Anda di halaman 1dari 11

Akhlak tasawuf

Tasawuf Indonesia

MPI II A
Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Abdul Azis
Ahmad Rizqy A
Ana Agustiani
Dede Lutfi N
Evi Puspita P P
Evi Sofiana
Jajat Sudrajat

(1510631120002)
(1510631120007)
(1510631120012)
(1510631120017)
(1510631120024)
(1510631120025)
(1510631120038)

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akhlak


Tasawuf
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan Makalah ini. Tak lupa terimakasih kepada Bapak
Tajuddin Nur.Drs.Mpd.I. selaku dosen matakuliah Akhlak Tasawuf, yang
telah membimbing kami dalam penyusunan makalah yang berjudul
Tasawuf Indonesia.

Penulis,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Penyebaran Islam Indonesia ........................................ 2
B. Sejarah Lahirnya Tasawuf di Indonesia...................................... 3
C. Tokoh Tasawuf dan ajarannya di Indonesia................................ 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 8
B. Saran ........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian Tasawuf Nusantara merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kajian Islam di
Indonesia. Sejak masuknya Islam di Indonesia telah tampak unsur tasawuf mewarnai
kehidupan keagamaan masyarakat, bahkan hingga saat ini nuansa tasawuf masih terlihat
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengamalan keagamaan sebagian kaum muslim
Indonesia, terbukti dengan semakin maraknya kajian Islam di bidang ini dan juga melalui
gerakan tarekat muktabarah yang masih berpengaruh di masyarakat.
Selanjutnya, kajian sejarah dan perkembangan tasawuf di Indonesia akan kami bahas
dalam bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sejarah penyebaran Islam di Indonesia?
2. Bagaimana lahirnya tasawuf di Indonesia?
3. Siapa sajakah tokoh yang berperan pada penyebaran tasawuf di Indonesia dan
bagaimana ajarannya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Mengetahui sejarah penyebaran Islam di Indonesia.
2. Mengenal sejarah lahirnya tasawuf di Indonesia.
3. Mengetahui tokoh yang berperan pada penyebaran tasawuf di Indonesia dan ajarannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia


Awal datangnya Islam dapat dikategorikan kedalam dua perspektif. Pertama,
pandangan yang mengasumsikan awal datangnya Islam pada abad ke-7 H/13 M. Kedua,
pandangan yang menganut abad I H.
Beberapa pendapat yang mengatakan bahwa Islam masuk di Indonesia pada abad ke-7
H adalah:
1. Laporan Marcopolo yang berkunjung ke Indonesia pada abad ke-13 M sebagai utusan
Imperium China dan menegaskan adanya kesultanan Islam Samudra Pasai yang memiliki
sebuah pelabuhan dagang kecil yang terletak di Pantai Utara Sumatra sebagai penganut Islam
pertama di Melayu.
2. Islam masuk ke Indonesia setelah jatuhnya Baghdad 656 H ketika banyak ulama berhijrah ke
Timur sebagai pelarian dari ancaman pembantaian Mongol. Penduduk wilayah Pantai Utara
mengenal Islam berkat kedatangan mereka dan para pedagang Muslim yang datang mencari
stabilitas dan keamanan.
3. Masyarakat Islam sudah ada di Indonesia setelah kedatangan tasawuf pada abad ke-7 H.
Bukti terdekat mengenai kenyataan ini adalah perjalanan Ibnu Arabi dan al- Jiliy, demikian
pula perjalanan kaum sufi di Jawa seperti Hamzah Fansuri dan Abdur Rauf Sinkel ke
Malaka untuk menyiarkan Islam.
Sementara itu, perspektif kedua yang mengansumsikan datangnya Islam ke Indonesia
1.

pada abad I H, didasarkan pada pendapat yang lebih kuat, yaitu:


Catatan-catatan resmi China pada periode dinasti Tang pada 618 M secara tersirat
menegaskan bahwa Islam sudah masuk wilayah Timur Jauh, yakni China dan sekitarnya

2.

