjadi saingan VOC (Belanda). Bahkan sejak Belanda menjadi sekutu Prancis,
Inggris selalu mengancam kedudukan Belanda di Indonesia. Di bawah pemerintahan
Gubernur Jenderal Lord Minto (berkedudukan di Kalkuta) dibentuk ekspedisi Inggris
untuk merebut daerah-daerah kekuasaan Belanda di indonesia.