Anda di halaman 1dari 4

LK 1.

TEORI MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

Kerjakan tugas berikut ini di kertas folio, ditulis tangan yang rapi,
difoto atau discan kemudian dikirim di penilaian pengetahuan KI 3
di E-Learning Madrasah.
1. Masuknya Islam di Indonesia pada abad ke V tidak bisa dilepaskan dari
sejarah perdagangan dan pelayaran antar benua yang berlangsung pada
masa itu. Kendati demikian, para ahli masih bersilang pendapat tentang
bagaimana proses masuknya budaya dan agama Islam tersebut hingga bisa
mengalahkan kebudayaan dan agama yang telah ada sebelumnya, yakni
Hindu dan Budha. Berbagai teori tentang masuknya Islam ke Indonesia
berkembang dengan disertai bukti dan fakta pendukung. Teori tersebut
antara lain teori Gujarat, teori Persia, teori Mekkah, teori India, teori
Banglades dan teori Cina.
Jelaskan tentang teori-teori masuknya Islam ke Indonesia disertai dengan
masing-masing bukti pendukung, para ahli yang mengemukakan teori serta
cantumkan juga kelemahan dari masing-masing teori tersebut !

2. Agama Islam di Kepulauan Indonesia semakin berkembang setelah dianut


oleh penduduk pesisir, agama dan kebudayaan Islam semakin berkembang
ke hampir seluruh wilayah Indonesia. Perkembangan agama Islam tidak
terjadi secara spontan, melainkan melalui suatu proses secara damai,
responsif, dan proaktif. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia yang belum
menganut Islam mudah tertarik dengan agama dan kebudayaan Islam.
Banyak cara yang dilakukan untuk menyebarkan agama dan kebudayaan
Islam antara lain melalui berbagai media yaitu perdagangan,
perkawinan, politik, Pendidikan, kesenian dan tasawuf.

Jelaskan masing-masing media tersebut dalam penyebaran Islam di


Indonesia !

Jawab:
1. a. Teori Gujarat
Pendapat tentang teori masuknya Islam ke Indonesia yang pertama datang dari
teori Gujarat. Dalam teori ini, diceritakan Islam masuk ke Nusantara pada
abad ke-13 M dari pedagang India Muslim.
Teori ini berkembang dari Pijnappel dari Universitas Leiden yang mengatakan
bahwa asal muasal Islam dari Gujarat dan Malabar. Kemudian, orang Arab
bermazhab Syafi'i bermigrasi ke India dan orang India lah yang
membawanya ke Indonesia.
Pendapat ini juga ditegaskan oleh Snouck Hurgronje dalam buku 'L'Arabie et
Les Indes Neelandaises atau Reveu de I'Histoire des Religious bahwa
hubungan dagang Indonesia dan India telah lama terjalin, kemudian
inskripsi tertua tentang Islam terdapat di Sumatera memberikan gambaran
hubungan antara Sumatera dengan Gujarat.
Selain itu, ada juga teori Gujarat dari Moquette di mana ia mengatakan bahwa
agama Islam di Tanah Air berasal dari Gujarat berdasarkan bukti
peninggalan artefak berupa batu nisan di Pasai, kawasan utara Sumatera
pada 1428 M.
Adapun, batu nisan itu memiliki kemiripan dengan batu nisan di makam
Maulana Malik Ibrahim di Jawa Timur, yakni memiliki bentuk dengan batu
nisan di Cambay, Gujarat, India.