(termasuk Indonesia) melalui laut dari bagian Barat Islam (Semenanjung Arab).
Laporan China yang menegaskan bahwa bangsa Arab mengirim utusan kepada kerajaan Jawa
Indonesia. Dalam laporan tersebut terdapat isyarat kerajaan Ho Long (Ho Ling/ Keling) yang
berdiri di salah satu pulau di Laut China Selatan yang terkenal dengan kemajuan dan
kesejahteraan rakyat serta keadilan pemerintahnya. Kerajaan tersebut mengirim utusan pada
tahun 640 M, 666 M, dan 674 M. Diisyaratkan pula, pada masa yang sama, dikenal sebuah
kerajaan yang oleh orang-orang China disebut Tasheh sebagai nama yang mereka kenal

3.

untuk kerajaan Arab.


Peninggalan sejarah Islam di Indonesia. Penemuan makam bertuliskan huruf Arab yang oleh
para peneliti dinilai sebagai peninggalan Islam terkuno yang ditemukan hingga kini. Dibagian
atas makam tertulis tahun 431 H/ 1039 M yang menyatakan bukti nyata adanya Islam di Jawa
sejak itu.
B. Sejarah Lahirnya Tasawuf di Indonesia
2

Penyebaran Islam di negara-negara Asia Tenggara tidak lepas dari peran dan kontribusi
tokoh-tokoh tasawuf. Hal itu disebabkan oleh sifat-sifat dan sikap kaum sufi yang lebih
kompromis dan penuh kasih sayang.
Jika Islam pada hakikatnya adalah agama terbuka dan tidak mempersoalkan perbedaan
etnis, ras, bahasa, dan letak geografis maka tasawuf Islam telah membuka wawasan lebih luas
bagi keterbukaan yang meliputi agama-agama lain.
Terdapat kesepakatan dikalangan sejarawan dan peniliti, orientalis dan cendekiawan
Indonesia bahwa tasawuf adalah faktor terpenting bagi tersebarnya Islam secara luas.
Berikut beberapa pandangan yang berpendapat bahwa tasawuf adalah faktor terpenting
tersebarnya Islam secara luas:
1.

Hasil-hasil muktamar tasawuf yang diadakan di Pekalongan 1960 yang dihadiri


sejumlah Ulama dan pejabat yang menegaskan bahwa tarekat masuk ke Indonesia

2.

untuk pertama kali pada abad ke-1H /7 M.


Orientalis Snouck Hurgronje menyatakan bahwa meski tasawuf berperan nyata dalam
proses Islamisasi di Indonesia, ajaran-ajaranya tidak lebih dari sekadar bidah dan
dongeng-dongeng yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan syariat. Tasawuf
menurutnya dihormati umat Islam di Indonesia karena kepercayaan sisa-sisa Hinduisme
masih melekat sehingga menjadi faktor penentu bagi keberhasilan kaum sufi dalam

3.

proses Islamisasi di Indonesia.


Menurut penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap Hamzah Fansuri dan
Syamsuddin al-Sumatrani serta pemikir-pemikir Indonesia pada abad ke-7 M.
Metodologi kaum sufi dalam proses Islamisasi Indonesia, yang menggabungkan ajaranajaran Islam dengan kepercayaan-kepercayaan yang sudah ada sebelum datangnya
Islam. Masuknya Islam di Indonesia tidak luput dari peran tasawuf yang di bawa oleh
para sufi karena seperti halnya ajaran-ajaran agama terdahulu yang menggunakan
simbol-simbol.

C. Tokoh Tasawuf di Indonesia dan Ajarannya


Perkembangan tasawuf di Indonesia tidak terlepas dari tokoh-tokoh tasawuf dan ajaranajaran mereka, di antara tokoh-tokoh tasawuf itu adalah:
1. Hamzah Fansuri
Hamzah Fansuri berasal dari Barus yaitu kota kecil di Pantai Barat Sumatera Utara,
yang terletak diantara Sibolga dan Singkel. Ia dikenal pada masa kekuasaan Sultan Alauddin
Riayat Syah di Aceh pada abad XVI (1588-1604). Ia adalah ahli tasawuf yang suka
3

mengembara, dalam pengembaraannya itulah Hamzah Fansuri mempelajari dan mengajarkan


