a.
b.
c.
SEJARAH BAHREIN
Bahrein Pra Islam
Bahrein memiliki sejarah yang sangat panjang dan telah
ditempati manusia sejak zaman pra sejarah, karena letaknya
yang strategis berada di Teluk Persia dan karena perananya
sebagai Bandar transit barang dagang dari timur sebelum di
pasarkan ke dunia Timur Tengah maupun ke Eropa, menjadikan
kawasan ini sangat ramai dalam lalu lintas perdagangan. Karena
kestrategisan ini, wilayah Bahrein memiliki daya tarik bangsabangsa asing untuk menguasainya, seperti bangsa Syiria,
Babilonia, Yunani, Persia, dan Arab.
Pada tahun 2300 SM, Bahrain menjadi pusat perdagangan
dunia
di
antara Mesopotamia dan Lembah
Indus.
Serta
mempunyai kaitan erat dengan Peradaban Sumeria pada abad
ke-3 SM. Bahrain menjadi bagian dari Babilonia lebih kurang
pada tahun 600 SM. Catatan-catatan sejarah menunjukkan
Bahrain dikenal melalui berbagai julukan yang di antaranya
"Mutiara Teluk Persia".[1]
Bahrain telah menjadi pusat perdagangan dan perhubungan
besar diwilayah teluk selama berabad-abad. Suku-suku Arab
(iyad dan azad) telah menetap diwilayah itu. Kemudian sukusuku itu dikalahkan oleh suku-suku Arab yang lain (bani Abdul
Qasis,Tamim). Suku-suku ini menguasai Bahrain dibawah Persia
hingga datangnya Islam.[2]
2. Awal Masuknya Islam di Bahrein
Islam tersiar ke Bahrein sejak Rosul mengirim utusan kesana
dalam upaya penyiaran Islam, dengan mengirimkan sepucuk
surat kepada penguasa setempat yakni Al-Munzir dan AlMirbazan yang berisi tentang ajakan untuk masuk Islam. Ajakan
ini direspon dengan baik, terbukti dengan penerimaan Islam oleh
keduanya serta diikuti oleh masyarakat setempat baik penduduk
Arab Bahrein maupun penduduk non-Arab Bahrein.
Sejak itu Al-Munzir melepaskan diri dari kekuasaan Persia
dan menjadi bagian dari daulah Islam di Madinah. Dia
memerintah Bahrein sebagai amir hingga wafatnya pada tahun
[1]
[2]