b. Teori Persia
Teori masuknya Islam ke Indonesia terakhir adalah Persia yang dicetuskan
oleh Hoesein Djajadiningrat. Dijelaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia
dari Persia singgah di Gujarat pada abad ke-13. Hal ini terbukti dari
kebudayaan Indonesia yang memiliki persamaan dengan Persia.
Hal ini juga dipertegas oleh Morgan (1963:139-140) bahwa masyarakat Islam
Indonesia sama dengan Persia. Terbukti, peringatan 10 Muharram atau
Asyura sebagai hari peringatan Syi'ah atas syahidnya Husein. Peringatan ini
berbentuk pembuatan bubur Syura.
Selain itu, di Minangkabau bulan Muharram juga dikenal sebagai bulan-bulan
Husein. Lalu di Sumatera Tengah diperingati dengan mengarak keranda
Husein untuk dilemparkan ke sungai.
Selanjutnya, teori ini juga didukung dengan kesamaan ajaran Syaikh SIti
Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj. Ketiga, penggunaan istilah bahasa
Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda bunyi harakat dalam
pengajian Al-Quran tingkat awal.

c. Teori Mekah
Pendapat lainnya adalah teori Mekah. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh
Hamka dalam Dies Natalis PTAIN ke-8 di Yogyakarta sebagai koreksi dari
teori Gujarat. Dalam teori masuknya Islam ke Indonesia ini diterangkan
bahwa Arab Saudi memegang peranan yang besar.
Pasalnya, menurut Hamka, bangsa Arab pertama kali ke Indonesia membawa
agama Islam dan diikuti Persia dan Gujarat. Adapun, disebutkan masuknya
Islam terjadi sebelum abad ke-13 M, yakni 7 Masehi atau abad pertama
hijriyah.
Hal ini dibuktikan setelah wafatnya Rasulullah SAW pada tahun 632 M, di
mana kepemimpinan Islam dipegang oleh para khalifa. Di bawah
kepemimpinan itu, agama Islam disebarkan lebih luas hingga ke seluruh
Timur Tengah, Afrika Utara, Spanyol.
Kemudian, di masa Dinasti Umayyah pengaruh semakin meluas hingga ke
Nusantara. Menurut Arnold (Morrison 1951) bukti masuknya Islam ke
Indonesia dari para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka
berdagang hal ini juga sesuai dengan fakta pedagang Arab menjadi
pemimpin pemukiman di pesisir pantai Sumatera. Para pedagang Arab
tersebut juga melakukan pernikahan dengan penduduk lokal sehingga
agama Islam semakin menyebar di Nusantara.

 d. Teori Bangladesh


Teori Benggali Teori ketiga yang dikembangkan Fatimi menyatakan bahwa
Islam datang dari Benggali (Bangladesh). Dia mengutip keterangan Tome
Pures yang mengungkapkan bahwa kebanyakan orang terkemuka di Pasai
adalah orang Benggali atau keturunan mereka. Dan, Islam muncul pertama
kali di semenanjung Malaya dari arah pantai Timur, bukan dari Barat
(Malaka), pada abad ke-11, melalui Kanton, Phanrang (Vietnam), Leran, dan
Trengganu. Ia beralasan bahwa doktrin Islam di semenanjung lebih sama
dengan Islam di Phanrang, elemen-elemen prasasti di Trengganu juga lebih
mirip dengan prasasti yang ditemukan di Leran. Drewes, yang
mempertahankan teori Snouck, menyatakan bahwa teori Fatimi ini tidak
bisa diterima, terutama karena penafsirannya atas prasasti yang ada dinilai
merupakan perkiraan liar belaka. Lagi pula madzhab yang dominan di
Benggali adalah madzhab Hanafi, bukan madzhab Syafii seperti di
semenanjung dan nusantara secara keseluruhan.