paham-paham tasawufnya. Hamzah Fansuri juga seorang ahli bahasa, bahasa yang
dikuasainya meliputi bahasa Arab, Persi dan bahasa Melayu.
Dalam sejarah kaum ahli sufi Indonesia, Fansuri dipandang sebagai ahli sufi pertama di
Indonesia yang menuliskan buku-buku tentang tasawuf Islam. Dia juga pemimpin yang
membawa kita mengenal tasawuf falsafi di Indonesia.
Hamzah Fansuri sangat giat mengajarkan ilmu tasawuf menurut keyakinannya. Ada
riwayat yang mengatakan bahwa ia pernah sampai ke seluruh semenanjung dan
mengembangkan tasawuf di Perlak, Perlis, Kelantan, dan lain-lain. Dari keteranganketerangan yang ada mangisyaratkan ia wafat tahun 1607 M.
Ajaran tasawuf Hamzah Fansuri sebagai berikut:
a. Wujud, menurutnya wujud itu hanyalah satu walaupun kelihatan banyak. Dari wujud
yang satu itu, ada yang merupakan kulit (kenyataan lahir) ada yang berupa isi
(kenyataan batin). Wujud yang hakiki itulah yang disebut Allah.
b. Allah, menurutnya Allah adalah dzat yang mutlak dan qodim, sebab Allah yang
pertama dan yang menciptakan alam semesta.
c. Penciptaan, menurutnya hakikat dari dzat Allah itu adalah mutlak dan la taayyun. Dzat
yang mutlak itu mencipta dengan cara menyatakan diri-Nya dalam suatu proses
penjelmaan.
d. Manusia, walaupun manusia sebagai tingkat terakhir dari penjelmaan, akan tetapi
manusia adalah tingkat yang paling penting dan merupakan penjelmaan yang paling
sempurna, ia adalah pancaran langsung dari dzat yang mutlak, hal ini menunjukkan
adanya semacam kesatuan antara Allah dan manusia.
e. Kelepasan, manusia sebagai makhluk penjelmaan yang sempurna dan berpotensi untuk
menjadi insan kamil, namun karena lalainya maka pandangannya kabur dan tidak sadar
bahwa seluruh alam semesta ini adalah palsu dan bayangan.
Adapun karya-karya Hamzah Fansuri yang dapat kita temui diantaranya: kitab Asrarul
Arifin, Syarabul Asyiqin, dan Al-Muntaha. Semua bukunya berbicara tentang tauhid,
marifat, dan suluk. Unsur-unsur penting dalam buku Fansuri adalah pendapatnya yang
diambil dari perkataan kaum sufi klasik yang bersih dari penyimpangan, tidak ditambahtambah, atau dihilangkan agar sesuai dengan lingkungan dan tempat pada masa itu.
2. Nuruddin al-Raniri
Nama lengkap beliau ialah Nuruddin Muhammad bin Ali bin Hasan bin Hamid alRaniri al-Quraisyi al-Syafii. Beliau lahir di Ranir yang terletak tidak jauh dari Gujarat, India
yang dimana di tempat itu ia mulai belajar ilmu agama. Setelah itu beliau melanjutkan belajar
4

di kota Tarim, Hadhramaut. Sepulang dari Hadhramaut, 1621 M, beliau singgah di AlHaramain untuk menunaikan ibadah haji dan berziarah ke makam Rasulullah saw. Beliau
adalah salah satu dari murid Sayyid Abd al-Qadir al-Idrus. Dan beliau wafat di Ranir pada
21 September 1658 M.
Ajaran tasawuf Nuruddin al- Raniri diantaranya adalah:
a. Tuhan, dalam masalah ketuhanan beliau berupaya menyatukan paham Mutakallimin dengan
paham para sufi yang diwakili Ibnu Arabi. Beliau berpendapat bahwa ungkapan wujud
Allah dan Alam Esa berarti alam ini merupakan sisi lahiriah dari hakikatnya yang batin yaitu
Allah SWT, sebagaimana yang dimaksud Ibnu Arabi. Akan tetapi ungkapan itu pada
hakikatnya adalah bahwa alam ini tidak ada, yang ada hanyalah wujud Allah yang Esa.
b.
Alam, Al-Raniri berpandangan bahwa alam ini diciptakan Allah melalui tajalli.
c. Manusia, menurut al-Raniri manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna di
dunia ini. Karena manusia merupakan kholifah di bumi.
d. Wujudiyyah, inti ajaran menurut al-Raniri berpusat pada wahdad al-wujud. Beliau bahwa jika
benar Tuhan dan makhluk hakikatnya satu, dapat dikatakan bahwa manusia adalah Tuhan dan
Tuhan adalah manusia dan jadilah seluruh makhluk itu adalah Tuhan. Jika demikian halnya,
manusia mempunyai sifat-sifat Tuhannya.
e. Hubungan Syariat dan Hakikat, menurut al-Raniri pemisahan antara hakikat dan syariat
merupakan sesuatu yang tidak benar. Ia berpedoman pada pendapat Syekh Abdullah alAidarusi yang mengatakan bahwa tidak ada jalan menuju Allah kecuali melalui syariat yang
merupakan pokok dan cabang Islam.

Adapun karya-karya dari al-Raniri diantaranya adalah Al- Shirath Al- mustaqim,
Durrah Al- Faraidh fi Syarh Al- Aqaid, hidayah Al- habib fi A- targhib wa Al- Tarhibfi Alhadits, Syifa Al-Quluub, Lathaif Al- Asrar, dan Hill Al- Dzill yang berisi tasawuf dan hadits.
3. Abdul Rauf as-Sinkili
Nama lengkap beliau adalah Abdur Rauf Ali al-Fansuri. Hingga saat ini tidak ada data
pasti mengenai tanggal dan tahun kelahirannya. Beliau adalah seorang Melayu dari Fansur,
Sinkil di wilayah pantai barat Laut Aceh. Pendidikannya dimulai dari ayahnya di Simpang
Kanan (Sinkil). Kepada ayahnya ia belajar ilmu-ilmu agama, sejarah, bahasa arab, mantiq,
filsafat, sastra arab, dan bahasa persia. Kemudian pendidikannya dilanjutkan ke Samudra
Pasai dan belajar di Dayah Tinggi pada Syekh Syamsudin as-Sumatrani. Setelah itu ia
melanjutkan perjalanan ke Arabiyah. Di tanah Arab, selama 19 tahun Abdurrauf belajar
5

agama kepada kurang lebih 15 guru, 27 ulama terkenal dan 15 tokoh mistik terkenal di
Jeddah, Makkah, Madinah, Mokha, Bait al-Faqih, dan tempat-tempat lain.
Ajaran Abdurrauf As-Sinkili antara lain:
a. Ajarannya sama dengan ajaran Syamsuddin dan Nuruddin yang menganut paham
satu-satunya wujud hakiki yaitu Allah, sedangkan alam ciptaan-Nya bukan merupakan
wujud hakiki melainkan bayangan dari yang hakiki.
b. Dzikir, alam pandangan as-Sinkili merupakan usaha untuk melepaskan diri dari sifat
lalai dan lupa. Tujuan dzikir adalah mencapai fana (tidak ada wujud selain wujud
Allah).
c. Martabat perwujudan Tuhan, menurutnya ada tiga perwujudan Tuhan. Pertama,
martabat ahadiyyah atau la taayyun, yaitu alam pada waktu itu masih merupakan
hakikat gaib yang masih berada di dalam ilmu Tuhan. Kedua, martabat wahdah atau
taayyun awwal yaitu sudah tercipta hakikat muhammad yang potensial bagi
terciptanya alam. Ketiga, martabat wahdiyyah atau taayyun Tsani, disebut juga
dengan ayan tsabitah, dan dari sinilah alam tercipta.
Adapun karya-karyanya adalah Mirat Ath-Thullab (fiqh SyafiI di bidang muamalah),
Hidayat Al-Balighah (fiqh tentang sumpah, kesaksian, peradilan, pembuktian, dan lain-lain),
Umdat Al-Muhtajin (tasawuf), Syam Al-Marifah (tasawuf marifat), dan Kifarat AlMuhtajin (tasawuf).