e. Teori China
Teori Cina Penyebaran Islam di Indonesia juga diperkirakan masuk dari Cina.
Ajaran Islam berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 M),
dibawa oleh panglima muslim dari kekhalifahan di Madinah semasa era
Khalifah Ustman bin Affan, yakni Saad bin Abi Waqqash. Kanton pernah
menjadi pusatnya para pendakwah muslim dari Cina. Jean A. Berlie (2004)
dalam buku Islam in China menyebut relasi pertama antara orang-orang
Islam dari Arab dengan bangsa Cina terjadi pada 713 M. Diyakini bahwa
Islam memasuki Nusantara bersamaan migrasi orang-orang Cina ke Asia
Tenggara. Mereka dan memasuki wilayah Sumatera bagian selatan
Palembang pada 879 atau abad ke-9 M. Bukti lain adalah banyak
pendakwah Islam keturunan Cina yang punya pengaruh besar di
Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa, seiring dengan
keruntuhan Kemaharajaan Majapahit pada perjalanan abad ke-13 M.
Sebagian dari mereka disebut Wali Songo. Dalam buku Sejarah yang ditulis
oleh Nana Supriatna diungkapkan, Kesultanan Demak didirikan oleh Raden
Patah, putra Raja Majapahit dari istri seorang perempuan asal Cina yang
telah masuk Islam. Raden Patah yang memiliki nama Cina, Jin Bun,
memimpin Demak bersama Wali Songo sejak 1500 M.

1. a. Saluran Perdagangan 
Perdagangan merupakan metode penyebaran Islam yang paling kentara,
bahkan dapat dikatakan sebagai saluran pertama dan utama penyebaran wal
Islam. Menurut Thome Pires,
sekitar Abad ke-7 sampai Abad ke-16 lalu lintas perdagangan yang melalui
Indonesia sangat ramai. Dalam hal ini pedagang Nusantara dan pedagang
Asing (Islam) dari Gujarat dan Timur Tengah (Arab dan Persia)  bertemu
salaing bertukar pengaruh.
Sebagian dari para pedagang ini tinggal di dekat pantai, yang
disebut Pekojan. Lama-lama jumlah mereka semakin banyak, demikinan juga
pengaruh Islam di tempat tinggal nya

b. Saluran Pendidikan
 Perkembangan Islam yang sangat luas mendorong munculnya para Ulama
dan Mubalig. Para Ulama dan Mubalig menyebarkan Islam melalui pendidikan
dengan mendirikan pondok-pondok pesantren di berbagai daerah.

c. Saluran Perkawinan
Saluran penyebaran Islam selanjutnya adalah melalui Perkawinan.  Pedagang-
pedagang itu dan dan keluarganya dengan orang peribumi, Putra-putri para
bangsawan (Adipati), dan bahkann dengan anggota keluarga kerajaan. Hal ini
berdampak Positif terhadap perkembangan Islam: (keluarga) pedagang atau
Ulama itu mensyaratkan perempuan idamannya untuk mengucapkan
kalimat Syahadat terlebih dahulu.

d. Saluran Ajaran Tasawuf


Tasawuf adalah ajaraan ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik atau
hal-hal yang bersifat magis. Ahli-ahli Tasawuf biasanya memiliki kekuatan
magis dan keahlian dalam bidang pengobatan.
Kata "tasawuf" sendiri biasanya berasal di kata  "sufi" yang berarti Kain
Wol yang terbuat dari bulu Domba. Ajaran Tasawuf ini masuk ke indonesia
sekitar Abad ke-13, tetapi baru berkembang Pesat sekitar Abad ke-17.

e .Saluran Kesenian
 Agama Islam juga di sebarkan melalui Kesenian. Beberapa bentuknya telah di
sebutkan, seperti wayang (oleh Sunan Kalijaga), Gamelan (oleh sunan Drajad)
serta Ganding (lagu-lagu) yang berisi Syair-sayair nasehat dan Dasar – dasar
Islam. Kesenian yang telah berkembang sebelumnya tidak musnah, tetapi
diperkaya oleh seni Islam Lagu-Lagu (disebut Akulturasi). Seni Sastra juga
berkembang pesat: Banyak buku tentang Tasawuf, Hikayat dan babat disadur
kedalam bahasa Melayu. 

Nama:Azmi Malya Zaky


Kelas:X Mipa-4
Tugas:Sejarah Indonesia

Anda mungkin juga menyukai