4. Yusuf al-Makasary
Lahir di Sulawesi pada tanggal 8 Syawal 1036 H/ 3 Juli 2629 M. Beliau sejak kecil
telah menampakkan kecitaannya terhadap pengetahuan Islam. Ia pun belajar berbagai ilmu
termasuk ilmu tasawuf.
Syekh Yusuf pernah melakukan perjalanan ke Yaman. Disana dia belajar tarekat
Naqsabandiyah dari Syekh Abi Abdillah Muhammad Baqi Billah. Dan kemudian beliau
mempelajari tarekat ketika berada di Madinah kepada Syakh Ibrahim al-Qurani. Beliau
meninggal di Tanjung Harapan Afrika Selatan pada tanggal 22 Dzulqodah 1111 H/ 22 Mei
1699 M, di kubur di Faure di perbukitan pasir Falsebay. Salah satu murid beliau adalah Abd
al-Basyir al-Dhorir al-Rapani. Pengetahuan tarekat yang di pelajarinya cukup banyak, bahkan
sukar ditemukan ulama yang mempelajari demikian banyak beserta mengamalkanya hingga
kini. Secara ringkas, tarekat-tarekat yang telah dipelajarinya dicantumkan sebagai berikut:
a. Tarekat Qodiriyah diterima dari Syeh Nuruddin al-Raniri di Aceh.
b. Tarekat Naqsyabandiyah di terima dari Syeh Abi Abdillah Abdul Baqi Billah.
6

c. Tarekat as-sadah al-balawiyah dari Syayid Ali di Zubaid atau Yaman.


d. Tarekat Syathariyah dari Ibrahim al-Quroni di Madinah.
e. Tarekat Khalwatiyah dari Abdul Barakat Ayub bin Ahmad bin Ayub al-Khalwati al-Quroisiy
di Damaskus. Syekh ini adalah imam di masjid Muhyidin Ibnu Arabi.
Ajaran-ajaran Yusuf al-Makasari:
a. Trensedensi tuhan yang mirip dengan wahdatul wujud dalam filsafat mistik Ibnu
Arabi yaitu, Tuhan melingkupi segala sesuatu dan selalu dekat dengan sesuatu.
b. Menurut beliau insan kamil dibagi dalam tiga tingkatan: pertama, tingkatan akhyar
(orang-orang terbaik). Kedua, cara mujahadat asyaqa (orang-orang yang berjuang
mekawan kesulitan). Ketiga, cara ahl adz-dzikr yaitu jalan bagi orang yang telah kasaf
untuk berhubungan dengan tuhan.
Adapun karya-karya beliau antara lain: Safinah al-Najah, Bidayat al-Mubtadi, dan Sirr alAsrar.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masuknya tasawuf di Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam di Indonesia,
karena sejarah Islam di Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh ajaran tasawuf yang
digunakan oleh para penyebarnya. Kefleksibelan tasawuf yang mewarnai penyebaran tersebut
menjadikan Islam berhasil masuk dan kemudian mengakar dalam diri masyarakat Indonesia,
hampir tanpa catatan sejarah pertumpahan darah.
Tokoh sufi yang mempengaruhi perkembangan tasawuf di Indonesia diantaranya adalah
Hamzah Fansuri, Nuruddin al-Raniri, Abdur Rauf al-sinkili, dan Yusuf al-Makasari.
Diantara tokoh-tokoh sufi tersebut terdapat pemikiran-pemikiran tasawuf yang
beragam, seperti pemikiran al-Fansuri tentang tasawuf yang banyak dipengaruhi Ibnu Arabi
dalam paham wahdad al wujud-nya. Sedangkan al-Raniri dalam masalah ke-Tuhan-an pada
umumnya bersifat kompromis. Ia berupaya menyatukan paham Mutakallimin dengan paham
para sufi yang diwakili Ibnu Arabi.

B. Saran
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami perlukan.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi Shihab. 2009. Akar Tasawuf di Indonesia. Depok: Pustaka Iman
Hamka. 1983. Tasawuf, Perkembangan dan Pemurniannya. Jakarta: Pustaka Panjimas
Rosihon Anwar. 2010. Akhlaq Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia
Sri Mulyati. 2006. Tasawuf Nusantara. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai